Sebuah Catatan Mengenai Persembahan Makanan (Bahasa Indonesia)
Memberikan persembahan kepada Tiga Permata di altar pribadi atau di wihara adalah bagian dari Menyempurnakan Kemurahan Hati. Ketika anda memberikan persembahan, anda mengambil sesuatu yang anda miliki untuk diberikan kepada Tiga Permata. Karenanya, setelah diberikan sebagai persembahan, benda tersebut bukanlah milik anda, melainkan milik Tiga Permata. Karena benda tersebut bukan milik anda, anda harus berlaku dan berpikir seperti benda-benda ini bukan milik anda lagi. Hal ini memotong keterikatan kepada benda materi dan menciptakan kemurahan hati dalam pikiran anda.
Selain itu, tergantung dari benda apa yang anda persembahkan, anda menciptakan pahala untuk menerima hal-hal tertentu yang membantu praktik spiritual. Contohnya, ketika anda mempersembahkan makanan, anda menciptakan pahala untuk mendapatkan sumberdaya dan dipenuhinya kebutuhan materi sehingga anda bisa maju dalam jalan spiritual anda. Karena alasan ini, ketika kita memberikan persembahan, kita tidak mengambil kembali persembahan ini untuk diri kita dan kita juga sebaiknya tidak memberikan persembahan dengan motivasi untuk memberikannya kepada orang lain sebagai berkah setelah persembahan dilakukan. Karena persembahan tersebut bukan lagi milik kita, kita harus berpikir mau diapakan benda-benda ini setelah dipersembahkan. Motivasi kita dalam memberikan persembahan sebaiknya adalah untuk menghasilkan pahala dan dan mengurangi keterikatan.
Mempersembahkan makanan adalah bagian penting dalam praktik Buddhisme. Secara umum, ada dua macam persembahan makanan:
- Persembahan makanan di atas altar: ini adalah persembahan yang dimasak atau dibeli untuk dipersembahkan kepada Tiga Permata
- Mempersembahkan porsi pertama dari makanan anda: ini adalah mempersembahkan posi pertama dari makanan yang anda masak untuk dikonsumsi
Di Tsem Ladrang, Kechara Forest Retreat, kami memberikan persembahan makanan kepada Yang Mulia Tsem Rinpoche dan Dorje Shugden setiap harinya. Persembahan ini termasuk dalam kategori pertama dari persembahan makanan seperti yang dijelaskan di atas. Makanan ini dipersembahkan oleh staff dan sukarelawan. Tsem Rinpoche pernah memberikan nasihat bahwa memberikan persembahan di Ladrang sangatlah penting karena dengan melakukan hal ini kita menciptakan sebab bagi Kechara untuk memiliki sumberdaya dan kemampuan untuk memberikan manfaat bagi semua makhluk melalui berbagai karya kami. Rinpoche menjelaskan bahwa karena alasan inilah, altar di Ladrang sangatlah ekstensif.
Karena ada beberapa pertanyaan mengenai persembahan makanan ini, berikut, adalah hal yang sebaiknya dilakukan dan tidak dilakukan ketika mempersembahkan makanan.
Sebaiknya Dilakukan:
- Mempersembahkan makanan dengan kualitas terbaik sesuai kemampuan kita
- Mempersembahkan makanan yang kita sukai untuk memotong keterikatan kita terhadap mereka
- Mempersembahkan makanan vegetarian
- Mempersembahkan makanan yang anda masak sendiri atau dibeli secara khusus untuk dipersembahkan
- Mempersembahkan makanan kering (paketan) seperti biskuit atau masak
- Mempersembahkan makanan pada saat ret-ret dan hari-hari spesial
- Memberikan makanan kepada orang lain setelah dipersembahkan
Sebaiknya Tidak Dilakukan
- Memberikan persembahan dengan tujuan mengkonsumsi makanan tersebut setelah dipersembahkan
- Memberikan persembahan dengan maksud memberikannya kepada orang-orang tertentu
- Menghadiri puja atau ret-ret dengan tujuan mengambil persembahan setelah selesai
- Bergegas mengambil persembahan pada akhir puja atau ret-ret
- Memilih-milih apa yang bisa anda ambil atau terima sebagai berkah
- Meminta persembahan anda kembali setelah diberikan kepada staff untuk dipersembahkan
- Mengkonsumsi makanan setelah dipersembahkan oleh diri sendiri. Anda bisa makan sedikit sebagai berkat, tetapi tidak untuk dihabiskan. Hal ini juga berlaku untuk persembahan buah
- Mempersembahkan makanan yang bukan vegetarian
- Membuang makanan setelah dipersembahkan. Berusahalah untuk memberikannya kepada orang lain setelah dipersembahkan. Bila tidak ada pilihan, baru dibuang untuk dikonsumsi hewan, serangga, dan lainnya dan memberkati mereka.
Mengenai Persembahan Serkym
- Serkym juga merupakan persembahan. Jadi ketika kita mempersembahkan serkym, kita tidak boleh mempersembahan substansi yang kita suka dengan motivasi untuk meminumnya setelah dipersembahkan. Pada saat mempersembahkan serkym, motivasi kita adalah untuk menciptakan pahala dan memotong keterikatan kita.
- Memberikan teh atau minuman lain yang berkualitas terbaik
- Kita bisa minum sedikit teh atau minuman ringan yang dipersembahkan sebagai serkym, bukannya untuk dihabiskan.
Terima kasih,
Tsem Ladrang
Yang Mulia Tsem Tulku Rinpoche mengajar secara ekstensif mengenai memberikan persembahan kepada makhluk tercerahkan, pentingnya motivasi yang baik ketika memberikan persembahan, dan hasil dari memberikan persembahan kepada Tiga Permata. Video berikut adalah ajaran yang diberikan Rinpoche mengenai manfaat dari memberikan persembahan.
Sinopsis: Kekikiran adalah tiket untuk tinggal lama di tanah kemiskinan yang gersang dan menyedihkan.
Memberikan persembahan dengan sukacita kepada makhluk tercerahkan dan sahabat awam adalah resep terciptanya kemurahan hati dan kebahagiaan.
Dengan mendengarkan penjelasan Yang Mulia Tsem Tulku Rinpoche, kita mulai menyadari bahwa tidak ada benda/hal yang terlalu berharga untuk dipersembahkan bagi cita-cita yang sakral. Persembahan membuka pintu bagi meditasi bermakna, wawasan, kebaikan dan kebebasan.
Kekikiran dan Persembahan (Bagian 1)
Kekikiran dan Persembahan (Bagian 2)
Kekikiran dan Persembahan (Bagian 3)
Kekikiran dan Persembahan (Bagian 4)
Untuk membaca informasi menarik lainnya:
- Ritus Berlian: Sadhana Harian Dorje Shugden (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden – Pelindung Masa Kini (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden Gyenze untuk Memperpanjang Umur, Meningkatkan Pahala dan Kekayaan (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden Shize: Sebuah Praktik Untuk Penyembuhan dan Umur Panjang (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden Wangze untuk Anugrah Daya Kuasa dan Pengaruh (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden Trakze Untuk Menghalau Gangguan Ilmu Hitam & Makhluk Halus (Bahasa Indonesia)
- Proyek Pembangunan Stupa Relik Tsem Rinpoche (Bahasa Indonesia)
- ALBUM: Upacara Parinirwana Yang Mulia Kyabje Tsem Rinpoche (Lengkap) (Bahasa Indonesia)
- Parinirwana dari Yang Mulia Kyabje Tsem Rinpoche (Bahasa Indonesia)
- Dinasti Shailendra: Leluhur Buddhisme Mahayana di Indonesia (Bahasa Indonesia)
- Sebuah Doa Singkat Kepada Dorje Shugden (Bahasa Indonesia)
- Yang Mulia Dharmaraja Tsongkhapa (Bahasa Indonesia)
Please support us so that we can continue to bring you more Dharma:
If you are in the United States, please note that your offerings and contributions are tax deductible. ~ the tsemrinpoche.com blog team
DISCLAIMER IN RELATION TO COMMENTS OR POSTS GIVEN BY THIRD PARTIES BELOW
Kindly note that the comments or posts given by third parties in the comment section below do not represent the views of the owner and/or host of this Blog, save for responses specifically given by the owner and/or host. All other comments or posts or any other opinions, discussions or views given below under the comment section do not represent our views and should not be regarded as such. We reserve the right to remove any comments/views which we may find offensive but due to the volume of such comments, the non removal and/or non detection of any such comments/views does not mean that we condone the same.
We do hope that the participants of any comments, posts, opinions, discussions or views below will act responsibly and do not engage nor make any statements which are defamatory in nature or which may incite and contempt or ridicule of any party, individual or their beliefs or to contravene any laws.
Please enter your details