Kalarupa (Bahasa Indonesia)
(Oleh Tsem Rinpoche)
Manjushri, sang Buddha Kebijaksanaan memiliki jumlah emanasi yang tak terhingga. Beliau beremanasi dalam berbagai bentuk dan aspek menurut waktu, manusia dan disposisi saat itu. Beliau bermanifestasi sebagai Yidam atau istadewata meditasi di semua empat kelas Tantra guna menyesuaikan kebutuhan para praktisi. Manjushri juga beremanasi dalam bentuk Pelindung untuk melindungi Buddhadharma dan praktisi Dharma.
Kalarupa adalah salah satu emanasi Manjushri yang bermanifestasi sebagai Pelindung atau Dharmapala. Di samping Kalarupa (Bhs. Sansekerta) atau Choegyal (Bhs. Tibet) adalah pasangannya, Tsamundi, emanasi dari istadewata Saraswati.
Kalarupa memiliki banyak nama seperti, Yama Dharmaraja, Tuan Kematian, Raja Hukum atau Yama Karma Hitam. Bentuk menakutkan dari sang Buddha Kebijaksanaan, melambangkan pencerahan dengan menaklukan kemarahan. Walaupun Kalarupa dipraktikkan di semua sekolah Dharma, tradisi Gelugpa memiliki tempat khusus bagi sang Yama Dharmaraja ini karena beliau adalah salah satu dari tiga pelindung Dharma utama aliran Gelugpa. Dua pelindung lainnya adalah Mahakala Berlengan Enam dan Vaishravana.
Pelindung Dharma
Pelindung Dharma adalah istadewata dalam bentuk murka yang telah bersumpah untuk menjaga Dharma dan mendukung praktisi dari berbagai kesulitan dalam dan luar diri. Dharmapala bermanifestasi dengan ekspresi menakutkan seperti taring yang menonjol, mata merah, memegang tempurung tengkorak, kulit berwarna, dan membawa berbagai peralatan menakutkan seperti senjata yang mengancam, mahkota tengkorak, berdiri di atas figur manusia atau lainnya, yang melambangkan sifat-sifat negatif kita.
Ada dua kelas Pelindung Dharma: Pelindung tercerahkan dan tidak tercerahkan.
- Pelindung tercerahkan atau Pelindung supra-duniawi adalah emanasi dari makhluk tercerahkan seperti Dharmapala Setrap, Mahakala berlengan-enam dan Kalarupa. Mereka sudah terbebaskan dari enam alam samsara. Tetapi mereka dengan sukarela bermanifestasi dalam bentuk duniawi agar lebih dekat dengan kita dan membantu mengatasi kesulitan dalam praktik Dharma kita.
- Pelindung Tak Tercerahkan, adalah setan, arwah atau bahkan dewa-dewi non-Buddhis. Mereka ditaklukan oleh para lama agung dan terikat sumpah untuk melindungi institusi Dharma, praktisi Dharma dan pekerjaan mereka. Kita tidak berlindung atau berdoa kepada Pelindung tak tercerahkan, tetapi kita bisa meminta pertolongan mereka. Contoh dari Pelindung tak tercerahkan adalah Nechung dan Namkar Barzin.
Emanasi Manjushri Sebagai Berbagai Pelindung Dharma
Selain Kalarupa, Manjushri juga beremanasi sebagai Pelindung Dharma lain seperti Mahakala berwajah empat dan Dorje Shugden.
- Kalarupa dianggap sebagai pelindung dari tantra Yamantaka dan membantu mengatasi masalah-masalah yang merundung praktik dan membantu kita untuk menghancurkan kebodohan dan mengembangkan kebijaksanaan untuk mengatasi kemarahan dan penderitaan kita.
- Mahakala Berwajah Empat adalah pelindung Tantra Guhyasamaja dan Chakrasamvara. Mahakala Berwajah Empat juga sangat efektif dalam menaklukan emosi negatif seperti kemarahan dan depresi.
- Pelindung yang lebih baru dan karenanya efektif adalah Dorje Shugden. Dorje Shugden bangkit sebagai pelindung khusus ajaran Lama Tsongkhapa tentang Kekosongan dan sangat dihormati oleh para lama Gelugpa yang paling agung pada zaman modern ini.
Bagaimana Kalarupa Bangkit sebagai Pelindung
Pada saat ketika Buddha Shakyamuni sedang berfokus untuk menggenerasikan pikiran Bodhicitta di Dorje Den (Bodhgaya), dikisahkan bahwa tentara dari tiga ratus enam puluh setan bermanifestasi untuk menyerang dan menghentikan beliau. Sang Buddha kemudian bermeditasi atas mandala Yamantaka dan para setan ini dihentikan, ditaklukan dan ditempatkan pada jalan penciptaan pikiran Bodhicitta. Pada saat itulah sang Buddha mengajarkan Tantra Yamantaka kepada mereka yang hadir dan mempercayakannya kepada Chagna Dorje atau Vajrapani.
Buddha Shakyamuni kemudian memanifestasikan dirinya dalam bentuk kumpulan istadewata dalam mandala Yamantaka murka dengan semua bagian komponennya dan memberikan instruksi mengenai ajaran tantra ini. Beliau juga beremanasi sebagai Yamantaka untuk melakukan berbagai tindakan gaib yang sesuai dengan sifat dan kecenderungan dari masing-masing individu yang akan ditaklukan dan beliau menginstruksikan ‘bila ada yang tidak mengikuti instruksi saya, maka kepala dan tubuh mereka akan pecah.” Kemudian dikisahkan, Buddha Shakyamuni dalam bentuk Yamantaka memegang tongkatnya dan mengaduk samudera. Tindakan ini menghasilkan puting beliung, yang menyebabkan terguncangnya seluruh bumi.
Choegyal atau Kalarupa bermanifestasi dengan penampilan luar dengan wajah kerbau dan di sampingnya adalah pasangannya, Tsamundi, dikelilingi oleh empat lelaki dan empat wanita Shinje atau Yama, sebagai bagian dari rombongan Yamantaka. Aspek internalnya bermanifestasi sebagai sosok berwajah kerbau dengan rombongannya. Konon dalam bentuk ini, beliau mengunjungi Yama, tujuh tingkat di bawah permukaan bumi. Beliau menginjak-injak enam belas benteng besi tak berpintu dengan enam belas kaki dan dengan melakukan hal ini, beliau menaklukan semua penghuninya. Para pemimpin Yama mempersembahkan esensi kehidupan kepadanya dan diikat dengan sumpah. Mereka berjanji untuk melindungi Buddha Dharma selama kalpa ini masih berlangsung. Mereka juga berjanji untuk bekerja bagi agar semua tindakan Yamantaka dapat diselesaikan dengan baik.
Kalarupa, Jalan Menuju Pencerahan dengan Menaklukan amarah
Rupa Kalarupa yang menakutkan menunjukan keburukan yang timbul dari kesulitan dalam diri seperti amarah, rasa takut, kebencian, kesombongan dan rasa dengki. Dari semua racun ini, Kalarupa menunjukan penampilan kita di hadapan orang lain ketika kita menggunakan berkata atau bertindak kasar atau berada dalam kuasa emosi negatif seperti amarah, dengki atau kebencian.
Ikonografi yang menyeramkan ini mengajarkan agar kita ingat bahwa semua sebab dan efek dari amarah yang timbul dari kebodohan sangatlah mengerikan dan terdistorsi.
Akan tetapi rupa ini duduk di atas bunga teratai yang menunjukan apapun yang dilakukannya, tidak peduli betapa menyeramkan penampilannya dilakukan atas dasar kasih yang dalam untuk membantu kita keluar dari penderitaan. Karenanya beliau adalah lawan dari semua yang busuk dan tercela.
Sebagai emanasi Manjushri, praktik Kalarupa membantu kita untuk menghancurkan kebodohan dan mengembangkan kebijaksanaan untuk mengatasi amarah dan penderitaan kita. Dari semua tradisi, setiap orang yang berdedikasi untuk mengatasi amarahnya, dapat mempraktikkan Kalarupa.
Bentuk Kalarupa Luar, Dalam dan Rahasia
Dalam bentuk “luar“, Kalarupa digambarkan dengan satu wajah dan dua tangan. Kepalanya seperti kerbau berwarna biru dengan tiga mata bundar dan tanduk tajam. Tangan kanannya menggenggam tongkat dari tulang yang terdiri dari tulang belakang yang menyatu dengan tengkorak dan perhiasan tulang lainnya. Beliau mengenakan kalung penggalan kepala manusia yang masih segar Beliau berdiri di atas banteng berwarna biru. Kaki kanannya ditekuk dan kaki kirinya direnggangkan. Banteng ini berlutut di atas sebuah rupa manusia. Di sisi kiri Kalarupa sering digambarkan pasangannya yang berwarna hitam, Tsamundi. Gaunnya terbuat dari kulit lembu dan kain sutera berwarna hitam. Payudaranya kurus dan rambutnya tergerai membentuk garis-garis. Tsamundi membawa trisula dan cangkir tengkorak.
Rupa “dalam” Kalarupa juga berwarna biru tua, tetapi dalam bentuk ini, beliau berkepala raksasa yang menakutkan, dan di tangannya beliau memegang sebuah kapak dan cangkir tengkorak. Kakinya menginjak sebuah mayat. Di sekeliling Kalarupa “Dalam” adalah empat figur pembantu yang masing-masing memiliki warna berbeda: putih, kuning, merah dan biru tua. Setiap pembantu ini berdiri di atas seekor banteng yang berwarna sama dengan yang menunggangi.
Bentuk Kalarupa “rahasia” berwarna merah dan beliau berdiri di atas seekor lembu berwarna sama. Beliau memegang sebuah permata dan cangkir tengkorak.
Kalarupa sebagai Pelindung Dharma untuk Lamrim
Pada tahun 1373, Guru Lama Tsongkhapa, Dondrub Rinchen, menyarankan beliau untuk berfokus dan mengandalkan Pelindung Dharma Vaisravana, Mahakala dan Kalarupa. Ketiganya adalah pelindung khusus Lama Tsongkhapa dan Pelindung Dharma bagi Lamrim. Dalam tradisi Lamrim, ada tiga cakupan praktik:
- Praktisi cakupan awal adalah seseorang yang berlatih untuk mendapatkan kehidupan masa depan yang lebih baik.
Kalarupa adalah Pelindung Dharma bagi cakupan kecil atau awal. - Praktisi cakupan menengah adalah mereka yang berlatih untuk mendapatkan kebebasan individu.
Vaishravana yang juga dikenal sebagai Dzambala adalah Pelindung Dharma cakupan Medium atau menengah dari Lamrim. - Praktisi cakupan besar berlatih untuk mendapatkan pencerahan guna memimpin makhluk lain menuju kebebasan dan kebahagiaan.
Mahakala Berlengan Enam, emanasi Avalokiteshvara, Buddha Pengasih adalah Pelindung Dharma dari cakupan besar dari Lamrim.
Kalarupa adalah Pelindung Dharma bagi Tantra Yamantaka
Yamantaka adalah istadewata meditasi berkepala kerbau atau Yidam dari Yoga Tantra tertinggi. Yamantaka, juga dikenal sebagai Vajrabhairava, adalah salah satu dari tiga istadewata meditasi utama dalam tradisi Gelug.
Yamantaka adalah praktik yang dilakukan untuk mengatasi kematian dan memperpanjang masa hidup seseorang. Yamantaka: Yama adalah “kematian”, “Tuan Kematian”, dan antaka, “Ia yang mengakhiri”. Jadi Yamantaka berarti “ia yang mengakhiri Tuan Kematian.”
Rupa Yamantaka sangatlah kuat dengan Manjushri di jantungnya. Dharmapala lain yang melindungi Tantra Yamantaka bersama dengan Kalarupa adalah Mahakala berlengan enam, Palden Lhamo dan Vaishravana.
Puja Kalarupa
Lama Tsongkhapa sangat merekomendasikan puja Kalarupa. Ada banyak manfaat dari melakukan puja Kalarupa seminggu sekali atau secara berkala. Manfaatnya termasuk:
- Menjauhkan Tuan Kematian, Yama, dan memperpanjang usia. Kalarupa adalah musuh langsung dari Yama yang menyebabkan kematian sebelum waktunya dan karena kecelakaan.
- Meningkatkan kebijaksanaan dengan menciptakan sebab untuk menghilangkan ego. Kalarupa adalah Manjushri dan musuh kita yang sebenarnya adalah ego dalam diri.
- Membantu mengatasi berbagai jenis sihir, jampi-jampi, kata-kata negatif, dan hari astrologi yang tidak baik.
- Menghapus kesulitan dalam proyek besar sebelum memulai ret-ret atau pekerjaan besar. Baik untuk keberhasilan wihara.
- Ketika sebuah doa “tersendat” atau tidak efektif, puja Kalarupa membantu “mempercepat” tercapainya tujuan doa ini.
- Meningkatkan kemampuan belajar dan praktik Dharma.
- Meningkatkan ketertarikan seseorang mengenai kekosongan dan ajaran tentang kekosongan.
- Menghilangkan kesulitan dalam menyadari kekosongan
- Memberkati individu yang memiliki ketertarikan atas ajaran kekosongan yang memotong samsara dari akarnya.
- Mempercepat praktik tantra, ritual, upacara dan pencapaian.
- Membuat pikiran lebih ringan dan jernih dan mengurangi kebingungan.
- Dapat membantu pikiran untuk membuat keputusan yang baik dan tidak berdasarkan amarah dan emosi yang salah.
- Memberkati keluarga, kelompok, anggota tim, perusahaan dan tujuanmu.
- Menciptakan sebab untuk memiliki pikiran yang tajam.
- Sangat baik untuk memberkati rumah baru, kantor baru dan tanah baru. Juga baik untuk memberkati rumah yang ditinggali. Menciptakan keharmonisan.
- Melindungi praktisi Yamantaka dari kesulitan yang timbul karena karma mereka sendiri.
- Membantu menciptakan kondisi kondusif bagi praktik Yamantaka guna mendapatkan kesadaran yang tinggi dan pada akhirnya pencerahan.
Puja Kalarupa telah dilakukan di tiga biara besar Gaden, Sera dan Drepung setiap hari sejak 600 tahun yang lalu. Puja bertujuan untuk mengatasi kesulitan dan menjernihkan pikiran seseorang. Puja Kalarupa sangat baik untuk dilakukan pada hari ulang tahun seseorang, perayaan dan hari spesial lainnya untuk memberkati mereka pada hari yang spesial tersebut.
Anda bisa melakukan puja ini sendiri, bergabung dengan sebuah kelompok untuk melakukan puja, atau mendanai puja yang dilakukan untuk anda. Puja ini bisa dilakukan di kantor, rumah atau dari jauh.
Puja Druchuma – Ritual Kata Enam Puluh Empat
Puja spesial ini bernama Druchuma, atau Enam Puluh Empat Bagian Persembahan Torma untuk Kalarupa yang ditulis oleh Kyabje Pabongkha Dechen Nyingpo.
Catatan: Halaman 23 dari teks puja ini dapat dilafalkan dalam jumlah spesifik. Bila 4 orang melakukan puja bersama, setiap orang bisa melafalkan 4 kali dari atas ke bawah halaman tersebut. Bila 2 orang melafalkan teks ini, maka masing-masing harus melafalkan 8 kali.
Bila anda tertarik untuk memesan Puja Kalarupa, anda dapat melakukannya di vajrasecrets.com atau melalui Rumah Puja Kechara +60103020999.
Persembahan Torma
Menurut Kyabje Zong Rinpoche, mempersembahan torma adalah suatu cara untuk mendapatkan pencapaian. Bentuk, warna dan desain torma disesuaikan dengan angin/saluran dan poin psikis dalam tubuh kita. Jadi ketika kita mempersembahkan torma, kita mempersembahkan pencapaian atau harapan untuk mendapatkan pencapaian dalam saluran/poin psikis. Dengan cara ini, membuat dan mempersembahkan torma sangatlah penting dan merupakan bagian dari praktik.
Membuat dan mempersembahkan torma dilakukan dalam Puja Kalarupa. Ada 2 set persembahan yang harus disiapkan:
- satu set diletakkan di atas altar
- satu set untuk dibawa keluar saat puja berlangsung
Ini adalah video yang direkam saat mempersiapkan persembahan torma untuk Puja Kalarupa.
Doa Kepada Kalarupa
Pujian Kepada Sang Raja Dharma, Kalarupa
HUM
Kalarupa, berupa indah, menyeramkan!
Rangkaian kepala manusia, mulut berteteskan darah
Bergantung dari pundakmu, penghancur kesombongan
Dari para Mara yang menarik, Saya memuji Anda!
Dengan nyanyian vajra, membuat keributan besar,
Saya mempersembahkan sebuah torma, lengkap dengan semua bagiannya
Persembahan teh dan alkohol, daging musuh tercincang
Dan ikan, dihiasi dengan samudera darah dan lemak.
Musuh paling berbahaya yang menyebabkan celaka
Bagi Doktrin Tathagatha, Kau hancurkan jadi debu!
Mulai sekarang, kau hancurkan bagi kami para pertapa,
Rasa takut akan penyakit, penuaan dan kematian – saya memujimu!
Tunjukkan taringmu, laksana Venus putih mempesona,
Matamu, menghancurkan musuh, bergerak secepat kilat,
Pori-porimu membara seperti api yang besar,
Pada akhir zaman, kau membakar semua setan – saya memujimu!
Pemimpin semua Mamo, seperti Chamundi
Memiliki kilauan megah laksana cahaya matahari
Ketika meneriakkan “DZA” guna menyelesaikan Aktivitas Ilahi
Kau menguasai setan penghalang mirip serigala – Ku memujimu!
Semua setan meletakkanmu di kepala mereka seperti topi
Mulutmu laksana kerbau menganga
Dan mengguncang bumi, berteriak, berdengung & berderak
Bersenjata tulang belulang terlahir dari YA, Ku memujimu!
Pelayan menunggangi kerbau bertanduk tajam
Dan menerjang, yang lain di atas angin puyuh berdebu,
Seperti Shakali dan Shinje-Bebma – sebuah rombongan
Setan tiga dunia – mengelilingimu, Ku memujimu!
O kebaikan indah, tertawa keras, “HA HA”!
Menerima persembahan, ARGHAM dan lainnya,
Dan tak henti memenuhi janji
sumpahmu di hadapan Yamantaka mulia!
Kalarupa’s Mantra:
His spiritual energy in the form of sound helps to transform the mind:
OM KALARUPA HUNG PHET
Sumber:
- Oracles and Demons of Tibet- René De Nebesky-Wojkowitz
- Tsongkhapa A simple Guide to a Powerful Practice- H.E. the 25th Tsem Rinpoche
- Faces of Enlightenment- H.E. the 25th Tsem Rinpoche
- www.yamantaka.org
- www.chinabuddhismencyclopedia.com
- https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/buddhas-dharma/dharma-protectors-of-tibetan-buddhism.html
- The Guardian Deities of Tibet by Ladrang Kalsang
Untuk membaca informasi menarik lainnya:
- Biografi Singkat Tsem Rinpoche Dalam Foto (Bahasa Indonesia)
- Pertanyaan Mengenai Rasa Cemburu (Bahasa Indonesia)
- 35 Buddha Pengakuan (Bahasa Indonesia)
- Ritus Berlian: Sadhana Harian Dorje Shugden (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden – Pelindung Masa Kini (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden Gyenze untuk Memperpanjang Umur, Meningkatkan Pahala dan Kekayaan (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden Shize: Sebuah Praktik Untuk Penyembuhan dan Umur Panjang (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden Wangze untuk Anugrah Daya Kuasa dan Pengaruh (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden Trakze Untuk Menghalau Gangguan Ilmu Hitam & Makhluk Halus (Bahasa Indonesia)
- Proyek Pembangunan Stupa Relik Tsem Rinpoche (Bahasa Indonesia)
- ALBUM: Upacara Parinirwana Yang Mulia Kyabje Tsem Rinpoche (Lengkap) (Bahasa Indonesia)
- Parinirwana dari Yang Mulia Kyabje Tsem Rinpoche (Bahasa Indonesia)
- Dinasti Shailendra: Leluhur Buddhisme Mahayana di Indonesia (Bahasa Indonesia)
- Sebuah Doa Singkat Kepada Dorje Shugden (Bahasa Indonesia)
- Yang Mulia Dharmaraja Tsongkhapa (Bahasa Indonesia)
- Kyabje Zong Rinpoche: Kelahiran, Kematian & Bardo (Bahasa Indonesia)
Please support us so that we can continue to bring you more Dharma:
If you are in the United States, please note that your offerings and contributions are tax deductible. ~ the tsemrinpoche.com blog team
DISCLAIMER IN RELATION TO COMMENTS OR POSTS GIVEN BY THIRD PARTIES BELOW
Kindly note that the comments or posts given by third parties in the comment section below do not represent the views of the owner and/or host of this Blog, save for responses specifically given by the owner and/or host. All other comments or posts or any other opinions, discussions or views given below under the comment section do not represent our views and should not be regarded as such. We reserve the right to remove any comments/views which we may find offensive but due to the volume of such comments, the non removal and/or non detection of any such comments/views does not mean that we condone the same.
We do hope that the participants of any comments, posts, opinions, discussions or views below will act responsibly and do not engage nor make any statements which are defamatory in nature or which may incite and contempt or ridicule of any party, individual or their beliefs or to contravene any laws.
Please enter your details