Nasihat Bermanfaat Untuk Kita (Bahasa Indonesia)
(Oleh Tsem Rinpoche)
Dalam sesi perasukan pribadi kedua kami di Kechara Forest Retreat, Dorje Shugden mengatakan dengan jelas bahwa bekerja untuk Dharma sangatlah baik. Bekerja untuk Kechara sangat baik. Dalam bahasa Tibet beliau menyebutkan bahwa ketika kita bekerja untuk ‘organisasi ini’ (Kechara), kita memenuhi kebutuhan orang lain dan secara otomatis kebutuhan kita juga terpenuhi tanpa perlu memikirkannya. Hal ini tentu saja juga berlaku bagi wihara dan pusat Dharma lainnya, tetapi kali ini Dorje Shugden merujuk pada Kechara secara khusus. Orang lain mungkin tidak sependapat mengenai makna dan manfaat pekerjaan Dharma, tetapi kebijaksanaan mahluk biasa tidak dapat dibandingkan dengan kebijaksanaan dan kemampuan meramal dari Pelindung Dharma tercerahkan seperti Dorje Shugden. Saya tidak akan terpengaruh oleh orang lain atau rekan kerja yang mengatakan bekerja untuk memberi manfaat bagi orang lain dalam Dharma tidak ada artinya, karena walaupun mungkin bermaksud baik, mereka tidak memiliki kebijaksanaan yang sempurna.
Mahluk biasa, meskipun bermaksud baik, mungkin tidak memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang cara kerja hukum sebab dan akibat (hukum karma), karena itu kebanyakan dari mereka hanya bisa mengatakan: nikmati hidup dan bersenang-senanglah selagi bisa. Kebanyakan nasihat dari mahluk biasa seperti ini akhirnya membawa masalah dan penderitaan lebih lanjut. Saya akan selalu lebih percaya pada Dharma Sang Buddha dan Dorje Shugden daripada teman atau ‘teman’ atau mahluk biasa mana pun, meskipun mungkin mereka sangat peduli pada kita karena ajaran Buddha tidak mungkin salah dan nasihat Dorje Shugden selalu memberi bermanfaat bagi kita dalam jangka panjang. Kita selalu bisa mengandalkan Dharma dan Dorje Shugden.
Dorje Shugden berkata ketika situasi negatif terjadi, tidak seharusnya kita berkecil hati. Sebaliknya, kita harus berpikir, “Saat ini saya mengalami nasib buruk, saya telah mengalami akibat karma, dan sekarang karma tersebut telah dimurnikan.” Ketika kita mengalami sesuatu, karma itu selesai atau sedang dalam proses penyelesaian. Pengalaman adalah hasil dari karma. Setelah dialami, karma itu selesai. Jadi sebenarnya kita harus bersukacita karena karma ini sudah selesai. Ini adalah cara yang benar untuk melihat kejadian tidak mengenakan dalam hidup kita. Lebih baik melihatnya sebagai penyelesaian, daripada meratap dan berkecil hati.
Dorje Shugden berkata jika kita memiliki masalah atau penyakit, jangan hanya mengeluh atau menahan sakit dan membiarkan penyakit atau masalah ini, sebaiknya kita melakukan praktik pemurnian. Semua rasa sakit, baik mental maupun fisik, disebabkan karena karma yang berasal dari [perbuatan] kita. Karena kita yang menciptakan karma, maka akibat dari karma itu juga harus dialami oleh kita. Untungnya karma tidak stagnan, karma dapat dimurnikan, ‘dibalikkan’ atau diubah ketika kita menerapkan cara yang tepat. Karena karma adalah sesuatu yang tidak berwujud bagi kebanyakan mahluk biasa (walaupun kita dapat merasakan dampaknya), maka ia terkadang harus dimurnikan dengan metode yang tak kasat mata. Jika kita mengatasi kesusahan kita hanya dengan cara curhat kepada seseorang, minum, berlibur, tidur atau mencari perawatan medis, mungkin masalah kita tidak sepenuhnya terselesaikan karena penyebab utama masalah tersebut adalah karma. Kita boleh-boleh saja pergi untuk menemui teman yang baik atau pergi ke rumah sakit untuk menjalani perawatan. Namun gejala penderitaan ini akan muncul berulang kali karena karma kita telah berbuah. Yang benar-benar kita butuhkan adalah ‘menyerang’ penyebab sejatinya, yaitu karma, dengan metode pemurnian (misalnya: melafalkan Doa Kanshag, Vajrasattva, melakukan sujud namaskara, retret, Praktik Dorje Namjom, Praktik Manjushri Hitam, Praktik 35 Buddha Pengakuan, mengelilingi stupa atau objek suci, membangun gedung Dharma atau membaca Sutra Hati).
Bila kita perlu melakukan praktik pemurnian, tidak berarti kita ini pribadi yang buruk, penuh dosa, terkutuk dan layak menderita. Melakukan praktik pemurnian artinya kita perlu menyucikan banyak tindakan yang timbul akibat dari ketidaktahuan kita. Dengan kata lain, kita memurnikan karma yang masih dalam kondisi tidak aktif namun suatu saat dapat menyebabkan kita menderita. Karenanya, menerapkan metode spiritual seperti praktik pemurnian sangat penting, dan jika kita konsisten melakukannya, kita akan melihat perubahan ke arah yang lebih baik sebagaimana dijanjikan Dorje Shugden. Apa yang dikatakan oleh sang Pelindung ini sesungguhnya juga diucapkan oleh Sang Buddha, Guru Agung kita yang maha sempurna. Jadi sudah seharusnya kita yakin akan adanya hukum karma. Karma dapat diubah sehingga situasi kita juga turut berubah; kita bisa meyakini hal ini. Sebuah pohon dikenali dari buahnya. Nasihat Dorje Shugden menunjukkan kepada kita bahwa dia adalah Pelindung yang tercerahkan. Nasihat ini sangat baik dan menunjukkan bahwa nasihat Dorje Shugden selalu sesuai dengan ajaran Sang Buddha. Bekerja untuk Dharma guna memberi manfaat bagi orang lain adalah baik dan tidak ada seorangpun yang bisa mendebat soal ini. Tak peduli seberapa pintar keterampilan debat seseorang, ia tidak akan pernah bisa menandingi kebijaksanaan dan kata-kata kebenaran sang Buddha yang tercerahkan sepenuhnya. Jika Dorje Shugden mengatakan bekerja untuk Dharma itu baik, sudah pasti hal ini benar adanya. Jika Dorje Shugden mengutip ajaran Buddha tentang hukum karma, kita sudah pasti dapat mempercayai beliau, kita mampu untuk mengubah situasi kita, dan kita harus melakukan praktik pemurnian.
Kita semua pernah berbuat salah serta bertindak dengan didasari ketidaktahuan, kemarahan, kebencian, kecemburuan, dan keserakahan. Itu adalah keadaan pikiran kita saat ini, tetapi keadaan pikiran tersebut sifatnya sementara. Kita tidak menjadi jahat karenanya, karena kualitas negatif kita dapat dihilangkan. Tindakan negatif yang kita lakukan tidak perlu menjadi gambaran diri kita selamanya. Namun tindakan ini akan tersimpan sebagai karma dan karma ini akan berlipat ganda setiap harinya. Jadi kita tidak boleh menyembunyikan tindakan tersebut dan kemudian mengabaikannya karena karma negatif ini seperti bom waktu dan bisa menjadi lebih besar seiring dengan berjalannya waktu kecuali kita memurnikannya, atau tiba saatnya mereka matang dengan sendirinya dan kita harus mengalami akibatnya. Hanya karena tidak ada yang membicarakan perbuatan tercela yang kita lakukan, dan kita juga menyembunyikan hal ini, tidak berarti karma tersebut menghilang atau tidak akan matang. Karma akan berbuah dan matang. Kita mengalami pematangan karma setiap hari, minggu, bulan, tahun. Kita telah mengalami banyak penderitaan dan masalah yang datang bertubi-tubi. Tuhan, alam semesta, kekuatan alam, atau musuh yang kita ciptakan tidak akan dapat menghilangkan masalah kita, dan mereka juga tidak kuasa memberi serta menghukum kita dengan berbagai masalah. Jika sesuatu yang disebut Tuhan atau alam semesta dapat mengambil masalah kita, mengapa mereka tidak melakukannya? Mereka tidak melakukannya sebab mereka tidak bisa tapi kita bisa! Kita bisa melakukannya melalui praktik pemurnian seperti yang diajarkan oleh sang Buddha Yang Maha Sempurna. Kita harus melaksanakan praktik pemurnian seperti yang diajarkan oleh Dorje Shugden. Jika kita melakukannya, banyak keraguan dalam pikiran kita yang akan hilang, Pikiran kita juga lebih jernih sehingga memudahkan kita untuk mengerti ajaran Dharma, lebih mudah bagi kita untuk terlibat dalam kegiatan baik. Kita jadi lebih ikhlas untuk melakukan tindakan yang bermanfaat bagi orang lain. Faktanya ketika kita membersihkan karma negatif dengan praktik pemurnian, melakukan pekerjaan baik akan menjadi lebih mudah. Kita merasa hidup kita lebih ringan dan lebih bahagia.
Kita tidak boleh mengeluh atau menyebarkan desas-desus, atau mempengaruhi orang lain secara negatif mengenai Dharma atau pekerjaan Dharma. Mengapa? Karena apa yang bisa Anda lakukan untuk orang-orang ini, jika anda ‘mengambil’ pekerjaan Dharma mereka? Sebagian besar dari kita sering dirundung kesulitan atau terus-menerus menderita dengan berbagai cara, dan tidak mampu mengatur hidup kita dengan baik. Banyak orang yang tidak benar-benar merasa bahagia. Jadi, ketika anda mempengaruhi orang lain, anda menjauhkan mereka dari penawar ketidakbahagiaan (pekerjaan Dharma). Anda tidak berhak dan tidak perlu memutuskan sesuatu untuk mereka, biarkan mereka memutuskan apakah obat ini baik untuk mereka atau tidak. Jika anda tidak menyukai pekerjaan Dharma atau latihan transformasi pikiran, hal ini disebabkan karma yang anda ciptakan sendiri. Hanya hasil yang akan menentukan apakah karma tersebut baik atau buruk? Pepatah lama mengatakan uang, kekayaan, kekuasaan, kecantikan dan teman tidak bisa membawa kebahagiaan abadi. Jika Anda terus menentang fakta ini, maka anda melawan kebenaran hidup yang diajarkan oleh sang Buddha 2.500 tahun yang lalu seperti yang disampaikan oleh Dorje Shugden kepada kita baru-baru ini.
Kechara adalah tempat penyembuhan serta tempat berbagi pengetahuan, harapan, doa, hasil positif, dan latihan berdasarkan silsilah murni yang dilindungi oleh samaya kepada guru dan pelindung Dharma kita. Banyak orang yang telah menemukan arah, harapan, kebijaksanaan, bantuan dan berkah di Kechara. Banyak yang telah menemukan tujuan dan makna hidup di Kechara dan ajaran Dharma. Kami mendapatkan begitu banyak surat dan pesan dari berbagai kalangan tentang bagaimana Kechara telah menyentuh kehidupan mereka. Kami bersyukur akan hal ini dan pada saat yang sama merasa terdorong untuk melangkah lebih jauh lagi. Dorje Shugden berkata, jika kita menerapkan ajaran Dharma, melakukan praktik pemurnian, melakukan pekerjaan Dharma dengan baik, maka kita akan melihat perubahan positif dalam situasi kita. Sang Pelindung juga mengatakan hari ini manusia (kita) dan Dewa (dirinya sendiri) dapat bertemu karena sebab yang sangat baik yang diciptakan oleh keduanya. Kita dapat berbicara bersama dan berbagi Dharma bersama, dan hal ini sungguh sangat baik. Kita bisa bertemu lagi dan lagi di masa depan yang dia janjikan, namun kita harus mampu melakukan pekerjaan Dharma kita tanpa rasa takut. Beliau meminta kita untuk berpikir besar, luas, jauh ke depan dan tidak merasa takut. Kita harus mengembangkan Kechara lebih jauh lagi agar bisa bermanfaat bagi lebih banyak orang. Terus bekerja dengan penuh komitmen. Ini adalah nasihat langsung dari Pelindung Dharma kita. Kita tidak perlu ragu sama sekali dalam menjalaninya. Dorje Shugden berkata – ketika merasuk dari biksu penubuat ternama – bahwa yang paling penting adalah bagi kita untuk menerapkan ajaran Buddha setiap hari, menangani hal-hal yang perlu kita selesaikan dan memiliki perubahan harian bertahap ke arah pemikiran yang lebih positif. Perubahan ini dilaksanakan secara bertahap dan tidak sekaligus. Jangan memaksakan diri, tetapi terapkan ajaran transformasi pikiran dan setiap hari dan rasakan perubahan dalam diri. Ketika kita berubah, dunia kita, pengkondisian kita, pemikiran kita, lingkungan kita dan orang-orang di sekitar kita turut berubah. Dorje Shugden juga menasihati agar kita yakin sepenuhnya dengan sang Buddha dan Dharma. Dengan Dorje Shugden sebagai sekutu, kita tidak perlu takut dan maju tanpa rasa gentar.
Dorje Shugden meminta Biksu Penubuat (Choji Lah) untuk mengunjungi kami, memberi semangat dan memberkati kami. Kunjungan Penubuat Dorje Shugden, Choji Lah, ke Kechara sama sekali tidak direncanakan oleh kami; beliau dikirim langsung oleh Dorje Shugden. Choji Lah menelepon kami dan mengatakan dia akan berkunjung! Selagi Choji Lah berada di sini, kami dapat bertemu Dorje Shugden secara langsung melalui keadaan rasuk yang otentik dan luar biasa. Dorje Shugden memberi banyak nasihat yang bermanfaat bagi kami. Choji Lah, atas saran Dorje Shugden, juga melakukan banyak puja dan ritual untuk membantu pertumbuhan Kechara. Choji Lah adalah seorang biksu yang sederhana dan sangat ramah, beliau telah menjadi Penubuat Dorje Shugden selama lebih dari 30 tahun. Beliau dilatih dan disertifikasi sebagai penubuat oleh Yang Suci Kyabje Trijang Rinpoche secara pribadi. Kyabje Domo Geshe Rinpoche juga membantu melatih beliau sebagai seorang penubuat. Ayah Choji Lah adalah salah satu penubuat Dorje Shugden yang paling terkenal di Tibet. Bakat sebagai penubuat mengalir dalam garis keluarga mereka. Choji Lah saat ini adalah Penubuat Panglung ke-7. Kami sangat terhormat dengan kunjungan Choji lah. Kami kagum dan berterima kasih atas bimbingan, nasihat, dan cinta dari Dorje Shugden. Saya sangat berhutang budi kepada Choji lah – dan terutama atas nasihat, perlindungan, dan berkah Dorje Shugden – dalam perjalanan spiritual kami menuju ke-Buddha-an.
Tsem Rinpoche
Catatan Tambahan
Dalam rangka meninjau nasihat di atas, saya ingin menyambut salah satu ibu siswa kami ke Kechara hari ini dan menyambut baik keinginannya untuk berkegiatan sukarela di sini. Ibu ini ada di sini, di Kechara, dan beliau mulai membuka diri untuk menjadi sukarelawan di Kechara. Ia menyumbangkan waktunya untuk memasak bagi sukarelawan lain. Ibu ini tidak terlalu relijius, tetapi ia adalah wanita yang murah hati. Ia ingin tinggal di sini selama beberapa hari untuk memasak bagi para sukarelawan daripada berwisata dan ‘menikmati hidup’. Perjalanan wisata terakhirnya ke luar negeri membuka hati dan pikirannya akan makna hidup – saat itu, dia menyaksikan seseorang dalam kelompoknya tiba-tiba pingsan dan kemudian meninggal saat berlibur. Hal ini meninggalkan kesan yang kuat. Bahkan berlibur pun tidak bisa melindungi dari akhir yang menanti, membuatnya berpikir apa tujuan dari hidup kita yang rapuh ini, di mana bahkan saat berlibur seseorang bisa mati begitu saja tanpa sebab yang jelas… semua uang, momen perjalanan, ‘menikmati hidup’ berakhir begitu saja. Berapa banyak waktu yang telah kita habiskan untuk ‘bersenang-senang’ yang tidak membawa kita ke mana-mana kecuali menjadi percakapan ‘menarik’ untuk menjalin hubungan dengan orang lain? Ketika sang anak bekerja untuk Dharma dan mereka menunjukkan transformasi, ia dapat membuat orang tuanya mengamati dan menyelidiki apa yang membuat anak-anak mereka berubah. Ketika anak-anak, pada awalnya mendapatkan protes dan tidak mendapatkan dukungan dari orang tua karena bekerja untuk Dharma, jika sang anak berubah cukup drastis, orang tua adalah orang pertamalah yang pertama menyadari perubahan ini karena kontak, rasa sayang dan hubungan yang amat dekat. Orang tua mungkin mulai menyelidiki dan bahkan bergabung dengan Dharma, atau setidaknya menghormati apa yang dilakukan sang anak. Dengan cara ini kita membawa Dharma kepada orang tua kita setelah memenangkan pertempuran batin satu demi satu. Hal ini juga berlaku bagi semua kerabat dan teman di sekeliling kita.
Hal yang sama juga berlaku ketika orang tua kita berada dalam Dharma, dan mereka menunjukan perubahan positif. Hal ini akan menginspirasi anak-anaknya untuk mempelajari Dharma lebih jauh. Jadi jika Anda hanya bicara soal Dharma tetapi tidak menerapkannya, maka akan sulit untuk mempengaruhi anak-anak anda karena mereka cerdas dan kecerdasan mereka semakin bertambah saat mereka dewasa. Anak-anak anda dapat membandingkan orang tua mereka di rumah dengan orang dewasa lainnya saat mereka tumbuh. Jadi apa pun alasan dan pembelaan yang kita lontarkan pada anak-anak kita, saat ini ‘mungkin’ cara itu berhasil, tapi tidak demikian adanya ketika mereka semakin dewasa.
Jika anak-anak kita tetap mendengarkan kita meski mereka telah menjadi orang dewasa, hal itu dikarenakan ketika tumbuh dewasa mereka telah melihat nilai-nilai baik pada orang tua, dan mereka berpegang serta menghormati nilai-nilai yang diajarkan. Bila anak-anak kita tidak menghormati kita, itu bisa jadi merupakan pengaruh buruk dari teman, karma mereka sendiri atau kita tidak mengasuh mereka dengan cara yang positif atau gabungan dari semua hal ini. Sering kali, tetapi tidak selalu, anak-anak kita mencerminkan pola asuh yang mereka terima dan karenanya mencerminkan seperti apa orang tua mereka sebenarnya. Seandainya sebagai orang dewasa kita hanya tertarik pada hal-hal materialistis, perjalanan, makanan, barang-barang bermerek, dan sebagainya, mungkin anak anda juga akan seperti itu setelah dewasa. Semua sifat ini datang dari mengamati orang tua mereka. Anda tumbuh sesuai pengalaman dan kebiasaan anda.
Bila Anda tidak pernah diharuskan bekerja saat tumbuh dewasa tetapi masih diberi banyak mainan, liburan, pakaian bagus, sekolah yang bagus, tagihan yang sudah dibayar, perjalanan wisata, sering makan malam di luar maka mungkin Anda akan tumbuh menginginkan hal yang sama tanpa perlu bekerja sama sekali. Tetapi sebagai orang dewasa Anda akan menderita jika Anda tidak mendapatkan hal-hal yang sama seperti yang biasa Anda dapatkan saat tumbuh dewasa. Saya tidak menyalahkan siapa pun, tetapi ini hanya beberapa pemikiran. Sekecil apapun pengaruh baik yang kita berikan pada anak-anak kita yang sudah dewasa adalah kualitas baik yang mereka amati dalam diri kita saat tumbuh besar. Mereka akan berpegang pada hal tersebut. Terkadang hanya membiayai tempat tinggal, sekolah, makanan, dan perjalanan mereka mungkin tidak cukup untuk membuat mereka menghormati kita setelah dewasa. Kualitas manusiawi dalam diri kita – yang baik hati dan ramah – adalah yang terpenting bagi mereka. Orang tua harus menunjukkan hasil (dari praktik Dharma). Bagi banyak anak, orang tua yang hanya memberi makan dan tempat tinggal saja tidak cukup. Makanan dan rumah adalah sesuatu yang diharapkan dari setiap orang. Ingat – terkadang anak-anak bisa lebih pintar dari orang tua mereka dan begitu juga sebaliknya. Cara terbaik untuk mempengaruhi anak-anak kita cepat atau lambat adalah dengan merubah diri dan menginspirasi mereka. Lagi pula, siapa yang lebih kita cintai, diri sendiri atau anak-anak? Di sinilah ‘ujian’ yang sesungguhnya!
Intinya adalah jika kita secara konsisten menerapkan Dharma dan merubah diri, maka kita mempercayai adanya Dharma dalam tindakan kita. Oleh karena itu Dorje Shugden melindungi kita. Bagaimana? Kita dilindungi oleh pengetahuan dan ketika kita menerapkan kebijaksanaan, kita menghindari lebih banyak penderitaan dan dengan cara menerapkan Dharma, sementara Dorje Shugden melindungi dalam setiap langkah kita.
(Segala sesuatu dalam hidup/samsara yang telah kita ‘yakini’ atau andalkan telah mengecewakan kita dengan satu atau lain cara, termasuk kemarahan, kemalasan, harapan, dan zona nyaman. Kekayaan, nama, barang bermerek, kemewahan semuanya telah memudar dan akan terus memudar. Lagi pula, mereka tidak bisa memberi kita rasa hormat yang kita dambakan. Sekarang PERCAYALAH PADA DORJE SHUGDEN sepenuhnya dengan bekerja untuk orang lain. Merasa sakit untuk orang lain bahkan ketika kita ‘bekerja berlebihan’ tidak apa-apa dan berbahagialah karenanya. Fokuslah pada orang lain. Lakukan ini sampai kita tidak merasa hal itu sulit untuk dilakukan dan diri anda bereaksi spontan. Dari situ kita tahu bahwa kita sedang melangkah maju. Lakukan hal ini setiap hari. Berilah makan pada orang lain, hiburlah orang lain, ringankan pekerjaan mereka, jadilah contoh yang baik, berbicaralah secara logis, miliki integritas dan selalu berikan upaya terbaik kita untuk orang lain. Dari situ Pelindung Dharma akan bersukacita atas pencapaian kita kita dan latihan spiritual kita akan membuahkan hasil. Kebutuhan kita akan terpenuhi, kehidupan kita akan bahagia dan damai. Kita akan memberi tujuan berarti bagi hidup kita dan orang lain. Yakinlah bahwa Dorje Shugden tengah bertindak. Hancurkan zona nyaman. Dia mengatakan pada saya, agar berbuat lebih banyak. Percayalah padanya. Kita bisa melakukan lebih dari ini dan kita akan melakukannya. ~Tsem Rinpoche)
Untuk membaca informasi menarik lainnya:
- Pertanyaan Mengenai Rasa Cemburu (Bahasa Indonesia)
- 35 Buddha Pengakuan (Bahasa Indonesia)
- Ritus Berlian: Sadhana Harian Dorje Shugden (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden – Pelindung Masa Kini (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden Gyenze untuk Memperpanjang Umur, Meningkatkan Pahala dan Kekayaan (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden Shize: Sebuah Praktik Untuk Penyembuhan dan Umur Panjang (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden Wangze untuk Anugrah Daya Kuasa dan Pengaruh (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden Trakze Untuk Menghalau Gangguan Ilmu Hitam & Makhluk Halus (Bahasa Indonesia)
- Proyek Pembangunan Stupa Relik Tsem Rinpoche (Bahasa Indonesia)
- ALBUM: Upacara Parinirwana Yang Mulia Kyabje Tsem Rinpoche (Lengkap) (Bahasa Indonesia)
- Parinirwana dari Yang Mulia Kyabje Tsem Rinpoche (Bahasa Indonesia)
- Dinasti Shailendra: Leluhur Buddhisme Mahayana di Indonesia (Bahasa Indonesia)
- Sebuah Doa Singkat Kepada Dorje Shugden (Bahasa Indonesia)
- Yang Mulia Dharmaraja Tsongkhapa (Bahasa Indonesia)
- Kyabje Zong Rinpoche: Kelahiran, Kematian & Bardo (Bahasa Indonesia)
Please support us so that we can continue to bring you more Dharma:
If you are in the United States, please note that your offerings and contributions are tax deductible. ~ the tsemrinpoche.com blog team
DISCLAIMER IN RELATION TO COMMENTS OR POSTS GIVEN BY THIRD PARTIES BELOW
Kindly note that the comments or posts given by third parties in the comment section below do not represent the views of the owner and/or host of this Blog, save for responses specifically given by the owner and/or host. All other comments or posts or any other opinions, discussions or views given below under the comment section do not represent our views and should not be regarded as such. We reserve the right to remove any comments/views which we may find offensive but due to the volume of such comments, the non removal and/or non detection of any such comments/views does not mean that we condone the same.
We do hope that the participants of any comments, posts, opinions, discussions or views below will act responsibly and do not engage nor make any statements which are defamatory in nature or which may incite and contempt or ridicule of any party, individual or their beliefs or to contravene any laws.
Please enter your details