Bagaimana Geshe Tsultrim Gyeltsen Merubah Hidup Saya (Bahasa Indonesia)

Sep 1, 2021 | Views: 180

Geshe-la dan saya. Foto ini diambil setelah saya menjadi seorang biksu. Terima kasih Geshe-la karena mengayomi seorang anak laki-laki berusia 16 tahun yang ketakutan dan kesepian dan menunjukkan banyak cinta dan peduli kepadanya.

Dalam hidup, saya sangat beruntung dapat duduk di kaki guru-guru agung dan menerima ajaran dari mereka. Dari 16 guru, saya menghabiskan waktu paling banyak, baik secara pribadi maupun formal, bersama Guru kedua saya, Yang Mulia Geshe Tsultrim Gyeltsen. Dan bila dipikir, saya bertemu dengan Geshe-la karena kebetulan … sekarang ketika mengenangnya, semua seperti mimpi.

Seperti guru saya yang lain, kebaikan Geshe-la kepada saya tak terhingga banyaknya. Melalui Geshe-la, saya bertemu dengan Kyabje Zong Rinpoche, Guru utama saya. Geshe-la juga memperkenalkan saya pada Dorje Shugden. Saya menerima banyak ajaran, penjelasan dan kelas ritual seperti kelas Lamrim setiap hari minggu selama delapan tahun dari Geshe-la. Beliau juga memberikan saya tempat tinggal dan atap di atas kepala saya selama delapan tahun. Tanpa Geshe-la, saya tidak punya rumah. Geshe-la juga mengajarkan bagaimana masak makan siang dalam waktu lima menit saja (saya tidak pernah mendengar tentang mie instan sebelumnya). Geshe-la juga lah yang menasihati saya untuk menelpon ibu angkat saya dan mencoba berdamai dengannya. Jadi saya menerima banyak sekali dari Geshe-la.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, saya bertemu dengan Geshe-la secara kebetulan. Setelah saya melarikan diri dari New Jersey ke Los Angeles, keadaan saya lebih tenang dan saya mulai mencari tempat untuk melakukan praktik saya. Berdoa di hadapan altar dan pergi ke wihara adalah sesuatu yang saya rindukan selama berminggu-minggu dan saya berusaha mencari tempat seperti ini. Jadi saya melihat buku telepon – waktu itu belum ada Internet, jadi kita mencari orang di buku telepon – dan saya menemukan tempat bernama Dharmadhatu. Setelah mencatat alamatnya, saya naik bis ke seberang kota dan tiba di depan pintu mereka.

Dharmadhatu menempati sebuah rumah toko yang menghadap ke jalan besar. Saya tidak yakin bila lantai dasar juga ditempati mereka, tetapi yang pasti mereka menempati lantai atas. Jadi saya pergi ke pintu utama di lantai bawah yang diamankan dengan kisi-kisi besi dan menatap tangga. Di atas tangga, ada sebuah tirai pintu bergaya Tibet, menutupi pintu yang terbuka. Angin sepoi sepoi mengepakan tirai tersebut dengan ringannya. Saya memencet bel, dan menggoncang kisi-kisi besi tersebut dan memanggil, “Halo! Halo! Apakah ada orang di sana?”

Bangunan yang ditempati College of Oriental Studies dimana saya bertemu dengan Dr. Leo Pruden yang membawa saya untuk bertemu dengan Geshe-la.

Saya bisa mendengar suara-suara dari lantai atas dan ada cahaya lampu yang terlihat, tetapi tidak ada orang yang datang membuka pintu masuk walaupun saya membunyikan bel dan mengetuk pintu untuk waktu yang lama. Aneh rasanya. Mungkin mereka sibuk, sedang meeting atau melakukan hal lainnya. Jadi setelah beberapa waktu, saya pikir, “Ok, mereka tidak akan membuka pintu” jadi saya kembali mencari tempat lain di buku telepon. Kemudian saya menemukan “College of Oriental Studies”. Dalam pikiran saya yang tidak berpengalaman, kata ‘oriental’ menandakan mereka punya altar di sana.

Jadi saya pergi ke universitas tersebut dan bertemu dengan seorang pria yang baik hati bernama Dr. Leo Pruden. Sayang sekali sekarang beliau telah meninggal. Dr. Pruden berkata pada saya,

“Kami tidak punya altar di sini karena ini adalah sebuah universitas. Tetapi saya mengenal baik seorang guru dari Tibet. Saya bisa memperkenalkanmu kepadanya bila kamu mau, dan beliau bisa membantumu. Kamu mau?”

Saya senang sekali karena akhirnya, “Saya akan punya tempat untuk berdoa!” Jadi saya segera menerima tawaran Dr. Pruden. Ia mengantarkan saya ke sebuah rumah di St. Andrew’s Place dengan mobilnya. Ternyata rumah ini sebetulnya adalah sebuah wihara bernama Thubten Dhargye Ling (TDL).

Lokasi pertama Thubten Dhargye Ling, dimana saya tinggal bersama Geshe-la selama beberapa tahun sebelum wihara ini pindah ke lokasi berikutnya di La Cienega. Di sinilah saya bertemu dengan Kyabje Zong Rinpoche.

Dr. Pruden membawa saya ke dalam dan ketika saya masuk, saya sangat terkesima. Geshe-la berada di ruang tamu yang dirubah menjadi aula mengajar dan berdoa. Beliau duduk dalam posisi meditasi di bawah rupang Lama Tsongkhapa. Beliau sedang bermeditasi dan berlatih. Ada cahaya matahari yang masuk melalui jendela dan di sekitar beliau banyak thangka dan rupang Buddha. Geshe-la seperti mengeluarkan cahaya keemasan, dan saya pikir, “WOW!” Saya tidak bisa menemukan kata-kata yang tepat untuk menggambarkan beliau. Geshe-la terlihat sangat indah, seperti bayangan saya tentang guru agung dari Tibet.

Dr. Leo Pruden (kanan) bersama dengan Yang Mulia Dr. Thich Thien An mendirikan College of Oriental Studies. Dr. Pruden memperkenalkan saya kepada Geshe Tsultrim Gyeltsen yang kemudian merubah hidup saya.

Saya segera bersujud tiga kali, dan kemudian Dr. Pruden memperkenalkan saya pada Geshe-la, “Maaf karena mengganggumu Geshe-la. Saya tidak seharusnya datang hari ini, tetapi saya membawa tamu. Anak muda ini mencari tempat untuk berdoa dan beliau datang ke universitas kami. Kami tidak punya altar di sana, jadi saya berpikir untuk membawa dia kepada anda.

Kemudian, Dr. Pruden berkata pada saya, “Ok, saya rasa tempat inilah yang kamu cari. Saya pergi sekarang.” Saya sangat berterima kasih pada Dr. Pruden dan menghargai kebaikannya. Saat itu, saya baru berusia 16-17 tahun, masih sangat muda. Geshe-la menyambut saya dan bertanya siapa saya. Saya memperkenalkan diri sebagai murid dari Kensur Rinpoche Lobsang Tharchin di Howell, New Jersey dan menjelaskan apa yang terjadi dengan keluarga saya dan mengapa saya berada di Los Angeles. Geshe-la menjawab, “Oh, saya kenal Geshe Lobsang Tharchin. Beliau adalah guru yang sangat hebat.” Saya sangat senang mendengar hal ini, ada orang lain yang memuji Guru saya dan hal ini menunjukkan kualitas Geshe-la sendiri, yang tidak memiliki ego dan iri hati. Beliau menghormati guru lain. Memang begitu seharusnya.

Setelah berbincang beberapa saat, Geshe Tsultrim Gyeltsen berkata, “Ok, saya sangat sibuk sekarang jadi tidak bisa berbicara banyak. Tetapi kamu datang pada hari yang baik, kita akan melakukan tsok malam ini.”Saya sangat gembira mendengar hal ini karena sejak saya meninggalkan New Jersey, saya mencari tempat untuk melakukan praktik saya. Saya memiliki komitment pada Kensur Rinpoche ketika saya menerima inisiasi tantra tingkat tinggi dari beliau, dan saya tidak pernah dan tidak bermaksud melanggarnya. Bahkan, saya telah menjaga komitmen ini setiap hari sejak saya menerima inisiasi dari Kensur Rinpoche sekitar 40 tahun yang lalu.

Sejak menerima inisiasi tantra tingkat tinggi dari Kensur Rinpoche di New Jersey, saya tidak pernah melanggar komitmen saya. Jadi setelah tiba di Los Angeles, saya mencari tempat untuk melakukan persembahan tsok dua kali sebulan. Geshe Tsultrim Gyeltsen memperbolehkan saya melakukannya di TDL.

Jadi, saya segera bertanya pada Geshe-la apakah saya boleh bergabung bersama mereka malam itu, bukan sebagai murid beliau, tetapi apakah saya boleh datang dan melakukan tsok. Geshe-la melihat saya dan bertanya, “Kamu tahu bagaimana melakukan tsok?” Saya menjawab “ya,” dan menjelaskan inisiasi yang telah saya terima dari Kensur Rinpoche. Geshe-la berpikir selama sedetik dan berkata, “Ok, kamu boleh datang. Datang malam ini pukul 7.”

Saya tidak mau terlambat, jadi saya segera pulang dan mengambil semua peralatan tsok. Waktu masih menunjukan pukul 3-4 sore dan Geshe-la bilang saya bisa kembali pukul 7 malam, jadi masih ada beberapa jam. Karena tidak punya banyak uang, saya menghabiskan waktu beberapa jam keliling kota. Ketika pukul 7 malam tiba, saya kembali ke wihara dan ketika saya masuk, tempatnya ramai. Ada sekitar 30-40 orang di sana, dan suasananya benar-benar ramai. Ini adalah tempat yang saya cari. Kami melakukan tsok Lama Chopa malam itu. Saya kemudian mendengar banyak orang yang bertanya, “Siapakah anak laki-laki aneh ini? Bagaimana dia belajar mempersembahkan tsok dengan baik?”

Altar saya di TDL. Saya sangat bahagia tinggal di sana bersama Guru saya, Geshe-la dan sangat bersyukur bisa punya altar sendiri. Di New Jersey, saya tidak boleh punya altar sendiri.

Malam itu, saya bertemu dengan semua murid Dharma di TDL. Singkat cerita, salah satu anggota komite sangat menyukai saya dan memutuskan untuk menurunkan sewa kamar kosong yang ada di wihara tersebut untuk saya. Pada saat itu, saya tinggal di rumah Bob, sepupu saya. Bob jauh lebih tua dari saya dan sudah menikah. Dia punya hidup dan urusan sendiri. Jadi Bob sangat baik karena memberikan tempat bagi saya di rumahnya. Tetapi Bob ingin saya hidup mandiri. Saya sendiri selalu ingin tinggal di wihara. Jadi ketika tawaran untuk tinggal di TDL datang, saya segera menerimanya. Saya berhasil mendapatkan pekerjaan di Fotomat dan menyewa kamar di wihara seharga USD 150 per bulannya. Jumlah tersebut sangat besar bagi saya pada saat itu.

Ketika saya memberitahu Bob mengenai rencana pindah ke wihara, ia tidak terkejut. Dia tidak keberatan saya pindah. Tetapi dia menganjurkan saya untuk mencoba hal lain sebelum pindah ke wihara. Pada saat itu, Bob masih berkomunikasi dengan orang tua saya di New Jersey, dan mereka tidak senang mendengar rencana saya pindah ke wihara. Mereka tidak ingin saya mendalami Dharma dan menjadi biksu. Saya rasa mereka berpikir bila saya menderita di Los Angeles dan menemukan banyak kesulitan, saya akan kembali ke New Jersey. Istri Bob, Pauline, adalah seorang wanita Asia yang berasal dari Hong Kong. Ketika saya tinggal di rumah Bob, Pauline memperlakukan saya dengan baik dan memberi banyak nasihat mengenai bagaimana menjalani hidup dan menjadi orang baik. Pauline berlaku seperti kakak yang selalu saya inginkan. Pauline khawatir tentang saya, dan kadang ia memarahi dan menasihati saya. Ia memperlakukan saya seperti kerabatnya. Ketika saya memutuskan pindah dari rumah mereka, Pauline sangat khawatir dan berbicara pada saya. Dia ingin memastikan bahwa pindah ke wihara memang keinginan saya. Saya tidak pernah melupakan kebaikan Pauline ketika saya tidak punya siapa-siapa.

Jadi saya pindah ke wihara, dan mengakhiri semua rencana orang tua saya. Bagi mereka saya selangkah lebih dekat untuk menjadi biksu. Saya mengemas barang-barang saya dalam dua tas – saya tidak punya banyak barang – dan pindah ke wihara. Bagi saya ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan, untuk tinggal bersama guru saya di wihara, di biara – apapun namanya. Kami memiliki ruang doa sendiri di dalam, sebuah gompa dengan thangka dan patung-patung. Biasanya, kecuali ada acara puja, sesi mengajar dan lainnya, hanya ada saya dan Geshe-la di wihara karena hanya kami berdua yang tinggal penuh waktu di sana.

Kensur Rinpoche Lobsang Tharchin, guru pertama saya di New Jersey yang mengijinkan saya untuk tinggal di TDL dan belajar bersama Geshe Tsultrim Gyeltsen.

Akhirnya, saya memohon Geshe Tsultrim Gyeltsen untuk menerima saya sebagai muridnya secara formal dan memperbolehkan saya untuk belajar di bawah bimbingannya. Tetapi, sesuai dengan Bait-Bait Pengabdian Pada Guru, saya harus meminta ijin guru pertama saya dulu. Jadi saya menelpon Kensur Rinpoche di New Jersey. Bila Kensur Rinpoche Lobsang Tharchin-la tidak mengijinkan, saya akan pergi. Kita memerlukan berkat dari guru kita untuk melakukan hal-hal spiritual. Bila keadaan tidak memungkinkan bagi kita untuk belajar dari guru kita, kita memerlukan ijin dari beliau untuk belajar dari guru lain. Bila tidak, kita tidak akan bisa mendapatkan pencapaian atau kesadaran yang lebih tinggi. Hubungan spiritual yang baik (samaya) antara guru dan murid sangatlah penting untuk mendapatkan pencapaian dan pandangan yang lebih tinggi, khususnya dalam bentuk meditasi. Memiliki samaya negatif dengan sang guru bukan hanya menghambat pertumbuhan spiritual kita pada umumnya, tetapi setiap hari samaya ini terlanggar, karma negatif yang sangat berat terakumulasi yang suatu hari akan terbuka dan membawa banyak kesulitan. Kesulitan bagi tubuh dan pikiran. Hal ini dijelaskan oleh Vajradhara dan banyak guru-guru India lainnya.

Pertama-tama, saya minta maaf kepada Kensur Rinpoche karena melarikan diri. Saya memberitahu Kensur Rinpoche apa yang terjadi, dimana saya berada dan apa yang saya lakukan. Saya juga berkata bahwa saya tidak pernah ingin meninggalkan beliau tetapi situasi di rumah dan hubungan saya dengan orang tua benar-benar sangat sulit. Jadi saya merasa tidak punya pilihan. Selain itu, orang tua saya juga menyebarkan gosip-gosip yang tidak mengenakan mengenai Kensur Rinpoche, dan saya tidak ingin mereka menyakiti guru saya dengan cara tersebut. Orang tua saya ingin Kensur Rinpoche dideportasi. Saya minta maaf kepada Kensur Rinpoche atas fitnah yang disebarkan oleh orang tua saya. Kensur Rinpoche mendengarkan dengan seksama dan berkata tidak apa. Beliau senang saya berada di tempat yang aman, dan beliau mengerti karena pada kenyataannya, beliau mengetahui bagaimana saya diperlakukan di rumah.

Orang tua angkat saya akan menuduh Kensur Rinpoche memecah belah keluarga karena memperbolehkan saya untuk menghadiri sesi ajarannya. Atas dasar ini, mereka melaporkan beliau agar pemerintah membatalkan visa beliau dan mendeportasinya. Saya tidak bisa membiarkan hal ini terjadi, jadi saya pergi dari rumah. Saya tidak bisa melepaskan praktik Dharma, dan saya juga tidak ingin menjadi sebab orang tua saya menyebabkan kesulitan bagi guru agung seperti beliau. Saya sedih meninggalkan rumah, sahabat dan beberapa kerabat yang saya sayangi. Saya juga harus mencari tumpangan kendaraan pada usia 15 tahun untuk menyeberangi Amerika dari New Jersey ke California. Saya pikir lebih baik saya mati mencari tumpangan daripada tidak bisa melakukan praktik dan belajar Dharma pada saat itu.

Saya menjelaskan pada Kensur Rinpoche bahwa saya tidak bisa kembali ke New Jersey dalam waktu dekat, tetapi saya ingin terus belajar Dharma. Kemudian saya mohon ijin untuk menjadi murid Geshe Tsultrim Gyeltsen. Inilah yang dikatakan Kensur Rinpoche pada saya,

“Kamu benar-benar beruntung bertemu dengan Geshe Tsultrim Gyeltsen yang setara dengan saya. Pengetahuannya sangatlah luar biasa. Kamu harus memperlakukannya seperti kamu memperlakukan saya.”

Saya menutup telepon dan bersujud di hadapan telepon yang saya gunakan untuk berbicara dengan kensur Rinpoche. Saya benar-benar lega. Kensur Rinpoche tidak hanya memberikan ijin bagi saya untuk belajar dengan Geshe Tsultrim Gyeltsen, tetapi cara beliau memberikan ijin benar-benar membuat keyakinan saya pada dirinya menjadi lebih kuat (bila hal ini mungkin!). Kensur Rinpoche tidak memiliki ego ketika saya minta ijin untuk belajar dari guru lain karena situasi yang mengharuskan hal ini. Bila Kensur Rinpoche berkata atau ragu, saya akan segera meninggalkan TDL karena Guru pertama saya tidak memberikan ijin bagi saya untuk tinggal. Saya harus mematuhi guru saya. Beberapa tahun setelahnya, saya akan mengunjungi guru pertama saya di New Jersey beberapa kali. Saya menjaga hubungan saya dengan beliau sebagai sesuatu yang sakral dan berprioritas tinggi. Saya tidak pernah melupakan kebaikannya. Setelah saya pindah ke India, saya juga mengunjungi beliau di Biara Sera tempat beliau berasal. Waktu itu saya tinggal di Biara Gaden, dan saya naik bis selama 16 jam ke Biara Sera untuk mengunjunginya ketika beliau berada di sana.

Tetapi satu-satunya hal yang dipikirkan Kensur Rinpoche adalah saya bisa menerima pendidikan dan praktik Dharma dari guru yang berkualifikasi. Selain itu, Kensur Rinpoche memuji Geshe-la, sesuatu hal yang tidak perlu dilakukannya. Karenanya, keyakinan saya terhadap Geshe-la bertambah dan saya tidak ragu karena guru pertama saya menyuruh saya untuk memperlakukan Geshe-la seperti dirinya. Mulai hari itu, saya tidak pernah meragukan Geshe-la sekalipun karena Guru pertama saya telah memberikan berkatnya. Saya membayangkan kedua guru saya sebagai sati dengan sang Buddha dan menghormati mereka berdua.

Geshe Tsultrim Gyeltsen, Guru kedua saya dan pembimbing spiritual di Thubten Dhargye Ling (TDL) di Los Angeles, Amerika Serikat.

Saya segera melaporkan apa yang dikatakan Kensur Rinpoche kepada Geshe-la, termasuk pujian Kensur Rinpoche. Tetapi Geshe-la hanya berkata, “Ok, pergi dan buatkan saya secangkir teh.” Geshe-la suka minum teh India, jadi saya membuatnya berkali-kali setiap hari ketika saya tinggal bersama beliau. Kadang-kadang sampai delapan cangkir sehari. Tetapi ketika saya melaporkan apa yang dikatakan Kensur Rinpoche, beliau tidak bereaksi selain minta secangkir teh. Tidak ada “ceritakan lebih banyak” atau “apa lagi yang dikatakannya”. Keyakinan saya pada beliau berlipat ganda ribuan kali dan saya pikir saya benar-benar telah bertemu dengan guru agung, seseorang yang tidak tertarik dengan Delapan Dharma duniawi. Saya sangat beruntung bisa menjadi murid seorang guru dengan kualitas seperti ini. Wow!

Jadi seperti yang kalian ketahui, alasan saya melarikan diri dari New Jersey adalah karena orang tua angkat saya berusaha keras untuk mencegah saya belajar Dharma. Selama bertahun-tahun tinggal bersama mereka, saya sering dipukul dan dihukum. Hal ini benar-benar menyakitkan secara emosi dan fisik. Setelah keadaan saya lebih tenang, Geshe-la menyuruh saya menelpon ibu di New Jersey dan minta maaf atas segala sakit hati yang saya sebabkan karena melarikan diri. Berusaha membantah nasihat ini, saya berkata pada Geshe-la, “Minta maaf sama dia? Tetapi ibu yang menyiksa dan memukul saya! Saya yang dipukuli, saya yang dibentak, saya yang ditampar, disakiti selama bertahun-tahun!” Saya tidak mencoba berlaku kasar atau tidak hormat pada Geshe-la, tetapi saya tidak mengerti mengapa saya harus minta maaf pada ibu. Dana, ibu angkat saya, memiliki hati yang baik, hangat dan murah hati. Saya sangat mencintai dan merindukan beliau sampai sekarang. Tetapi ibu menderita schizophrenia dan baru ketahuan bertahun-tahun kemudian. Ketika saya masih tinggal di rumah, ibu sering mengalami gangguan emosi karena ayah selalu berselingkuh. Ibu tidak punya tempat untuk melampiaskan sakit hatinya, jadi saya menjadi terkena getahnya. Suasana di rumah sangat tegang, dan saya selalu merasa berada di ujung pisau. Kesalahan sekecil apapun bisa membuat ibu memukuli saya sampai biru lebam. Setelah pulang sekolah, sering saya menemukan piring-piring pecah dan rumah dalam keadaan seperti kapal pecah karena ibu baru menemukan bahwa ayah berselingkuh lagi.

Saya diberitahu para biksu bahwa ketika masih tinggal di biara, mereka semua memanggil Geshe-la “Geshe Ok” karena setiap kali beliau diminta melakukan sesuatu, Geshe-la selalu tersenyum dan menjawab, “Ok!” Geshe-la sangat mencintai dan mendukung Biara Gaden.

Yang membuat keadaan lebih parah, ibu tidak ingin saya menjadi biksu. Ayah dan ibu ingin saya pergi ke universitas, mendapatkan pekerjaan, menikah dan punya anak. Mereka melakukan banyak hal untuk menghentikan upaya saya untuk belajar dan membaca buku Dharma, pergi ke wihara dan berdoa di New Jersey. Tetapi saat itu, saya tidak tahu ibu menderita schizophrenia atau sejenisnya; yang saya tahu adalah ia memukuli saya.

Jadi ketika Geshe-la meminta saya untuk menelpon ibu dan minta maaf, bisa dibayangkan betapa terkejutnya saya. Geshe-la tetap bersikeras agar saya menelpon ibu dan ketika saya menanyakan alasannya, beliau berkata,

“Karena kamu tidak boleh hanya melihat hal-hal negatif yang dilakukan ibumu – kamu juga harus melihat hal-hal positifnya. Kamu di sini sekarang. Seseorang telah memberimu makan. Seseorang telah memberimu rumah. Kamu ada di sini belajar Dharma hari ini karena kebaikan ibumu. Kamu harus menelponnya dan minta maaf atas hal-hal yang telah kamu katakan padanya dan hal-hal yang kamu pikirkan mengenai dia.”

Saya bertanya pada Geshe-la, “Bagaimana bila ibu menutup telepon?” Geshe-la berkata, “Tidak apa. Setidaknya kamu mencoba. Jadi ketika kamu melakukan sadhanamu, doanya berasal dari hati dan tulus.” Tulus ketika saya melakukan sadhana, doa dan praktik. Dari sisi diri, saya telah berdamai dengan seseorang yang berkonflik dengan saya dan saya telah melepaskan kemarahan saya. Hal ini terlepas dari apakah mereka juga meninggalkan sakit hati mereka. Saya telah menanggalkan rasa marah ini untuk berkembang secara spiritual. Karena saya bukanlah tipe orang yang tidak mematuhi Guru saya, saya menelpon ibu. Saya minta maaf karena melarikan diri, dan sesuai prediksi, dia segera menutup telepon.

Saya pergi untuk melaporkan apa yang terjadi kepada Geshe-la. Kejadian tersebut sangatlah menguras emosi dan sulit bagi saya. Tadinya saya pikir Geshe-la akan berkata “bagus” atau menghibur saya, atau memuji karena saya mematuhi instruksinya, tetapi Geshe-la hanya berkata, “Ok, sekarang buatkan saya secangkir teh.” Saya tercengang sekejap dan pergi membuatkan teh untuk Geshe-la. Bertahun-tahun kemudian, saya menyadari bahwa bila Geshe-la tidak menyuruh saya menelpon ibu, ada kemungkinan saya akan menyimpan sakit hati untuk waktu yang lama. Walaupun kemarahan saya terhadap ibu wajar karena cara dia memperlakukan saya, Geshe-la mengajarkan bagaimana melepaskan dan memutuskan karma negatif agar saya tidak menyakiti ibu lagi di masa depan. Dan juga agar saya tidak tenggelam dalam rasa sakit, saya harus melepaskan hal ini. Ini adalah nasihat terbaik untuk trauma emosional. Apakah lawan bicaramu melepaskan, mengaku salah atau tidak bukan masalah. Hal ini bukan tentang mereka. Kadang-kadang, orang tersebut telah meninggal, dan kita tidak berkesempatan untuk mendengar maaf dari mereka, tetapi kita harus tetap menyembuhkan diri. Semua ini adalah untuk kesembuhan dan pertumbuhan kita. Jadi ketika kita melepaskan, kita sembuh dan berkembang. Geshe-la, dalam kebijaksanaannya yang tak terbatas, menginstruksikan saya untuk melakukan hal ini, dan saya mematuhinya. Saya tidak usah pergi ke konseling mahal di Amerika untuk mengatasi rasa sakit dan derita dalam diri. Ajaran Buddha sangat cocok untuk keadaan seperti ini, diantara yang lain.

Gesha-la berkata pada saya, “Walaupun kamu tidak berbuat apa-apa sekarang, tetapi pasti kamu sudah berbuat sesuatu di kehidupan sebelumnya untuk mengalami hal ini. Apakah kamu mau menerima karmamu atau tidak.” Beliau mengajar saya untuk tidak memilih-milih ajaran Buddha. Memilih yang mudah dan mengabaikan yang sulit tapi perlu dipraktikkan. “Bila kamu ingin mempraktikkan Dharma; bila kamu ingin mendapatkan pencapaian dan bila kamu ingin maju, kamu harus menerima bahwa ini adalah karmamu. Kamu harus melepaskannya.” Bagi Geshe-la, Delapan Bait Transformasi Pikiran bukanlah sekedar sebuah doa, tetapi sesuatu yang hidup dan harus diterapkan.

Geshe dan Guru Kadampa Yang Mulia Geshe Tsultrim Gyeltsen

Selama delapan tahun, saya tinggal bersama Geshe-la, saya memiliki hak istimewa, kehormatan dan pahala untuk memasak, membersihkan dan melayani guru Kadampa yang agung ini. Sekali lagi, kebanyakan hanya ada kami berdua di wihara karena hanya kami yang tinggal di sana penuh waktu, dan beberapa orang lainnya pergi kerja. Anggota yang lain tinggal dan bekerja di luar, dan datang ke wihara untuk acara-acara, puja-puja dan sesi-sesi ajaran saja. Saya sendiri bekerja di tempat-tempat seperti Fotomat atau kantor properti Fred Sands dan John Douglas. Kemudian saya kembali untuk masak makan malam, dan kadang-kadang makan siang, untuk Geshe-la. Saya tinggal di lantai bawah, dan Geshe-la tinggal di lantai atas. Setiap hari, saya memiliki kesempatan mengumpulkan pahala dengan membersihkan kamar Geshe-la, membuat teh sampai delapan kali sehari – Geshe-la sangat menyukai teh – mencuci pakaiannya, membersihkan aula meditasi (gompa), berbelanja dan pada dasarnya memelihara rumahnya. Kadang-kadang Geshe-la pergi keluar, dan saya mendapatkan kehormatan untuk menemaninya dan membawa barang-barangnya.

Geshe-la juga yang mengajarkan saya membuat torma. Beliau menunjukan bahan-bahan yang digunakan, bentuk torma yang harus dibuat dan saya menghafalnya. Geshe-la hanya menunjukkan pada saya sekali dan setelahnya, saya bertanggung jawab untuk membuat semua torma yang diperlukan untuk puja, termasuk untuk kangsol Dorje Shugden setiap bulannya. Saya harus pergi berbelanja untuk membeli jelai, memanggangnya, menggilingnya untuk membuat tsampa (tepung jelai yang dibakar) untuk torma. Bukannya seperti sekarang, anda bisa pergi ke supermarket dan membelinya. Dulu, kita harus melakukan semuanya sendiri. Bila saya tidak memperhatikan dengan baik, jelainya akan hangus. Kemudian saya harus mulai lagi dari awal, dan menghabiskan lebih banyak waktu. Beberapa dari torma yang saya buat tidak terlalu bagus dan terlalu lembek dan miring, terlalu kering dan retak, atau tingginya berbeda-beda. Tetapi Geshe-la tidak pernah menegur karena beliau tahu saya membuat torma-torma ini dengan tulus dan semampu saya. Kadang-kadang ketika membuat torma, saya tidak sengaja menorehkan warna merah pada torma putih. Dan shoot! Saya harus mulai lagi dari awal. Torma harus dibuat sesempurna mungkin sesuai kemampuan saya karena mereka adalah persembahan untuk para Buddha.

Geshe-la (kiri), Yang Suci Kyabje Trijang Chocktrul Rinpoche dan Kyabje Lati Rinpoche. Walaupun banyak orang yang bilang Geshe-la sudah tidak mempraktikkan Dorje Shugden lagi. Saya tahu hal ini tidak benar karena Geshe-la sangat mengabdi pada Dorje Shugden seperti yang saya saksikan selama delapan tahun tinggal bersamanya. Beliau pasti melakukan praktik ini diam-diam. Selain itu, bila Geshe-la telah melepaskan Dorje Shugden, beliau tidak akan berfoto bersama Kyabje Trijang Chocktrul Rinpoche yang terkenal karena mempraktikkan Dorje Shugden.

Jadi pada hari-hari diadakannya puja, saya akan terburu-buru. Saya akan pergi kerja, membeli bahan-bahan torma, kembali ke wihara, membuat torma, menyiapkan puja, dan masak makan siang untuk Geshe-la dan saya sendiri. Pada hari-hari seperti ini biasanya saya benar-benar sibuk. Seperti biasa, hanya ada saya dan Geshe-la di wihara. Geshe-la kemudian berkata, “Ok, saya akan mengajarimu membuat makan siang dalam lima menit.” Saya menatap tidak percaya. Bukannya saya meragukan Geshe-la tetapi saya berpikir bagaimana mungkin membuat makan siang dalam lima menit. Saya tidak pernah mendengar hal seperti ini.

Jadi Geshe-la membawa saya ke dapur. Beliau memotong sayur seperti tomat, bawang dan bunga kol, dan melemparnya ke panci kecil. Kemudian beliau memasukan mie dan bumbu dari paket. Lima menit kemudian, makan siang sudah siap! Saya sangat terkejut karena tidak pernah melihat hal seperti ini. Geshe-la tentu saja mengenal mie instan ketika tinggal di pemukiman pengungsi di India. Kemudian Geshe-la berkata, “Ok, sekarang kamu bersih-bersih” dan beliau naik ke lantai atas untuk makan, dan saya tinggal untuk membersihkan dapur. Jadi banyak sekali momen-momen pribadi yang saya alami bersama Geshe-la, ketika kami hanya tinggal berdua.

Geshe Tsultrim Gyeltsen (kiri) bersama guru agung Budhisme Tibet, Kyabje Lati Rinpoche, yang juga guru saya. Kyabje Lati Rinpoche menganjurkan saya untuk mengajar Dharma, membantu biara dan mengabdi pada Dorje Shugden. Sekarang, kedua guru besar ini telah memasuki cahaya jernih. Reinkarnasi mereka telah ditemukan, diakui dan kembali ke Biara Gaden Shartse. Kyabje Lati Rinpoche terlahir kembali dan ditemukan di Mustang, Nepal.

Banyak sekali ajaran yang diberikan Geshe-la kepada kami, tetapi Geshe-la tidak pernah memberi kami inisiasi. Kata Geshe-la selama Guru beliau Yang Suci Kyabje Zong Rinpoche masih hidup, kami harus mendapatkan inisiasi dari Kyabje Zong Rinpoche dan tidak perlu bagi Geshe-la untuk memberikannya. Bukannya Geshe-la tidak berkualifikasi untuk memberikan inisiasi, tetapi selama Gurunya masih ada, Geshe-la selalu merujuk pada beliau. Geshe-la sangat rendah hati dan mengabdi pada Gurunya.

Setelah kunjungan Kyabje Zong Rinpoche di wihara selesai, Geshe-la memberikan penjelasan lengkap mengenai inisiasi yang kami terima dan mengajarkan ritual dan meditasi terkait dengan inisiasi-inisiasi tersebut. Contohnya, kami menerima sogtae Dorje Shugden (inisiasi mempercayakan hidup) dari Yang Suci Kyabje Zong Rinpoche. Tetapi yang mengajarkan mengenai latar belakang, sejarah, garis dan asal muasal Dorje Shugden adalah Geshe-la. Beliau menggunakan teks Yang Suci Kyabje Trijang Rinpoche “Musik yang Menyenangkan Samudera Pelindung”. Dan setiap minggu selama bertahun-tahun, Geshe-la mengajarkan Tahapan Menuju Pencerahan dari Lamrim. Beliau mengajarkan bahwa transformasi itu berasal dari cinta kasih, dan bila kita tidak berubah, berarti cinta kasih kita kurang dan hal ini tidak akan membuat kita bahagia. Geshe-la juga mengajarkan bahwa semakin besar cinta kasih yang kita miliki untuk orang lain dan diri sendiri, semakin mudah bagi kita untuk bertransformasi.

Pada saat tinggal bersama Geshe-la, saya pernah dimarahi oleh beliau beberapa kali. Saya tahu pada saat-saat seperti ini ada orang yang berpikir kelakuan Geshe-la tidak beralasan atau terlalu keras pada saya, tetapi Geshe-la adalah praktisi yang sebenarnya. Beliau hanya tertarik untuk untuk memberi manfaat bagi orang lain walaupun hal ini mungkin mempengaruhi reputasinya.

Pada suatu kesempatan, kami sedang menunggu kunjungan Yang Suci Gaden Tri Rinpoche ke 98 Jetsun Jamphel Shenphen. Sebelum Gaden Tri tiba di wihara kami di La Cienega, saya susunan altar yang tidak benar. Wihara kami telah dibersihkan dari atas sampai bawah agar dalam keadaan paripurna ketika Gaden Tri Rinpoche berkunjung, tetapi ada orang, siapapun itu, yang meletakan teks Dharma di posisi lebih rendah daripada rupang-rupang di altar.

Saya memutuskan mengambil sebuah kursi dari dapur, memanjat dan menyusun kembali altar tersebut dengan meletakan teks Dharma di tempat yang lebih tinggi. Geshe-la kebetulan lewat ketika saya sedang melakukan hal ini dan melihat kursi-kursi yang berserakan. Ada juga benda-benda yang dipindahkan dari altar. Pada saat itu, ada sekitar 20-25 orang di sana. Geshe-la segera menunjukan tanda-tanda tidak senang dan bertanya siapa yang melakukan semua ini. Saya mengaku. Di depan semua orang, Geshe-la memarahi saya dan berkata, “Siapa yang menyuruhmu melakukan ini? Saya tidak pernah menyuruhmu melakukan seperti ini. Gaden Tri Rinpoche akan segera tiba.” Gaden Tri Rinpoche benar-benar akan segera tiba, dan Geshe-la tidak ingin Gaden Tri Rinpoche masuk ke wihara dan melihat altar yang berantakan, kursi-kursi berserakan di gompa, dan ada orang yang berdiri di atas kursi menyusun altar, dan benda-beda berserakan.

Saya sangat malu ketika dimarahi Geshe-la. Tetapi saya segera mengembalikan barang-barang ini ke tempat semula dan membawa kursinya ke dapur. Ketika saya kembali, saya bersujud tiga kali pada Geshe-la dan minta maaf.

Kemudian ada orang yang menelpon bahwa Gaden Tri Rinpoche akan datang terlambat. Geshe-la datang dan berkata pada kami semua, “Sebenarnya teks Dharma harus diletakan di tempat tertinggi. Burcha benar. Tetapi saya tidak mau Gaden Rinpoche masuk dan melihat barang-barang berserakan”. Kemudian Geshe-la menyuruh kami untuk untuk mengembalikan susunan altar seperti rencana saya sebelumnya. Geshe-la sangat tidak senang dengan kejadian tersebut dan saya sangat takut. Saya pikir, “Saya akan melakukan apapun yang Geshe-la inginkan karena beliau pasti punya alasan sendiri.” Tetapi saya senang karena saya tidak berpikir buruk atau melawan. Bertahun-tahun saya tinggal bersama Geshe-la, saya tidak pernah melawan atau membantah. Saya berusaha mengikuti teks Pengabdian Pada Guru sebaik mungkin.

Saya tahu banyak orang di wihara yang menjelek-jelekan Geshe-la dan berbisik di belakang beliau. Saya tidak akan mengulang apa yang mereka katakan di sini karena hal tersebut tidak benar. Tetapi saya tahu mereka melakukan hal ini karena kadang-kadang ketika saya mencuci piring di dapur setelah makan malam atau membersihkan dapur dan menyimpan barang-barang, mereka akan mendekati saya dan mulai berbicara atau mencoba untuk melibatkan saya dalam perbincangan ini. Menurut ajaran Pengabdian pada Guru, setelah anda berlindung pada seorang guru, anda tidak boleh menjelek-jelekan atau berpikiran buruk mengenai beliau. Bahkan, anda tidak boleh berasosiasi dengan orang-orang yang menjelek-jelekan Guru anda, apalagi duduk dan bergosip bersama mereka, karena mereka bisa mempengaruhi latihanmu bila anda tidak terlalu kuat. Peraturan ini bukan dari saya, melainkan dari kode tantra dan Bait Pengabdian pada Guru. Jadi dengan sopan dan tegas, saya menyampaikan bahwa saya tidak tertarik dengan apa ingin mereka katakan. Saya rasa mereka tidak senang mendengarnya, tetapi saya telah mengambil sumpah perlindungan dengan Geshe-la dan menerima ajaran dari beliau. Walaupun saya masih muda dan suka bermain seperti remaja lainnya, saya sangat serius dengan hal-hal yang berkaitan dengan praktik Dharma khususnya Pengabdian Pada Guru. Saya sangat teguh dan serius mengenai hal ini. Pada kenyataannya, Geshe-la adalah Guru saya.

Yang Suci Kyabje Zong Rinpoche bersama dua muridnya yang terkenal, Geshe Tsultrim Gyeltsen (kiri) dan Lama Yeshe (kanan). Mereka sangat mengabdi pada Kyabje Zong Rinpoche dan telah membawa manfaat bagi banyak makhluk sepanjang hidup mereka. Foto ini diambil ketika Lama Yeshe berkunjung ke TDL di Los Angeles untuk bertemu dengan Kyabje Zong Rinpoche. Pada saat itu, saya berkesempatan bertemu dengan Lama Yeshe untuk pertama kalinya. Beliau memberikan saya hadiah pil aryuvedic untuk menyembuhkan (rinchen rilbu).

Ketika Geshe-la bersama kami, beliau adalah guru kami, tetapi di hadapan Kyabje Zong Rinpoche, Geshe-la berlaku seperti murid yang baik. Beliau menurut, rendah hati dan berlaku sesuai dengan 50 Bait Pengabdian pada Guru. Bila Kyabje Zong Rinpoche tidak menyuruhnya untuk duduk, beliau akan tetap berdiri dan tidak akan duduk sampai diminta untuk duduk. Kadang-kadang, Kyabje Zong Rinpoche lupa menyuruh Geshe-la duduk, jadi Geshe-la akan tetap berdiri selama berjam-jam, kedua tangannya tergenggam di depannya dan kepalanya sedikit menunduk, mendengarkan Kyabje Zong Rinpoche dengan serius. Beliau akan mengangguk dari waktu ke waktu dan berkata ‘ya’ untuk menanggapi Kyabje Zong Rinpoche, dan beliau akan terus seperti ini, tidak bergerak dan tidak gelisah selama berjam jam.

Beberapa orang mungkin berkata bahwa sikap seperti ini adalah fanatik, tetapi bila anda membaca cerita guru-guru agung dari India dan Tibet yang berpencapaian, anda akan menemukan persamaan mereka, Pengabdian Pada Guru yang besar. Contohnya, Naropa kepada gurunya, Tilopa; Milarepa kepada gurunya, Marpa; dua bersaudari Mekhala dan Kanakhala kepada guru mereka Krsnacharya, atau murid seperti Shunsep Jetsun dan Nangsa Obum – ada banyak sekali contoh untuk menunjukan pencapaian tidak tidak bisa dicapai tanpa Pengabdian pada Guru. Bila seseorang memiliki Pengabdian pada Guru yang besar, ini adalah pertanda bahwa mereka memiliki pencapaian atau akan mendapatkan pencapaian. Mengapa? Pengabdian pada Guru, sebenarnya bukanlah bersujud di kaki gurumu atau melayani, mencuci baju atau memasak untuk beliau. Semua ini hanyalah ekspresi luar tindakan Pengabdian pada Guru. Pengabdian pada Guru yang sebenarnya berasal dari dalam diri, yaitu transformasi. Pengabdian pada Guru sebenarnya adalah kondisi pikiran yang ingin kita capai, yang direfleksikan dalam bentuk Guru kita. Seberapa besar pengabdianmu pada sang Guru adalah seberapa besar perubahanmu sejak pertama kali bertemu dengan beliau. Bila anda tidak berubah banyak, maka anda harus melakukan refleksi diri untuk mencari sebabnya dan melakukan sesuatu mengenai hal ini.

Saya hanya ingin berbagi cerita ini kepada anda. Cerita bagaimana saya bertemu dengan Geshe Tsultrim Gyeltsen dan tinggal di Thubten Dhargye Ling selama delapan tahun, sampai saya meninggalkan Los Angeles untuk pergi ke India dan menjadi biksu. Saya tiba di Thubten Dhargye Ling karena Dharmadhatu tidak membukakan pintu mereka; karena Dr. Leo Pruden berbaik hati pada seorang remaja dan mengantarnya ke wihara dan bukan mengusirnya; karena Geshe Tsultrim Gyeltsen mengijinkan saya untuk tinggal di wihara. Bahkan Geshe-la bisa mendapatkan masalah karena saya belum berusia 18 tahun waktu itu dan secara teknis masih di bawah umur, tetapi Geshe-la mengambil resiko dan membiarkan saya tinggal. Beliau membimbing, merawat dan memberikan saya pengetahuan yang luar biasa banyaknya. Saya bisa membagikan pengetahuan ini pada orang lain dan memberi manfaat bagi mereka sampai hari ini. Dari Geshe-la atau melalui koneksi Geshe-la, saya menerima semua ajaran dan pengetahuan mengenai Dorje Shugden yang sekarang saya sampaikan pada orang lain. Jadi mungkin cerita ini bisa memberi manfaat pada beberapa orang untuk belajar dari pengalaman saya bersama Geshe-la dan waktu yang saya habiskan di TDL. Geshe-la telah menyentuh hidup saya dan bantuannya tak terhingga banyaknya, dan saya akan selalu bersyukur kepadanya.

Tsem Rinpoche

 


 

Yang Mulia Geshe Tsultrim Gyeltsen

Geshe-la sangat dekat dengan Yang Suci Dalai Lama. Geshe-la dan TDL telah menjadi tuan rumah bagi Dalai Lama di Los Angeles tiga kali. Geshe-la juga membiayai banyak sesi ajaran Dalai Lama di India. Saya menghadiri beberapa sesi ajaran ini. Geshe-la tetap mempraktikkan Dorje Shugden secara diam-diam agar tidak mengganggu hubungannya dengan Yang Suci.

Yang Mulia Geshe Tsultrim Gyeltsen adalah pendiri dan direktur spiritual wihara Thubten Dhargye Ling. Beliau lahir pada tahun 1924 di provinsi Kham di Tibet Timur. Orang tuanya menamakan beliau Jamphel Yeshe dan pada usia muda, beliau terinspirasi oleh contoh pamannya yang menjadi biksu di biara setempat. Ketika berusia tujuh tahun, dengan persetujuan keluarganya, beliau memutuskan untuk menjalani kehidupan monastik. Selama sembilan tahun, beliau mempelajari sutra dan tantra dan menerima ajaran mengenai dialektika di bawah bimbingan Geshe Jampa Thaye, seorang guru terkemuka dari Biara Sera.

Ketika berusia enam-belas tahun, Geshe Gyeltsen memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di Lhasa, ibu kota Tibet dan mendapatkan gelar Geshe dari Biara Sera. Gelar Geshe di sekolah Gelug adalah sebanding dengan gelar Doktor dalam bidang Filosofi Buddhis. Perbedaannya adalah biasanya dibutuhkan sekitar 20 tahun untuk mendapatkan gelar Geshe.

Geshe-la melakukan perjalanan selama 33 hari dan melewati 25 gunung bersama rombongan 15 pedagang dan peziarah. Di dekat Lhasa, mereka berhenti dekat Biara Gaden dimana beberapa biksu mengundang Geshe-la untuk minum teh pada hari berikutnya. Pada pagi berikutnya, Geshe-la mendaki bukit menuju Gaden, dan beliau melihat biara besar ini untuk pertama kalinya seolah menyentuh langit. Geshe-la meneteskan air mata kebahagiaan dan tanpa ragu di tempat inilah, dan bukan Sera, beliau akan melanjutkan pendidikannya. Hari tersebut adalah perayaan tercerahkannya Lama Tsongkhapa. Pada malam hari, persembahan cahaya dari lampu mentega dan suara pelafalan doa memenuhi setiap ruangan di biara. Geshe-la sangat tersentuh dengan suasana spiritual ini.

Geshe-la bergabung dengan universitas Shartse, salah satu dari dua universitas di Biara Gaden. Kepala biara saat itu adalah Kyabje Zong Rinpoche yang menaruh perhatian khusus pada kemajuan biksu muda ini. Geshe Gyeltsen belajar logika, kebijaksanaan, kasih, etika, fenomenologi, dan pelatihan pikiran di Gaden selama duapuluh tahun dan kemudian menjadi guru bagi para biksu yunior.

Setelah Pemberontakan Tibet pada tanggal 10 Maret 1959, berita Dalai Lama telah meninggalkan Tibet sampai di Gaden. Geshe-la dan enam biksu lainnya meninggalkan biara setelah sesi doa malam hari dan berangkat ke India dengan menyeberangi pegunungan Himalaya; mereka menjadi bagian dari exodus massal yang melarikan diri dari tekanan penjajah China. Geshe-la adalah salah satu dari sedikit biksu senior yang berhasil melarikan diri dari 20,000 biksu yang hidup di Gaden, Sera dan Drepung, tiga biara terbesar di Tibet pada saat itu.

Geshe Gyeltsen, bersama dengan lima puluh biksu terhormat dari masing-masing biara, bermukim di Dalhousie di India utara dimana beliau belajar selama dua tahun sebelum mengambil ujian Geshe. Ujian ini dihadiri oleh para guru dari semua sekolah Buddhisme Tibet. Minggu terakhir ujian diadakan di Dharamsala dimana Geshe-la terlibat dalam sesi debat intensif di bawah pengawasan Dalai Lama dan dua guru seniornya, almarhum Ling Rinpoche dan almarhum Kyabje Trijang Rinpoche. Beliau lulus dengan sangat baik dan mendapatkan gelar tertinggi Lharampa Geshe.

Pada tahun 1963, Geshe-la berkunjung ke Sussex, Inggris Raya untuk mengajar di Pestalozzi International Children Village. Beliau tiba bersama 22 anak-anak yatim-piatu dari Tibet atau anak-anak yang orang tuanya masih tinggal di Tibet. Selama tujuh tahun, Geshe-la mengajar anak-anak ini menulis, tata bahasa, budaya dan filosofi Buddhis.

Geshe Gyeltsen datang ke Amerika Serikat pada tahun 1976 dan sempat mendapat posisi mengajar meditasi dan bahasa Tibet di USC, UC Santa Barbara dan UCLA. Mahasiswa/i yang diajarnya meminta beliau membuka pusat mengajar dan pada tahun 1978, Geshe-la mendirikan sebuah pusat untuk belajar Buddhisme di Los Angeles.

Geshe-la meminta agar Yang Suci Dalai Lama memberi nama tempat ini. Yang Suci menamakannya Thubten Dhargye Ling, yang berarti, Tempat Dharma Berkembang. Thubten Dhargye Ling sekarang berlokasi di Long Beach dimana tradisi mengajar Geshe Gyeltsen berlanjut melalui berbagai kelas meditasi, retret dan perayaan hari keagamaan dan sesi mengajar mingguan menurut teks Buddhis tradisional.

Geshe Gyeltsen juga menulis buku “Compassion: The Key to Great Awakening,” sebuah penjelasan tentang Delapan Bait Latihan Pikiran dan Tigapuluh tujuh Praktik Bodhisattva dan sebuah buku cuma-cuma “Mirror of Wisdom”. Beliau juga mendirikan mendirikan wihara di Colorado dan Texas dan ada murid-muridnya yang berdomisili di Mexico, Alaska, Omaha dan Inggris Raya. Geshe-la terlibat dalam Buddhist Sangha Council di California Selatan, sebuah kelompok yang mewakili berbagai negara Buddhis untuk mempelajari Budaya Buddhis. Beliau juga aktif dalam mempromosikan hak asasi manusia, otonomi untuk warga Tibet. Salah satu tujuannya adalah memajukan Pendidikan dan ajaran keagamaan di komunitas Tibet di seluruh India.

Geshe Gyeltsen dikenal karena kepribadiannya yang hangat dan pengasih. Akan tetapi beliau sangat tradisional dan tidak berkompromi dalam mengajar Dharma. Kekuatan, visi dan pengabdiannya pada praktik yang dilakukannya melampaui waktu dan budaya, dan beliau terus menginspirasi murid-muridnya dengan warisan yang dibawanya dari Tibet.

Geshe-la meninggal dunia pada tanggal 13 Februari 2009 dan sangat dirindukan oleh semua murid dan sahabatnya.

Sumber: https://gstdl.org/teacher

 


 

Foto dan Video Geshe-la

Di bawah ini adalah beberapa foto dan video Geshe-la, saya sangat merindukan beliau. Setelah praktik Dorje Shugden dilarang, saya tidak bisa berbicara dengan beliau lagi, tetapi saya tahu bahwa Geshe-la tidak pernah melupakan saya. Saya mengetahui hal ini dari beberapa murid beliau. Bila saya berbicara dengan Geshe-la, maka Pemerintah Tibet di pengasingan akan membuat masalah bagi beliau. Alasannya Geshe-la mempraktikkan Dorje Shugden diam-diam, sementara saya memutuskan untuk melakukan praktik ini secara terbuka. Jadi pada tahun 1996, ketika pemerintah Tibet memproklamasikan larangan untuk mempraktikkan Dorje Shugden, banyak orang yang tetap melakukan praktik ini secara diam-diam. Saya sendiri sempat melakukan hal yang sama, tetapi kemudian memutuskan untuk tidak merahasiakannya. Geshe-la tidak pernah mengatakan hal-hal negatif mengenai Dorje Shugden.

Tidak ada kebebasan di pemukiman Tibet di India berlawanan denga napa yang ‘dipromosikan’ di Barat. Pemerintah Tibet di pengasingan dan ‘peraturan’ mereka atas pengungsi Tibet di India dan Nepal sangat jauh dari metode utopia Shangri-la yang mereka gambarkan. Kabarnya, banyak orang Tibet yang kecewa dengan pemimpin mereka. Saya pernah tinggal di sana jadi saya mengetahui hal ini. Banyak biksu dan orang awam yang pergi karena pemerintah Tibet terlalu ketat dalam mengatur mereka. Sekarang ini, masih banyak orang yang memutuskan pergi. Geshe-la memasuki cahaya jernih pada tanggal 13 Februari 2009 dan menyelesaikan meditasinya tiga hari kemudian, pada tanggal 16 Februari sekitar pukul 4 sore. Reinkarnasinya telah ditemukan dan diakui oleh Yang Suci Dalai Lama ke 14, seperti yang bisa kalian saksikan di video di bawah ini.

Saya (paling kanan) bersama Yang Suci Kyabje Zong Rinpoche (kedua dari kiri) dan Geshe-la (paling kiri). Ini adalah foto saya bersama Kyabje Zong Rinpoche yang terakhir dan diambil sebelum beliau meninggalkan TDL setelah menghabiskan enam bulan yang berkesan bersama kami. Setelahnya, saya tidak pernah bertemu Kyabje Zong Rinpoche lagi. Jadi foto ini mengandung kenangan pahit sekaligus manis bagi saya.

His Holiness Kyabje Zong Rinpoche (right) with Geshe-la (left) and John Denver in Aspen, Colorado

Yang Suci Kyabje Zong Rinpoche (kanan) bersama Geshe-la (kiri) dan John Denver di Aspen, Colorado

Taken in Yucca Valley in 1981. Kyabje Zong Rinpoche, with the beard, is seated with Geshe-la (without glasses) on his left. Surrounding them are some of the TDL students.

Foto ini diambil di Lembah Yucca pada tahun 1981. Kyabje Zong Rinpoche, yang berjanggut, duduk bersama dengan Geshe-la (tanpa kacamata) di sisi kirinya. Mereka dikelilingi oleh murid-murid TDL.

 

Pelepasan dan enam alam
oleh Yang Mulia Geshe Tsultrim Gyeltsen

Or view the video on the server at:
https://video.tsemtulku.com/videos/GTGRenunciation.mp4

 

Karma, asal-muasal penderitaan dan jalan menuju pencerahan
Oleh Yang Mulia Geshe Tsultrim Gyeltsen

Or view the video on the server at:
https://video.tsemtulku.com/videos/GTGKarmaSuffering.mp4

 

A short interview
with Ven. Geshe Tsultrim Gyeltsen

Or view the video on the server at:
https://video.tsemtulku.com/videos/GTGInterview.mp4

 

Yang Suci Kyabje Zong Rinpoche menjelaskan
Manfaat dan Inisiasi Dorje Shugden

Kyabje Zong Rinpoche adalah cendekiawan terkemuka, ahli ritual dan praktisi dari tingkat tertinggi di Tibet. Atas permintaan Geshe Tsultrim Gyeltsen, salah satu pelopor yang mengajar Buddhisme Tibet di Amerika, Kyabje Zong Rinpoche memberikan penjelasan dan nasihat mengenai inisiasi kepercayaan hidup Dorje Shugden dan bagaimana melakukan dan mendapatkan manfaat maksimum dari praktik ini.

Or view the video on the server at:
https://video.tsemtulku.com/videos/ZongRinpocheConfersDorjeShugdenInitiationSubtitle.mp4

 

Yang Suci Dalai Lama ke 14 memotong rambut
Inkarnasi Geshe Tsultrim Gyeltsen

Inkarnasi Geshe-la sepertinya tidak senang dengan Yang Suci Dalai Lama bila anda melihat video ini. Tidak biasanya. Kebanyakan inkarnasi sangat senang bertemu dengan Dalai Lama lagi.

Or view the video on the server at:
https://video.tsemtulku.com/videos/HHDLGTGHaircutCeremony.mp4

 

Untuk membaca informasi menarik lainnya:

 

Please support us so that we can continue to bring you more Dharma:

If you are in the United States, please note that your offerings and contributions are tax deductible. ~ the tsemrinpoche.com blog team

DISCLAIMER IN RELATION TO COMMENTS OR POSTS GIVEN BY THIRD PARTIES BELOW

Kindly note that the comments or posts given by third parties in the comment section below do not represent the views of the owner and/or host of this Blog, save for responses specifically given by the owner and/or host. All other comments or posts or any other opinions, discussions or views given below under the comment section do not represent our views and should not be regarded as such. We reserve the right to remove any comments/views which we may find offensive but due to the volume of such comments, the non removal and/or non detection of any such comments/views does not mean that we condone the same.

We do hope that the participants of any comments, posts, opinions, discussions or views below will act responsibly and do not engage nor make any statements which are defamatory in nature or which may incite and contempt or ridicule of any party, individual or their beliefs or to contravene any laws.

Leave a Reply

Maximum file size: 15MB each
Allowed file types: jpg, jpeg, gif, png

 

Maximum file size: 50MB
Allowed file type: mp4
Maximum file size: 15MB each
Allowed file types: pdf, docx

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Blog Chat

BLOG CHAT

Dear blog friends,

I’ve created this section for all of you to share your opinions, thoughts and feelings about whatever interests you.

Everyone has a different perspective, so this section is for you.

Tsem Rinpoche


SCHEDULED CHAT SESSIONS / 聊天室时间表

(除了每个月的第一个星期五)
SUNDAY
8 - 9PM (GMT +8)
4 - 5AM (PST)

UPCOMING TOPICS FOR NOVEMBER / 十一月份讨论主题

NOTICE:
Weekly Blog Chat discussion pause from November10th to December 8th, 2024.
Resume on December 15th (Sunday) 8 pm (GMT +8).

Please come and join in the chat for a fun time and support. See you all there.


Blog Chat Etiquette

These are some simple guidelines to make the blog chat room a positive, enjoyable and enlightening experience for everyone. Please note that as this is a chat room, we chat! Do not flood the chat room, or post without interacting with others.

EXPAND
Be friendly

Remember that these are real people you are chatting with. They may have different opinions to you and come from different cultures. Treat them as you would face to face, and respect their opinions, and they will treat you the same.

Be Patient

Give the room a chance to answer you. Patience is a virtue. And if after awhile, people don't respond, perhaps they don't know the answer or they did not see your question. Do ask again or address someone directly. Do not be offended if people do not or are unable to respond to you.

Be Relevant

This is the blog of H.E. Tsem Rinpoche. Please respect this space. We request that all participants here are respectful of H.E. Tsem Rinpoche and his organisation, Kechara.

Be polite

Avoid the use of language or attitudes which may be offensive to others. If someone is disrespectful to you, ignore them instead of arguing with them.

Please be advised that anyone who contravenes these guidelines may be banned from the chatroom. Banning is at the complete discretion of the administrator of this blog. Should anyone wish to make an appeal or complaint about the behaviour of someone in the chatroom, please copy paste the relevant chat in an email to us at care@kechara.com and state the date and time of the respective conversation.

Please let this be a conducive space for discussions, both light and profound.

KECHARA FOREST RETREAT PROGRESS UPDATES

Here is the latest news and pictorial updates, as it happens, of our upcoming forest retreat project.

The Kechara Forest Retreat is a unique holistic retreat centre focused on the total wellness of body, mind and spirit. This is a place where families and individuals will find peace, nourishment and inspiration in a natural forest environment. At Kechara Forest Retreat, we are committed to give back to society through instilling the next generation with universal positive values such as kindness and compassion.

For more information, please read here (english), here (chinese), or the official site: retreat.kechara.com.

Noticeboard

Name: Email:
For:  
Mail will not be published
  • Samfoonheei
    Wednesday, Nov 20. 2024 04:02 PM
    The concept of rebirth has a long association with Buddhism. Rebirth in Buddhism refers to the teaching that the actions of a sentient being lead to a new existence after death, in an endless cycle called saṃsāra. One will begins a new life in a new body that may be human, animal or spiritual depending on the moral quality of the previous life’s actions. What they are reborn as depends on their actions in their previous life rather kamma. As a Buddhist we should believe in rebirth but still many people don’t . Buddha taught us that choices of rebirth make a difference and can shape many lifetimes. Buddhists believe that nothing that exists is permanent and everything will ultimately cease to be. There is a belief in rebirth
    Thank you Rinpoche for sharing this profound article.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/buddhas-dharma/the-importance-of-rebirth.html
  • Samfoonheei
    Wednesday, Nov 20. 2024 03:59 PM
    Against the odds two inspiring nuns fought all the way to become ordained, fighting for their rights to practice Buddhism . Interesting read of how they went through , bringing equality for women in Thailand. Buddhism is the predominant religion in Thailand. Officially, only men can become monks and novices in Thailand under a Buddhist order. The country does not recognize female monks or novices. In recent years, more Thai Buddhist women seeking to become full-fledged female monks, have been defying the tradition getting ordained overseas, in Sri Lanka or India. Buddhist women have been fighting for years for equality and social acceptance in Thailand. They just can’t be ordained by Thai monks. Ven. Dhammananda, 68 year old former university lecturer and activist became Thailand’s first Theravadin bhikkhuni after going the odds. Inspiring read biography on Ven. Dhammananda and Ven. Dr. Lee. They had gone through great hardships, discrimination and against the many odds in bringing equality to women in Buddhism in Thailand.
    Thank you Rinpoche for this great inspiration post.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/buddhas-dharma/thailands-renegade-yet-powerful-buddhist-nuns.html
  • Samfoonheei
    Wednesday, Nov 20. 2024 03:57 PM
    The unseen things are spiritual realities that are eternal and invisible to our physical eye. There are many forces and phenomena that are not visible to the naked eye. There are many things that humans cannot see yet there are some could see. For what is can be seen is only. Things do exist even we can’t see, believing their existence is our choice. Things that we can’t see in the world opens up a curiosity and exploration by some. Whether through scientific inquiry, or spiritual exploration, the pursuit of knowledge about the unseen can lead to profound insights about ourselves and the universe.
    Malacca City is the historic capital of the coastal state of Malacca, in Malaysia serving as a link between east and west for over 500 years. Famous for breath-taking sights with rich heritage, ancient dark culture and history with many old centuries buildings with an interesting past and a colourful ghost story. For that reason alone it is worth visiting as is also a UNESCO World Heritage Site owing to its well-preserved historical center. There’s many historical mansions been passed down generation to generations and with many ghostly sighting by the locals and visitors. There’s the reason many unseen beings loitering and attached to these places. Such an interesting and incredibly creepy watching the video in this blog host by Li Kim. Li Kim had done a great work all along with her team to share with readers about our historic Malacca .
    Thank you Rinpoche and Li Kim for this sharing.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/paranormal/unseen-unspoken.html
  • Samfoonheei
    Wednesday, Nov 20. 2024 03:56 PM
    The concept of rebirth has a long association with Buddhism. Rebirth in Buddhism refers to the teaching that the actions of a sentient being lead to a new existence after death, in an endless cycle called saṃsāra. One will begins a new life in a new body that may be human, animal or spiritual depending on the moral quality of the previous life’s actions. What they are reborn as depends on their actions in their previous life rather kamma. As a Buddhist we should believe in rebirth but still many people don’t . Buddha taught us that choices of rebirth make a difference and can shape many lifetimes. Buddhists believe that nothing that exists is permanent and everything will ultimately cease to be. There is a belief in rebirth
    Thank you Rinpoche for sharing this profound article.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/buddhas-dharma/12-little-known-law-of-karma-that-will-change-your-life.html
  • Samfoonheei
    Thursday, Nov 14. 2024 11:37 AM
    Revisit this post again , watching the rare video footage of Dorje Shugden oracles. Awesome ,we are so fortunate to watch this incredible video, where extraordinary footage of Tsem Rinpoche self-arising as the all-powerful Buddha Yamantaka. Its was during Rinpoche’s visit to Tibet in 2009.
    Thank you Rinpoche with folded hands.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/dorje-shugden/never-seen-before-footage-of-dorje-shugden-oracles.html
  • Samfoonheei
    Thursday, Nov 14. 2024 11:35 AM
    Vajrayogini symbolizes the wisdom of all enlightened beings and embodies the impulse of inspiration that drives the Buddhas to attain the perfect enlightenment. Vajrayogini is one of the most effective practices for people today. We can make offerings such as gold or jewel offerings and so on. The offering of gold helps us to collect merits, spiritual attainments, gain a deeper connection to Vajrayogini. It also creates the causes to attain a Buddha’s body.
    Make Offerings to Vajrayogini in Kechara Forest Retreat at Bentong is such an meritorious way for us to collect merits. All thanks to our Guru having conceptualised the idea of having a statue of Vajrayogini for everyone . Recitation of Vajrayogini mantra can be a powerful tool for self-transformation, healing and liberation from samsara.
    Thank you Rinpoche for this sharing with details explanation .

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/kechara-13-depts/make-offerings-to-vajrayogini-in-kechara-forest-retreat.html
  • Samfoonheei
    Thursday, Nov 14. 2024 11:31 AM
    Thank you, Rinpoche for sharing this insightful article. Life is short, and if we enjoy every moment of every day, then we will be happy no matter what happens or what changes along the way.What ever matter to us at the time of death is nothing. In the end, it’s not the years in our life that count it’s what you leave behind that matters. A great soul never dies. It brings us together again and again.Death is the golden key that opens the palace of eternity. A man who lives fully is prepared to die at any time. Learning Dharma and practicing dharma is the our choice that’s matter. Some of the key points to take notes, read, study the Lam Rim and apply it, engage in Sadhana daily and consistently. No one will help us at the moment of death but ourselves. Spiritual practicing is the best choice.
    Thank you Rinpoche for this sharing.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/buddhas-dharma/last-moment.html
  • Samfoonheei
    Thursday, Nov 14. 2024 11:29 AM
    Well the size of Buddha statues in Tibetan Buddhism is important because it represents the Buddha’s immense ability and vast knowledge. Hence the Buddha statues hold the symbol of satisfaction within, peace and happiness. They are a symbol of inspiration for every human being. When we focus on the Buddha statues, it gives us inner peace that our mind, our heart and our soul gets enlightened.
    We have are so fortunate seeing and circumambulating where the 9-foot Dorje Shugden statue and with 500 mantra stones engraved with Dorje Shugden’s sacred mantra. As Rinpoche had said before the bigger and more Buddha statues helps in planting seeds of enlightenment in people’s mind-streams. It also help us to generate as much merit and purify as much karma as possible. Merely by seeing all those big statues at Kechara Forest Retreat is a blessing.
    Thank you Rinpoche.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/kechara-13-depts/bigger-and-more-buddha-statues-makes-a-difference.html
  • Samfoonheei
    Thursday, Nov 14. 2024 11:27 AM
    The 4th Tagpu Pemavajra Jampel Tenpai Ngodrub, most commonly known as Tagpu Dorje Chang, was a highly accomplished yogi Highly attained lama who had many authentic visions of the Buddhas and even travel astrally to receive direct teachings from them. His recognised line of incarnations stem all the way back to the 14th Century. He is generally regarded as such amongst Gelug lineage holders. He spent most of his time in a hermitage located above Sera Monastery, gave teachings and transmitted many vital practices and lineages to his foremost student Kyabje Pabongka Rinpoche. Besides receiving the complete instructions of Dorje Shugden’s practice, Tagpu Dorje Chang had many other mystical experiences throughout his lifetime. Interesting read biography of a highly accomplished mahasiddha lama.
    Thank you Rinpoche for this great sharing.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/guest-contributors/biography-the-4th-tagphu-pemavajra-jampel-tenpai-ngodrub.html
  • Samfoonheei
    Friday, Oct 18. 2024 06:39 PM
    n Tibetan culture, it is a popular and customary practice for families to invite monks to perform spiritual ceremonies such as Trusol rituals. The monks have had the opportunity to offer such ceremonies for individuals or their families. Such ceremonies purify the elements of the environment which helps those living or visiting there to experience good health, success and well-being. The sacred ritual of ‘bathing’ the Buddhas and consecration through which negativities, sicknesses and obstacles will be cleared. Where by filling those areas with positive energies and good vibes through this Trusol consecration puja. Water is an essential part of this puja and symbolises the cleansing of all negativities and impurities. Through this puja it also pacifies local deities and other unseen beings in the surrounding areas. We are indeed fortunate that Tsem Rinpoche has taught Kecharians this practice and it has benefited many.
    Thank you Rinpoche with folded hands

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/buddhas-dharma/the-second-generation-of-trusol-practitioners.html
  • Samfoonheei
    Friday, Oct 18. 2024 06:37 PM
    Reading this post had me gain some knowledge of Shifter Werewolves. Any article regarding rare creatures or paranormal articles are of my interest since young. In European folklore, a werewolf is a man who turns into a wolf at night and devours animals, people, or corpses but returns to human form by day.They have the ability to transform from an ordinary human appearance to a partially-lupine form with pointed ears, mutton chops, claws and fangs, and a ridged brow . Wow… werewolf tends to be vicious and unable to control his blood thirst. Their underlying common origin can be traced back to Proto-Indo-European mythology. In many depictions, these bloodthirsty beasts are evil where they kill animals and innocent people. They are humans who transition into wolf-like creatures, after being placed under a curse. In folklore, most werewolves originate from being cursed or bitten by another werewolf. That’s what they do believe. According many enthusiasts, there’s many different type of werewolves such as Alpha wolves, Beta wolves , Deltas, Elders, some survive as loners while others move in packs. How true it is no one knows. I do believe their existing . Many interesting stories related to these wolves in the past history.
    Thank you Rinpoche for this sharing.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/paranormal/werewolves-the-shapeshifters.html
  • Samfoonheei
    Friday, Oct 18. 2024 06:35 PM
    Beautiful Dorje Shugden at Malacca. One should pay a visit there, located at a busy tourist place. It was such an auspicious occasion that a grand Puja was held there. Dedicated students and volunteers were there getting the place ready for the grand puja. Well the Grand Dorje Shugden puja was conducted by very own Kechara puja team to commemorate the chapel’s 3rd anniversary. Many people attended the Puja that’s wonderful to receive the powerful Protector Dorje Shugden blessings. More people will make a connection and get to know Manjushri, the Buddha of Wisdom, in the form of a Dharma Protector. May Dorje Shugden’s practice flourish to benefit those tourists and locals.
    Thank you Rinpoche for this sharing.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/study-groups/grand-puja-at-malaccas-dorje-shugden-chapel-chinese.html
  • Samfoonheei
    Friday, Oct 18. 2024 06:34 PM
    Venerable Geshe Rabten Rinpoche is a highly realised meditation master known as a debater, scholar, and meditation master, was the first Tibetan Buddhist master to introduce the complete Vinaya-tradition. He had also introduce the study of the five major topics of Buddhism to the West. He became the ‘path breaker’ of the complete and complex teachings of Buddhism in the West. Many masters, who are famous in the West today, were Geshe’s students. enerable Geshe Rabten. Geshe Rabten wrote the beautiful and Manjushri’s prayer called Gangloma and gave a profound explanation. We are so fortunate to learn about this Manjushri’s sacred prayer. May all be blessed by the practice of Lord Manjushri and Geshe Rabten’s explanation.
    Thank you Rinpoche for this sharing.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/buddhas-dharma/praise-to-manjusri-explanation-by-geshe-rabten.html
  • Samfoonheei
    Sunday, Oct 13. 2024 05:04 PM
    The begging bowl or alms bowl is one of the simplest but most important objects in the daily lives of Theravada Buddhist monks. The alms bowl still stands as an emblem of how all Buddhas, as numerous as grains of sand in the Ganges, practiced to end their desire. All those who receive the alms bowl should focus their mind to act with self-control and self-respect. Almsgiving is a tradition of Theravada Buddhists, majority in Thailand, Cambodia, Myanmar, Sri Lanka and Laos. In those early days of Buddhism, monks would take their bowls and go out begging for food. As today in Thailand one could see monks woke up before dawn every morning and carried his bowl through the roads or paths wherever he was staying. Local people would place food in the bowl as a donation, through the generosity of lay people. They accept whatever food is offered for them and eat whatever been given, serve as a blessing for the giver.
    One bowl has held the food of a thousand families. A solitary monastic travels on his journey of a hundred thousand miles seeking liberation from the cycle of birth and death.
    Thank you H.E. Tsem Rinpoche for explaining the meaning of begging and gave us more reasons to be vegetarian . Create a awareness among us not killing animals to be one.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/one-minute-story/why-buddha-has-a-begging-bowl
  • Samfoonheei
    Sunday, Oct 13. 2024 05:03 PM
    Ajahn Siripanyo, the son of billionaire Ananda Krishnan, chose to abandon his inheritance and become a Buddhist monk in pursuit of spirituality. A Thai-Malaysian monk born in London and educated in UK. He was ordained in Thailand and lived there, leaving behind a life of immense wealth and privilege. He did surprised many and his choice was unexpected. Initially as a temporary measure, but somehow later evolved into a permanent way of life. Ven. Ajahn Siripanyo is now the Abbot of hermitage Dtao Dam on the Thai-Burmese border in Saiyok National Park, Thailand.
    He was in Kuala Lumpur, Malaysia years back giving an enthralling Dhamma talk on the timeless teachings of Ajahn Chah.
    Thank you Rinpoche for this inspiring sharing.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/buddhas-dharma/ajahn-siripanno.html

1 · 2 · 3 · 4 · 5 · »

Messages from Rinpoche

Scroll down within the box to view more messages from Rinpoche. Click on the images to enlarge. Click on 'older messages' to view archived messages. Use 'prev' and 'next' links to navigate between pages

Use this URL to link to this section directly: https://www.tsemrinpoche.com/#messages-from-rinpoche

Previous Live Videos

MORE VIDEOS

Shugdenpas Speaking Up Across The Globe

From Europe Shugden Association:


MORE VIDEOS

From Tibetan Public Talk:


MORE VIDEOS

CREDITS

Concept: Tsem Rinpoche
Technical: Lew Kwan Leng, Justin Ripley, Yong Swee Keong
Design: Justin Ripley, Cynthia Lee
Content: Tsem Rinpoche, Justin Ripley, Pastor Shin Tan, Sarah Yap
Admin: Pastor Loh Seng Piow, Beng Kooi

I must thank my dharma blog team who are great assets to me, Kechara and growth of dharma in this wonderful region. I am honoured and thrilled to work with them. I really am. Maybe I don't say it enough to them, but I am saying it now. I APPRECIATE THESE GUYS VERY MUCH!

Tsem Rinpoche

Total views today
0
Total views up to date
27211833
Facebook Fans Youtube Views Blog Views
Animal Care Fund
  Bigfoot, Yeti, Sasquatch

The Unknown

The Known and unknown are both feared,
Known is being comfortable and stagnant,
The unknown may be growth and opportunities,
One shall never know if one fears the unknown more than the known.
Who says the unknown would be worse than the known?
But then again, the unknown is sometimes worse than the known. In the end nothing is known unless we endeavour,
So go pursue all the way with the unknown,
because all unknown with familiarity becomes the known.
~Tsem Rinpoche

Photos On The Go

Click on the images to view the bigger version. And scroll down and click on "View All Photos" to view more images.
According to legend, Shambhala is a place where wisdom and love reign, and there is no crime. Doesn\'t this sound like the kind of place all of us would love to live in? https://www.tsemrinpoche.com/?p=204874
5 years ago
According to legend, Shambhala is a place where wisdom and love reign, and there is no crime. Doesn't this sound like the kind of place all of us would love to live in? https://www.tsemrinpoche.com/?p=204874
108 candles and sang (incense) offered at our Wish-Fulfilling Grotto, invoking Dorje Shugden\'s blessings for friends, sponsors and supporters, wonderful!
5 years ago
108 candles and sang (incense) offered at our Wish-Fulfilling Grotto, invoking Dorje Shugden's blessings for friends, sponsors and supporters, wonderful!
Dharmapalas are not exclusive to Tibetan culture and their practice is widespread throughout the Buddhist world - https://www.tsemrinpoche.com/?p=193645
5 years ago
Dharmapalas are not exclusive to Tibetan culture and their practice is widespread throughout the Buddhist world - https://www.tsemrinpoche.com/?p=193645
One of our adorable Kechara Forest Retreat\'s doggies, Tara, happy and safe, and enjoying herself in front of Wisdom Hall which has been decorated for Chinese New Year
5 years ago
One of our adorable Kechara Forest Retreat's doggies, Tara, happy and safe, and enjoying herself in front of Wisdom Hall which has been decorated for Chinese New Year
Fragrant organic Thai basil harvested from our very own Kechara Forest Retreat farm!
5 years ago
Fragrant organic Thai basil harvested from our very own Kechara Forest Retreat farm!
On behalf of our Puja House team, Pastor Tat Ming receives food and drinks from Rinpoche. Rinpoche wanted to make sure the hardworking Puja House team are always taken care of.
5 years ago
On behalf of our Puja House team, Pastor Tat Ming receives food and drinks from Rinpoche. Rinpoche wanted to make sure the hardworking Puja House team are always taken care of.
By the time I heard about Luang Phor Thong, he was already very old, in his late 80s. When I heard about him, I immediately wanted to go and pay my respects to him. - http://bit.ly/LuangPhorThong
5 years ago
By the time I heard about Luang Phor Thong, he was already very old, in his late 80s. When I heard about him, I immediately wanted to go and pay my respects to him. - http://bit.ly/LuangPhorThong
It\'s very nice to see volunteers helping maintain holy sites in Kechara Forest Retreat, it\'s very good for them. Cleaning Buddha statues is a very powerful and effective way of purifying body karma.
5 years ago
It's very nice to see volunteers helping maintain holy sites in Kechara Forest Retreat, it's very good for them. Cleaning Buddha statues is a very powerful and effective way of purifying body karma.
Kechara Forest Retreat is preparing for the upcoming Chinese New Year celebrations. This is our holy Vajra Yogini stupa which is now surrounded by beautiful lanterns organised by our students.
5 years ago
Kechara Forest Retreat is preparing for the upcoming Chinese New Year celebrations. This is our holy Vajra Yogini stupa which is now surrounded by beautiful lanterns organised by our students.
One of the most recent harvests from our Kechara Forest Retreat land. It was grown free of chemicals and pesticides, wonderful!
5 years ago
One of the most recent harvests from our Kechara Forest Retreat land. It was grown free of chemicals and pesticides, wonderful!
Third picture-Standing Manjushri Statue at Chowar, Kirtipur, Nepal.
Height: 33ft (10m)
5 years ago
Third picture-Standing Manjushri Statue at Chowar, Kirtipur, Nepal. Height: 33ft (10m)
Second picture-Standing Manjushri Statue at Chowar, Kirtipur, Nepal.
Height: 33ft (10m)
5 years ago
Second picture-Standing Manjushri Statue at Chowar, Kirtipur, Nepal. Height: 33ft (10m)
First picture-Standing Manjushri Statue at Chowar, Kirtipur, Nepal.
Height: 33ft (10m)
5 years ago
First picture-Standing Manjushri Statue at Chowar, Kirtipur, Nepal. Height: 33ft (10m)
The first title published by Kechara Comics is Karuna Finds A Way. It tells the tale of high-school sweethearts Karuna and Adam who had what some would call the dream life. Everything was going great for them until one day when reality came knocking on their door. Caught in a surprise swindle, this loving family who never harmed anyone found themselves out of luck and down on their fortune. Determined to save her family, Karuna goes all out to find a solution. See what she does- https://bit.ly/2LSKuWo
5 years ago
The first title published by Kechara Comics is Karuna Finds A Way. It tells the tale of high-school sweethearts Karuna and Adam who had what some would call the dream life. Everything was going great for them until one day when reality came knocking on their door. Caught in a surprise swindle, this loving family who never harmed anyone found themselves out of luck and down on their fortune. Determined to save her family, Karuna goes all out to find a solution. See what she does- https://bit.ly/2LSKuWo
Very powerful story! Tibetan Resistance group Chushi Gangdruk reveals how Dalai Lama escaped in 1959- https://bit.ly/2S9VMGX
5 years ago
Very powerful story! Tibetan Resistance group Chushi Gangdruk reveals how Dalai Lama escaped in 1959- https://bit.ly/2S9VMGX
At Kechara Forest Retreat land we have nice fresh spinach growing free of chemicals and pesticides. Yes!
5 years ago
At Kechara Forest Retreat land we have nice fresh spinach growing free of chemicals and pesticides. Yes!
See beautiful pictures of Manjushri Guest House here- https://bit.ly/2WGo0ti
5 years ago
See beautiful pictures of Manjushri Guest House here- https://bit.ly/2WGo0ti
Beginner’s Introduction to Dorje Shugden~Very good overview https://bit.ly/2QQNfYv
5 years ago
Beginner’s Introduction to Dorje Shugden~Very good overview https://bit.ly/2QQNfYv
Fresh eggplants grown on Kechara Forest Retreat\'s land here in Malaysia
5 years ago
Fresh eggplants grown on Kechara Forest Retreat's land here in Malaysia
Most Venerable Uppalavanna – The Chief Female Disciple of Buddha Shakyamuni - She exhibited many supernatural abilities gained from meditation and proved to the world females and males are equal in spirituality- https://bit.ly/31d9Rat
5 years ago
Most Venerable Uppalavanna – The Chief Female Disciple of Buddha Shakyamuni - She exhibited many supernatural abilities gained from meditation and proved to the world females and males are equal in spirituality- https://bit.ly/31d9Rat
Thailand’s ‘Renegade’ Yet Powerful Buddhist Nuns~ https://bit.ly/2Z1C02m
5 years ago
Thailand’s ‘Renegade’ Yet Powerful Buddhist Nuns~ https://bit.ly/2Z1C02m
Mahapajapati Gotami – the first Buddhist nun ordained by Lord Buddha- https://bit.ly/2IjD8ru
5 years ago
Mahapajapati Gotami – the first Buddhist nun ordained by Lord Buddha- https://bit.ly/2IjD8ru
The Largest Buddha Shakyamuni in Russia | 俄罗斯最大的释迦牟尼佛画像- https://bit.ly/2Wpclni
5 years ago
The Largest Buddha Shakyamuni in Russia | 俄罗斯最大的释迦牟尼佛画像- https://bit.ly/2Wpclni
Sacred Vajra Yogini
5 years ago
Sacred Vajra Yogini
Dorje Shugden works & archives - a labour of commitment - https://bit.ly/30Tp2p8
5 years ago
Dorje Shugden works & archives - a labour of commitment - https://bit.ly/30Tp2p8
Mahapajapati Gotami, who was the first nun ordained by Lord Buddha.
5 years ago
Mahapajapati Gotami, who was the first nun ordained by Lord Buddha.
Mahapajapati Gotami, who was the first nun ordained by Lord Buddha. She was his step-mother and aunt. Buddha\'s mother had passed away at his birth so he was raised by Gotami.
5 years ago
Mahapajapati Gotami, who was the first nun ordained by Lord Buddha. She was his step-mother and aunt. Buddha's mother had passed away at his birth so he was raised by Gotami.
Another nun disciple of Lord Buddha\'s. She had achieved great spiritual abilities and high attainments. She would be a proper object of refuge. This image of the eminent bhikkhuni (nun) disciple of the Buddha, Uppalavanna Theri.
5 years ago
Another nun disciple of Lord Buddha's. She had achieved great spiritual abilities and high attainments. She would be a proper object of refuge. This image of the eminent bhikkhuni (nun) disciple of the Buddha, Uppalavanna Theri.
Wandering Ascetic Painting by Nirdesha Munasinghe
5 years ago
Wandering Ascetic Painting by Nirdesha Munasinghe
High Sri Lankan monks visit Kechara to bless our land, temple, Buddha and Dorje Shugden images. They were very kind-see pictures- https://bit.ly/2HQie2M
5 years ago
High Sri Lankan monks visit Kechara to bless our land, temple, Buddha and Dorje Shugden images. They were very kind-see pictures- https://bit.ly/2HQie2M
This is pretty amazing!

First Sri Lankan Buddhist temple opened in Dubai!!!
5 years ago
This is pretty amazing! First Sri Lankan Buddhist temple opened in Dubai!!!
My Dharma boy (left) and Oser girl loves to laze around on the veranda in the mornings. They enjoy all the trees, grass and relaxing under the hot sun. Sunbathing is a favorite daily activity. I care about these two doggies of mine very much and I enjoy seeing them happy. They are with me always. Tsem Rinpoche

Always be kind to animals and eat vegetarian- https://bit.ly/2Psp8h2
5 years ago
My Dharma boy (left) and Oser girl loves to laze around on the veranda in the mornings. They enjoy all the trees, grass and relaxing under the hot sun. Sunbathing is a favorite daily activity. I care about these two doggies of mine very much and I enjoy seeing them happy. They are with me always. Tsem Rinpoche Always be kind to animals and eat vegetarian- https://bit.ly/2Psp8h2
After you left me Mumu, I was alone. I have no family or kin. You were my family. I can\'t stop thinking of you and I can\'t forget you. My bond and connection with you is so strong. I wish you were by my side. Tsem Rinpoche
6 years ago
After you left me Mumu, I was alone. I have no family or kin. You were my family. I can't stop thinking of you and I can't forget you. My bond and connection with you is so strong. I wish you were by my side. Tsem Rinpoche
This story is a life-changer. Learn about the incredible Forest Man of India | 印度“森林之子”- https://bit.ly/2Eh4vRS
6 years ago
This story is a life-changer. Learn about the incredible Forest Man of India | 印度“森林之子”- https://bit.ly/2Eh4vRS
Part 2-Beautiful billboard in Malaysia of a powerful Tibetan hero whose life serves as a great inspiration- https://bit.ly/2UltNE4
6 years ago
Part 2-Beautiful billboard in Malaysia of a powerful Tibetan hero whose life serves as a great inspiration- https://bit.ly/2UltNE4
Part 1-Beautiful billboard in Malaysia of a powerful Tibetan hero whose life serves as a great inspiration- https://bit.ly/2UltNE4
6 years ago
Part 1-Beautiful billboard in Malaysia of a powerful Tibetan hero whose life serves as a great inspiration- https://bit.ly/2UltNE4
The great Protector Manjushri Dorje Shugden depicted in the beautiful Mongolian style. To download a high resolution file: https://bit.ly/2Nt3FHz
6 years ago
The great Protector Manjushri Dorje Shugden depicted in the beautiful Mongolian style. To download a high resolution file: https://bit.ly/2Nt3FHz
The Mystical land of Shambhala is finally ready for everyone to feast their eyes and be blessed. A beautiful post with information, art work, history, spirituality and a beautiful book composed by His Holiness the 6th Panchen Rinpoche. ~ https://bit.ly/309MHBi
6 years ago
The Mystical land of Shambhala is finally ready for everyone to feast their eyes and be blessed. A beautiful post with information, art work, history, spirituality and a beautiful book composed by His Holiness the 6th Panchen Rinpoche. ~ https://bit.ly/309MHBi
Beautiful pictures of the huge Buddha in Longkou Nanshan- https://bit.ly/2LsBxVb
6 years ago
Beautiful pictures of the huge Buddha in Longkou Nanshan- https://bit.ly/2LsBxVb
The reason-Very interesting thought- https://bit.ly/2V7VT5r
6 years ago
The reason-Very interesting thought- https://bit.ly/2V7VT5r
NEW Bigfoot cafe in Malaysia! Food is delicious!- https://bit.ly/2VxdGau
6 years ago
NEW Bigfoot cafe in Malaysia! Food is delicious!- https://bit.ly/2VxdGau
DON\'T MISS THIS!~How brave Bonnie survived by living with a herd of deer~ https://bit.ly/2Lre2eY
6 years ago
DON'T MISS THIS!~How brave Bonnie survived by living with a herd of deer~ https://bit.ly/2Lre2eY
Global Superpower China Will Cut Meat Consumption by 50%! Very interesting, find out more- https://bit.ly/2V1sJFh
6 years ago
Global Superpower China Will Cut Meat Consumption by 50%! Very interesting, find out more- https://bit.ly/2V1sJFh
You can download this beautiful Egyptian style Dorje Shugden Free- https://bit.ly/2Nt3FHz
6 years ago
You can download this beautiful Egyptian style Dorje Shugden Free- https://bit.ly/2Nt3FHz
Beautiful high file for print of Lord Manjushri. May you be blessed- https://bit.ly/2V8mwZe
6 years ago
Beautiful high file for print of Lord Manjushri. May you be blessed- https://bit.ly/2V8mwZe
Mongolian (Oymiakon) Shaman in Siberia, Russia. That is his real outfit he wears. Very unique. TR
6 years ago
Mongolian (Oymiakon) Shaman in Siberia, Russia. That is his real outfit he wears. Very unique. TR
Find one of the most beautiful temples in the world in Nara, Japan. It is the 1,267 year old Todai-ji temple that houses a 15 meter Buddha Vairocana statue who is a cosmic and timeless Buddha. Emperor Shomu who sponsored this beautiful temple eventually abdicated and ordained as a Buddhist monk. Very interesting history and story. One of the places everyone should visit- https://bit.ly/2VgsHhK
6 years ago
Find one of the most beautiful temples in the world in Nara, Japan. It is the 1,267 year old Todai-ji temple that houses a 15 meter Buddha Vairocana statue who is a cosmic and timeless Buddha. Emperor Shomu who sponsored this beautiful temple eventually abdicated and ordained as a Buddhist monk. Very interesting history and story. One of the places everyone should visit- https://bit.ly/2VgsHhK
Manjusri Kumara (bodhisattva of wisdom), India, Pala dynesty, 9th century, stone, Honolulu Academy of Arts
6 years ago
Manjusri Kumara (bodhisattva of wisdom), India, Pala dynesty, 9th century, stone, Honolulu Academy of Arts
Click on "View All Photos" above to view more images

Videos On The Go

Please click on the images to watch video
  • Pig puts his toys away
    5 years ago
    Pig puts his toys away
    Animals are so intelligent. They can feel happiness, joy, pain, sorrow, just like humans. Always show kindness to them. Always show kindness to everyone.
  • Always be kind to animals-They deserve to live just like us.
    5 years ago
    Always be kind to animals-They deserve to live just like us.
    Whales and dolphins playing with each other in the Pacific sea. Nature is truly incredible!
  • Bodha stupa July 2019-
    5 years ago
    Bodha stupa July 2019-
    Rainy period
  • Cute Tara girl having a snack. She is one of Kechara Forest Retreat’s resident doggies.
    5 years ago
    Cute Tara girl having a snack. She is one of Kechara Forest Retreat’s resident doggies.
  • Your Next Meal!
    5 years ago
    Your Next Meal!
    Yummy? Tasty? Behind the scenes of the meat on your plates. Meat is a killing industry.
  • This is Daw
    5 years ago
    This is Daw
    This is what they do to get meat on tables, and to produce belts and jackets. Think twice before your next purchase.
  • Don’t Take My Mummy Away!
    5 years ago
    Don’t Take My Mummy Away!
    Look at the poor baby chasing after the mother. Why do we do that to them? It's time to seriously think about our choices in life and how they affect others. Be kind. Don't break up families.
  • They do this every day!
    5 years ago
    They do this every day!
    This is how they are being treated every day of their lives. Please do something to stop the brutality. Listen to their cries for help!
  • What happened at Fair Oaks Farm?
    5 years ago
    What happened at Fair Oaks Farm?
    The largest undercover dairy investigation of all time. See what they found out at Fair Oaks Farm.
  • She’s going to spend her whole life here without being able to move correctly. Like a machine. They are the slaves of the people and are viewed as a product. It’s immoral. Billions of terrestrial animals die annually. Billions. You can’t even imagine it. And all that because people don’t want to give up meat, even though there are so many alternatives. ~ Gabriel Azimov
    5 years ago
    She’s going to spend her whole life here without being able to move correctly. Like a machine. They are the slaves of the people and are viewed as a product. It’s immoral. Billions of terrestrial animals die annually. Billions. You can’t even imagine it. And all that because people don’t want to give up meat, even though there are so many alternatives. ~ Gabriel Azimov
  • Our Malaysian Prime Minister Dr. Mahathir speaks so well, logically and regarding our country’s collaboration with China for growth. It is refreshing to listen to Dr. Mahathir’s thoughts. He said our country can look to China for many more things such as technology and so on. Tsem Rinpoche
    6 years ago
    Our Malaysian Prime Minister Dr. Mahathir speaks so well, logically and regarding our country’s collaboration with China for growth. It is refreshing to listen to Dr. Mahathir’s thoughts. He said our country can look to China for many more things such as technology and so on. Tsem Rinpoche
  • This is the first time His Holiness Dalai Lama mentions he had some very serious illness. Very worrying. This video is captured April 2019.
    6 years ago
    This is the first time His Holiness Dalai Lama mentions he had some very serious illness. Very worrying. This video is captured April 2019.
  • Beautiful Monastery in Hong Kong
    6 years ago
    Beautiful Monastery in Hong Kong
  • This dog thanks his hero in such a touching way. Tsem Rinpoche
    6 years ago
    This dog thanks his hero in such a touching way. Tsem Rinpoche
  • Join Tsem Rinpoche in prayer for H.H. Dalai Lama’s long life~ https://www.youtube.com/watch?v=gYy7JcveikU&feature=youtu.be
    6 years ago
    Join Tsem Rinpoche in prayer for H.H. Dalai Lama’s long life~ https://www.youtube.com/watch?v=gYy7JcveikU&feature=youtu.be
  • These people going on pilgrimage to a holy mountain and prostrating out of devotion and for pilgrimage in Tibet. Such determination for spiritual practice. Tsem Rinpoche
    6 years ago
    These people going on pilgrimage to a holy mountain and prostrating out of devotion and for pilgrimage in Tibet. Such determination for spiritual practice. Tsem Rinpoche
  • Beautiful new casing in Kechara for Vajra Yogini. Tsem Rinpoche
    6 years ago
    Beautiful new casing in Kechara for Vajra Yogini. Tsem Rinpoche
  • Get ready to laugh real hard. This is Kechara’s version of “Whatever Happened to Baby Jane!” We have some real talents in this video clip.
    6 years ago
    Get ready to laugh real hard. This is Kechara’s version of “Whatever Happened to Baby Jane!” We have some real talents in this video clip.
  • Recitation of Dorje Dermo‘s mantra or the Dharani of Glorious Vajra Claws. This powerful mantra is meant to destroy all obstacles that come in our way. Beneficial to play this mantra in our environments.
    6 years ago
    Recitation of Dorje Dermo‘s mantra or the Dharani of Glorious Vajra Claws. This powerful mantra is meant to destroy all obstacles that come in our way. Beneficial to play this mantra in our environments.
  • Beautiful
    6 years ago
    Beautiful
    Beautiful sacred Severed Head Vajra Yogini from Tsem Rinpoche's personal shrine.
  • My little monster cute babies Dharma and Oser. Take a look and get a cute attack for the day! Tsem Rinpoche
    6 years ago
    My little monster cute babies Dharma and Oser. Take a look and get a cute attack for the day! Tsem Rinpoche
  • Plse watch this short video and see how all sentient beings are capable of tenderness and love. We should never hurt animals nor should we eat them. Tsem Rinpoche
    6 years ago
    Plse watch this short video and see how all sentient beings are capable of tenderness and love. We should never hurt animals nor should we eat them. Tsem Rinpoche
  • Cruelty of some people have no limits and it’s heartbreaking. Being kind cost nothing. Tsem Rinpoche
    6 years ago
    Cruelty of some people have no limits and it’s heartbreaking. Being kind cost nothing. Tsem Rinpoche
  • SUPER ADORABLE and must see
    6 years ago
    SUPER ADORABLE and must see
    Tsem Rinpoche's dog Oser girl enjoying her snack in her play pen.
  • Cute!
    6 years ago
    Cute!
    Oser girl loves the balcony so much. - https://www.youtube.com/watch?v=RTcoWpKJm2c
  • Uncle Wong
    6 years ago
    Uncle Wong
    We were told by Uncle Wong he is very faithful toward Dorje Shugden. Dorje Shugden has extended help to him on several occasions and now Uncle Wong comes daily to make incense offerings to Dorje Shugden. He is grateful towards the help he was given.
  • Tsem Rinpoche’s Schnauzer Dharma boy fights Robot sphere from Arkonide!
    6 years ago
    Tsem Rinpoche’s Schnauzer Dharma boy fights Robot sphere from Arkonide!
  • Cute baby owl found and rescued
    6 years ago
    Cute baby owl found and rescued
    We rescued a lost baby owl in Kechara Forest Retreat.
  • Nice cups from Kechara!!
    6 years ago
    Nice cups from Kechara!!
    Dorje Shugden people's lives matter!
  • Enjoy a peaceful morning at Kechara Forest Retreat
    6 years ago
    Enjoy a peaceful morning at Kechara Forest Retreat
    Chirping birds and other forest animals create a joyful melody at the Vajrayogini stupa in Kechara Forest Retreat (Bentong, Malaysia).
  • This topic is so hot in many circles right now.
    7 years ago
    This topic is so hot in many circles right now.
    This video is thought-provoking and very interesting. Watch! Thanks so much to our friends at LIVEKINDLY.
  • Chiropractic CHANGES LIFE for teenager with acute PAIN & DEAD LEG.
    7 years ago
    Chiropractic CHANGES LIFE for teenager with acute PAIN & DEAD LEG.
  • BEAUTIFUL PLACE IN NEW YORK STATE-AMAZING.
    7 years ago
    BEAUTIFUL PLACE IN NEW YORK STATE-AMAZING.
  • Leonardo DiCaprio takes on the meat Industry with real action.
    7 years ago
    Leonardo DiCaprio takes on the meat Industry with real action.
  • Do psychic mediums have messages from beyond?
    7 years ago
    Do psychic mediums have messages from beyond?
  • Lovely gift for my 52nd Birthday. Tsem Rinpoche
    7 years ago
    Lovely gift for my 52nd Birthday. Tsem Rinpoche
  • This 59-year-old chimpanzee was refusing food and ready to die until...
    7 years ago
    This 59-year-old chimpanzee was refusing food and ready to die until...
    she received “one last visit from an old friend” 💔💔
  • Bigfoot sighted again and made it to the news.
    7 years ago
    Bigfoot sighted again and made it to the news.
  • Casper is such a cute and adorable. I like him.
    7 years ago
    Casper is such a cute and adorable. I like him.
  • Dorje Shugden Monastery Amarbayasgalant  Mongolia's Ancient Hidden Gem
    7 years ago
    Dorje Shugden Monastery Amarbayasgalant Mongolia's Ancient Hidden Gem
  • Don't you love Hamburgers? See how 'delicious' it is here!
    7 years ago
    Don't you love Hamburgers? See how 'delicious' it is here!
  • Such a beautiful and powerful message from a person who knows the meaning of life. Tsem Rinpoche
    7 years ago
    Such a beautiful and powerful message from a person who knows the meaning of life. Tsem Rinpoche
  • What the meat industry figured out is that you don't need healthy animals to make a profit.
    7 years ago
    What the meat industry figured out is that you don't need healthy animals to make a profit.
    Sick animals are more profitable... farms calculate how close to death they can keep animals without killing them. That's the business model. How quickly they can be made to grow, how tightly they can be packed, how much or how little can they eat, how sick they can get without dying... We live in a world in which it's conventional to treat an animal like a block of wood. ~ Jonathan Safran Foer
  • This video went viral and it's a must watch!!
    7 years ago
    This video went viral and it's a must watch!!
  • SEE HOW THIS ANIMAL SERIAL KILLER HAS NO ISSUE BLUDGEONING THIS DEFENSELESS BEING.
    7 years ago
    SEE HOW THIS ANIMAL SERIAL KILLER HAS NO ISSUE BLUDGEONING THIS DEFENSELESS BEING.
    This happens daily in slaughterhouse so you can get your pork and Bak ku teh. Stop eating meat.

ASK A PASTOR


Ask the Pastors

A section for you to clarify your Dharma questions with Kechara’s esteemed pastors.

Just post your name and your question below and one of our pastors will provide you with an answer.

Scroll down and click on "View All Questions" to view archived questions.

View All Questions

CHAT PICTURES

Thank you for your Order!52393739852742
6 days ago
Thank you for your Order!52393739852742
Look at how attentive of the members during Dharma talk. It is through hearing, contemplation and practicing Dharma, one is able to eradicate delusions and march towards liberation. 28/9/2024 Kechara Penang Study Group by Jacinta
1 month ago
Look at how attentive of the members during Dharma talk. It is through hearing, contemplation and practicing Dharma, one is able to eradicate delusions and march towards liberation. 28/9/2024 Kechara Penang Study Group by Jacinta
Pastor  did dharma sharing on KFR retreat puja, purification after retreat and karma. Kechara Penang weekly puja. Pic taken by Siew Hong.
1 month ago
Pastor  did dharma sharing on KFR retreat puja, purification after retreat and karma. Kechara Penang weekly puja. Pic taken by Siew Hong.
Under the guidance from Pastor Seng Piow, Kechara Penang Study Group members completed our weekly Dorje Shugden Puja. 28th September 2024 by Jacinta.
1 month ago
Under the guidance from Pastor Seng Piow, Kechara Penang Study Group members completed our weekly Dorje Shugden Puja. 28th September 2024 by Jacinta.
Sponsors' packages nicely decorated nd offered up on behalf. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
1 month ago
Sponsors' packages nicely decorated nd offered up on behalf. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
Completed Dorje Shugden puja cum recitation of Namasangiti on 14th September 2024. Kechara Penang Study Group, uploaded by Jacinta.
1 month ago
Completed Dorje Shugden puja cum recitation of Namasangiti on 14th September 2024. Kechara Penang Study Group, uploaded by Jacinta.
Known as Merdeka Day (31st Aug 2024), our Kechara Penang members celebrated this day with Dorje Shugden and his entourage by doing a DS puja together with recitation of Namasangiti. Uploaded by Jacinta.
1 month ago
Known as Merdeka Day (31st Aug 2024), our Kechara Penang members celebrated this day with Dorje Shugden and his entourage by doing a DS puja together with recitation of Namasangiti. Uploaded by Jacinta.
24th Aug 2024, Kechara Penang Study Group members have completed weekly puja. A variety of kuihs and fruits were offered up on behalf of sponsors. By Jacinta
1 month ago
24th Aug 2024, Kechara Penang Study Group members have completed weekly puja. A variety of kuihs and fruits were offered up on behalf of sponsors. By Jacinta
At the point of the passing, the only thing that will help us and our loved ones is the Dharma. Hence, try to chant mantra, do pujas, giving alms and etc during this period. Bereavement puja by Kechara Penang Study Group by Jacinta.
3 months ago
At the point of the passing, the only thing that will help us and our loved ones is the Dharma. Hence, try to chant mantra, do pujas, giving alms and etc during this period. Bereavement puja by Kechara Penang Study Group by Jacinta.
Bereavement puja by Kechara Penang Study Group. May the deceased has good rebirth and the family members find solace in the Three Jewels. Thanks to Rinpoche for He always taught us about practising compassion through action. By Jacinta
3 months ago
Bereavement puja by Kechara Penang Study Group. May the deceased has good rebirth and the family members find solace in the Three Jewels. Thanks to Rinpoche for He always taught us about practising compassion through action. By Jacinta
Thanks to Sharyn, the florist came and arranged on the spot! What a lovely and colourful bunch flowers attractively arranged to Buddha as offerings. 2nd Penang DS retreat of the year (2024), uploaded by Jacinta.
3 months ago
Thanks to Sharyn, the florist came and arranged on the spot! What a lovely and colourful bunch flowers attractively arranged to Buddha as offerings. 2nd Penang DS retreat of the year (2024), uploaded by Jacinta.
As usual, a retreat will not be complete without nice tormas. Pastor Patsy and our dear Penang members ~ Swee Bee, Tang, Jasmine and Siew Hong came together as a perfect and united team in completing it. Penang DS Retreat 17-18th Aug 2024 by Jacinta.
3 months ago
As usual, a retreat will not be complete without nice tormas. Pastor Patsy and our dear Penang members ~ Swee Bee, Tang, Jasmine and Siew Hong came together as a perfect and united team in completing it. Penang DS Retreat 17-18th Aug 2024 by Jacinta.
A picture that says all. Thanks to Pastor Seng Piow, 12 retreatants and 51sponsors that make this event a successful one. See you all in our next retreat. Kam Siah. A simple yet full of gratitude note by Choong, uploaded by Jacinta.
3 months ago
A picture that says all. Thanks to Pastor Seng Piow, 12 retreatants and 51sponsors that make this event a successful one. See you all in our next retreat. Kam Siah. A simple yet full of gratitude note by Choong, uploaded by Jacinta.
Offerings being set up, getting ready to start the first day of Kechara Penang Group's retreat. By Jacinta
3 months ago
Offerings being set up, getting ready to start the first day of Kechara Penang Group's retreat. By Jacinta
As H. E. The 25th Tsem Tulku Rinpoche had mentioned a retreat is time taken away from our ordinary, daily, mundane activities specifically to focus on deeper meditation, deeper meditational practices to gain some benefits.  Kechara Penang Study Group by Jacinta
3 months ago
As H. E. The 25th Tsem Tulku Rinpoche had mentioned a retreat is time taken away from our ordinary, daily, mundane activities specifically to focus on deeper meditation, deeper meditational practices to gain some benefits. Kechara Penang Study Group by Jacinta
Retreat started for the second half of the year, 17th Aug 2024. We have new participants and those regulars. Thanks to Pastor Seng Piow and Choong for organising it. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
3 months ago
Retreat started for the second half of the year, 17th Aug 2024. We have new participants and those regulars. Thanks to Pastor Seng Piow and Choong for organising it. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
10th Aug 2024. Kechara Penang Study Group completed DS puja, led by Siew Hong. Uploaded by Jacinta.
3 months ago
10th Aug 2024. Kechara Penang Study Group completed DS puja, led by Siew Hong. Uploaded by Jacinta.
Thank you Pastor Seng Piow for the dharma sharing and leading today's puja 3rd August 2024. Pic by Siew Hong and uploaded by Jacinta.
3 months ago
Thank you Pastor Seng Piow for the dharma sharing and leading today's puja 3rd August 2024. Pic by Siew Hong and uploaded by Jacinta.
Puja sponsorships packages of RM100, RM 50 and RM30. Really appreciate the continuous support for our Penang DS Chapel. 28/7/2024 By Jacinta
3 months ago
Puja sponsorships packages of RM100, RM 50 and RM30. Really appreciate the continuous support for our Penang DS Chapel. 28/7/2024 By Jacinta
Completed weekly puja at Penang DS Chapel. 27th July 2024 by Jacinta.
3 months ago
Completed weekly puja at Penang DS Chapel. 27th July 2024 by Jacinta.
For those Penang members who were back in Penang, instead of having a weekend off, they chose to go to Penang DS centre and did a DS puja for the benefits of all beings. 20th July 2024, Saturday. By Jacinta
3 months ago
For those Penang members who were back in Penang, instead of having a weekend off, they chose to go to Penang DS centre and did a DS puja for the benefits of all beings. 20th July 2024, Saturday. By Jacinta
So proud of Penang Kecharians for attending initiations given by Venerable Chojila at Kechara Forest Retreat, Bentong on 20th - 21st July 2024. Against all odds, many of us made it there. (Not in the pic Mr. Teo and Sunny) By Jacinta.
3 months ago
So proud of Penang Kecharians for attending initiations given by Venerable Chojila at Kechara Forest Retreat, Bentong on 20th - 21st July 2024. Against all odds, many of us made it there. (Not in the pic Mr. Teo and Sunny) By Jacinta.
Wishing all sponsors' wishes be fulfilled and thanks for supporting our Kechara Penang Puja packages on 13/7/2024. By Jacinta
3 months ago
Wishing all sponsors' wishes be fulfilled and thanks for supporting our Kechara Penang Puja packages on 13/7/2024. By Jacinta
#throwback 13th July 2024, Kechara Penang Study Group completed DS puja. We have special guest that day, Paul, a long time senior Kecharian with his friends. By Jacinta
3 months ago
#throwback 13th July 2024, Kechara Penang Study Group completed DS puja. We have special guest that day, Paul, a long time senior Kecharian with his friends. By Jacinta
Beautiful offerings arranged by Choong. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
4 months ago
Beautiful offerings arranged by Choong. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
7/7/2024 Kechara Penang weekly puja completed. Kechara Penang Study Girup by Jacinta.
4 months ago
7/7/2024 Kechara Penang weekly puja completed. Kechara Penang Study Girup by Jacinta.
This week's puja offerings sponsored by a few people and we hope their wishes be fulfilled. Pic taken by Choong and uploaded by Jacinta.
5 months ago
This week's puja offerings sponsored by a few people and we hope their wishes be fulfilled. Pic taken by Choong and uploaded by Jacinta.
29th June 2024. Kechara Penang Study Group completed weekly Dorje Shugden cum Manjushri Namasangiti. Pic taken by Choong and uploaded by Jacinta
5 months ago
29th June 2024. Kechara Penang Study Group completed weekly Dorje Shugden cum Manjushri Namasangiti. Pic taken by Choong and uploaded by Jacinta
Need a dose of spiritual nourishment or perhaps any spiritual protection? Do take up our Kechara Penang food/candles offering packages. Do not hesitate to contact our member Choong for more info. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
5 months ago
Need a dose of spiritual nourishment or perhaps any spiritual protection? Do take up our Kechara Penang food/candles offering packages. Do not hesitate to contact our member Choong for more info. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
Different food offerings offered on Penang Kechara Chapel's altar behalf of the sponsors. May sponsors' wishes be fulfilled. Great effort from Choong Soon Heng, one of our Kechara Penang dedicated members who thought of this way for people to generate merits while clearing obstacles. Uploaded by Jacinta.
5 months ago
Different food offerings offered on Penang Kechara Chapel's altar behalf of the sponsors. May sponsors' wishes be fulfilled. Great effort from Choong Soon Heng, one of our Kechara Penang dedicated members who thought of this way for people to generate merits while clearing obstacles. Uploaded by Jacinta.
These are some of the offerings offered on behalf of our sponsors. We have different offerings packages which one can choose from or just simply sponsor our weekly puja in dedication to our loved ones. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
5 months ago
These are some of the offerings offered on behalf of our sponsors. We have different offerings packages which one can choose from or just simply sponsor our weekly puja in dedication to our loved ones. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
We hope you enjoyed our pictures, as much as we enjoyed our Wesak Day together in Penang. Let us carry the energy and enthusiasm we experienced so far and inspires many more. Happy Wesak Day! 22/5/2024 KPSG by Jacinta
6 months ago
We hope you enjoyed our pictures, as much as we enjoyed our Wesak Day together in Penang. Let us carry the energy and enthusiasm we experienced so far and inspires many more. Happy Wesak Day! 22/5/2024 KPSG by Jacinta
Puja offering packages. Thanks to those who sponsored the puja. May all your wishes be fulfilled. KPSG by Jacinta
6 months ago
Puja offering packages. Thanks to those who sponsored the puja. May all your wishes be fulfilled. KPSG by Jacinta
Colourful altar with plenty of offerings. We had DS puja with Praise to Buddha Shakyamuni as we celebrate this special day of Buddha's Birth, Enlightenment and Parinirvana. KPSG by Jacinta
6 months ago
Colourful altar with plenty of offerings. We had DS puja with Praise to Buddha Shakyamuni as we celebrate this special day of Buddha's Birth, Enlightenment and Parinirvana. KPSG by Jacinta
Some of the activities done during the Wesak Day Celebration in Penang. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
6 months ago
Some of the activities done during the Wesak Day Celebration in Penang. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
Wesak Day Celebration in Penang!Buddha's Bathing Ritual. 22/5/2024 Kechara Penang Study Group by Jacinta.
6 months ago
Wesak Day Celebration in Penang!Buddha's Bathing Ritual. 22/5/2024 Kechara Penang Study Group by Jacinta.
11/5/2024 Saturday @3pm. After puja, all members helped out clearing the offerings and we shared out the blessed food offerings with our families, friends and even animals. Kechara Penang Study Group by Jacinta
6 months ago
11/5/2024 Saturday @3pm. After puja, all members helped out clearing the offerings and we shared out the blessed food offerings with our families, friends and even animals. Kechara Penang Study Group by Jacinta
11/5/2024 Saturday @3pm. Activities during puja. Members chanting Dorje Shugden mantras. We've completed Dorje Shugden puja cum Namasangiti. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
6 months ago
11/5/2024 Saturday @3pm. Activities during puja. Members chanting Dorje Shugden mantras. We've completed Dorje Shugden puja cum Namasangiti. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
11/5/2024, Saturday @3pm. Activities : Offerings of khata to Rinpoche, garland of flowers to Dorje Shugden and a new Tibetan butterlamp being offered on the altar. Kechara Penang Study Group by Jacinta
6 months ago
11/5/2024, Saturday @3pm. Activities : Offerings of khata to Rinpoche, garland of flowers to Dorje Shugden and a new Tibetan butterlamp being offered on the altar. Kechara Penang Study Group by Jacinta
Today we have an inaugural cancer free diet talk and info sharing by Mr. Ooi. Mr. Ooi is a Penangite and like any other man, he has a family to provide for. From colon cancer stage 4,he is now known as a cancer-free man. Learn more about his story and his acquaintance with Dorje Shugden here https://youtu.be/x7i-yXJBUwM?si=A-5O0udxjg52iS58
7 months ago
Today we have an inaugural cancer free diet talk and info sharing by Mr. Ooi. Mr. Ooi is a Penangite and like any other man, he has a family to provide for. From colon cancer stage 4,he is now known as a cancer-free man. Learn more about his story and his acquaintance with Dorje Shugden here https://youtu.be/x7i-yXJBUwM?si=A-5O0udxjg52iS58
The Promise
  These books will change your life
  Support Blog Team
Lamps For Life
  Robe Offerings
  Vajrayogini Stupa Fund
  Dana Offerings
  Soup Kitchen Project
 
Zong Rinpoche

Archives

YOUR FEEDBACK

Live Visitors Counter
Page Views By Country
United States 6,807,737
Malaysia 5,108,187
India 2,646,687
Singapore 976,215
United Kingdom 957,169
Bhutan 955,001
Nepal 950,101
Canada 832,922
Australia 658,743
Philippines 565,945
Indonesia 480,520
Germany 387,956
France 322,464
Brazil 266,916
Vietnam 244,328
Thailand 227,372
Taiwan 215,507
Italy 186,375
Spain 169,078
Netherlands 166,736
Mongolia 153,322
South Africa 143,670
Portugal 141,503
Türkiye 136,859
Sri Lanka 135,065
Hong Kong 131,402
Japan 128,629
United Arab Emirates 124,584
Russia 120,752
China 113,558
Romania 108,972
Mexico 102,865
New Zealand 97,145
Switzerland 95,138
Myanmar (Burma) 91,517
Pakistan 84,094
Sweden 82,899
South Korea 79,802
Cambodia 72,033
Poland 5,412
Total Pageviews: 27,211,833

Login

Dorje Shugden
Click to watch my talk about Dorje Shugden....