Proyek Pembangunan Stupa Relik Tsem Rinpoche (Bahasa Indonesia)
Yang Mulia Tsem Rinpoche yang ke-25 bukanlah orang kebanyakan. Beliau datang ke Malaysia tanpa membawa apa-apa dan, di luar dugaan, berhasil membangun Yayasan Kechara menjadi salah satu institusi Budhis yang paling terkenal dan progresif di kawasan Asia Tenggara. Sendirian di sebuah negara asing tidak membuat Rinpoche canggung dalam menyesuaikan ajaran Dharma untuk mempunyai relevansi bagi pemikiran dan gaya hidup praktisi spiritual di jaman modern, tanpa harus mengorbankan silsilah ajaran Lama Tsongkhapa beserta praktek-praktek utama aliran Gelugpa.
Dalam hidupnya, Rinpoche menyentuh banyak sekali hidup orang lain, mendirikan dan menyokong berbagai kegiatan amal dan bahkan menciptakan sistem kepastoran Budhis pertama di kawasan ini. Tanpa harus melihat berbagai penghargaan yang beliau terima, jelas bagi siapapun bahwa kegiatan Dharma Rinpoche berada dalam taraf luar biasa dan jauh melampaui kemampuan bahkan yang terbaik di antara kita.
Sebuah peran amat besar, namun tidak terlihat jelas bagi kebanyakan orang, yang diemban Tsem Rinpoche adalah dalam menggenapkan ramalan Yang Mulia Kyabje Trijang Rinpoche tentang sebuah drama ilahi di mana para makhluk yang tercerahkan berperan untuk memutar Roda Dharma.
Guru-guru tertinggi dan tercerahkan dalam aliran kami percaya bahwa praktek Sang Pelindung Dharma Dorje Shugden sangat penting dalam era Kali Yuga (Era Kekacauan), yakni era sekarang yang sedang kita jalani. Namun, begitu kuatnya karma buruk di era Kali Yuga ini sehingga akhir-akhir ini, rintangan muncul untuk menghadang praktek penting ini.
Seperti halnya Padmasambhava yang Agung yang terpaksa terlibat dalam peperangan kosmik supaya Dharma bisa tumbuh di Tibet, sesosok makhluk tercerahkan bangkit untuk menghalau rintangan yang muncul dalam ajaran murni Lama Tsongkapa. Kami mengetahui bahwa sosok tercerahkan ini sebagai Guru kami, Yang Mulia Tsem Rinpoche ke-25.
Beban yang diemban Tsem Rinpoche ke-25 terbukti sulit dan berat tapi beliau berhasil juga. Melindungi praktek Dorje Shugden berarti melindungi jalan yang memungkinkan bagi makhluk berakal untuk lepas dari cengkeraman Samsara. Sang Pelindung Dharma Dorje Shugden bangkit karena sebuah sumpah yang diucapkan oleh Duldzin Drakpa Gyaltsen, emanasi dari Buddha Kebijaksanaan Manjushri, untuk melindungi ajaran Lama Tsongkhapa terutama ajaran beliau tentang Kesunyataan ─ secara khusus Pandangan Jalan Tengah Nagarjuna. Ajaran ini adalah kunci yang berharga menuju pencerahan dan merupakan sebuah hal yang langka di era Kali Yuga ini.
Berhadapan dengan kekuatan luar biasa yang mengancam kelangsungan ajaran murni, Tsem Rinpoche ke-25 maju sendiri untuk membela praktek penting ini. Tugas ini sangat sulit dan menguras tenaga, tetapi faktanya praktek Dorje Shugden berkembang pesat dewasa ini. Hal ini membuktikan bahwa Rinpoche berhasil menggenapi tujuan utama dirinya ber-reinkarnasi.
Prestasi yang diraih Rinpoche mencengangkan bagi banyak orang sekaligus merupakan mukzizat. Tapi semuanya itu sangat sesuai dengan garis inkarnasinya. Silsilah beliau merupakan sebuah lini yang terkenal, yang terdiri dari para guru tercerahkan berupa Mahasiddha dan Pandit. Termasuk di dalamnya adalah Ra Lotsawa yang membuka jalan bagi praktek Yamantaka Tantra menjadi disiplin umum pada semua aliran Budhisme Tibet; Mahasiddha Naropa yang menciptakan praktek Naro Kacho Vajra Yogini; beserta orang bijak and terpelajar seperti Duldzin Drakpa Gyaltsen dan Panchen Sonam Drakpa yang menjadi fondasi aliran Gelugpa sampai saat ini.
Seiring dengan berkecamuknya perang batiniah tadi, Rinpoche memberitahu secara pribadi kepada beberapa muridnya bahwa ketika waktunya tiba, beliau akan melakukan tindakan yang diperlukan untuk memasukkan pada dirinya masalah-masalah yang mengganggu praktek Dorje Shugden dan mengancam kesucian ajaran Lama Tsongkhapa. Saat tersebut tiba pada tanggal 4 September 2019 ketika Tsem Rinpoche secara harfiah “memasang badan” yaitu tubuh nirmanakaya beliau untuk menetralisir rintangan yang mengancam ajaran Lama Tsongkhapa. Dengan demikian beliau memasuki parinirvana.
Bagi mata yang tak terlatih akan terlihat bahwa Rinpoche kalah dalam perang melawan penyakitnya. Padahal, hal itu bukanlah sebuah tragedi, tapi parinirvana Rinpoche sesungguhnya adalah kemenangan Dharma dan penggenapan tujuan sesosok Bodhisattva. Meski begitu, sebagai makhluk-makhluk Samsara yang belum terbebas dari karma, kita meratapi perginya seorang Guru Besar, ahli spiritual yang teruji dan seorang teman yang berharga. Tapi kita bisa melakukan yang lebih dari sekedar meratapi.
Sekarang saatnya bagi para murid Tsem Rinpoche, mereka yang mengerti sifat berkala hadirnya sosok tercerahkan dalam era kini, dan bagi mereka yang ingin menerima berkat dari sosok langka tersebut, untuk mengetahui peran yang sekarang harus kita jalani untuk mendukung kembalinya reinkarnasi ke-26 Sang Guru guna meneruskan karya beliau. Bagi komunitas Kechara, hal ini juga akan mengembalikan Rinpoche ke dalam hidup kami. Selain itu semua upaya untuk mencapai tujuan ini juga akan menghasilkan karma baik yang tertinggi, dikarenakan oleh status Lama yang bersangkutan yang tidak lain adalah Manjushri.
Dalam teks Lama Chopa, salah satu ayat yang paling menyentuh adalah keinginan untuk berada di lingkaran murid Sang Guru, dimanapun beliau bermanifestasi. Singkatnya, sebagai murid Rinpoche kita semua secara pribadi dan kolektif harus mengerahkan perhatian, doa, usaha dan sumber daya kita pada kerinduan mulia untuk bertemu kembali dengan Tsem Rinpoche, yaitu reinkarnasi suci dari silsilah Keempat Drakpa, dan keinginan kembali berada di dalam lingkaran muridnya.
Bertemu Kembali Dengan Sang Lama
Penting bagi kita untuk mengerti sebuah perbedaan yang subtil sifatnya. Ada perbedaan yang hakiki untuk seorang lama yang tercerahkan seperti Tsem Rinpoche ber-reinkarnasi berkali-kali dan orang awam yang memiliki cukup pahala untuk bertemu dengan beliau.
Hal yang pertama didasarkan atas sumpah sosok Bodhisattva. Tsem Rinpoche yang sudah dikenal selalu memenuhi semua sumpah dan janjinya. Niscaya inkarnasi beliau yang ke-26 sudah pasti terjadi. Pada saat yang bersamaan, jika kita ingin bertemu dengan Rinpoche lagi, kita harus teguh dalam tekad untuk menciptakan karma yang baik dalam jumlah yang cukup untuk mendukung upaya ini. Dengan kata lain, bertemu dengan inkarnasi ke-26 Tsem Rinpoche tergantung dengan upaya kita untuk mewujudkan hal itu, tidak bisa dengan menyerahkannya pada faktor keberuntungan. Alasannya sederhana: diperlukan akumulasi pahala yang banyak untuk bertemu Dharma murni dan bahkan lebih banyak lagi untuk bertatap muka dan belajar dari seorang Guru tercerahkan seperti Tsem Rinpoche.
Berkat pahala dan karma baik dari masa lampau, banyak di antara kita bisa bertemu dan menerima ajaran dari Tsem Rinpoche. Meski seseorang tidak sempat bertemu langsung dengan beliau, tapi sudah bisa tumbuh dengan ajaran-ajaran beliau dan berada dalam lindungan dan berkat Sang Pelindung Dharma Dorje Shugden berkat adanya banyak pahala yang sudah ditumpuk. Berjodoh dengan ajaran Tsem Rinpoche dan bisa mengandalkan bantuan Dorje Shugden saja sudah setara dengan bertemu dengan Manjushri, Sang Buddha Kebijaksanaan karena Rinpoche, Dorje Shugden dan Manjushri tidak terpisahkan satu sama lain.
Karena itu janganlah kita membuat kesalahan dalam berasumsi bahwa nasib baik kita saat ini bisa terus berlanjut ke depan dan sudah cukup untuk menjadikan kita kembali sebagai murid Tsem Rinpoche ke-26. Karma tidaklah statis. Maka lebih bijak jika kita terus-menerus memupuk karma baik dan pahala dengan berpijak pada fondasi yang ada, daripada merasa puas dengan karma baik yang ada saat ini dan membiarkan koneksi kita dengan Tsem Rinpoche melemah.
Untungnya, Rinpoche merupakan Guru yang penuh welas asih yang mengasihi murid-muridnya dan semua makhluk berakal yang secara karma terkoneksi dengannya. Segala sesuatu yang dilakukan oleh Rinpoche, baik menulis blog-nya maupun mengembangkan berbagai inisiatif pembelajaran dan aplikasi Dharma di Kechara, serta pembangunan Kechara Forest Retreat, bertujuan untuk mempermudah kita mengumpulkan pahala.
Jadi bukanlah sebuah kejutan jika Rinpoche meninggalkan instruksi yang mendetil tentang apa yang harus dilakukan setelah beliau masuk parinirvana. Sang Buddha juga melakukan hal yang sama dan karena para muridnya mengamalkan instruksi beliau, Dharma bisa berkembang. Sama halnya dengan instruksi Rinpoche, yang diberikan dengan tujuan untuk mereka yang melaksanakannya bisa memetik buah pahala. Pemberian pahala merupakan berkat terbesar yang bisa diberikan seorang lama pada murid-muridnya, di samping Dharma.
Pembangunan Stupa Relik Tsem Rinpoche:
Sebuah Upaya Pengumpulan Pahala
Bekerja berdasarkan instruksi dan saran yang diberikan Rinpoche selama bertahun-tahun, Komite Kechara selama ini telah menjalankan sebuah inisiatif untuk mengumpulkan pahala supaya kembalinya Rinpoche kepada kita bisa berjalan lancar. Upaya ini dinamakan ‘Proyek Pembangunan Stupa Relik Tsem Rinpoche’.
Proyek ini mencakup:
- Pembuatan stupa indoor berbahan emas dan perak dengan tinggi 8 kaki;
- Pembuatan stupa outdoor berbahan granit dengan tinggi 20 kaki;
- Relik dan sisa badani suci Rinpoche disimpan di dalam kedua stupa;
- Pembangunan Kapel Inkarnasi Tsem Rinpoche dengan patung-patung indah 25 inkarnasi Tsem Rinpoche beserta sebuah stupa setinggi 15 kaki yang didedikasikan untuk Tulku Drakpa Gyaltsen; dan
- Ritual penyucian, doa dan upacara yang akan dilaksanakan oleh lama-lama dan biksu-biksu yang dihormati dari garis aliran Rinpoche
Penggenapan instruksi Rinpoche akan melahirkan berbagai monumen spiritual yang suci sekaligus indah, sehingga bisa menjadi obyek yang patut dipuja dan sumber penting untuk pengumpulan pahala bagi semua yang mendekatinya. Tetapi, tujuan utama benda-benda ini, bagi kami komunitas Kechara secara umum, dan semua praktisi Dharma, adalah mewujudkan sebuah kesempatan berharga untuk mendatangkan pahala besar untuk kembali terhubung dengan inkarnasi selanjutnya dari Tsem Rinpoche.
Berpartisipasi dalam upaya bajik ini pastinya mendatangkan pahala, dikarenakan beberapa alasan. Yang pertama, mempunyai potensi pahala karena motivasi dasarnya adalah untuk mendukung rencana sosok tercerahkan untuk kembali dengan tujuan memutar kembali Roda Dharma guna membawa kebaikan bagi makhluk-makhluk berakal.
Para sosok tercerahkan dapat melakukan reinkarnasi dalam lima aspek ─ emanasi Tubuh, Ucapan, Pikiran, Sifat Baik dan Aktivitas. Sudah lumrah bagi berupa-rupa emanasi tersebut untuk muncul di berbagai belahan dunia (dan bahkan di sistem dunia lainnya) dengan tujuan untuk membawa berkat pada makhluk berakal di mana saja.
Bagi para murid Tsem Rinpoche dan mereka yang punya hubungan karma dengan beliau, kerinduan kita seharusnya menjadi keinginan menumpuk pahala sebanyak-banyaknya sehingga kita dapat terhubung kembali dengan emanasi utama dari Rinpoche ─ Emanasi Pikiran. Hal ini dikarenakan Emanasi Pikiran akan membawa berkat dan pengaruh paling besar bagi semua makhluk pada saat dan tempo ini melalui karya-karya tercerahkannya. Dalam kasus Tsem Rinpoche yang ke-25, dari dulu telah diramalkan bahwa pencapaiannya akan melebihi guru-gurunya. Jika kita mengumpulkan pahala yang terbesar melalui upaya bersama ini, tidak ada alasan bahwa Tsem Rinpoche yang ke-26 tidak bisa menyamai atau bahkan melebihi pencapaian reinkarnasi beliau di masa lampau.
Upaya bersama ini sangat relevan bagi jaman sekarang karena pentingnya peran Rinpoche dalam mengembangkan praktek Vajra Yogini dan Dorje Shugden. Kedua praktek ini sangat penting untuk diterapkan dalam masa kemunduran yang kita alami saat ini, di mana penghargaan pada Dharma berkurang. Karena itu semua upaya untuk memudahkan reinkarnasi cepat oleh Tsem Rinpoche ke-26 juga menambah kekuatan bagi kedua praktek ini, juga karena pendiri mereka berasal dari garis reinkarnasi Rinpoche.
Stupa Relik Tsem Rinpoche
Upaya ini juga mendatangkan pahala dikarenakan sifat suci dari obyek-obyek yang akan diwujudkan.
Semua aliran Budhisme menganggap stupa sebagai simbol yang penuh makna karena mewakili pemikiran sang Buddha dan bentuk vertikalnya melambangkan Sang Buddha duduk di atas tahta. Karena itu stupa adalah lambang kehadiran sang Buddha dan kekuatan Dharma.
Sang Buddha mengajarkan secara menyeluruh tentang manfaat pembangunan stupa dan berkat yang menanti mereka yang membantu pembangunan stupa, serta berkat yang menyertai siapapun yang melakukan kontak fisik dengan stupa, meski hanya dengan bayangannya sekalipun.
Ajaran tentang hal ini dapat ditemukan di kitab Sutra Menganalisa Aktivitas, Sutra Lotus Yang Mulia, Sutra Pancaran Cahaya Tak Tercela, dan kitab lainnya. Tantra Dasar Manjushrimitra mengajarkan bahwa kontak fisik sedikitpun dengan sebuah stupa membantu tumbuhnya kebijaksanaan yang besar, memberi umur panjang dan menbuka jalan untuk kelahiran kembali di alam-alam yang lebih tinggi (alam manusia, setengah dewa dan dewata). Bagi mereka yang telah membuat stupa dengan tangan mereka sendiri sesungguhnya juga memurnikan karma negatif yang paling buruk sekalipun.
Sang Buddha memang mengajarkan banyak cara bagi praktisi untuk mengumpulkan pahala. Praktek seperti melakukan 100 ribu sujud, membuat 100 ribu persembahan mandala dan 100 ribu persembahan air memang bisa mendatangkan pahala. Tetapi cara-cara ini memerlukan usaha dan waktu, bahkan memerlukan berbulan-bulan dan bertahun-tahun untuk menyelesaikannya. Karena kita sedang berada dalam Kali Yuga, kebanyakan dari kita bahkan tidak bakal punya kesempatan untuk melakukannya.
Pahala bagi pembuatan sebuah stupa sebagai langkah tertinggi untuk pengumpulan karma baik dibeberkan secara jelas dalam Sutra Mulia nan Menakjubkan dimana Sang Buddha menyatakan:
“Ananda! Dengan penuh dedikasi dan kemuliaan, siapapun yang mengisi seluruh alam dalam semua tiga ribu lipatannya dengan tujuh logam mulia dan menghatarkan persembahan kepada semua Penerobos Jalur, Yang Kembali Sekali, Yang Tidak Kembali dan para Arahat ─ juga semua anggota Sangha di empat arah, belum menyamai pahala seseorang yang membuat sebuah stupa kepada Tathagata, Sang Penakluk, Sang Tercerahkan, Sang Penerobos Mahaparinirvana ─ bahkan yang sebesar biji chururea, dengan pilar utama seukuran jarum, sebuah payung sebesar daun jintan saru dan penuh dengan rupang sebesar biji beras dan relik seukuran biji sesawi.”
Karena itu, praktisi dharma manapun yang mengerti tentang perihal pengumpulan pahala tidak akan membiarkan kesempatan langka ini lewat begitu saja.
Merupakan sebuah keberuntungan bahwa Stupa Relik Tsem Rinpoche akan diwujudkan sesuai model Namgyal Stupa. Tipe Namgyal Stupa juga dikenal dengan nama “Stupa Kemenangan”. Bentuk ini memperingati saat Mara mencoba menipu Sang Buddha untuk meninggal dunia dengan menggunakan prinsip-prinsip ketidak-kekalan yang diajarkan Sang Buddha. Tapi Sang Buddha tidak termakan tipuan Mara. Beliau malah menyingkirkan Mara dan memperpanjang hidupnya untuk menekankan kemenangannya atas Mara. Karena itu Namgyal Stupa dipercaya dapat memberikan berkat pajang umur dan membuat kekuatan hidup seseorang menjadi lebih kuat.
Bentuk Namgyal Stupa dipilih untuk stupa relik indoor maupun outdoor Tsem Rinpoche setelah berkonsultasi dengan Yang Mulia Kensur Rinpoche Jetsun Lobsang Phende, mantan kepala biara Shar Gaden dan Yang Mulia Orakel Panglung VII. Pilihan keduanya sangat cocok karena kedua stupa tersebut akan selalu mengingatkan kita akan karya-karya sukses Tsem Rinpoche ke-25 dan secara bersamaan menghasilkan energi supaya reinkarnasi Rinpoche yang ke-26 dapat hidup lama untuk memutar roda Dharma.
Yang membuat upaya ini lebih spesial adalah bahwa relik-relik suci dan sisa badani suci Rinpoche akan disemayamkan di dalam kedua stupa. Baik stupa indoor maupun outdoor akan menyimpan relik-relik Tsem Rinpoche yang bisa dibagi menjadi tiga macam:
- Relik putih (ring bsrel) – juga disebut sebagai relik lipat ganda Tathagata. Tsem Rinpoche memunculkan banyak relik ini yang menyerupai pil-pil putih kecil setelah upacara pemakaman, yang merupakan sebuah indikasi akan pencapaian tinggi spiritual Rinpoche.
- Relik tulang dari tubuh suci (sku rus) – yaitu tulang-tulang dari para Buddha dan Bodhisattva dan seterusnya. Tulang-tulang suci dan abu dari Tsem Rinpoche dikumpulkan secara hati-hati setelah upacara pemakaman dan akan disimpan di dalam kedua stupa relik.
- Relik pori-pori tubuh suci (ku phäl) – yaitu jubah-jubah para Buddha, Boddhisattva dan lainnya. Jubah-jubah suci Tsem Rinpoche dan juga jubah mahkluk suci lainnya akan disimpan di dalam kedua stupa relik juga.
Relik dari sosok tercerahkan tidak dipandang sebagai hanya sisa-sisa proses kremasi tapi bentuk hadir yang hidup dari sosok tersebut. Dari masa Sang Buddha, para lama tinggi dan cendekiawan Budhis telah menyatakan tanpa ragu bahwa tidak ada perbedaan antara sosok Buddha hidup dengan relik-reliknya, tulang, abu dan sisa badani suci lainnya. Oleh sebab itu relik dari lama yang tercerahkan memiliki semua kualitas ilahi dari sang lama dan mampu memberikan berkat-berkat yang luar biasa bagi mereka yang bersentuhan dengannya. Singkatnya, baik stupa indoor maupun outdoor akan penuh dengan kekuatan spiritual tercerahkan yang sama dengan apa yang dipancarkan Tsem Rinpoche dalam bentuk nirmanakaya-nya.
Di samping relik, banyak benda-benda suci lainnya yang akan dimasukkan ke dalam stupa. Ini mencakup pohon kehidupan tradisional (sogshing), patung-patung yang menggambarkan Rinpoche dalam kehidupan-kehidupan sebelumnya, patung-patung para lama aliran kita, patung-patung Tiga Dewata Hidup Panjang (Amitayus, Namgyalma dan Tara Putih), benda-benda berharga milik berbagai lama tinggi, tanah dan air suci dari ratusan tempat suci, ribuan mantra lintingan tangan (60 varian lebih) dan zat-zat tradisional lainnya seperti yang tertera dalam Shelkar Melong (Cermin Kristal Putih).
Sesuai instruksi Rinpoche, kedua stupa juga akan menyimpan ribuan tsa-tsa Manjushri, Vajra Yogini dan Dorje Shugden. Tsa-tsa yang amat berharga ini sedang dibuat dengan tangan di Kechara Forest Retreat dan semuanya akan mengandung relik suci Rinpoche serta berbagai zat-zat suci lainnya.
Jadi, jauh dari hanya sebuah upaya untuk membumikan sisa badani dari seorang yang luar biasa, ini merupakan sebuah kesempatan yang langka untuk berpartisipasi dalam sebuah pentahtahan esensi hidup dan ilahi dari Yang Mulia Tsem Rinpoche dalam simbol-simbol pikiran sang Buddha.
Penyelesaian Stupa Relik Indoor
2020 merupakan tahun yang penuh tantangan. Beberapa bagian dari pembangunan Stupa Relik harus ditunda akibat pembatasan serta aturan lain yang timbul akibat pandemi Covid-19. Namun, komitmen dari para murid Rinpoche untuk menghormati guru mereka yang terkasih jauh lebih besar daripada rintangan yang muncul akibat pandemi.
Biarpun tidak bisa bepergian ke luar negeri, para asisten Rinpoche berhasil mendapatkan bantuan dari komunitas biara Gaden Sumtseling. Para biksu senior di sana, yang terutama Kepala Biara Emeritus Kensur Rinpoche Lobsang Tharchin, menjadi perantara komunikasi antara Tsem Ladrang dan para seniman terampil di Shangri-La yang sedang membuat stupa indoor Rinpoche.
Di Malaysia sendiri, di mana telah diterapkan lockdown seluruh negara dan warga diharuskan tinggal di rumah masing-masing, para murid Rinpoche yang berada di Kechara Forest Retreat menggalang murid lain dan anggota Kechara di seluruh negeri untuk melinting kertas mantra dan membantu menyiapkan hal-hal lainnya untuk dimasukkan ke dalam stupa Rinpoche.
Dengan tekad mengabdi pada sang Guru di saat kondisi yang begitu kelam, semuanya mempersembahkan usaha dan waktu mereka secara luar biasa untuk memastikan bahwa stupa Guru mereka siap tepat waktu sebelum peringatan satu tahunnya parinirvana beliau.
Tengah hari pada Jumat, tanggal 14 Agustus 2020, Stupa indoor setinggi delapan kaki (hampir 2,5 meter) sampai di pintu depan Tsem Ladrang. Kedatangannya disambut dengan khata (selendang), bunga-bunga dan asap dupa yang menjulang tinggi, dipersembahkan oleh banyak murid dengan tetes mata kebahagian dan senyum di bawah masker mereka.
Dua minggu selanjutnya, simpatisan Kechara bekerja sepanjang hari dan malam, dan Kechara Forest Retreat sibuk penuh aktifitas dan antisipasi ketika proses pengisian stupa Rinpoche dimulai. Pada akhirnya, hari Senin, tanggal 31 Agustus 2020, Stupa Relik Indoor Rinpoche selesai juga, dan pahala yang terkumpul darinya didedikasikan dengan pembacaan Raja Doa.
Pada pagi hari tanggal 4 September 2020, tepat saat peringatan satu tahunnya parinirwana Rinpoche, Stupa Relik Indoor sang Guru disucikan dengan ritual Rabney yang dipimpin oleh tim pastor dan puja Kechara.
Tsem Ladrang hendak berterimakasih pada semua pihak – sponsor yang berbaik hati, rekan dan teman sangha, murid yang berbakti, anggota Kechara dan relawan yang telah bekerja keras – semuanya yang telah bersumbangsih pada pembangunan Stupa Relik Indoor Tsem Rinpoche. Tanpa bantuan anda, kami tidak akan bisa menyelesaikannya tepat waktu.
Album Foto: Tahap Pembuatan Stupa Indoor
Album Foto: Tahap Pembuatan Stupa Outdoor
Album Foto: Isi Stupa
Kapel Inkarnasi Tsem Rinpoche
Stupa Outdoor Rinpoche adalah bagian dari Kuil Relik Tsem Rinpoche, sebuah monumen spiritual yang terletak di Kechara Forest Retreat. Monumen ini adalah yang pertama di Malaysia, sebuah Kuil Relik seluas 20.000 kaki yang merupakan tempat bagi:
- Stupa Relik Outdoor setinggi 20 kaki yang berisi pil relik putih berharga Rinpoche dan peninggalan suci lainnya.
- Stupa Tulku Drakpa Gyaltsen setinggi 15 kaki yang berisi relik berharga dari Tulku Drakpa Gyaltsen beserta inkarnasi-inkarnasi beliau.
- Rupang Tsem Rinpoche setinggi 7 kaki dengan rupa yang identik dengan pembimbing spiritual yang kita cintai.
- Rupang Tulku Drakpa Gyaltsen setinggi 7 kaki dari guru terpelajar yang bangkit sebagai Pelindung Dharma Dorje Shugden.
- Rupang dari 24 inkarnasi terdahulu Rinpoche setinggi 3 kaki, seperti yang secara formal diidentifikasi oleh Dorje Shugden.
- Kapel Inkarnasi Tsem Rinpoche, struktur permanen berbentuk cincin berlantai dua yang menjadi rumah bagi wadah suci, stupa dan rupang, dan Dinding Pahala yang didedikasikan pada setiap orang yang mendukung proyek ini.
- Wadah Suci setinggi 12 inci yang diukir dari perak murni 999 bergaya Stupa Pencerahan. Para pengunjung akan dapat melihat dan menerima berkat dari pil relik putih Rinpoche yang berharga dan relik Tulku Drakpa Gyaltsen.
- Lantai Kapel Relik, sebuah halaman berbentuk bundar dikelilingi oleh taman yang indah, tempat duduk outdoor, gua untuk mempersembahkan lilin, jalur untuk mengelilingi obyek suci, tempat bersujud namaskara, dan tempat sunyi bagi murid dan pengunjung untuk berdoa dan melaksanakan praktik mereka.
Obyek pemujaan utama dalam Kapel adalah sebuah patung setinggi 7 kaki dari Tsem Rinpoche ke-25, sebuah stupa setinggi 15 kaki dari Tulku Drakpa Gyaltsen Yang Agung, yang kemudian bangkit sebagai Pelindung Dharma Dorje Shugden dan sebuah patung setinggi 7 kaki dari Tulku Drakpa Gyaltsen.
Di abad 17, Tulku Drakpa Gyaltsen yang Agung merupakan esensi dari bakti murni pada aliran kita, terbukti dengan fakta beliau menyumbangkan nyawanya untuk bangkit sebagai Gyalchen Dorje Shugden. Sifat tercerahkan yang sama juga ada di dalam diri Tsem Rinpoche ke-25 karena beliau memberikan semua hidupnya untuk menghidupkan kembali Dharma murni ajaran Lama Tsongkhapa yang di mana kebangkitan Dorje Shugden bertujuan untuk melindungi ajaran ini. Ini sebabnya Rinpoche begitu terfokus dengan pelestarian praktek Dorje Shugden dan apapun yang beliau lakukan adalah untuk mempertahankan praktek ini. Pada akhirnya, tiada perbedaan antara sumpah yang dilakukan Tsem Rinpoche dan Dorje Shugden dan hal yang dilindungi oleh munculnya keduanya.
Karena itu, ketiga obyek pemujaan suci dan Kapel secara keseluruhan akan melambangkan tujuan mulia ini dan menjadi monumen terhadap segala sesuatu yang disikapi, dilakukan dan dikorbankan oleh Tsem Rinpoche. Ia akan menjadi sumber cahaya energi yang tercerahkan dan sebuah kompas pembimbing jalan bagi kembalinya pada masa dan tempat kita pikiran murni dari sosok tercerahkan yang adalah Tsem Rinpoche ke-26.
Jadwal perkiraan penyelesaian Kuil Relik adalah bulan Agustus 2021.
Album Foto: Tahap Pembangunan Kapel Inkarnasi
Album Foto: Tahap Pembuatan Patung Yang Mulia Tsem Rinpoche ke-25
Album Foto: Tahap Pembuatan Stupa Tulku Drakpa Gyaltsen
Album Foto: Tahap Pembuatan Patung-Patung Kehidupan Lampau Yang Mulia Tsem Rinpoche ke-25
Ritual dan Doa Penyucian
Stupa relik dan Kapel Inkarnasi akan dikonsekrasikan menurut tradisi kuno Gelugpa. Saat ini pun, persiapan terus dilakukan untuk ritual dan doa yang akan dilakukan berdasarkan tradisi kuno.
Puja Api Damai Dorje Shugden
Ritual ini berguna untuk menyingkirkan rintangan pada upaya kita melalui energi kuat Dorje Shugden yang terkenal akan kemampuannya meghilangkan rintangan dan menciptakan kondisi yang kondusif bagi kehidupan dan karya-karya kita, terutama yang berhubungan dengan aktifitas yang mendatangkan pahala.
Pemberkatan Tanah
Ritual panjang ini (sa bdag lto thig) sangat direkomendasikan oleh Yang Mulia Kensur Rinpoche Lobsang Phende untuk menyucikan serta mempersiapkan tanah sebelum dimulainya proses pembangunan. Upacara ini juga menciptakan energi positif dan penuh berkah bagi mereka yang mengunjungi tempat pembangunan.
Guci Harta Karun Bumi
Guci-guci ini (sa cud bum pa) akan dibuat di Kechara Forest Retreat, diberkati dan kemudian ditanam di dalam tanah saat konstruksi berlangsung untuk membawa berkat bagi tempat yang dibangun. Guci-guci ini diisi dengan benda-benda khusus dan suci yang berfungsi untuk memberkati dan menyenangkan para makhluk yang tidak tampak di sekitar supaya mereka terberkati dan tidak terganggu dengan proyek pembangunan yang berlangsung.
Soongdrub
Upacara puja ini akan dilakukan sebelum proses pengisian pada stupa dan patung. Ritual ini akan menyucikan dan menambah daya berbagai mantra, benda dan zat-zat yang akan dimasukkan, serta stupa dan patung yang sebelumnya “kosong” tersebut.
Rabney Chenmo
Setelah semuanya selesai, upacara agung ini akan digunakan untuk mendatangkan energi para sosok tercerahkan untuk bersemayam di benda-benda suci, menjadikannya obyek sempurna untuk puja dan penghormatan.
Bagaimana Anda Bisa Terlibat
Selama menjalani inkarnasinya yang ke-25, Rinpoche menggenapkan beberapa ramalan, salah satunya adalah bahwa beliau akan mencapai aktifitas Dharma melampaui para gurunya. Karena itu pembangunan Stupa relik Tsem Rinpoche seharusnya dimaknai sebagai upaya membangun fondasi bagi inkarnasi ke-26 Rinpoche untuk mencapai karya Dharma yang lebih besar dengan menciptakan pahala yang sesuai. Pahala ini akan menghasilkan kondisi yang kondusif untuk makhluk berakal meraih berkat dari karya-karya inkarnasi Rinpoche di masa datang.
Saat ini juga kita punya kesempatan langka untuk berpartisipasi dalam sebuah rencana ilahi. Sudah kewajiban siapapun yang menganggap Tsem Rinpoche sebagai guru untuk menjaga agar samaya kita dengan sang guru tidak ternodai, dan secara pribadi mendatangkan berkat besar dengan mendukung upaya Stupa Relik Tsem Rinpoche. Ketika pahala pribadi terkumpul secara kolektif, ia menjadi sebuah kekuatan yang besar, mampu menarik reinkarnasi sosok tercerahkan kembali ke rumah spiritualnya. Hal ini belum termasuk dengan pencapaian pribadi dan kekuatan yang kita hasilkan untuk berhasil dalam hal duniawi maupun spiritual.
Kita dapat mendukung proyek penting ini dalam beberapa cara ─ membantu dengan sisi pengadaan dana untuk proses pembangunan stupa dan Kapel, menjadi atau mencarikan sponsor bagi pembuatan patung-patung suci dan obyek puja lainnya, atau berkontribusi pada persiapan benda-benda suci yang akan dimasukkan ke dalam stupa dengan membantu membuat tsa-tsa atau proses pelintingan mantra.
Proses pelintingan mantra sudah dimulai di Studio Kesenian di Kechara Forest Retreat dan pembuatan tsa-tsa akan segera tersedia untuk semua yang ingin ikut serta. Untuk keterangan lebih lanjut tentang bagaimana anda dapat ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan tersebut, tolong hubungi:
Pelintingan Mantra
- Kien: +6012 371 7896
- Karen: +6012 7710289
Pembuatan Tsa-Tsa
- Doreen: +6012 418 8543
- Beatrix: +6012 389 8166
Bantuan Pembiayaan
Help with funding
”Berdoalah supaya dapat menikmati tiga kemudahan untuk mempraktikkan Dharma: bertemu dengan guru yang tepat; sehat secara batin (untuk melakukan praktik); dan adanya situasi dan kondisi yang diperlukan [termasuk tersedianya kuil atau Pusat Dharma].”
Untuk merealisasikan pembangunan Stupa Relik Tsem Rinpoche, kami membutuhkan bantuan. Biaya keseluruhan dari proyek pembangunan ini diperkirakan RM 10 juta. Jumlah ini mungkin terlihat besar, terutama dalam masa paceklik Covid-19 seperti saat ini, tapi manfaatnya jauh lebih besar daripada ongkos yang diperlukan.
Sang Buddha mengajarkan bahwa mereka yang membantu membangun tempat ibadah akan selalu diberkati dengan kekayaan yang luar biasa dan pengaruh di kehidupan yang akan datang, dan pada akhirnya akan mencapai pencerahan. Yogi India yang tersohor, Nagden Pawo, juga mengatakan bahwa siapapaun yang melakukannya, bagaimanapun kecilnya kontribusi itu, bahkan jika cuma memintakan donasi dari yang lain, akan selalu mengumpulkan pahala besar di saat mereka menjalani kehidupan pribadi masing-masing.
Keuntungan mendukung upaya ini:
- Kemakmuran, keberlimpahan dan penggenapan keinginan
- Umur panjang dan kesehatan yang prima
- Pemurnian karma negatif
- Perlindungan dari hambatan, nasib buruk dan makhluk negatif
- Hubungan yang kuat dengan inkarnasi Yang Mulia Tsem Rinpoche selanjutnya
- Lahir kembali dengan kondisi istimewa: penampilan menarik, berpengaruh, harta dan kebijaksanaan
- Akumulasi pahala besar untuk menjadi bekal pencerahan yang cepat
Untuk menyatakan terima kasih atas kontribusi anda, nama anda akan disertakan di Dinding Pahala (untuk sumbangan di atas RM 10.000) atau di sebuah layar digital (untuk sumbangan di atas RM 150), semuanya terletak dalam kuil Relik. Doa dan pahala juga akan didedikasikan untuk anda oleh para lama luhur dan biksu-biksu terpelajar yang akan melakukan upacara penyucian pada tahap penyelesaian upaya yang penuh berkat ini.
Anda dapat berkontribusi terhadap proyek ini dengan dua cara:
Kontribusi anda akan disalurkan langsung untuk membiayai proyek ini termasuk:
- Bahan bangunan
- Biaya pekerja
- Pemancangan tiang
- Konstruksi
- Pekerjaan listrik
- Pemasangan saluran air
- Pemasangan atap
- Pemasangan lantai
- Perlengkapan lainnya
- Penataan taman
- Altar
- Rupang
- Stupa
- Doa dan upacara ritual
- Biaya perjalanan para lama luhur dan anggota sangha
- Untuk melihat daftar barang yang memerlukan pembiayaan, kunjungi: tsemtulku.com/relic-stupa-project
- Untuk menyumbang secara online, kunjungi: vajrasecrets.com/relicstupa
Jika anda tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang proyek pembangunan yang sedang berjalan dan ingin berkontribusi pada Proyek Stupa Relik Tsem Rinpoche dengan cara lain atau ingin mengetahui lebih lanjut soal program sponsor yang lain, hubungi JP Thong (+6012 207 3503) atai Ooi Beng Kooi (+6012 313 0489). Anda juga bisa menulis surat elektronik ke mail@tsemladrang.com.
Informasi menarik lainnya:
- Ritus Berlian: Sadhana Harian Dorje Shugden (Bahasa Indonesia)
- The Promise – Tsem Rinpoche’s inspiring biography now in ebook format!
- H.E. the 25th Tsem Tulku Rinpoche’s Biography
- Valentina’s Inspiring Dharma Sharing in Indonesian | Valentina Berbagi Dharma Inspiratif Dalam Bahasa Indonesia
- Reuters publishes my reconciliation prayers for Asia
- Digital Journal Publishes Tsem Rinpoche’s Advice Against Self Immolation
- Reuters publishes my thoughts on Tibetan self-immolation
- An Open Letter of Appeal to His Holiness the Dalai Lama (April 30, 2018)
- My Precious Teachers
- The Buddhist Divide – An Unholy Campaign against Religious Freedom
- Dr. Dolma
- How My Protector Healed me
- Holy and Profound Pabongka Rinpoche
- Meeting Kyabje Yongyal Rinpoche in New York
- The Train
- I’m Requesting Ordination in 1987
- Kyabje Zong Rinpoche Cuts My Hair
- My Message to Lama Zopa Rinpoche
- My First Guru in New Jersey
- Kentrul Thubten Lamsang
- My Childhood in Taiwan…Revisiting…
- Visiting My Parents – Tsem Rinpoche
- I Like This Picture of My Mother
- Happy Family for Kalacakra
- My Short Bio in Pictures
- VIDEO: (Re)visiting an Extraordinary Life: The Tsem Rinpoche Biography Group in the USA
- When I Had No One Else
- Avalokiteshvara, Turkey Swamp, Marc & Me
- WHY I CONCEIVED KECHARA SOUP KITCHEN OR KSK
- The Cowshed That Was My Home in Gaden
- It Wasn’t Easy in New Jersey, but My Cousins/Aunts Helped…
- My Father
- My Mother
- My Uncle
- My Grandmother
- My Grandfather The Ruler of Xinjiang
- I Love My Horse
- Tsem Ladrang USA
- My First Cabin in Kechara Forest Retreat
- My Halloween in Salem
- My First Flatmate in LA
- Be Happy I Was Robbed?
- Don’t Make Me Go
- The Official Kechara New Gompa Opening
- Diana
- I Appreciate Mama Mooi Lan So Much
- Tidbits that touched me
- 700 Meet A Buddha
- Dorje Shugden: My Side of the Story
- Auspicious Mongolian Omen
- Largest Dorje Shugden Statue In The World
- Geshe Tsultrim Gyeltsen’s Special Thangka
- The Rain Stopper
- Connecting with Tara
- Kindness and Coffee for a Fundraiser
- I was in Willow Creek!
- What Tsem Rinpoche Did in L.A….
- Tsem Rinpoche’s heritage in China
- Tsem Rinpoche’s Torghut Ancestry | 詹杜固仁波切的土尔扈特血统
- Fotomat and Me | 我和Fotomat
- Tsem Rinpoche in an American ‘Tantric Dress’!!!
- How Geshe Tsultrim Gyeltsen changed my life
- Kyabje Zong Rinpoche with Lama Yeshe and Geshe Tsultrim Gyeltsen
- Dharma Work, Attitude & TDL | 佛法工作、态度及图登达杰林佛法中心
- My Precious Kyabje Zong Rinpoche statue
- His Holiness Kyabje Zong Rinpoche’s Precious Teaching Collection
- Short sharing about Kyabje Zong Rinpoche | 关于嘉杰宋仁波切的简短分享 | ༧སྐྱབས་རྗེ་ཟོང་རྡོ་རྗེ་འཆང་གི་སྐོར་བགོ་འགྲེམས་མདོར་བསྡུས།
Please support us so that we can continue to bring you more Dharma:
If you are in the United States, please note that your offerings and contributions are tax deductible. ~ the tsemrinpoche.com blog team
DISCLAIMER IN RELATION TO COMMENTS OR POSTS GIVEN BY THIRD PARTIES BELOW
Kindly note that the comments or posts given by third parties in the comment section below do not represent the views of the owner and/or host of this Blog, save for responses specifically given by the owner and/or host. All other comments or posts or any other opinions, discussions or views given below under the comment section do not represent our views and should not be regarded as such. We reserve the right to remove any comments/views which we may find offensive but due to the volume of such comments, the non removal and/or non detection of any such comments/views does not mean that we condone the same.
We do hope that the participants of any comments, posts, opinions, discussions or views below will act responsibly and do not engage nor make any statements which are defamatory in nature or which may incite and contempt or ridicule of any party, individual or their beliefs or to contravene any laws.
Please enter your details