Jangan Menjadi Orang Suci (Bahasa Indonesia)
Sahabat yang baik,
Saya menyadari bahwa ada beberapa orang yang secara karma tidak dapat mengalihkan pikiran mereka ke pikiran yang lebih tinggi untuk memulai pencerahan melalui latihan 8 Ayat, 50 Bait, Roda Senjata Tajam, Bodhicitta atau terinspirasi oleh orang-orang suci. Mereka hanya berpikir sesuai tingkat mereka. Orang-orang suci seperti Shantideva yang cemerlang, Naropa si pekerja keras, Milarepa yang penuh pengabdian atau Ghantapa yang mahir sama sekali tidak membuat mereka terinspirasi. Saya menyadari bahwa siang dan malam mereka berlalu untuk memenuhi Delapan Dharma Duniawi dan bukan menghindarinya. Saya menyadari semua itu. Tetapi pada tingkat praktis sehari-hari, menginginkan nama, ketenaran, uang, rasa hormat, pujian dan kekuasaan dengan mengesampingkan orang lain juga tidak akan berhasil dalam jangka panjang. Atau dengan mengabaikan kebutuhan rekan-rekan kita atau dengan terang-terangan menjadi licik dengan informasi, kendali dan manipulasi tidak dapat diabaikan, tidak dipedulikan atau disembunyikan selamanya. Berbohong dalam ucapan kita setiap hari dan menganggap semua orang itu dungu atau bodoh sama sekali tidak praktis. Bahkan mengambil keuntungan dari orang lain harus didasarkan pada beberapa bukti kebenaran tentang bagaimana kita menilai orang lain! Pada akhirnya kita akan ketahuan. Kita akan ketahuan dan kemudian kemana arahnya.
Menginginkan pengakuan, nama, dan kekuasaan atau uang adalah hal yang wajar, namun biarkanlah orang-orang di sekitar kita setiap hari juga mendapatkan bagian atau setidaknya jangan terus menggunakan mereka sampai merusak hubungan yang terjalin. Jangan memperlakukan orang-orang di sekitar kita seakan mereka tidak penting atau hanya sebagai metode yang mudah untuk mencapai tujuan kita. Karena orang-orang di sekitar kita tidak akan tinggal diam dan akan bangkit dan berbicara dan mengekspos kita. Oleh karena itu pada akhirnya kita tidak akan mendapatkan apa-apa.
Jangan mengambil keuntungan dari orang-orang di sekitar kita. Kalau kita tidak bisa menjadi orang suci, setidaknya jangan menjadi iblis. Kita dapat mencapai apa yang kita inginkan dengan lebih baik jika kita bersikap tulus kepada orang-orang di sekitar kita dan memiliki sedikit kesetiaan, kepedulian yang tulus, dan memberi tanpa mengharapkan balasan dari waktu ke waktu.
Lakukan pekerjaan kita, bayarlah hutang kita, jangan pernah biarkan mereka mengejar pembayaran hutang dari kita. Uang dapat memisahkan pasangan dan bahkan keluarga. Jangan pernah membuat orang lain mengejar-ngejar hutang kita. Jika kita memperlakukan semua orang di sekitar kita seperti batu loncatan, pada akhirnya kita akan terinjak. Perasaan mereka terhadap kita akan menjadi dingin. Manusia memang sabar dan pemaaf, tapi tidak selamanya jika kita terus menganggap mereka sebagai keledai yang bisa digunakan untuk tujuan kita.
Manusia bukanlah keledai atau batu loncatan, melainkan sesuatu yang harus dihargai, dihormati, dan atau setidaknya diperlakukan dengan tulus. Bahkan keledai atau hewan apa pun tidak boleh diperlakukan dengan buruk. Dalam hidup, selama masa muda, paruh baya, atau tua, siapa yang kita cintai, siapa yang mencintai kita, cinta apa yang kita miliki di dalam hati kita, dan kasih sayang yang kita miliki itulah yang membuat kita dirindukan, dihormati, dan dipikirkan dengan baik. Itulah yang terpenting. Kemudian kegelapan terakhir adalah saat kita menutup mata selamanya. Kita hanyalah titik-titik cahaya atau kegelapan di alam semesta. Kita memilih untuk menjadi yang mana.
Jangan menjadi orang suci dan itu tidak masalah. Tidak bisa menjadi orang suci dan itu tidak masalah. Tapi setidaknya jadilah manusia. Menjadi manusia berarti memiliki rasa hormat yang beradab kepada orang lain dan tidak hanya memanfaatkan orang lain untuk kepentingan diri sendiri. Memiliki empati dan kepedulian pada tingkat tertentu. Setiap tindakan yang kita lakukan atau tidak lakukan tidak boleh dilakukan demi kepentingan diri sendiri untuk mendahului orang lain. Hormati orang-orang di sekitar kita dan jangan memanfaatkan mereka, menyalahgunakan mereka, dan tidak peduli dengan mereka.
Jangan hanya melihat mereka sebagai objek yang bisa digunakan untuk membuat Anda maju. Apa yang naik harus turun atau sebelum Anda naik, Anda mungkin tidak akan pernah naik karena orang lain tidak mau bekerja sama. Percayalah pada karma atau setidaknya sebab dan akibat. Percayalah pada hal ini dan tenangkan pikiran Anda dengannya. Hal ini akan sangat membantu untuk jangka panjang.
Jangan gunakan orang lain. Bersikaplah adil. Memberi dan menerima. Bersikaplah manusiawi sebanyak yang Anda bisa dan jika Anda gagal, setidaknya jangan menjadi iblis. Bersikaplah terbuka terhadap kesalahan Anda karena orang tidak buta dan terus terang dalam memperbaiki diri karena Anda mendapatkanmanfaat. Lakukanlah perbaikan dengan sungguh-sungguh. Jangan terus meminta maaf untuk menutupi atau menipu. Lakukan bagian Anda dari pekerjaan yang telah ditentukan dan pikul beban Anda. Tunjukkan integritas. Integritas dan melakukan pekerjaan tidak harus bersifat spiritual, namun merupakan batu loncatan yang sebenarnya untuk mencapai apa yang ingin Anda capai.
Bersikap manusiawi, sopan, hormat dengan integritas adalah kualitas yang tak lekang oleh waktu baik bagi orang yang ‘saleh’ maupun yang belum memilih keyakinan. Raihlah keinginan dasar kita sebagai manusia atau lebih, tetapi dengan metode yang benar. Jangan pernah memanfaatkan atau menyalahgunakan orang lain. Ingat, setiap orang membutuhkan orang lain. Jadi lebih baik kita bersikap baik setidaknya pada beberapa orang. Ingatlah bahwa dunia ini bukanlah tiram untuk kita nikmati. Kita hanyalah kura-kura buta di samudra samsara yang luas.
Saya sendiri mencoba melakukan hal di atas dan saya gagal, tetapi saya yakin bahwa saya pasti berkembang dengan pesat dan akan terus melakukannya karena semua orang di sekitar saya sangat berharga. Saya sangat berharga. Orang-orang di sekitar saya juga sangat berharga. Saya tidak bisa ke mana-mana tanpa orang lain dan itu praktis dan nyata.
Tsem Rinpoche
Untuk membaca informasi menarik lainnya:
- Inginkah Anda Mendengar Kebenaran? (Bahasa Indonesia)
- Perubahan Itu Bersifat Instan (Bahasa Indonesia)
- Tsem Ladrang – Rumah Pengabdian (Bahasa Indonesia)
- Membalas Dendam Sangatlah Berbahaya (Bahasa Indonesia)
- Cinta Yang Tulus … (Bahasa Indonesia)
- 35 Buddha Pengakuan (Bahasa Indonesia)
- Nasihat Bermanfaat Untuk Kita (Bahasa Indonesia)
Please support us so that we can continue to bring you more Dharma:
If you are in the United States, please note that your offerings and contributions are tax deductible. ~ the tsemrinpoche.com blog team
DISCLAIMER IN RELATION TO COMMENTS OR POSTS GIVEN BY THIRD PARTIES BELOW
Kindly note that the comments or posts given by third parties in the comment section below do not represent the views of the owner and/or host of this Blog, save for responses specifically given by the owner and/or host. All other comments or posts or any other opinions, discussions or views given below under the comment section do not represent our views and should not be regarded as such. We reserve the right to remove any comments/views which we may find offensive but due to the volume of such comments, the non removal and/or non detection of any such comments/views does not mean that we condone the same.
We do hope that the participants of any comments, posts, opinions, discussions or views below will act responsibly and do not engage nor make any statements which are defamatory in nature or which may incite and contempt or ridicule of any party, individual or their beliefs or to contravene any laws.
Please enter your details