Perubahan Itu Bersifat Instan (Bahasa Indonesia)
Kepada sahabat di seluruh dunia,
Ketika saya sedang berbaring karena migrain, suatu kesadaran datang dalam diri, masa kecil, cara saya melihat kejadian-kejadian dalam hidup dan setiap orang yang saya temui pada suatu saat di hidup saya. Saya ingin berbagi pikiran dan perasaan saya dan pengaruhnya bagi kalian. Saya tidak mengklaim bahwa saya memiliki kesadaran luhur, tetapi pengertian mendalam mengenai cara bekerja persepsi dan bagaimana persepsi itu mempengaruhi kita.
Saksikan video di bawah ini dan beritahu apakah anda mendapatkan suatu pengertian atau apakah penjelasan ini berpengaruh bagi anda?
Terima kasih dan semoga anda terberkati.
Tsem Rinpoche
Pilihan itu Bersifat Instan
Or view the video on the server at:
https://video.tsemtulku.com/videos/8InstantCHOICE.mp4
KLIK UNTUK MEMBACA TRANSKRIP DALAM BAHASA INDONESIA
TRANSKRIP
Kepada semua pengunjung dan pembaca blog saya, saya baru saja berbaring dan berpikir mengenai beberapa hal. Hari ini saya sedang tidak enak badan, saya demam dan menderita migrain. Tetapi ada suatu pikiran di kepala saya dan saya ingin membicarakan hal ini sebelum saya lupa karena hal ini sering terjadi.
Suatu pikiran yang baru saja terlintas dan saya harus menulisnya di atas kertas atau merekamnya dalam bentuk video karena kalau tidak semua akan terlupakan. Dan saya rasa pikiran-pikiran ini mungkin bisa memberi manfaat bagi beberapa orang di luar sana yang mungkin memiliki pemikiran yang sama.
Banyak hal yang kita alami ketika kita masih anak-anak. Dan pengalaman ini bisa mematahkan semangat ketika kita dewasa; dan banyak hal yang tidak kita alami ketika kita masih kecil juga akan membuat kita patah semangat setelah kita dewasa.
Situasi dimana kita lahir, bisa jadi memang merupakan pilihan kita atau kita terlempar dalam situasi ini karena kekuatan karma. Apapun sebabnya, bukan situasi yang harus disalahkan tetapi kesalahan atau pujian akan kembali pada diri kita sendiri.
Saya ingin menjelaskan semua ini. Sekitar 15 atau 20 tahun yang lalu ketika saya diakui sebagai seorang Tulku oleh berbagai Lama Luhur, dan salah satunya adalah Yang Mulia Kensur Jampa Yeshe Rinpoche. Saya tidak pernah menganggap diri sebagai orang spesial atau merasa bahwa saya adalah inkarnasi seseorang yang telah melakukan hal-hal besar di masa lalu, tetapi jika saya berkata seperti ini, maka saya mengatakan bahwa para lama luhur yang mengatakan bahwa saya adalah seorang Tulku, termasuk Kensur Rinpoche Jampa Yeshe salah. Jadi saya tidak selalu langsung menolak bahwa saya adalah reinkarnasi seorang lama luhur karena saya tidak bisa menentang Kensur Rinpoche. Akan tetapi, walaupun seorang lama luhur mengatakan bahwa anda adalah seorang reinkarnasi, anda masih harus bertindak atau melakukan atau menunjukan tanda-tanda bahwa anda adalah seorang inkarnasi Lama Luhur, apapun maknanya.
Seperti yang dikatakan oleh Kyabje Pabongka Dorje Chang, bila anda memang benar-benar seorang tulku, anda bisa meninggalkan sebuah tanda di dunia ini, sebuah tanda yang memberi manfaat bagi makhluk lain.
Tetapi bukan ini yang ingin saya bahas. Yang ingin saya bicarakan adalah ketika saya diakui sebagai inkarnasi untuk pertama kalinya, banyak orang dari dalam dan luar komunitas Tibet yang bertanya-tanya. Bahkan sampai baru-baru ini, masih banyak yang bertanya.
Bila anda adalah seorang lama yang bereinkarnasi dan anda melakukan banyak hal baik dalam kehidupan terdahulu, mempraktikkan Dharma, memegang sumpah dan bermeditasi dan mengabdi kepada guru anda, bagaimana mungkin dalam kehidupan ini anda terlahir dalam keadaan yang sulit, bergejolak dan mengalami masa kecil yang sulit dipahami?
Saya ingin memberikan penjelasan dan mungkin apa yang akan saya bagikan akan bermanfaat bagi orang lain. Saya bukannya mau menjelaskan tentang reinkarnasi, melainkan bagaimana masa kecil, mengalami dan tidak mengalami sesuatu, keduanya bisa membuat hidup seseorang menjadi lebih baik atau putus asa ketika dia dewasa.
Hal ini berkaitan dengan saya karena saya dikenal sebagai seorang lama yang bereinkarnasi atau Tulku. Tulku adalah individu yang pada reinkarnasi sebelumnya telah melakukan praktik Dharma. Jadi bila saya berlatih dharma dan memiliki banyak pahala, dan ‘dianggap’ memiliki banyak pencapaian, mengapa saya terlahir dalam situasi yang sangat sulit?
Seperti yang saya katakan sebelumnya, situasi dimana kita terlahir bisa merupakan pilihan kita sendiri atau kita terlahir di sana karena akibat karma/tindakan yang kita lakukan sebelumnya. Akibat karma bukanlah hukuman tetapi dilihat dari sudut pandang hukum sebab-akibat.
Dan saya rasa banyak orang menganggap masa kecil saya sangat menderita bila dilihat dari gambaran idealis masa kecil yang seharusnya dari sudut pandang orang kebanyakan, dan saya akan menjelaskan hal ini. Bukannya saya ingin membenarkan masa kecil seperti ini dan karenanya membuktikan, “lihatlah, saya adalah reinkarnasi lama luhur” atau “Saya adalah seorang inkarnasi”. Penjelasan ini bukanlah pembenaran untuk menutupi, tetapi hanya pikiran kita. Ketika saya masih dalam kandungan, orang tua saya tidak dalam status menikah.
Pada jaman mereka – situasi tanpa pernikahan, ayah saya punya keluarga lain, dan ibu saya masih sangat muda dan tidak mengetahui hal ini. Konsepsi terjadi pada jaman ketika punya anak diluar nikah dan punya keluarga lain di samping dianggap sebagai skandal yang sangat besar, sangat buruk. Jadi saya mengerti keadaannya.
Karena punya anak tanpa suami adalah suatu skandal besar, ibu saya merelakan saya untuk diadopsi pasangan lain. Jadi, tahun-tahun pertama hidup saya dihabiskan bersama suatu keluarga di Taiwan. Saya tinggal bersama pasangan yang saya kira adalah orang tua kandung saya. Saya benar-benar yakin bahwa mereka adalah orang tua kandung saya.
Ketika saya berusia enam atau tujuh tahun, saya dibawa ke Amerika Serikat dan bertemu pasangan lain. Dan saya diberitahu, “Well, ini adalah orang tua kamu yang sebenarnya.” Dan dalam pikiran saya yang masih sangat muda, dalam usia enam atau tujuh tahun, saya berpikir, “Well, orang-orang di Taiwan adalah keluarga saya, tetapi sekarang mereka bukan keluarga saya lagi; mereka bukan keluarga saya sekarang dan ketiga anak mereka di Taiwan bukan kakak-kakak saya karena orang-orang ini di Amerika adalah orang tua baru saya”. Dan hal ini sangat membingungkan bagi saya yang masih kecil, tetapi saya tidak bertanya. Lagipula bagaimana bisa saya bertanya?
Jadi pasangan di Howell, New Jersey ini menjadi orang tua saya, dan saya diberitahu bahwa mereka adalah orang tua saya, mereka adalah orang tua kandung saya. Pasangan ini dan kerabat mereka mengatakan, “Oh, hidungmu mirip ibumu, dan wajahmu mirip ayahmu, warna kulitmu seperti bibimu,” dan saya mulai percaya bahwa saya mirip dengan orang tua angkat saya karena saya masih kecil.
Tetapi, seiring dengan bertambahnya usia, struktur wajah saya mulai berubah. Dan ketika saya berusia 12, 13 tahun, saya tinggal di rumah kerabat di New Jersey. Karena saya diadopsi dari Taiwan ke New Jersey, salah seorang kerabat saya berkata, “Oh, kamu diadopsi”, atau “Kamu bukanlah bagian dari keluarga kami”, atau “Kamu bukanlah kerabat sedarah dari keluarga kami.”
Dan orang yang mengatakan hal ini bukanlah orang yang disukai dalam keluarga kami, dan ketika dia mengatakannya, saya sangat terkejut. Dalam pikiran saya, “Apa? Sekarang saya sudah berusia 12 atau 13 tahun dan saya saya mengalami trauma yang sama ketika berusia enam tahun bahwa orang tua saya bukanlah orang tua saya yang sebenarnya.” Dan hal ini membuat saya sedih karena ini adalah dasar dan fondasi yang dibutuhkan untuk kestabilan setiap anak untuk merasa dicintai, aman, terlindungi dan punya tempat tinggal.
Memiliki orang tua yang membuatmu merasa aman, dimana kita bisa menjadi diri sendiri, bisa memaafkan, bisa rileks, belajar, dimarahi, dipuji dan mengetahui bahwa ini adalah orang tua anda dan anda adalah darah daging mereka dan bagian dari diri mereka.
Dan memiliki semua ini ketika kita sedang tumbuh besar, untuk mengetahui bahwa orang-orang ini adalah keluarga kita jadi apapun yang mereka lakukan kepada anda berasal dari rasa sayang memberikan dasar yang penting bagi seorang anak. Memberikan rasa aman dan percaya diri kepada anak tersebut.
Bila tiba-tiba, apa yang anda yakini sebagai sumber rasa aman, dasar dan fondasi masa kanak-kanak diambil dalam waktu singkat, dan pada usia dimana anda sudah bisa berpikir – 12, 13, 14 tahun, anda mulai memiliki pemikiran sendiri, hal ini sangatlah merusak.
Dan pada usia tersebut, saya menemukan bahwa sepasang orang tua saya yang kedua, lagi-lagi, bukanlah orang tua saya. Dan ketika saya mengetahui siapa ibu kandung saya yang sebenarnya, atau, karena beberapa orang mulai berbisik-bisik mengenai identitas ibu saya. Dan ibu saya juga dulunya merupakan bagian komunitas yang tinggal di sana tetapi beliau sendiri tidak tinggal di komunitas ini lagi. Tetapi tidak ada orang yang memberitahu siapa ayah kandung saya, jadi saya juga tidak tahu.
Ketika saya berusia sekitar 22, 23, saya mengetahui dari orang lain, percaya atau tidak di Nepal, mengenai identitas ibu dan ayah kandung saya. Bahkan saya bertemu dengan ayah kandung saya. Jadi, pada usia 22, 23, jadi saya sudah dewasa secara fisik dan mental – saya diberitahu mengenai identitas orang tua saya yang ketiga.
Dan waktu itu adalah saat yang membahagiakan, tetapi juga menyedihkan, membingungkan karena ada bagian diri saya yang berkata, “Jangan percaya, mereka tidak mungkin orang tua anda. Akan ada orang yang datang untuk mengatakan bahwa mereka bukan orang tua anda.”
Ada bagian diri saya yang berkata, “Saya sudah berusia 22,23 tahun. Dan bila mereka mengatakan bahwa mereka adalah orang tua saya, apa untungnya bagi mereka?” Mereka tidak mendapatkan apa-apa, dan tidak ada orang yang mendapatkan apa-apa, jadi sepertinya ini adalah benar. Dan ternyata memang benar bahwa mereka adalah orang tua kandung saya. Saya tidak akan menceritakan secara detil karena tidak perlu. Sekarang saya sudah berusia 47 tahun, dan mereka masih merupakan orang tua saya dan mereka masih hidup. Walaupun saya tidak terlalu dekat dengan mereka, masuk akal karena saya tidak tumbuh besar bersama mereka.
Dan karena ada semacam penipuan, bila kata penipuan tidak terlalu kuat, anda jadi tumbuh besar tanpa fondasi yang stabil. Sistem nilai dari orang tua yang pertama, kedua dan ketiga sangatlah berbeda. Walaupun sistem nilai dari orang tua saya yang ketiga tidak terlalu mempengaruhi saya karena pada waktu bertemu saya sudah dewasa dan mandiri.
Tetapi ketika saya masih sangat muda, disamping misteri dan perasaan takut yang mencekam bahwa saya tidak berhak berada di sini, siapa orang tua saya sebenarnya, rasa bingung, dan tidak memiliki fondasi stabil pada masa pertumbuhan menciptakan rasa tidak aman, takut, dan tidak mudah percaya. Karena ketika kita masih sangat muda, kita paling percaya pada orang tua kita.
Dan ketika kedua orang tuamu secara tidak sengaja atau dalam beberapa kasus dengan sengaja menipumu, menipu seorang anak kecil, menyakiti anak kecil dengan membohongi mereka mengenai hal-hal penting, bukannya kebohongan-kebohongan kecil seperti, ‘O, kita tidak bisa pergi ke taman karena hujan’ walaupun pada kenyataannya tidak hujan – tetapi kebohongan besar seperti mengaku sebagai orang tua walaupun bukan begitu kenyataannya. Dan pasangan orang tua saya yang kedua menyatakan bahwa mereka adalah orang tua saya bukan untuk melindungi saya, tetapi untuk melindungi diri mereka sendiri. Saya mengetahui hal ini di kemudian hari.
Jadi, selain tidak yakin pada identitas diri karena pengalaman ini, ada banyak hal lain yang terkait.
Kedua orang tua angkat saya memiliki masalah dalam hubungan mereka dan selalu bertengkar. Kadang-kadang pertengkaran ini bisa mengandung kekerasan. Mereka tidak menggunakan kekerasan fisik satu sama lain, tetapi mereka menggunakan benda-benda di sekitar mereka untuk melampiaskan kemarahan mereka. Kadang-kadang, saya menemukan banyak tumpukan barang-barang hancur seperti piring dan gelas ketika pulang ke rumah. Banyak benda-benda yang mereka gunakan untuk bertikai satu sama lain karena mereka tidak saling mempercayai.
Ada banyak alasan yang menyebabkan mereka saling tidak percaya, terutama karena ayah angkat saya, tetapi saya tidak akan membahas hal ini sekarang. Semua pertikaian ini menyebabkan rasa tidak aman karena ketika saya pulang, saya tidak tahu apakah saya akan menemukan keadaan yang damai atau perang. Saya benar-benar tidak bisa menerka.
Ibu angkat saya, walaupun baik hati, tetapi menderita penyakit schizophrenia yang tidak terdeteksi selama 30 tahun. Setelah saya meninggalkan rumah bertahun-tahun kemudian, saya diberitahu bahwa penyakit ibu telah terdiagnosa dan beliau mendapatkan pengobatan yang tepat. Sejak itu, ibu menjadi orang yang tenang dan menunjukan hatinya yang baik.
Tetapi ketika saya masih tinggal bersama beliau, penyakit schizophrenia-nya belum terdiagnosa. Jadi, ibu membuat orang-orang di sekitarnya sangat menderita karena kepribadian ganda. Ibu bisa menjadi orang yang suka menggunakan kekerasan, suka menyalahkan, paranoid dan merasa semua hal di dunia menyerangnya, dan ibu mengekspresikan semua ini dalam perkataan dan kekerasan fisik.
Saya mengalami banyak kekerasan fisik. Jadi kekerasan ini bukan dilampiaskan kepada ayah angkat saya atau sebaliknya, tetapi kepada diri saya; banyak kekerasan fisik yang saya alami karena penyakit schizophrenia beliau.
Selalu ada rasa takut dalam diri karena walaupun kemarin tidak terjadi apa-apa, apakah hari ini juga akan seperti itu? Dan bila hari ini tidak terjadi apa-apa, apakah besok juga akan seperti itu? Atau bila orang tua saya menjanjikan sesuatu, bahwa mereka akan melakukan ini, membeli itu, tetapi kemudian pikiran mereka berubah. Mereka bisa berubah pikiran karena bertengkar, atau karena ibu sedang tidak senang hati, atau penyakit schizophrenia-nya sedang kumat.
Jadi, saya tumbuh di tengah rasa tidak aman, kekerasan fisik, berbagai janji yang dilanggar, kekecewaan dan kebohongan. Kedua orang tua saya saling membohongi satu sama lain, dan saya tidak menganggap hal ini sebagai sesuatu yang negatif, melainkan sebagai kenyataan. Banyak kebohongan diantara mereka. Akibatnya, banyak juga kebohongan terhadap orang-orang di sekitar mereka termasuk terhadap saya.
Dan semua hal-hal tidak mengenakan ini bukannya terjadi satu atau dua kali saja, tetapi terus-menerus. Karena itu, saya meninggalkan rumah pada usia 15 jalan 16 tahun. Jadi saya tidak tumbuh besar dengan rasa aman dan identitas diri dan ras yang pasti. Apakah saya keturunan Cina? Apakah saya keturunan Jepang? Saya tidak tahu ras saya sendiri.
Semua ini tidak terlalu penting sekarang, tetapi waktu saya sedang tumbuh besar, semua ini terasa penting. Anda bisa saja menggunakan Dharma dan mengatakan bahwa semua hal ini kosong. Ya memang semua hal kosong. Tetapi saya bukanlah seorang Buddha. Saya bukan orang tercerahkan. Dan ketika masih kecil memang saya membutuhkan fondasi yang stabil.
Jadi, saya tumbuh dalam lingkungan penuh kebohongan dan penipuan, dan banyak kekerasan dan ketidak-stabilan. Banyak gangguan dalam fondasi diri, dan fondasi keberadaan saya sering ditarik begitu saja.
Ketika saya masih remaja dan ketika berusia 20-30an, semua pengalaman ini sangat mempengaruhi saya dan membuat saya tidak mudah mempercayai orang lain. Saya sangat fanatik dalam memeriksa berbagai hal berulang kali. Saya selalu khawatir apakah informasi yang saya dapatkan dari orang lain benar adanya atau hanya sebuah kebohongan belaka? Dan ketika ada orang yang mengecewakan saya, melanggar janjinya atau berbohong, semua ini akan sangat mempengaruhi saya. Mengapa? Saya rasa ketika kita mengalami sesuatu secara berlebihan, anda akan menjadi mati rasa atau terlalu sensitif sampai anda bisa menghadapinya.
Jadi, pengalaman-pengalaman masa lalu membuat saya menjadi sangat sensitif. Saya tidak mati rasa, tetapi bagi saya, mati rasa atau terlalu sensitif adalah terlalu ekstrim dan tidak baik. Kita harus mencari jalan tengah, tetapi saya menjadi terlalu sensitif.
Orang-orang di sekitar saya yang suka berbohong dan melanggar janji dan harus dikejar dan diingatkan sangatlah mengganggu cara saya bekerja dengan orang lain. Karena semua gangguan dan penipuan dan kebohongan dan pelanggaran janji yang saya alami ketika masih kecil karena hal yang bisa dimaklumi – maksud saya, ibu saya sakit. Saya rasa beliau tidak bermaksud melakukannya, dan saya bisa menerimanya – hal ini telah membuat saya terlalu sensitif terhadap hal-hal seperti ini.
Karena saya sensitif terhadap hal-hal seperti ini, saya sendiri juga berusaha keras untuk tidak mengecewakan orang di sekitar kita, dan tidak membuat orang harus mengejar saya.. Ada orang-orang yang membantu saya, dan mereka juga mengingatkan mengenai tugas-tugas tertentu, atau tulisan tertentu, atau suatu hal yang perlu kita lakukan. Tetapi semua ini tidak bersifat fundamental.
Bukannya hal seperti, “Oh, saya menjanjikan gaji dan saya tidak memberikannya” atau “saya berjanji untuk memberikan ajaran tertentu, tetapi saya tidak melakukannya” atau “saya akan membawamu membeli ini dan saya tidak akan melakukannya” atau “Anda membutuhkan perawatan medis tetapi saya lupa dan tidak peduli”.
Jadi memang kadang saya perlu diingatkan tetapi bukan mengenai hal-hal penting. Tapi penting itu bersifat subyektif. Jadi sebagai manusia dewasa, saya berusaha keras untuk tidak mengecewakan orang lain atau melanggar janji.
Bagi saya, ini adalah tantangan besar karena saya bukan orang biasa dalam arti, hanya ada saya dan sebuah unit keluarga. Saya juga memiliki banyak sahabat dan murid, karena saya adalah seorang guru. Dan saya memiliki janji pada ratusan orang dan banyak lagi selama bertahun-tahun.
Jadi, merupakan tantangan besar bagi saya untuk menepati janji pada ratusan orang selama bertahun-tahun dan beberapa dasawarsa. Kadang-kadang saya berjanji kepada Biara Gaden, dan artinya saya berjanji pada ribuan orang, ribuan biksu.
Jadi semua ini adalah tantangan dalam arti yang sebenarnya karena saya sangat sensitif untuk tidak melanggar janji dan ternyata pengalaman hidup saya adalah latihan yang sangat baik. Dan sekarang ketika saya mengenang dan merefleksikan masa lalu saya merasa kekuatan berkat yang berasal dari guru saya atau karma baik, dan karenanya saya terlahir dalam situasi dimana saya disakiti dan mengalami berbagai kekerasan fisik dan mental. Saya dihina secara mental, dan mengalami banyak kekecewaan karena janji-janji yang dilanggar dan dasar keberadaan saya ditarik berulang kali.
Dan sekarang saya merefleksikan masa lalu dan bersyukur.
Ya bersyukur karena saya terlahir dalam situasi seperti ini karena semua ini berkontribusi dalam membangun jati diri saya sekarang – untuk tidak berbohong pada orang lain, tidak menipu, melanggar janji, bekerja keras dan memiliki integritas – karena saya tidak merasakan semua ini ketika masih muda dan hal ini sangat menyakitkan dan membingungkan bagi saya selama bertahun-tahun.
Suatu hal yang paling tidak ingin saya lakukan dalam hidup dan kepada orang-orang di sekitar saya adalah membuat mereka ragu akan intensi saya. Dan siapa diri saya dan hubungan saya dengan orang lain, tidak membingungkan mereka karena bila benar mereka adalah teman anda, anda tidak akan membuat mereka ragu. Anda akan jujur dan terbuka pada mereka.
Anda tidak ingin membuat orang merasa resah dan selalu mengira-ngira siapa diri anda sebelumnya, apakah tujuan saya sebenarnya, apa motivasi saya, apa tujuan saya sebenarnya. Anda tidak ingin melakukan hal ini pada orang lain. Anda tidak mau membuat orang mengejar anda, mengejar intensi, integritas, dan selalu ragu mengenai siapa diri anda sebenarnya.
Dan saya rasa saya tidak suka membingungkan orang di sekitar saya. Saya tidak ingin orang mengejar saya. Saya tidak mau orang meragukan apakah saya adalah orang terhormat dan berintegritas. Bukannya karena identitas saya, tetapi karena saya tidak suka hal yang sama terjadi pada diri saya – hal ini sangat menyakitkan dan menyebabkan tekanan batin, membuat anda tidak bisa tidur, anda tidak bisa berfungsi. Jadi karena saya tahu rasanya, saya tidak ingin melakukan hal ini pada orang lain.
Saya rasa pengalaman masa kecil membuat saya bertumbuh menjadi individu yang tidak ingin melakukan hal-hal seperti ini pada orang lain yang saya temui. Sebetulnya sedikit mengejutkan bagi saya karena ada orang yang ingin menyakiti orang lain karena mereka pernah disakiti. Mereka ingin mengganggu fondasi orang lain karena mereka pernah tersakiti.
Dan bukannya saya ingin menghakimi, tetapi saya merasa cara berpikir seperti ini salah. Tidak seharusnya kita melanjutkan siklus ini dan bila kita tahu, kita harus menghentikan siklus ini pada saat ini juga.
Anda tahu bahwa perubahan itu bersifat instan, transformasi itu instan. Semuanya tergantung anda mau berubah atau tidak. Transformasi tidak membutuhkan waktu. Tidak seperti obat-obatan atau alkohol dimana tubuh fisik anda kecanduan. Semuanya tergantung pikiran anda, tergantung apakah anda menyadari bahwa tingkah laku anda menyakiti orang lain. Jadi, yang harus kita lakukan adalah merubah kebiasaan buruk anda saat itu juga. Anda hanya perlu berkata bahwa saya tidak ingin melakukannya, saat itu juga.
Lihatlah, bila anda berada di tepi jurang dan anda ingin mengambil satu langkah lagi, anda akan jatuh. Pada kesempatan selanjutnya anda pergi ke sana, anda secara langsung tidak pergi ke sana. Anda tidak akan mengatakan, “Oh, beri kesempatan bagi saya untuk membiasakan diri,” dan anda akan pergi lagi ke tepi jurang dimana anda hampir jatuh, dan kali ini anda benar-benar jatuh. Anda tidak akan melakukannya. Anda akan menghentikan diri pergi ke tepi jurang. Anda akan berdiri enam atau tujuh kaki, dalam kasus saya delapan atau sembilan kaki dari tepi agar tidak jatuh. Anda tidak perlu membiasakan diri dalam hal ini.
Seperti itu juga bila anda melakukan hal-hal yang menyakitkan orang lain, tidak berintegritas, melanggar janji, harus dikejar, tidak bertanggung jawab dalam bekerja, suasana hati buruk, anda membingungkan orang mengenai siapa anda karena suasana hati yang berubah-ubah dan tidak konsisten. Anda membingungkan orang lain.
Anda membuat orang lain bingung mengenai siapa diri anda sebenarnya. Dan anda tahu? Banyak orang yang melakukan pencitraan diri yang berbeda dari diri mereka yang sebenarnya. Tujuan keberadaan kita bukanlah untuk membingungkan, menyakiti, mengecewakan atau merusak orang lain, tetapi kita melakukan hal ini karena kita tidak mau berubah.
Kita sulit berubah karena kita belum merasakan akibat karma yang sepenuhnya dari perbuatan kita dan akibat karma ini akan kembali pada diri kita. Bila mereka tidak kembali, maka kita tidak akan merasakan penderitaan sama sekali dalam hidup kita.
Jadi, bagi saya, saya merasa pengalaman saya adalah hasil dari doa yang baik, maksud yang baik dan berkat dari para lama luhur, berkat dari para guru saya, berkat dari tiga permata. Karena itulah saya harus lahir dalam situasi dimana saya mengalami berbagai kesulitan ini.
Banyaknya kebohongan, penipuan, ketidak-stabilan, kekerasan fisik, dan saya tidak hanya mengalami semua ini di rumah. Ketika saya meninggalkan rumah pada usia 16 tahun dan di Los Angeles, pengalaman buruk saya bahkan meningkat dua sampai tiga kali lipat dibanding dengan apa yang saya rasakan di rumah.
Dan semua pengalaman ini, dari sisi sudut pandang modern, kontemporer, dan sekuler bisa dianggap negatif. Tetapi saya maju selangkah dan menyimpulkan mereka baik untuk saya.
Dan bila anda bertanya, apakah saya akan terlahir dalam situasi yang mirip lagi, reaksi saya pasti ‘tidak, terima kasih’. Tetapi bila saya merenung, berpikir dan bermeditasi mengenai hal ini, maka jawabannya adalah ‘ya’.
Anehnya karena saya duduk sembari berbaring dalam migrain, dan berpikir, bila saya mendapatkan kesempatan terlahir lagi dalam situasi yang sama dengan situasi kelahiran saya dalam kehidupan ini agar pikiran saya bisa terlatih untuk menghadapi berbagai tantangan ketika saya dewasa nanti – yaitu menghadapi ratusan orang, menepati janji pada ratusan orang, menjadi individu berintegritas, tidak menyakiti, tidak merusak, mengutarakan kebenaran, bermurah hati dan memberikan manfaat sebanyak-banyaknya pada makhluk lain.
Bila saya berkesempatan terlahir kembali dalam situasi yang sama dimana saya akan dilatih untuk menjadi orang yang baik – orang baik di sini berarti menjadi individu yang merasakan sakit agar tidak menyakiti makhluk lain, maka jawabannya adalah ya.
Dan saya menyadari hal ini hari ini dan ya saya tidak keberatan terlahir lagi dalam situasi seperti ini. Ya, bila memang diperlukan. Ya, saya tidak takut. Ya, ini adalah pengalaman yang baik. Ya, ini adalah hasil dari karma baik. Ya, pengalaman masa kecil saya sangat berguna untuk hal-hal yang ingin saya lakukan. Jadi, saya akan menerima semua rasa sakit, masalah, kesulitan, kekecewaan, kebohongan, penipuan dan membaliknya dan mengatakan bahwa semua ini baik adanya.
Bukannya pikiran saya ingin membenarkan atau bermain untuk menerima apa yang telah terjadi, tetapi dalam pikiran saya, semua pengalaman ini membuat saya menjadi orang seperti sekarang ini.
Siapakah diri saya? Pastinya bukan orang terhebat di dunia, sudah pasti bukan. Tetapi saya juga orang terburuk di dunia. Dan saya menyadari bahwa saya adalah orang yang murah hati, saya suka memberi, saya bisa bersimpati pada rasa sakit, dan saya akan berusaha sebaik-baiknya dalam melakukan sesuatu. Saya menyadari bahwa pada umumnya, saya adalah orang yang baik karena menjadi orang yang baik adalah praktik utama saya selama bertahun-tahun. Saya bukan orang terbaik, tetapi saya adalah orang yang baik.
Pengalaman-pengalaman ini membuat saya menjadi orang yang jujur, tidak suka menipu karena saya tidak suka penipuan. Saya tidak ingin mengecewakan orang lain karena saya telah dikecewakan ribuan kali.
Semua ini membuat saya menjadi orang yang tidak ingin membingungkan orang lain mengenai siapa diri saya sebenarnya. Saya tidak ingin menjadi misteri. Saya tidak ingin menjadi enigma. Mungkin kedengarannya romantis, menyenangkan dan mistis, tetapi saya tidak ingin menjadi orang yang misterius. Saya tidak ingin menjadi orang yang mistis. Saya tidak ingin membuat orang mengira siapa diri saya yang sebenarnya.
Saya ingin orang berkata, “Hai, Tsem Rinpoche atau orang ini atau orang itu baik hati dan dapat diandalkan. Kita bisa mempercayainya dan mereka adalah orang baik dan kualitas ini menenangkan kita.” Saya ingin orang-orang di sekitar saya tidak perlu berhati-hati mengenai siapa diri saya. Bila mereka berhati-hati tentang pekerjaan dan kualitas kerja mereka. Tentu saja ini berbeda.
Saya tidak ingin orang di sekitar saya berhati-hati dan mengira-ngira mengenai siapa diri saya sebenarnya? Apa yang akan saya lakukan? Sulit memprediksi apakah saya bisa diandalkan? Saya tidak keberatan bila memang sulit menebak saya dari sisi kreatifitas, tapi bukan dari sisi apakah saya bisa diandalkan? Apakah saya orang baik atau jahat? “Apakah orang ini akan mencuri dari kami hari ini? Apakah beliau akan menyatakan kebenaran? Apakah ia akan berbaik hati pada kita? Apa yang ia inginkan? Apa maksud dia sebenarnya?” Saya tidak ingin orang bingung mengenai siapa diri saya.
Mengapa ini penting? Karena apapun yang saya lakukan, saya tergantung pada orang lain. Mereka tergantung pada saya. Kita saling tergantung. Tidak ada orang yang hidup sendirian, seperti sebutir batu.
Jadi saya tidak ingin orang bingung mengenai siapa diri saya dan intensi saya. Saya mau jadi orang misterius dan sulit diprediksi dalam hal kreatifitas, dan saya akan mengeluarkan ide-ide luar biasa, indah, lezat, dan menggemparkan yang memberi manfaat bagi orang lain. Saya menyukai hal ini. Jadi, pengalaman saya semasa kecil memang negatif dari sudut pandang sekuler; tetapi dari sudut pandang spiritual dan pseudo-psikologi bagi saya sangat positif.
Jadi, bila sejak kecil seorang anak tidak ditantang, mereka tidak siap ketika menghadapi tantangan semasa dewasa. Artinya, bila mereka tidak diminta mencari uang sendiri, atau berada dalam situasi dimana mereka harus bekerja dan menunjukan hasil, bila mereka tidak dihadapkan pada situasi dimana mereka harus mengandalkan diri sendiri, ketika dewasa nanti mereka harus mempelajari hal-hal yang seharusnya mereka pelajari ketika masih kecil.
Jadi, orang dewasa yang tidak bisa mengurus diri sendiri, yang tidak dapat diandalkan, yang tidak independen, yang tidak bisa berfungsi, atau memimpin atau bersikap dewasa dalam arti yang sebenarnya, adalah karena semasa kecil mereka tidak dihadapkan pada situasi-situasi tersebut karena kita terlalu melindungi dan merangkul mereka. Karena kita mencintai mereka, kita mendidik dan merawat mereka dengan cara yang salah, karena kita selalu memberikan perlindungan kepada mereka.
Jadi, ketika kita melakukan hal-hal ini kepada anak kecil karena sayang, kasih sayang ini memang indah, tetapi hasilnya belum tentu indah juga. Jadi bila semasa kecil seorang anak tidak ditantang untuk mencari uang sendiri, tidak ditantang menjadi independen, atau mengeluarkan ide-ide sendiri, atau bertahan hidup sendiri atau memiliki integritas, mengatakan kebenaran atau menunjukan hasil, maka mereka harus mengembangkan kualitas-kualitas ini ketika dewasa.
Dan karenanya, mereka akan lebih menderita setelah dewasa karena mereka tidak memiliki bantal yang menopang saat jatuh. Siapa yang suka melihat seseorang berusia 30 tahun bertingkah laku seperti anak berusia 12 tahun. Anda tidak mau mengajari orang dewasa berusia 30 tahun mengenai integritas, kejujuran, menunjukkan hasil dalam bekerja dan berpikir secara dewasa, atau bertanggung jawab atau menjelaskan, mengajari mereka bahwa mereka menyakiti orang lain ketika mereka melanggar janji atau tidak menyelesaikan pekerjaan mereka.
Anda tidak ingin menjelaskan kepada orang berusia 30, 40, 50 tahun mengenai semua ini karena ini adalah hal-hal yang anda jelaskan kepada anak berusia 10, 12, 15 tahun. Jadi bila anda menghadapkan anak berusia 10-15 tahun dimana mereka harus bekerja, maka harus ada hasilnya. Mereka independen, mereka membuat janji sendiri, mereka berintegritas, mereka tidak mengecewakan. Ketika mereka berusia 20 tahun, mereka telah menyempurnakan hal ini. Ketika mereka berusia 30 tahun, mereka telah menguasai kualitas-kualitas ini. Ketika mereka berusia 40 atau 50, mereka menjadi inspirasi dan pemimpin dan mereka menjadi orang yang bisa dipercayai dan diikuti karena mereka mengembangkan kualitas ini sejak kecil.
Jadi sebagai orang tua, kita memiliki tanggung jawab khusus untuk mempersiapkan anak-anak kita pada situasi dimana mereka bisa bersikap dengan kejujuran, integritas, produktif, menghasilkan; dan menguasai integritas, produksi, hasil pada usia 30an; dan menjadi inspirasi bagi orang lain pada usia 40an dan 50an; dan pada usia 60an dan 70an, mereka menjadi mata air kebijaksanaan yang berasal dari sikap berintegritas, kepedulian, memberi manfaat bagi orang lain, cinta kasih dan seperti lama luhur lain yang yang temui di biara.
Ketika kita bertemu dengan orang dewasa yang harus didorong dan dihadapi kepribadiannya dan harus diingatkan untuk menjadi orang yang baik, tidak berbohong, bersikap dengan integritas, menyelesaikan pekerjaan mereka dan mengeluarkan ide-ide, berpikir, bertanggung jawab, ada sesuatu yang kurang dalam masa kecil mereka.
Pada saat mereka dewasa atau perlawanan mereka sendiri, atau keduanya, atau kombinasi, atau apapun itu. Seperti yang saya katakan, saya tidak menghakimi atau menempatkan orang-orang di kotak-kotak, tetapi semua ini hanya bisa terdiri dari satu atau dua hal. Dan anda mengetahui hal ini.
Ada hal-hal yang harus kita pelajari sebagai orang dewasa dan ada hal-hal yang harus kita jalani sebagai anak-anak. Tetapi banyak hal yang kita ketahui sebagai orang dewasa berasal dari hal-hal yang kita pelajari semasa kecil.
Jadi, apa yang tidak kita pelajari dalam masa pertumbuhan, harus kita pelajari ketika dewasa dan disinilah masalahnya. Karena ketika kita masih dalam masa pertumbuhan, mungkin orang tua kita sudah berusia lanjut, atau berkati mereka, mungkin mereka sudah meninggal dan tidak dapat merawat kita lagi. Kita harus merawat mereka, diri kita dan orang-orang di sekitar kita.
Karena bila kita selalu bertindak seperti anak kecil, kita akan membebani semua orang di sekitar kita dan membebani orang lain membuat mereka kehilangan rasa hormat kepada kita. Dan ketika mereka kehilangan rasa hormat, kita juga kehilangan rasa hormat pada diri sendiri. Ketika kita kehilangan rasa hormat kepada diri sendiri, kita jadi suka menipu, suka marah-marah, membenci dan menjadi hal-hal yang tidak kita inginkan. Tidak kita inginkan.
Karenanya, bila anda tidak mempelajari semua ini semasa kecil atau anda belajar hal-hal yang salah ketika semasa kecil, apakah semua terlambat ketika dewasa? Jelas tidak.
Karena pikiran kalian pada kehidupan terdahulu adalah pikiran yang sama pada saat kematian. Dan pikiran anda pada saat kematian adalah pikiran yang sama ketika anda berada dalam rahim ibu selama 9 bulan. Dan ketika anda terlahir kembali, ketika anda keluar dari rahim ibu anda yang terberkati, ini adalah pikiran yang sama.
Dan pikiran yang sama ini diteruskan ketika anda masih bayi, di taman kanak-kanak, masa kecil, remaja, dewasa, sampai sekarang. Ini adalah pikiran yang sama. Dan pikiran ini akan mengikuti anda ketika anda menua, meninggal, masuk ke bardo dan masuk ke rahim ibu anda lagi, dan kemudian terlahir kembali, semasa kecil dann tumbuh besar. Ini adalah pikiran yang sama.
Maka dari itu, pikiran tidak mengenal akhir, atau dengan kata lain tidak mengenal awal dan akhir. Pikiran tidak mengenal usia. Pikiran itu tidak semakin tua atau muda.
Kenapa? Karena bila pikiran itu terlalu tua untuk belajar, maka ketika kita terlahir kembali sebagai anak kecil, pikiran kita tetap terlalu tua untuk belajar. Tubuh anda muda, tetapi pikiran anda terlalu tua untuk belajar. Bila tubuh anda terlalu tua, dan anda berkata pikiran anda sudah tua maka hal ini tidak masuk akal karena berarti anda akan terlahir kembali dengan pikiran yang tua. Hal ini tidak masuk akal.
Karena itu, pikiran anda tidak menjadi terlalu tua atau muda, dan walaupun kemampuan fisik anda menurun seiring dengan bertambahnya usia, tetapi pikiran anda akan tetap tajam bila anda terus mengasahnya. Jadi, kita tidak akan terlalu tua untuk belajar atau mempelajari kembali.
Dan ada peribahasa Zen yang saya baca beberapa hari lalu di Twitter, “Belajar sesuatu setiap hari adalah kepandaian tetapi melepaskan sesuatu setiap hari adalah kebijaksanaan. Mempelajari sesuatu setiap hari adalah kepandaian, dan melepaskan sesuatu setiap hari adalah kebijaksanaan”. Dan peribahasa ini sangat berpengaruh bagi saya. Jadi, semua hal-hal mengerikan yang saya alami semasa kecil, bila dilihat dari sudut pandang saya sekarang tidaklah terlalu buruk. Mereka membentuk identitas saya sekarang ini.
Siapakah saya? Saya adalah orang yang menunjukan kualitas terbaik sesuai kemampuan saya saat ini.
Tetapi saya tidak akan berhenti menjadi orang terbaik saat ini karena saya akan menjadi lebih baik. Saya akan menjadi lebih ramah, lebih murah hati, lebih pemaaf, lebih pengertian, lebih bertoleransi, bekerja lebih keras, lebih mengintrospeksi diri, dan memperbaiki diri.
Dengan kata lain, saya ingin tercerahkan.
Dan bila kita berkata kita tidak bisa melakukannya, kita tidak bisa melakukannya, kita tidak bisa melakukannya? Anda tahu, yang berkata seperti ini bukan lingkungan, sifat tercerahkan dalam diri anda, bukan Buddha, bukan orang tua anda, bukan sahabat anda, bukan orang bijaksana yang mengatakan hal ini pada anda. “Anda tidak bisa melakukannya.” Ini adalah diri anda sendiri yang berkata, “anda tidak bisa melakukannya.”
Jadi, ketika anda mengatakan pada diri sendiri anda tidak bisa melakukannya dibandingkan dengan lingkungan, teman, teman yang bijaksana, guru anda, Buddha yang mengatakan pada anda, anda bisa melakukannya – maka anda melawan mereka.
Bila anda sendiri yang mengatakan anda tidak bisa melakukannya, anda tidak bisa memperbaiki diri, anda tidak bisa berkembang sementara semua Samsara dan Nirvana mengatakan dimana anda bisa melakukannya. Tebak siapa yang salah? Jelas anda yang salah. Ketika kita selalu mengatakan pada diri sendiri bahwa kita tidak bisa melakukan sesuatu, saya tidak bisa, saya tidak bisa, saya tidak bisa, saya tidak bisa – sebenarnya, kita bisa melakukannya, tetapi kita tidak mau melakukannya..
Mengapa kita tidak mau melakukannya, karena akibat dari merugikan orang lain, atau rasa malas, atau berlaku tanpa integritas belum kembali pada kita dengan kekuatan penuh. Roda bersenjata tajam belum kembali pada kita. Dan semoga Yamantaka memberkati kita agar roda bersenjata tajam segera kembali pada diri kita sebelum terlambat, sehingga kita bisa menyadari akibat tindaakan kita.
Jadi semua pengalaman yang saya anggap mengerikan semasa kecil, hari ini saya menyadari bahwa pengalaman ini baik adanya. Dan di masa depan ketika saya menceritakan hal ini, maka diri saya yang berbeda yang akan berbicara mengenai hal ini, bila diperlukan. Mengapa? Karena membentuk diri saya hari ini. Mereka membuat saya menjadi praktisi Dharma yang lebih kuat, lebih baik. Mereka membuat saya menyadari sifat Samsara yang sebenarnya, mereka membuat saya menjadi seorang biksu.
Seperti apa yang dilihat sang Buddha pada seorang tua renta, menjelang ajal, sakit, dan seorang biksu; semua ini membangunkannya, membangunkan benih dalam dirinya agar dapat mengatakan tidak, saya tidak akan mengalami Samsara lagi. Jelas saya tidak berada dalam tingkat Buddha, tetapi melihat semua ini membuka benih dalam diri saya bahwa saya tidak ingin mengalami apa yang dialami orang dalam dunia sekuler, kehidupan sekuler normal.
Pastinya saya ingin melarikan diri darinya, dan ini adalah alasan saya menjadi seorang biksu karena saya melihat apa yang dialami orang tua saya, punya anak, sekolah, bekerja, menua, meninggal, sakit, sehat, tidak sehat, kebanggaan diri, ego, bertengkar, kompetisi. Semua yang saya saksikan membuka benih keinginan dalam diri saya untuk tidak memilih jalan ini karena tidak ada hasilnya. Saya belajar dari menyaksikan orang tua saya, para orang dewasa dan lainnya. Saya tidak bermaksud menyinggung mereka, tetapi saya belajar.
Dan saya berbeda dari kebanyakan orang karena ketika saya belajar, saya tidak meneruskan yang tidak baik. Saya berbeda karena ketika saya belajar, saya menghentikan [hal-hal yang tidak baik]. Inilah gunanya belajar. Ketika anda mempelajari sesuatu, anda tidak melakukannya, atau anda melakukannya. Ketika anda mempelajari sesuatu, anda melakukan apa yang diperlukan dan menghentikan apa yang tidak perlu. Ini yang disebut belajar.
Tidak ada saat ‘aha’. Tidak ada saat gaib, instan, tercerahkan. Apa yang anda sadari, anda hentikan. Seperti itu saja. Anda hentikan. Anda berhenti mencari inspirasi.
Bahkan, orang yang sudah tahu apa yang harus mereka lakukan, tetapi selalu mencari inspirasi adalah bentuk lain dari rasa malas dan menunda-nunda. Mengapa? Karena mereka tahu apa yang harus mereka lakukan, mereka mengerti, mereka mengekspresikannya, mereka menulisnya, mereka membicarakannya, mereka memperbincangkannya, dalam seni, mereka mengetahuinya. Akan tetapi, mereka tetap mencari inspirasi. Ini adalah sebuah bentuk penundaan. Ibaratnya, anda ingin punya kue dan memakannya juga. Jadi saya tidak terlalu terkesan atau percaya pada orang-orang yang mencari inspirasi.
Saya mengagumi orang-orang yang menjadi inspirasi, bukan karena mereka menyelamatkan milyaran orang, tetapi karena mereka menyelamatkan diri mereka sendiri dan dalam prosesnya mereka mempengaruhi orang-orang di sekitar mereka. Banyak pahlawan dimana-mana, termasuk dalam diri kita dan bila kita memilih jadi pahlawan tanpa menyadarinya, maka kita akan menjadi pahlawan.
Tetapi, orang pertama yang harus menjadi panutan adalah diri kita sendiri. Apakah kita menganggap diri kita sebagai panutan? Dengan bertindak penuh integritas, dengan menyelesaikan pekerjaan dengan baik, dengan melakukan apa yang harus kita lakukan – melakukan dua atau tiga, tidak perlu dikejar, berbaik hati, bermurah hati, tanpa maksud tertentu, menggunakan setiap situasi di sekitar kita untuk memberi manfaat bagi orang lain dan tidak mempergunakan orang lain.
Beginilah caranya kita jadi pahlawan. Inilah caranya kita sedikit menghormati diri dan dihormati orang lain. Dan saya berjanji, siapapun yang memiliki rasa hormat pada diri sendiri tidak peduli kaya atau miskin, akan hidup bahagia dan mempengaruhi orang lain menjadi bahagia.
Jadi, saya tumbuh besar dalam situasi yang sulit dan kadang mengerikan. Ibu angkat saya sering mengancam akan membunuh saya. Ia akan menikam saya ketika tidur dan membunuh saya. Beliau mengancam saya berulang kali ketika sedang tidak senang. Jadi saya mengalami semua ini.
Sekarang ketika mengenang masa lalu, semua yang saya alami tidaklah menyenangkan, tetapi saya tidak keberatan mengalami semua ini lagi karena pengalaman-pengalaman ini membuat saya menghargai orang lain, membuat saya menghargai hadiah, bantuan, dan ketika orang memberikan saya uang, makanan atau tempat tinggal atau pakaian, harapan, arahan atau nasihat. Pengalaman-pengalaman ini membuat saya menghargai apa yang saya miliki hari ini. Dan saya juga banyak berbagi karena saya menghargai apa yang saya dapatkan. Dan ketika saya melihat hewan dan manusia yang sakit, hal ini mengganggu saya dan menginspirasi saya untuk melakukan sesuatu.
Ketika saya masih kecil, ayah angkat saya tidak menunjukan rasa peduli ketika dia melihat orang atau hewan yang kesakitan. Dia hanya berkata bahwa mereka patut merasakannya. Pendapat ayah angkat membingungkan bagi saya karena saya tidak mengerti mengapa manusia dan hewan-hewan ini patut merasakan sakit. Jadi ketika saya sudah dewasa saya mengerti bahwa mungkin mereka memang patut merasakan sakit ini karena akibat karma perbuatan mereka terdahulu, tetapi mereka juga patut dibantu.
Jadi, apapun yang kalian alami ketika masih kecil bisa menjadi inspirasi atau membuat anda putus asa ketika dewasa. Tetapi mengapa anda tidak membiarkan pengalaman-pengalaman ini membuat anda putus asa? Mengapa anda tidak membuat pengalaman-pengalaman ini menjadi inspirasi bagi anda untuk berhasil? Semua ini tergantung cara pikir anda sendiri.
Dan apapun yang tidak kalian alami semasa kecil bisa membuat anda berhasil atau mematahkan semangat anda, mengapa anda tidak mengalaminya sekarang, memajukan waktu dan membuat semua pengalaman ini untuk menyemangati anda untuk berhasil, bukannya mematahkan semangat anda.
Ingatlah sesuatu, banyak orang menanyakan, “karena saya adalah seorang inkarnasi lama luhur atau seorang inkarnasi atau seorang tulku, bukankah seharusnya masa kecil saya sempurna? Bukankah seharusnya saya memiliki orang tua sempurna, situasi sempurna, semuanya indah dan lezat dan mengagumkan?” ya itulah yang saya alami.
Saya memiliki masa kecil yang sempurna. saya dibesarkan dengan baik karena apapun yang saya alami dalam masa pertumbuhan membuka benih dalam pikiran saya, membuat saya belajar, membuat saya maju, semua hal negatif yang saya lihat membuat saya tidak ingin terlibat di dalamnya ketika dewasa, dan semua hal-hal positif yang saya lihat membuat saya ingin menjadi lebih baik semakin bertambahnya usia saya.
Jadi apakah saya memiliki masa kecil yang sempurna? Ya pastinya. Apakah saya dibesarkan dengan baik? Ya pastinya. Karena saya tidak dibesarkan dengan cara yang lembut dan mudah mendapatkan banyak hal. Saya tumbuh dalam suasana rusuh, bingung, penuh kebohongan, kekerasan dan penuh kekecewaan, dan ini adalah hal-hal yang saya tidak ingin dialami orang lain.
Jadi apakah saya akan terlahir dalam situasi seperti ini lagi? Apabila pengalaman ini membantu praktik spiritual saya dan membawa saya pada tingkat yang lebih tinggi, maka jawabannya adalah ya, dengan senang hati saya akan terlahir dalam situasi seperti ini lagi. Untuk belajar, berlatih dan berkembang.
Apakah saya akan merekomendasikan pengalaman ini kepada orang lain? Tergantung masing-masing individu. Yang penting adalah apa yang kita tidak alami semasa kecil, akan kita alami ketika dewasa dan akan lebih sulit bagi kita untuk mengatasinya. Apapun yang telah kita alami semasa kecil dan ketika menemukan situasi yang mirip ketika dewasa, tidak sulit bagi kita untuk menghadapinya. Karena kita sudah berpengalaman. Kita sudah ahli.
Apapun situasi yang dialami, anggaplah sebagai pelajaran, gunakan, praktikkan, dan majulah dengannya. Praktik spiritual itu artinya maju dan menunjukkan hasil.
Saya memiliki masa kecil yang indah, kalian semua juga memiliki masa kecil yang indah. Saya memiliki masa dewasa yang baik, kalian semua juga memiliki masa dewasa yang baik. Kalian bisa memilih untuk membuat keadaan menjadi baik. Buatlah keadaan menjadi baik dengan memulai dari diri sendiri untuk memiliki integritas, kemurahan hati, kebaikan, berbicara langsung, bertoleransi dan memaafkan.
Mulailah sekarang!
Cerita di atas adalah sesuatu yang ingin saya bagikan dengan semua sahabat pembaca blog saya di seluruh dunia. Ada banyak pelajaran berharga bagi saya dan mungkin beberapa hal yang bisa membantu anda juga. Terima kasih banyak.
Transkrip ini telah diedit dengan tujuan memperjelas dan memudahkan pengertian.
Untuk membaca informasi menarik lainnya:
- Biografi Singkat Tsem Rinpoche Dalam Foto (Bahasa Indonesia)
- Pertanyaan Mengenai Rasa Cemburu (Bahasa Indonesia)
- 35 Buddha Pengakuan (Bahasa Indonesia)
- Ritus Berlian: Sadhana Harian Dorje Shugden (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden – Pelindung Masa Kini (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden Gyenze untuk Memperpanjang Umur, Meningkatkan Pahala dan Kekayaan (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden Shize: Sebuah Praktik Untuk Penyembuhan dan Umur Panjang (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden Wangze untuk Anugrah Daya Kuasa dan Pengaruh (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden Trakze Untuk Menghalau Gangguan Ilmu Hitam & Makhluk Halus (Bahasa Indonesia)
- Proyek Pembangunan Stupa Relik Tsem Rinpoche (Bahasa Indonesia)
- ALBUM: Upacara Parinirwana Yang Mulia Kyabje Tsem Rinpoche (Lengkap) (Bahasa Indonesia)
- Parinirwana dari Yang Mulia Kyabje Tsem Rinpoche (Bahasa Indonesia)
- Dinasti Shailendra: Leluhur Buddhisme Mahayana di Indonesia (Bahasa Indonesia)
- Sebuah Doa Singkat Kepada Dorje Shugden (Bahasa Indonesia)
- Yang Mulia Dharmaraja Tsongkhapa (Bahasa Indonesia)
- Kyabje Zong Rinpoche: Kelahiran, Kematian & Bardo (Bahasa Indonesia)
Please support us so that we can continue to bring you more Dharma:
If you are in the United States, please note that your offerings and contributions are tax deductible. ~ the tsemrinpoche.com blog team
DISCLAIMER IN RELATION TO COMMENTS OR POSTS GIVEN BY THIRD PARTIES BELOW
Kindly note that the comments or posts given by third parties in the comment section below do not represent the views of the owner and/or host of this Blog, save for responses specifically given by the owner and/or host. All other comments or posts or any other opinions, discussions or views given below under the comment section do not represent our views and should not be regarded as such. We reserve the right to remove any comments/views which we may find offensive but due to the volume of such comments, the non removal and/or non detection of any such comments/views does not mean that we condone the same.
We do hope that the participants of any comments, posts, opinions, discussions or views below will act responsibly and do not engage nor make any statements which are defamatory in nature or which may incite and contempt or ridicule of any party, individual or their beliefs or to contravene any laws.
Please enter your details