Bagi Mereka yang Memegang Sumpah (Bahasa Indonesia)
(Oleh Tsem Rinpoche)
Kepada Pastor Moh Mei, Jean Ai, Shin, Yek Yee,
Sebagai manusia yang ingin hidup dalam spiritualitas (calon biksu/biksuni, pastor yang mewakili dharma, umat awam yang telah mengambil sumpah perlindungan untuk mencapai pencerahan) sangat penting bagi kita untuk membedakan diri kita dari umat awam pada umumnya. Kita telah mendengar dharma, mengetahui kebenaran eksistensi dan memahami metodenya. Kita harus berbeda KARENA kita telah mendengar, mengetahui kebenaran dan memahami dharma. Jadi ketika kita ingin mewujudkan aspirasi kita dengan mengambil sumpah dan memusatkan pikiran kita menuju pencerahan, itu adalah hasil langsung dari aspirasi kita yang tulus. Komitmen yang tulus muncul dari aspirasi yang tulus. Ketika aspirasi kita tulus, maka lebih mudah memegang komitmen kita. Ketika kita memiliki aspirasi yang tulus, maka segala sesuatu yang sulit kita akan terlihat sebagai metode untuk mengendalikan pikiran dan bukan sebagai rintangan yang mustahil.
Ketika kita mengambil sumpah dalam bentuk apapun, terutama ketika kita bercita-cita menjadi biksu/biksuni, kita membedakan arus pikiran kita dan arus pikiran orang lain karena keinginan kita untuk maju secara spiritual. Kita ingin menaklukkan diri kita sendiri. Kita menginginkan kemajuan ini demi diri kita sendiri dan orang lain. Kita mulai dengan diri kita sendiri. Tetapi waktu adalah hal yang paling penting karena kita tidak memiliki banyak waktu. Mengambil sumpah berarti secara sadar menghilangkan stimuli yang akan semakin memperkuat kebiasaan negatif dan juga menghentikannya.
Sumpah adalah kuncinya. Karena stimuli negatif adalah sumber sebenarnya dari semua penderitaan yang tidak kita inginkan dan stimuli tersebut menunda atau bahkan menghentikan pertumbuhan spiritual kita. Sumpah kita adalah untuk memotong stimuli spesifik dan umum seperti penundaan, kelupaan, kemalasan, kekikiran, keputusan berdasarkan egoisme, kepuasan diri sendiri dan hal-hal yang terkait. Ketika semua ini diputuskan atau terkendali, maka secara alami tindakan dan perilaku kita akan berbeda. Tindakan kita akan mengarah pada perbaikan baik untuk diri sendiri dan menginspirasi orang lain di sekitar kita. Kita harus mengembangkan welas asih, kesabaran toleransi, kerja keras, etika, pandangan benar, janji, konsistensi, stabilitas, menepati janji dan sejenisnya sebagai stimuli yang benar dan sumpah yang telah kita ambil adalah kuncinya. Memotong stimuli yang salah tidak akan memperburuk kondisi mental kita, tetapi akan ‘mengeringkan’ danau samsara karena sungai yang mengairinya telah dialihkan. Stimuli yang salah seperti air beracun dari pabrik yang masuk ke dalam danau dan membunuh semua penghuni danau secara perlahan-lahan. Sedangkan stimuli yang benar (sumpah, janji, kerja, welas asih, dan lain-lain) adalah seperti air gletser segar yang mencair yang mengalir ke kolam yang sama, menyegarkan dan memperkaya penghuni danau. Danau tersebut adalah pikiran kita. Penghuninya adalah pertumbuhan spiritual kita. Air yang mengalir adalah stimuli yang kita berikan untuk mengasupi pikiran ini.
Untuk pertumbuhan spiritual kita dan bagi kita untuk meningkatkan jumlah sangha, semuanya tergantung pada pemberian stimuli yang benar pada batin kita dengan menjaga sumpah kita seperti halnya menjaga mata kita. Menepati janji kita, melakukan pekerjaan kita dengan baik dan konsisten adalah rumus untuk mewujudkannya. (Beberapa orang telah meminta untuk mengambil sumpah dan itu luar biasa. Tetapi peganglah sumpah itu sekarang, dan ‘buktikan’ bahwa anda benar-benar ingin melakukannya kepada diri sendiri dan guru anda).
Maksud untuk menjadi biksu, biksuni, Pastor atau murid dharma yang tulus, adalah untuk memotong stimuli yang salah sesegera mungkin dan itu sendiri bukanlah tujuan akhirnya, melainkan jalan yang benar untuk mencapai tujuan kita. Jangan berpikir bahwa perubahan adalah tujuan, tetapi itu adalah alat yang dapat kita gunakan untuk mencapai tujuan kita yaitu pikiran yang tercerahkan. Jadi jangan membatasi diri kita dengan mengatakan bahwa kita telah berkembang karena itu bukanlah tujuannya, melainkan hanya sebuah alat. Waspadalah terhadap pikiran kita.
Oleh karena itu, memegang janji yang paling sederhana hingga yang paling ‘rumit’ adalah memungkinkan ketika tekad yang timbul dari aspirasi sejati sudah ada. Sebagai biksu dan biksuni, sangat penting bagi kita untuk tidak perlu diingatkan akan tugas-tugas kita, janji-janji kita, perilaku kita dan pekerjaan apa yang seharusnya kita lakukan pada tingkat yang sangat mendasar. Karena ketika kita diingatkan, hal itu akan mengirimkan stimuli kebiasaan yang salah ke dalam pikiran kita, membuat kita tidak berbeda dengan sebelum kita mengganti pakaian dan mencukur rambut.
Sebagai biksu dan biksuni serta Pastor, sangat penting bagi kita untuk memegang janji dan integritas kita terutama dengan saudara dan saudari dharma dan guru kita. Hal ini sama pentingnya bagi semua mereka yang ingin hidup dalam spiritualitas.
Kebangkitan spiritual adalah untuk semua orang dan bukan hanya anggota sangha… hanya saja sangha mengambil langkah ekstra dan mempercepat janji ketika memegang sumpah. Sumpah melindungi dari stimuli yang salah. Sebagai calon biksu dan biksuni, keinginan kita untuk meninggalkan stimuli negatif ditandai dengan memotong rambut, mengenakan jubah dan mengubah perilaku lahiriah. Jika perilaku lahiriah kita hanya terbatas pada memotong rambut dan mengenakan jubah dan tidak lebih dari itu, berarti kita telah menggunakan kesempatan terbesar kita sebagai zona nyaman bagi ego kita untuk mendapatkan rasa hormat, perlindungan, dukungan, atau yang lainnya mungkin?
Oleh karena itu, yang terpenting bagi calon sangha adalah melepaskan stimuli negatif kita dan segera mengadopsi stimuli positif karena Anda telah mengambil sumpah dan Anda adalah pemimpin komunitas atau mirip dengannya. Pemimpin bukanlah orang yang memberi perintah, tetapi orang yang menunjukkan kepada orang lain bahwa sangha (dan dharma) adalah sesuatu yang layak untuk didukung karena mereka memusatkan seluruh waktu mereka untuk pengembangan batin yang tercermin dalam konsistensi, keterusterangan, ketekunan, kesabaran, welas asih, dan toleransi. Hal ini tercermin dalam pekerjaan kita. Pekerjaan kita harus mencerminkan stimuli yang benar. Kita ingin memotong semua stimuli yang salah dari pikiran kita dan mengasupinya dengan stimuli yang benar sehingga terjadi perkembangan dan setiap tahun kita semakin dekat dengan tujuan spiritual kita dan bukannya stagnasi atau lebih buruk lagi, kemunduran.
Sebagai sangha, kita harus menjadikan waktu persiapan atau waktu latihan ini BENAR-BENAR WAKTU LATIHAN dan tidak lalai. Ketika kita akhirnya (karena pahala yang luar biasa) bisa mengenakan jubah merah marun, kita akan mendapatkan kekaguman, rasa hormat dan tangan terkatup dari orang lain karena MEREKA TAHU KITA TELAH BERUSAHA UNTUk MENJADI LAYAK UNTUK ITU. Kita menanamkan benih-benih sangha yang baik dalam pikiran mereka. Jadi tidak ada waktu yang terbuang. Perenungan akan ketidakkekalan harus dimulai di sini. Bertahun-tahun kita hidup di dunia ini seharusnya tidak menjadi waktu untuk mengukuhkan kebiasaan negatif (stimuli) kita, tetapi menjadi lebih bijaksana dan inspirasi bagi orang lain seiring dengan bertambahnya usia.
Saya sangat senang dan bersukacita bagi Anda yang menaati permintaan saya yang paling sederhana sekalipun, seperti media sosial, di antara tugas dan kewajiban Anda. Saya melihat Anda lima Pendeta secara konsisten menggunakan media sosial untuk mempromosikan acara, kegiatan, latihan, silsilah kita, KFR, Kechara, dan menggunakan metode yang berbeda untuk melakukannya. Hal ini menghangatkan hati saya. Bahkan ketika saya jauh secara fisik, kalian memberikan persembahan latihan kepada saya (yang dicap sebagai guru kalian) untuk melakukan sesuatu yang sederhana seperti MEDIA SOSIAL yang KONSISTEN tanpa pengingat. Meskipun secara lahiriah memberikan persembahan kepada guru Anda tampak seperti itu untuk guru, sebenarnya itu untuk diri Anda sendiri karena guru lahiriah menuntun ke guru batin. Konsistensi adalah persembahan dalam hal ini. Anda meringankan beban guru anda karena tidak perlu diingatkan dan oleh karena itu itu merupakan nilai tambah bagi guru batin Anda sendiri. Hal ini menunjukkan kepada saya bahwa waktu yang saya habiskan bersama anda telah memberikan efek positif pada aliran pikiran anda dan ini memberikan saya RASA SUKA CITA DAN KEBAHAGIAAN TERBESAR. Saya ucapkan terima kasih. Hal ini menciptakan sebab-sebab untuk berada di dekat dharma, mendengar dharma, berada di dekat guru dan sebab-sebab dharma untuk diri kita sendiri. Ketika kita melakukan dharma, kita menyenangkan hati guru. Guru lahiriah adalah orang yang mengajar kita dan guru batin adalah diri kita sendiri. Ketika kita menyenangkan guru batin kita, maka kita akan mendapatkan keberanian, stamina, inspirasi dan berkah.
Teruslah berkarya di media sosial dan karya-karya lainnya. Saya sangat senang melihat Anda di Twitter (ketika saya membacanya selama perjalanan), FB dan blog dan melihat partisipasi Anda. Itu benar-benar menghangatkan hati saya di tengah cuaca yang dingin di tempat saya saat ini.
Tsem Rinpoche
Meskipun pesan ini ditujukan untuk beberapa orang tertentu di Kechara, pesan ini berlaku untuk semua orang yang melakukan pekerjaan mereka dengan hati yang penuh kasih dan tekun. Kami memiliki banyak orang di Kechara yang bekerja sangat keras dan diam-diam di belakang layar dan saya sangat menghargai mereka. Saya sangat berterima kasih kepada Anda semua. Beberapa dari Anda mungkin tidak selalu tahu seberapa banyak yang Anda lakukan, tetapi saya yakin itu sangat banyak. Saya berterima kasih dan memanjatkan doa. Kechara berpegang teguh untuk memberi manfaat. Kita membentuk Kechara untuk memberikan manfaat bagi orang lain. Kita harus selalu mengingat hal ini. Untuk membawa manfaat bagi orang lain. Ada banyak rintangan dan tantangan, tetapi semua hal yang baik dan bermanfaat mengalami hal ini. Kita tidak boleh menyerah dan kita harus membiarkan sisi yang lebih baik dari diri kita menang. Pikiran kita yang lebih baik yang menang. Kita harus bekerja untuk itu. Biarkan Dharma yang menang. Biarkan semua orang yang membutuhkan dharma menang!
Membawa dharma kepada orang lain benar-benar mengubah hidup orang lain. Surat ini juga baik untuk orang-orang yang memegang sumpah dan alasan di baliknya. Bahkan jika anda tidak terlibat di Kechara atau bekerja di Kechara, apa yang saya ungkapkan di sini juga dapat berlaku untuk anda. Saya harap ini dapat membantu.
Saya harap tulisan singkat tentang sumpah ini bermanfaat bagi banyak orang lain yang memegang sumpah dalam bentuk apa pun dan atau berniat untuk melakukannya. Sumpah adalah sesuatu yang sakral, memiliki efek karma dan membantu kita menjaga integritas terhadap orang lain dan diri kita sendiri. Integritas adalah kunci bagi masa depan kita dengan orang lain dan diri kita sendiri.
Tsem Rinpoche
Untuk membaca artikel menarik lainnya:
- Inginkah Anda Mendengar Kebenaran? (Bahasa Indonesia)
- Perubahan Itu Bersifat Instan (Bahasa Indonesia)
- Berlatih Bukanlah Sebuah Pilihan (Bahasa Indonesia)
- Mengapa Alasan Kita Tidak Permanen? (Bahasa Indonesia)
- Kumpulan Ajaran Melalui SMS (Bahasa Indonesia)
- Semuanya Bisa Diperbaiki (Bahasa Indonesia)
Please support us so that we can continue to bring you more Dharma:
If you are in the United States, please note that your offerings and contributions are tax deductible. ~ the tsemrinpoche.com blog team
DISCLAIMER IN RELATION TO COMMENTS OR POSTS GIVEN BY THIRD PARTIES BELOW
Kindly note that the comments or posts given by third parties in the comment section below do not represent the views of the owner and/or host of this Blog, save for responses specifically given by the owner and/or host. All other comments or posts or any other opinions, discussions or views given below under the comment section do not represent our views and should not be regarded as such. We reserve the right to remove any comments/views which we may find offensive but due to the volume of such comments, the non removal and/or non detection of any such comments/views does not mean that we condone the same.
We do hope that the participants of any comments, posts, opinions, discussions or views below will act responsibly and do not engage nor make any statements which are defamatory in nature or which may incite and contempt or ridicule of any party, individual or their beliefs or to contravene any laws.
Please enter your details