Pengenalan Pemula Terhadap Dorje Shugden (Bahasa Indonesia)

Oct 1, 2021 | Views: 819
DS-beginner-0.1a

Dorje Shugden, Sang Pelindung Perdamaian Dunia, di Kechara Forest Retreat Bentong, Malaysia. Klik untuk memperbesar.

Artikel ini memuat materi pengenalan tentang Dorje Shugden dan praktiknya bagi pemula. Di sini akan dibahas berbagai macam topik yang diharapkan dapat memberi anda sebuah gambaran yang singkat dan jelas tentang Dorje Shugden dan praktik spiritual-Nya. Topik-topik yang akan dijelaskan mencakup beberapa prinsip inti sebagai berikut:

  1. Peran Dorje Shugden sebagai Pelindung Dharma
  2. Silsilah dan asal usul Dorje Shugden
  3. Mengintegrasikan konsep-konsep Buddhis dengan sosok Dorje Shugden
  4. Persiapan yang praktis untuk memulai praktik Dorje Shugden
  5. Penjelasan yang memadai tentang praktik Dorje Shugden

Karena tulisan ini merupakan panduan pengenalan bagi praktisi pemula, yang perlu digarisbawahi adalah bahwa panduan ini tidak menyertakan semua seluk-beluk tentang sosok Dorje Shugden maupun keseluruhan konsep Buddhis yang terkait dengan beliau. Jika anda ingin memperdalam pengetahuan tentang beliau, terdapat banyak bahan bacaan lebih lanjut yang dapat diakses di blog ini. Meski begitu, saya harap artikel ini dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan awal yang sering muncul tentang Dorje Shugden dan praktiknya.

 



Klik untuk melompat ke bagian yang menarik perhatianmu

  1. Peran Dorje Shugden sebagai Pelindung Dharma
  2. Silsilah dan Asal Usul Dorje Shugden
  3. Menggabungkan Konsep-konsep dalam Buddhisme dengan sosok Dorje Shugden
  4. Persiapan Untuk Praktik Dorje Shugden
  5. Sebuah Penjelasan mengenai Praktik Dorje Shugden

 


Peran Dorje Shugden sebagai Pelindung Dharma

Pertama-tama, penting untuk dijelaskan apa yang dimaksud dengan Pelindung Dharma sebelum mengkaitkan peran ini dengan Dorje Shugden. Dalam Buddhisme Tibet kita mengenal banyak Pelindung Dharma dan Dorje Shugden adalah salah satunya.

A collage depicting some of Dharma protectors throughout all traditions of Tibetan Buddhism. Click on image to enlarge.

Sebuah kolase menggambarkan beberapa Pelindung Dharma dalam berbagai tradisi Buddhisme Tibet

Kembali ke menu utama

 

Apa yang dimaksud dengan Pelindung Dharma?

Istilah ‘Pelindung Dharma’ dapat dimengerti lebih baik jika kedua kata ditelaah secara terpisah sebelum digabungkan.

  • Dharma – Kata Dharma berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti ‘perintah atau kebiasaan’. Dalam konteks saat ini dan dalam arti relijius, Dharma dapat diartikan berbagai hal, tergantung pada agama yang mendefinisikannya. Tapi secara umum istilah ini dapat diartikan sebagai “hukum dan aturan kosmik yang mengatur kehidupan dalam alam semesta”. Dalam Buddhisme secara khusus, karena sang Buddha mampu memahami hukum dan aturan alam semesta, Dharma diartikan sebagai penerapan ajaran Sang Buddha sebagai langkah-langkah menuju pemahaman tentang hukum dan aturan semesta.
  • Pelindung – Dalam konteks ini, sosok Pelindung adalah mahluk yang menjaga dan melindungi kita dari ancaman dan rintangan yang dapat muncul saat kita menerapkan Dharma.

Karena itu, ketika digabungkan, istilah ‘Pelindung Dharma’ dapat didefinisikan sebagai sosok yang menjaga praktik ajaran Buddha dari rintangan yang dapat muncul saat berjalannya Dharma. Yang patut diperhatikan adalah bahwa sosok Pelindung Dharma tidak hanya melindungi praktik ajaran sang Buddha tapi juga para praktisi yang menerapkan ajaran tersebut sesuai prinsip Dharma.

Dharma protector practice is prevalent throughout all traditions of Tibetan Buddhism and relied upon by great masters and lineage holders. Click on image to enlarge.

Praktik Pelindung Dharma dijalankan secara luas dalam semua tradisi Buddhisme dan menjadi andalan berbagai guru dan pemegang silsilah Buddhisme. Klik pada gambar untuk memperbesar.

Kembali ke menu utama

 

Fungsi Pelindung Dharma dan Kaitannya Dengan Rintangan

Praktik Pelindung Dharma sangat dianjurkan untuk para praktisi spiritual karena sosok ini mampu membantu untuk mengidentifikasi dan mengatasi rintangan-rintangan yang kita hadapi. Hambatan dalam perjalanan spiritual kita (seperti penyakit dan emosi negatif) dapat memperlambat bahkan menghentikan kemajuan yang dicapai dengan menjadi gangguan bagi praktik kita. Beberapa rintangan lebih sulit untuk dikenali karena sifat masing-masing hambatan yang subyektif. Sebagai contoh, “video games” bisa jadi adalah sebuah rintangan atau kebiasaan yang sulit untuk saya kendalikan, tapi lebih mudah buat anda.

Dalam kebanyakan kasus, rintangan bisa muncul tiba-tiba dan menganggu kita di masa depan. Karena kita tidak mampu memprediksi kejadian di masa depan, hal ini dapat memberi dampak negatif pada kehidupan kita dan kemungkinan bisa merubah kondisi hidup kita secara mendasar. Maka menjadi kabar baik bagi kita bahwa sosok Pelindung Dharma mampu mengidentifikasi sekaligus menyingkirkan rintangan yang ada pada masa kini dan masa depan. Meskipun hal ini bukan berarti segala sesuatu akan menjadi lancar tanpa masalah sama sekali, tetapi yang jelas akan ada tambahan energi positif dalam hidup kita yang akan membantu kita merintangi pusaran energi negatif yang selalu berusaha menyeret kita ke dalamnya.

Dharma Protectors are highly recommended for spiritual practitioners as they are able to help identify and overcome their obstacles.

Pelindung Dharma sangat dianjurkan bagi praktisi spiritual karena sosok ini mampu membantu kita mengenali dan menyingkirkan rintangan yang ada.

Kembali ke menu utama

 

Pelindung Dharma Tercerahkan dan Tak Tercerahkan

Secara garis besar, sosok Pelindung Dharma dapat dikategorikan menjadi dua macam – Pelindung Dharma tercerahkan dan Pelindung Dharma tak tercerahkan. Sebuah sosok Pelindung Dharma yang sudah tercerahkan memiliki kebijaksanaan dan welas asih yang sempurna sedangkan sebaliknya pelindung yang tak tercerahkan tidak demikian. Anda bisa membandingkan hal ini dengan sebuah keahlian khusus seperti memasak. Pelindung Dharma yang tercerahkan mirip dengan “master chef” yang merupakan terbaik dalam bidangnya dan caranya bekerja. Pelindung Dharma tak tercerahkan bisa jadi juga mumpuni dalam karya mereka tapi seringkali masih kurang dibandingkan dengan yang memang benar benar ahli.

Jadi tidaklah mengherankan jika Pelindung Dharma yang tercerahkan jauh lebih mampu membantu para praktisi spiritual dibandingkan dengan yang tak tercerahkan. Yang menjadi soal di sini adalah bahwa memanggil Pelindung Dharma yang tercerahkan untuk membantu kita memerlukan pahala dalam jumlah besar, yang tidak selalu dimiliki kebanyakan orang. Untungnya ada juga sosok Pelindung Dharma tercerahkan yang sengaja tampil sebagai sosok tak tercerahkan dalam ‘bentuk yang duniawi’. Hal ini memungkinkan para praktisi untuk memohon bantuan beliau-beliau tanpa harus bermodalkan pahala sebanyak yang seharusnya ada. Menggunakan perumpamaan sebelumnya, memang bukan seperti belajar memasak dari seorang master chef yang hadir langsung di dapur kita, tapi seperti mengikuti kelas online yang diadakan seorang master chef. Intinya kita tetap bisa belajar langsung dari yang ahli tapi dengan cara yang lebih santai. Dorje Shugden adalah salah satu Pelindung Dharma tercerahkan yang memilih tampil dalam bentuk duniawi.

As an emanation of the Buddha of Wisdom, Manjushri, Dorje Shugden is definitely a fully enlightened Dharma Protector. Click on image to enlarge.

Sebagai emanasi atau sosok pancaran dari Buddha Kebijaksanaan, Manjushri, Dorje Shugden pastinya adalah sosok Pelindung Dharma yang tercerahkan.

Kembali ke menu utama

 

Bagaimana Pelindung Dharma Mengatasi Rintangan Kita

Penyebab munculnya rintangan bagi kita adalah karma negatif kita sendiri. Karma buruk ini terbentuk akibat perilaku kita yang tidak terpuji pada masa lampau, bahkan terkumpul dari berbagai kehidupan kita sebelumnya. Kita tidak bisa menghindar dari karma buruk kita, karena itu rintangan pasti muncul dalam hidup kita, biarpun bagaimana kuatnya kita berusaha merubah hidup kita dan kemanapun kita pergi. Sebuah cara yang relatif mudah untuk membedakan karma baik dan buruk adalah melalui pendekatan menimbang konsekuensi. Jika suatu hal berbuah positif, maka secara umum bisa kita katakan hal tersebut disebabkan oleh karma baik. Sebaliknya, jika sesuatu membuahkan hasil negatif, maka dapat diasumsikan bahwa itu merupakan hasil karma buruk.

Pelindung Dharma dapat membantu praktik spiritual kita melalui karma kita masing-masing. Satu cara yang umum adalah dengan mengaktifkan sejumlah karma baik kita dan pada saat yang bersamaan menekan karma buruk kita. Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan membantu kita memurnikan karma buruk. Jadi meskipun kita pada akhirnya tidak dapat menghindar dari konsekuensi karma buruk kita, Pelindung Dharma mampu menunda konsekuensi karma tersebut dan melalui proses pemurnian, akibat yang akhirnya muncul menjadi lebih ringan.

Click on image to enlarge.

Klik pada gambar untuk memperbesar.

Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi sejauh mana sosok Pelindung Dharma dapat membantu kita secara efektif.

Faktor pertama adalah kadar karma baik dan buruk kita sendiri. Karena sang Pelindung Dharma tidak bisa secara langsung mengurangi kadar karma kita, mereka hanya bisa mengaktifkan, menahan dan membantu kita untuk memurnikan karma yang menjadi milik kita. Oleh sebab itu, jika kadar karma baik kita rendah, sedangkan karma buruk kita menumpuk, ketika rintangan datang, sang Pelindung Dharma mungkin hanya bisa membantu dengan sebagian dari masalah kita. Sebaliknya, jika kadar karma baik kita tinggi dan karma buruk kita sedikit, sang Pelindung Dharma akan dapat dengan mudahnya mengatasi hampir semua rintangan kita.

Faktor kedua adalah akumulasi pahala yang dilakukan praktisi spiritual itu sendiri. Pahala dapat dianggap sebagai kekuatan positif seperti karma baik. Tetapi perbedaan keduanya adalah bahwa karma baik datang dari tindakan positif, sedangkan pahala datang dari tindakan positif dibarengi dengan dedikasi aksi tersebut untuk mencapai pencerahan dan untuk memberi manfaat bagi mahluk sadar lainnya. Pelindung Dharma dapat menggunakan energi positif tambahan ini untuk membantu kita dalam praktik spiritual kita.

Dalam hal ini, pahala menjadi sebuah tali asih antara kita dan Pelindung Dharma. Semakin banyak pahala yang kita kumpulkan, semakin kuat hubungan kita dengannya dan semakin cepat Pelindung Dharma kita dapat bertindak untuk membantu kita mengatasi rintangan yang ada.

The more merits we accumulate, the stronger our connection and the sooner our Dharma Protector can help deal with our obstacles.

Semakin banyak pahala yang kita kumpulkan, semakin kuat hubungan kita dengannya dan semakin cepat Pelindung Dharma kita dapat bertindak untuk membantu kita mengatasi rintangan yang ada.

Kembali ke menu utama

 


Silsilah dan Asal Usul Dorje Shugden

Salah satu faktor terpenting tentang Dorje Shugden adalah bahwa beliau adalah sosok Pelindung Dharma tercerahkan yang muncul dari silsilah inkarnasi yang terdiri dari berbagai guru spiritual besar dari India dan Tibet. Dalam hal pencapaian spiritual, inkarnasi dalam silsilah beliau sering dianggap sejajar dengan silsilah Dalai Lama dan Panchen Lama. Pendapat ini didukung dalam berbagai tulisan oleh beberapa lama paling besar dari aliran Gelug di abad 20, termasuk Yang Suci Kyabje Pabongka Rinpoche dan Yang Suci Kyabje Trijang Rinpoche.

Dorje Shugden lineage tree. Click on image to enlarge.

Pohon silsilah Dorje Shugden. Klik pada gambar untuk memperbesar.

Kembali ke menu utama

 

Apa yang dimaksud dengan Silsilah Inkarnasi?

Setiap mahluk sadar ada di bawah hukum karma yang meneruskan keberadaan mereka dalam enam alam Samsara. Karena segala bentuk dalam Samsara tidak permanen, para mahluk sadar senantiasa mengalami kematian dan kelahiran kembali. Bentuk-bentuk baru yang diambil dikenal sebagai inkarnasi dan sebuah silsilah inkarnasi mengacu pada sederet inkarnasi yang terjadi pada sosok yang sama. Dalam hal ini, semua orang memiliki silsilah inkarnasi tapi kebanyakan tidak layak diingat karena penuh dengan tindakan yang mementingkan diri sendiri.

Di sisi lain, mereka yang melakukan tindakan-tindakan penuh welas asih sepanjang hidupnya pastinya sangat patut diingat karena mereka menginspirasi kita untuk menjadi lebih seperti mereka, membawa kebahagiaan pada hidup kita dan pada akhirnya membebaskan kita dari kehidupan di Samsara. Sebagai contoh, Dalai Lama sampai saat ini telah menjalani 14 inkarnasi, yang berarti beliau telah lahir kembali paling tidak 14 kali di bumi, untuk meneruskan tugasnya membawa manfaat bagi mahluk sadar yang cukup beruntung untuk belajar tentang Dharma dari beliau. Sama halnya dengan berbagai guru spiritual agung lainnya yang juga memiliki silsilah inkarnasi, termasuk Dorje Shugden.

Kembali ke menu utama

 

Berbagai Inkarnasi Dorje Shugden

Some of the notable incarnations of Dorje Shugden. Click on image to enlarge.

Beberapa inkarnasi yang cukup dikenal dari Dorje Shugden. Klik pada gambar untuk memperbesar.

Daftar di bawah ini mencakup berbagai inkarnasi Dorje Shugden yang cukup dikenal (dicantumkan secara kronologis pada umumnya).

  1. Manjushri
  2. Magadha Sangmo
  3. Virupa (Birwapa)
  4. Thonmi Sambhota
  5. Raja Trisong Detsen
  6. Mahasiddha Naropa
  7. Pandita Akarmati
  8. Lotsawa Loden Sherab
  9. Khedrub Khyungpo Neljor
  10. Je Khutonpa Chenpo
  11. Ra Lotsawa Dorje Drak
  12. Shakyashri Bhadra
  13. Kunkhyen Choku Oser
  14. Sakya Pandita Kunga Gyaltsen
  15. Butön Rinchen Drub
  16. Duldzin Drakpa Gyaltsen
  17. Tsarchen Losal Gyatso
  18. Panchen Sonam Drakpa
  19. Sonam Yeshe Wangpo
  20. Ngawang Sonam Geleg Pelzang
  21. Tulku Drakpa Gyaltsen

 

Manjushri – Buddha Kebijaksanaan

Click for high-resolution image

Sebuah thangka Manjushri berwarna oranye, Manjushri Berlengan Empat, Manjushri Sang Auman Singa, Manjushri Putih, Manjushri Hitam dan Dorje Shugden. Klik untuk memperbesar atau klik di sini untuk melihat berbagai gambar Buddha dengan resolusi tinggi.

Dorje Shugden secara resmi diakui sebagai emanasi Bodhisattva Manjushri. Dalam bahasa Sansekerta, Manjushri memiliki arti ‘Keagungan Yang Lembut’ dan beliau dipercayai mengandung intisari kebijaksanaan transeden Buddha. Dalam beberapa tradisi (seperti Gelug), beliau dianggap sebagai sosok Buddha yang sepenuhnya tercerahkan dan dapat mengambil peran sebagai sosok yidam. Di negeri China, Gunung Wu Tai Shan diyakini sebagai tempat bersemayam Manjushri di bumi dan saat ini terdapat banyak biara di sana.

Dalam kehidupan awalnya, Manjushri adalah satu di antara delapan murid Bodhisattva dari Buddha Shakyamuni. Beliau sering melontarkan pertanyaan pada Sang Shakyamuni yang kemudian menjadi pemicu bagi ajaran-ajaran penting untuk diturunkan. Buddha Shakyamuni juga meminta Manjushri untuk memberi pengajaran dan juga seringkali mengirimkan beberapa murid untuk belajar dari Manjushri karena mereka lebih cocok diajar olehnya. Lebih cocok di sini berarti bahwa ajaran-ajaran tersebut akan lebih cepat diserap dan dimengerti oleh murid-murid yang telah dipilih.

Dalam seni ikonografi, Manjushri sering digambarkan memegang sebuah pedang bernyala di tangan kanannya, melambangkan kemampuan beliau untuk menebas habis ketidaktahuan serta ego kita yang menjadi akar penyebab semua penderitaan kita. Beliau juga sering digambarkan memegang sebuah teratai yang menopang kitab suci di tangan kirinya. Kitab Ini adalah kumpulan Sutra Kesempurnaan Kebijaksanaan, yang melambangkan pencapaian beliau akan kekosongan (sunyata) dan sekaligus kemampuannya membimbing praktisi untuk tidak meneruskan persepsi sesat mereka. Manjushri juga terkadang digambarkan mengendarai seekor singa, yang mewakili pikiran beliau yang berani dan tercerahkan serta kemampuannya menjinakkan pikiran liar para mahluk sadar yang lain.

Kembali ke menu utama

 

Duldzin Drakpa Gyaltsen (1350 – 1413)

Duldzin Drakpa Gyaltsen. Click to enlarge or click here for more high resolution Buddha images.

Duldzin Drakpa Gyaltsen. Klik untuk memperbesar atau di sini untuk melihat gambar-gambar Buddha resolusi tinggi lainnya.

Inkarnasi lain Dorje Shugden dikenal sebagai Duldzin Drakpa Gyaltsen. ‘Duldzin’ adalah gelar khusus yang diberikan padanya, dan berarti ‘Pemegang Vinaya’, yang melambangkan pencapaian praktik spiritual tingkat tinggi. Duldzin Drakpa Gyaltsen juga merupakan satu di antara delapan murid terdekat Je Tsongkhapa, lama Buddhis Tibet yang mendirikan aliran Gelug dalam Buddhisme Tibet. Je Tsongkhapa terkenal akan ajarannya tentang Pandangan Tengah Nagarjuna dan beliau dipercayai sebagai sosok yang tercerahkan oleh berbagai guru spiritual tingkat tinggi.

Duldzin Drakpa Gyaltsen mengepalai proses pembangunan Biara Gaden di Lhasa, Tibet. Biara Gaden merupakan institusi perbiaraan skala besar pertama bagi aliran Gelug dalam Buddhisme Tibet. Duldzin Drakpa Gyaltsen mempersembahkan biara ini pada Je Tsongkhapa, dengan tujuan supaya gurunya yang sudah berumur tidak harus bepergian ke tempat-tempat jauh untuk mengajar. Di saat salah satu pengajaran ini berlangsung Duldzin Drakpa Gyaltsen mengucap janjinya untuk menjadi pelindung bagi Pandangan Tengah Nagarjuna, seperti yang diajarkan oleh Je Tsongkhapa, dalam inkarnasi selanjutnya.

Setelah mangkatnya Je Tsongkhapa, Duldzin Drakpa Gyaltsen diminta untuk menjadi Gaden Tripa sebuah posisi tertinggi dalam aliran Gelug. Namun, beliau dengan rendah hati menolak permintaan tersebut dan mengusulkannya untuk murid dekat lain Je Tsongkhapa, yaitu Gyaltsab Je. Duldzin Drakpa Gyaltsen kemudian mendedikasikan sisa hidupnya untuk mengembangkan dan menyebarkan ajaran gurunya di luar Biara Gaden.

Kembali ke menu utama

 

Tulku Drakpa Gyaltsen (1619 – 1656)

Click for high-resolution image

Sebuah thangka dengan Tulku Drakpa Gyaltsen sebagai figur utama. Klik untuk memperbesar atau klik di sini untuk gambar-gambar Buddha resolusi tinggi lainnya.

Tulku Drakpa Gyaltsen adalah guru spiritual yang terakhir dalam silsilah inkarnasi Dorje Shugden sebelum beliau bangkit sebagai Pelindung Dharma. Disebutkan bahwa sejak usia dini, Tulku Drakpa Gyaltsen bisa mengingat kehidupan-kehidupan lampaunya secara jelas. Pertanda ini diartikan bahwa dalam kehidupan sebelumnya beliau telah mencapai tingkatan spiritual yang tinggi. Saat berumur enam tahun, beliau diakui sebagai sosok tulku dan diberi nama Tulku Drakpa Gyaltsen, oleh Panchen Lama saat itu, Lobsang Chokyi Gyaltsen.

Tulku Drakpa Gyaltsen merupakan murid Panchen Lama dan juga diakui sebagai inkarnasi cendekiawan Panchen Sonam Drakpa, yang karya-karya tulisnya sekarang digunakan untuk mendidik para biksu di beberapa biara pilihan. Lebih lanjut, Tulku Drakpa Gyaltsen telah mewarisi Kamar Atas di biara Drepung dari, inkarnasi beliau yang sebelumnya. Beliau juga belajar baik-baik bersamaan dengan Yang Suci Dalai Lama ke 5, Ngawang Lobsang Gyatso, yang tinggal di Kamar Bawah, dan mereka berdua dikatakan sejajar dalam pencapaian spiritual.

Ada tertulis bahwa Tulku Drakpa Gyaltsen sudah mengajar pada umur sembilan dan seiring dengan bertambahnya usia, pencapaian spiritualnya membuat dirinya terkenal seantero Tibet, bahkan sampai China dan Mongolia. Namun, beliau dikenal menghindari ketenaran dan perhatian dan lebih sering ditemukan bermeditasi sendirian dalam berbagai gua di Tibet daripada mengajar di biara. Orang-orang biasanya berusaha menemukan dirinya dalam gua tapanya untuk memberikan persembahan dan menerima pemberkatan. Tetapi karena beliau mementingkan privasinya, begitu ditemukan, beliau akan segera pindah tempat dengan harapan bisa bermeditasi dalam kesendirian.

Kembali ke menu utama

 

Janji Dorje Shugden

Tiga inkarnasi yang telah dibahas di atas secara khusus sangat relevan dalam cerita asal usul Dorje Shugden. Sosok Manjushri menunjukkan tidak hanya statusnya sebagai murid langsung Buddha Shakyamuni, tapi juga tingkat praktik yang beliau capai dalam kehidupannya, yang memberinya keabsahan yang kuat untuk silsilah inkarnasinya sendiri. Duldzin Drakpa Gyaltsen dan Tulku Drakpa Gyaltsen berdua adalah inkarnasi kunci bagi Dorje Shugden untuk menjadi Pelindung Dharma. Seperti yang telah secara singkat disinggung, pada masa hidupnya sebagai Duldzin Drakpa Gyaltsen, sebuah janji telah dibuat berkaitan dengan Dorje Shugden menjadi Pelindung Dharma untuk ajaran Je Tsongkhapa tentang Pandangan Tengah Nagarjuna.

Click on image to enlarge

Sebuah thangka Buddha Shakyamuni, Lama Tsongkhapa, Guru Rinpoche, Tsangpa Karpo, Nechung Pehar Gyalpo dan Dorje Shugden. Klik untuk memperbesar atau klik di sini untuk melihat gambar-gambar Buddha resolusi tinggi lainnya.

Suatu hari, ketika Je Tsongkhapa sedang memberi pengajaran, seekor merpati putih masuk ke dalam ruangan dan terbang berkitar sekeliling aula pengajaran. Saat sang merpati sedang terbang berputar, Duldzin Drakpa Gyaltsen bisa mengenalinya sebagai Pelindung Dharma Nechung dalam samaran. Setelah pengajaran selesai dan para biksu lainnya telah meninggalkan tempat, Duldzin Drakpa Gyaltsen tinggal dan bertanya pada Nechung kenapa dirinya dengan sengaja menganggu pengajaran gurunya.

Nechung kemudian menjelma menjadi seorang bocah laki-laki berjubah putih dan memberitahu Duldzin Drakpa Gyaltsen bahwa ajaran Je Tsongkhapa akan memerlukan sosok Pelindung Dharma di masa depan. Karena Nechung sudah ditugaskan untuk melindungi Buddhisme Tibet secara umum, beliau tidak bisa mengambil peran ini. Nechung kemudian meminta Duldzin Drakpa Gyaltsen untuk bangkit sebagai Pelindung Dharma untuk ajaran Je Tsongkhapa tentang Pandangan Tengah Nagarjuna. Karena dirinya sangat berdedikasi pada gurunya, Duldzin Drakpa Gyaltsen menerima permohonan ini dan berjanji pada Nechung.

Duldzin Drakpa Gyaltsen bereinkarnasi sebagai Tulku Drakpa Gyaltsen beberapa kehidupan kemudian. Di saat beliau sudah menjadi seorang biksu yang terkenal, Tulku Drakpa Gyaltsen berbicara pada Nechung melalui seorang penubuat. Nechung bertanya padanya apakah dirinya ingat akan janjinya menjadi Pelindung Dharma karena waktunya telah tiba. Tulku Drakpa Gyaltsen menjawab dirinya tidak ingat, karena itu Nechung memberinya beras yang telah diberkati untuk dimakan dan memintanya untuk bermeditasi. Setelah meditasinya usai, Tulku Drakpa Gyaltsen mengingat kembali janjinya tapi berkesimpulan bahwa dirinya tidak memiliki bibit murka yang cukup untuk menjadi Pelindung Dharma. Nechung menjawab untuk meyakinkannya, bahwa beliau akan membantu dengan menciptakan kondisi bagi Tulku Drakpa Gyaltsen untuk merasakan murka.

Di lukisan biara ini anda dapat melihat Tulku Drakpa Gyaltsen di atas tahta di bagian belakang dan banyak orang mengunjunginya. Di bawahnya adalah di mana beliau disumpal dengan sebuah khata (selendang putih) hingga meninggal oleh beberapa pejabat pemerintahan Tibet di masa Dalai Lama ke 5. Klik pada gambar untuk memperbesar.

Setelah pembicaraannya dengan Nechung, Tulku Drakpa Gyaltsen menjadi semakin terkenal daripada sebelumnya. Semua orang, dari kalangan bangsawan maupun rakyat miskin, berbagai orang dari latar belakang berbeda melakukan perjalanan dari seluruh Tibet dan negara-negara tetangga untuk menemui beliau dan memberinya persembahan. Di saat berumur 38, popularitas beliau sepertinya telah melampaui Dalai Lama ke 5, suatu hal yang membuat pejabat-pejabat yang dekat dengan Dalai Lama tidak senang hati. Dibutakan oleh rasa cemburu yang teramat sangat, mereka bersekongkol untuk membunuh Tulku Drakpa Gyaltsen. Awalnya mereka mencoba dengan cara meracuninya dan kemudian menusuknya dengan belati, tapi karena tingkat spiritual beliau yang tinggi dan tidak adanya karma beliau untuk dicelakai dengan cara-cara tersebut, upaya ini semua gagal.

Hal ini membuat Tulku Drakpa Gyaltsen sadar bahwa untuk merasakan murka yang diperlukan bagi dirinya untuk bangkit kembali sebagai Pelindung Dharma, beliau harus membiarkan dirinya dibunuh terlebih dahulu. Untuk mencapai tujuan ini, beliau memberitahu para musuhnya bahwa mereka harus menyebabkan dirinya tidak bisa bernafas jika mereka mau membunuhnya. Karena itu mereka mengambil selendang sutra (khata) dan menyumpalkannya ke dalam mulutnya, sehingga beliau tak bisa bernafas dan meninggal. Saat dirinya sedang disumpal selendang, Tulku Drakpa Gyaltsen merasakan sedikit energi kemurkaan. Digabungkan dengan keinginannya untuk melindungi ajaran Je Tsongkhapa, hal ini membuatnya mampu bangkit kembali sebagai sosok Pelindung Dharma, sehingga berhasil menepati janjinya pada Nechung.

Kembali ke menu utama

 

Dorje Shugden Bangkit

Disebabkan ketenaran dan reputasi Tulku Drakpa Gyaltsen yang tinggi, ribuan orang termasuk para muridnya dan berbagai guru spiritual jauh dekat berdatangan untuk memberi penghormatan di upacara kremasinya yang diadakan di Lhasa, Tibet. Tetapi ketika tumpukan kayu kremasinya akan dinyalakan, api tidak bisa menyulutnya, bahkan setelah dicoba berkali-kali.

5th-DL-Lobsang-Gyatso3

Thangka kuno Yang Suci Dalai Lama ke 5, Ngawang Lobzang Gyatso yang hidup di masa bersamaan dengan Tulku Drakpa Gyaltsen dan beliaulah yang kemudian menulis sebuah doa permintaan maaf untuk pembunuhan Tulku Drakpa Gyaltsen. Kredit gambar: himalayanart.org. Klik untuk memperbesar.

Di saat inilah Dalai Lama ke 5, yang sebelumnya menganggap Tulku Drakpa Gyaltsen meninggal akibat sakit, berhasil mengetahui bahwa penyebab sesungguhnya adalah dibunuh. Merasa menyesal karena dirinya tidak bisa mencegah pembunuhan tersebut Dalai Lama ke 5 menuliskan sebuah permintaan maaf pada Tulku Drakpa Gyaltsen dalam bentuk doa.

Doa permintaan maaf tersebut dibacakan dengan keras di samping tempat kremasi oleh salah satu asisten Tulku Drakpa Gyaltsen. Setelah doa selesai dibacakan, tumpukan kayu secara spontan menyala sendiri.

Setelah mengetahui apa yang telah terjadi sesungguhnya, salah satu asisten Tulku Drakpa Gyaltsen lainnya membuka suara lantang tidak setuju dengan apa yang telah tuannya ijinkan terjadi. Asisten tersebut menggunakan jubah biksunya untuk memukuli tumpukan kayu kremasi karena frustasi. Hal ini menyebabkan munculnya awan besar asap hitam dari pembakaran jasad suci. Awan besar asap hitam hitam tersebut menyebar di atas langit, menutupi kota Lhasa dalam bentuk sebuah telapak tangan, yang dianggap oleh banyak orang sebagai pertanda dari roh Tulku Drakpa Gyaltsen yang ingin balas dendam.

Setelah kejadian ini, muncul berbagai bencana alam di sekitar Lhasa, termasuk gempa bumi, kelaparan dan kemarau. Banyak orang percaya bencana-bencana ini disebabkan oleh roh Tulku Drakpa Gyaltsen yang penuh dendam kesumat. Namun hal tersebut tidak benar karena kejadian-kejadian tersebut adalah manifestasi karma buruk dari pembunuhan seorang lama luhur. Sebagai upaya untuk mengatasi semua energi negatif yang muncul setelah upacara pemakaman Tulku Drakpa Gyaltsen, ritual-ritual besar oleh guru-guru spiritual ternama diadakan. Ritual-ritual ini dikenal sebagai puja api murka, bertujuan untuk menetralisir “roh” yang dianggap sebagai penyebab energi negatif. Mereka mencoba menaklukkan ‘roh’ menggunakan ritual api beberapa kali tapi selalu gagal. Disebutkan bahwa selama melakukan puja api, banyak dari guru spiritual mendapatkan penglihatan emanasi berbagai Buddha, tapi tidak melihat adanya ‘roh jahat’.

Setelah berbagai ritual tersebut gagal mencapai tujuannya, Dalai Lama ke 5 akhirnya berkesimpulan bahwa ‘roh’ yang tak bisa terkalahkan, Dorje Shugden, merupakan Tulku Drakpa Gyaltsen yang terlahir kembali sebagai Pelindung Dharma. Karena itu sang Dalai Lama ke 5 menuliskan sebuah proklamasi resmi dan doa untuk mengakui Dorje Shugden sebagai Pelindung Dharma yang sah.

Dari kiri ke kanan: Panchen Sonam Drakpa, Tulku Drakpa Gyaltsen dan Duldzin Drakpa Gyaltsen. Setelah Duldzin Drakpa Gyaltsen berjanji untuk bangkit sebagai Pelindung Dharma yang tidak pada umumnya, beliau menggenapi janjinya dalan inkarnasinya di masa yang datang sebagai Tulku Drakpa Gyaltsen, yang muncul sebagai Pelindung Dharma Dorje Shugden. Klik untuk memperbesar atau klik di sini untuk melihat gambar-gambar Buddha resolusi tinggi lainnnya.

Kembali ke menu utama

 


Menggabungkan Konsep-konsep dalam Buddhisme dengan sosok Dorje Shugden

Proses visualisasi rupa Buddha adalah bagian integral dari banyak praktik dalam Buddhisme Tibet. Bagian ini akan membahas konsep mandala dan ikonografi Dorje Shugden, di mana keduanya digambarkan dalam rupa-rupa yang menjadi pondasi bagi praktiknya.

Mandala Dorje Shugden. Klik pada gambar untuk memperbesar.

Kembali ke menu utama

 

Rupa-rupa Buddha

Istilah ‘Rupa Buddha’ dapat terkesan luas artinya, tapi secara mendasar istilah tersebut mengacu pada segala penggambaran visual akan sosok Buddha. Rupa-rupa Buddha dapat mengambil berbagai bentuk seperti patung, gambar tangan atau digital. Rupa Buddha juga bisa secara gaya dipengaruhi oleh budaya dimana rupa tersebut diciptakan. Sebuah rupa Buddha dari satu budaya tidaklah lebih superior daripada rupa satunya dari budaya lain karena sosok Buddha dapat muncul dalam berbagai cara dan rupa. Hal ini membuat sebuah sosok Buddha lebih mampu untuk menarik lebih banyak manusia dari berbagai budaya untuk lebih dekat dengan Dharma dan dalam prosesnya mengembangkan lingkupnya untuk membawa manfaat pada lebih banyak mahluk sadar.

Rupa Buddha telah menjadi salah satu pilar penyokong penting bagi berbagai praktik Pelindung Dharma dan yidam dalam Buddhisme Tibet. Seringkali kita dianjurkan untuk memvisualisasikan sosok Buddha tertentu pada berbagai kesempatan dalam menjalankan praktik. Jika kita membayangkan sebuah rupa Buddha secara akurat dan mengerti perlambang-perlambang yang terkandung di dalamnya, kemauan kita untuk mengembangkan sifat-sifat khusus dari sosok Buddha tersebut akan dikuatkan. Alhasil, praktik Pelindung Dharma atau yidam akan membuahkan hasil yang lebih memuaskan dalam waktu yang lebih singkat melalui visualisasi rupa Buddha yang relevan dibanding tanpa proses visualisasi.

Various beautiful depictions of Dorje Shugden. Click on image to enlarge.

Berbagai penggambaran indah Dorje Shugden

Kembali ke menu utama

 

Mandala Dorje Shugden

A visual depiction of Dorje Shugden’s mandala as a celestial mansion. Click on image to enlarge.

Penggambaran visual mandala Dorje Shugden sebagai istana surga.

Istilah ‘mandala’ dapat mempunyai makna spesifik yang berbeda tergantung pada konteks penggunaan kata tersebut. Dalam konteks dimana kita mempersembahkan sebuah mandala pada sebuah sosok Buddha, ia adalah perlambang seluruh semesta yang mengandung semua hal yang indah dan menawan dalam Samsara. Dalam konteks Dorje Shugden, mandala mewakili sifat-sifat beliau yang tercerahkan dan cara-cara yang beliau gunakan untuk membantu mahluk sadar sebagai Pelindung Dharma.

Mandala Dorje Shugden secara umum terdiri dari 32 dewata yang masing-masing melambangkan sifat spesifik tercerahkan beliau. Penggambaran mandala Dorje Shugden juga bisa termasuk sosok menonjol lain seperti Pelindung Dharma Setrap, atau Buddha Amitabha. Meskipun mandala Dorje Shugden dapat digambarkan dalam berbagai cara, ke 32 dewata utama seharusnya ada dalam variasi apapun. Hal ini dikarenakan para dewata tersebut dipercayai sebagai emanasi atau pancaran dari pikiran tercerahkan Dorje Shugden, yang berarti bahwa secara keseluruhan mereka mewakili identitas Dorje Shugden.

Catatan:

  1. Duldzin Dorje Shugden
  2. Vairochana Shugden (Shize)
  3. Ratna Shugden (Gyenze)
  4. Pema Shugden (Wangze)
  5. Karma Shugden (Trakze)
  6. Kesembilan Bunda
  7. Kedelapan Biksu Pembimbing
  8. Kesepuluh Pendamping Muda dan Murka

Kembali ke menu utama

 

Dorje Shugden Rig Nga – Kelima ‘Agregat’ Dorje Shugden

Istilah ‘Dorje Shugden Rig Nga’dapat juga diterjemahkan sebagai ‘Lima Anggota Keluarga Dorje Shugden’ atau ‘Lima Tipe Dorje Shugden’. Istilah ini mengacu pada kelima ‘agregat’ yang bisa diambil oleh Dorje Shugden untuk mencerminkan ke lima agregat semua mahluk sadar. Sang Buddha menjelaskan bahwa setiap mahluk sadar memiliki kelima sisi atau agregat ini dan kelimanya memungkinkan kita untuk mengalami lingkungan di sekitar kita, baik fisik maupun non-fisik.

Kelima agregat tersebut adalah:

  1. Kesadaran
  2. Bentuk
  3. Perasaan
  4. Diskriminasi
  5. Komposisi Mental
A summary of Dorje Shugden Rig Nga. Click on image to enlarge.

Rangkuman Kelima Sisi Dorje Shugden. Klik pada gambar untuk memperbesar.

Secara umum, alasan bagi para mahluk sadar untuk hidup dalam Samsara adalah karena kelima agregat kita dalam keadaan tidak murni, tercemar karma buruk. Ketidakmurnian ini memicu tindakan fasik, yang pada gilirannya akan melahirkan semakin banyak karma buruk, menyebabkan penderitaan kita bertambah. Sosok tercerahkan seperti Dorje Shugden telah memurnikan kelima agregat mereka dan ketika kita melakukan praktik mereka, kita memulai proses memurnikan kelima agregat kita sendiri seperti yang telah mereka lakukan sebelumnya. Dalam hal ini, kelima agregat atau bentuk Dorje Shugden memungkinkan kita untuk memurnikan satu sisi spesifik lebih cepat daripada yang lainnya. Karena itu, berdasarkan kondisi kita masing-masing, kita dapat memilih bentuk apa yang kita praktikkan karena hasil karma dari pemurnian suatu sisi secara spesifik dapat dirasakan dalam waktu jauh lebih singkat daripada melakukan praktik pemurnian pada umumnya.

 

Duldzin Dorje Shugden – Agregat Kesadaran

Duldzin Dorje Shugden – Aggregate of Consciousness. Click on image to enlarge.

Duldzin Dorje Shugden – Agregat Kesadaran. Klik pada gambar untuk memperbesar.

Duldzin Dorje Shugden diyakini sebagai bentuk utama Dorje Shugden karena dalam bentuk inilah beliau muncul pertama kali sebagai Pelindung Dharma. Di sini beliau dinamakan sesuai inkarnasi pertamanya, Duldzin Drakpa Gyaltsen, yaitu ketika beliau berjanji untuk merelakan dirinya menjadi Pelindung Dharma.

Duldzin Dorje Shugden memiliki penampilan mirip dengan seorang biksu manusia memakai jubah biara, dengan sebuah topi kubah keemasan di kepalanya yang menandakan dirinya adalah seorang lama sedang melakukan perjalanan. Beliau menggenggam sebuah pedang bengkok di tangan kanannya dan di tangan kiri beliau memegang sebuah permata hati di samping kait penjinak dan seekor luwak pemuntah permata. Tunggangannya adalah seekor singa salju yang garang, sering dianggap sebagai hewan maskot Tibet.

Sebagai perwakilan sisi kesadaran, Duldzin Dorje Shugden dipercayai bisa mengatasi kemarahan dan rasa benci yang muncul akibat ketidaktahuan dalam pikiran kita. Oleh sebab itu, Duldzin Dorje Shugden secara khusus menganugrahkan pada praktisi hadiah kebijaksanaan, yang membantu menyingkirkan rintangan dalam dan luar dalam hidup mereka.

 

Vairochana Shugden – Shize – Agregat Bentuk

Click to view the high resolution image and right click to save. This can be printed out for your altar.

Vairochana Shugden – Agregat Bentuk. Klik pada gambar untuk memperbesar.

Vairochana Shugden, juga dikenal sebagai Shize, diyakini sebagai bentuk Dorje Shugden sebagai pembawa kedamaian. Bentuk ini dibuktikan telah membantu praktisi untuk mengatasi rintangan yang dihadapi dengan cara-cara penuh damai menggunakan daya menenangkan.

Shize memiliki penampilan sebagai seorang pangeran berkulit putih yang mengenakan jubah sutra putih yang dihiasi berbagai warna cerah. Beliau juga mengenakan hiasan lainnya seperti sebuah penutup kepala keemasan. Beliau menggenggam sebuah anak panah yang dihiasi dengan sutra dalam lima warna dan sebuah cermin ramalan di tangan kanan dan sebuah jerat di tangan kiri. Tunggangannya adalah sebuah gajah berperangai lembut berwarna putih yang berhiaskan ornamen-ornamen yang sama indahnya.

Sebagai perwakilan sisi bentuk, Shize sangat manjur untuk menangkal karma buruk yang menyebabkan kita mengalami penyakit fisik maupun batin, serta halangan dalam lingkungan kita. Karena itu, Shize secara khusus mengabulkan permintaan praktisi untuk hidup yang lebih panjang, bahagia dan sehat, disertai dengan kemampuan untuk menenangkan energi kekerasan di sebuah wilayah. Dalam kasus yang ekstrim, Shize mampu membantu praktisi untuk terhindar dari bencana alam. Secara umum, kemanjuran ini membuat waktu yang diperlukan praktisi untuk mengumpulkan pahala menjadi lebih singkat, sehingga akan sangat membantu mereka dalam melakukan perjalanan spiritual.

 

Ratna Shugden – Gyenze – Agregat Perasaan

Ratna Shugden – Agregat perasaan. Klik pada gambar untuk memperbesar.

Ratna Shugden, juga dikenal dengan nama Gyenze, diyakini sebagai bentuk keberlimpahan Dorje Shugden. Bentuk ini ampuh membantu praktisi untuk menaklukkan rintangan yang ada dengan menggunakan metode yang memperkaya dan energi keberlimpahan.

Gyenze tampil sebagai pangeran surgawi berkulit kuning yang mengenakan jubah sutra kuning berhiasakan banyak warna terang. Sama seperti Shize, beliau juga mengenakan berbagai hiasan seperti tutup kepala keemasan. Di tangan kanannya, beliau memegang sebuah guci umur panjang berwarna emas yang penuh dengan nektar serta membawa sebuah ranting dari pohon pengabul permintaan. Di tangan kirinya, beliau memegang sebuah mangkuk penuh permata pengabul permintaan dan dalam beberapa penggambaran, beliau memegang sebuah bendera kemenangan di samping sebuah kait vajra. Tunggangannya adalah seeekor kuda keemasan (palomino) yang berperangai setengah giras dihiasi dengan ornamen yang mirip tuannya.

Sebagai perwakilan sisi perasaan, Gyenze manjur dalam menangkal karma buruk yang menyebabkan kita untuk merasa gelisah, gundah gulana dan menghilangkan kesempatan kita untuk merasa senang. Karena itu, Gyenze secara khusus mengabulkan permohonan praktisi akan kekayaan luar dan dalam. Hal ini bisa terjadi dengan mengurangi keterikatan mereka pada perasaan puas dan menghindarkan praktisi dari perasaan gundah. Keterikatan inilah yang menyebabkan beberapa tipe kesengsaraan, seperti rasa kikir yang berakhir dengan kemiskinan. Secara umum, keampuhan sosok ini membantu praktisi dengan meringankan beban mereka yang berkaitan dengan kekayaan sepanjang perjalanan spiritual mereka.

 

Pema Shugden – Wangze – Agregat Diskriminasi

Pema Shugden – Agregat diskriminasi. Klik pada gambar untuk memperbesar.

Pema Shugden, atau juga dikenal sebagi Wangze, diyakini sebagai bentuk Dorje Shugden sebagai pengendali. Bentuk ini efektif dalam membantu praktisi untuk mengatasi rintangan yang dihadapi dengan menggunakan cara-cara mempengaruhi pihak lain dan menggunakan energi penaklukkan.

Wangze berpenampilan sebagai pangeran surgawi berkulit merah darah yang menyeringai setengah marah. Beliau mengenakan jubah sutra merah yang dihiasi bunga, dan seperti Shize dan Gyenze, beliau juga memakai penutup kepala berwarna emas dan hiasan elok lainnya. Beliau memegang sebuah kait vajra untuk menjinakkan di tangan kanannya dan sebuah jerat bertahtakan permata di tangan kiri. Tunggangannya adalah seekor naga biru kehijauan (gaya Timur) yang garang, seringkali dianggap sebagai simbol kekuatan dan kekuasaan.

Sebagai perwakilan sisi yang mampu membedakan, Wangze ampuh dalam menangkal karma buruk yang menyebabkan kita selalu memandang dunia dengan pikiran yang tertutup dan menghakimi. Karena itu, Wangze secara khusus membantu praktisi untuk mengendalikan dan mendisiplinkan pikiran mereka sendiri sehingga mereka bisa melihat dunia dengan lebih obyektif. Dengan berkurangnya persepsi yang salah, penderitaan kita dari perasaan marah dan akibat depresi dapat juga diminimalisir. Selain itu, melalui ucapan dan tindakan kita, orang lain dapat terpengaruh dan terpikat dengan tingkat disiplin dan kendali yang terlihat jelas. Secara umum, kemanjuran sosok ini bisa membantu praktisi untuk sukses dalam mempengaruhi orang lain dan merubah situasi negatif menjadi positif.

 

Karma Shugden – Trakze – Agregat Komposisi Pikiran

Karma Shugden – Agregat komposisi pikiran. Klik pada gambar untuk memperbesar.

Karma Shugden, juga dikenal sebagai Trakze, adalah bentuk Dorje Shugden yang paling murka. Bentuk ini sering dipanggil untuk menangkis delusi hebat dan energi negatif yang kuat seperti ilmu sihir hitam.

Trakze berpenampilan sebagai sosok pangeran berkulit merah tua dengan ekspresi yang sangat murka. Beliau mengenakan pakaian ringan terbuat dari sutra hitam dan sebuah mahkota di atas kepalanya dari mana lidah-lidah api menyeruak menyala. Beliau menggenggam sebuah pedang besar di tangan kanannya, dan sebuah jantung berdarah di tangan kiri serta sebuah kait penjinak yang kadang-kadang hadir di sampingnya. Kendaraan beliau adalah seekor burung raksasa yang mirip elang yang dikenal dengan nama Garuda, seringkali digambarkan dengan seekor ular di antara cakar dan paruhnya.

Sebagai perwakilan sisi kondisi/kesehatan mental, Trakze terbukti manjur untuk menangkal karma buruk yang menyebabkan kita mengalami serangan energi negatif dari sumber fisik maupun non-fisik. Karena itu, Trakze mengkhususkan diri memberi praktisi perlindungan terhadap hadangan yang berbahaya sehingga mengancam keselamatan secara fisik dan mental. Sebagai bentuk Dorje Shugden yang paling murka, Trakze mampu membantu praktisi mengatasi rintangan yang bersifat ekstrim secara cepat dan efektif. Secara umum, keampuhan beliau akan mengurangi kekhawatiran praktisi dalam menghadapi rintangan yang berpotensi mengalihkan perjalanan spiritual mereka, sehingga bisa terus terfokus secara konsisten pada praktik spiritual mereka.

Kembali ke menu utama

 

Rombongan Dorje Shugden

Para dewata utama yang tersisa dalam mandala Dorje Shugden dianggap sebagai rombongan pendamping beliau. Secara individu, mereka masing-masing tidak memiliki kekhususan yang setingkat dengan kelima sisi agregat Dorje Shugden. Namun, secara kolektif, mereka masih memberi manfaat khusus bagi para praktisi yang sangat membantu dalam praktik spiritual kita. Penting untuk mengingat bahwa para dewata dalam rombongan Dorje Shugden adalah hasil emanasi dari pikiran beliau yang tercerahkan. Hal ini berarti bahwa mereka juga mahluk tercerahkan yang bisa diandalkan untuk membantu para praktisi menggunakan kemampuan mereka melihat ke depan dan kekuatan lainnya yang tak terbatas.

It is important to remember that the deities of Dorje Shugden’s entourage are emanations of his enlightened mind. Click on image to enlarge.

Dewata dalam rombongan Dorje Shugden adalah emanasi dari pikiran beliau yang tercerahkan. Klik pada gambar untuk memperbesar atau klik di sini untuk mengundangnya.

 

Kesembilan Bunda

Kesembilan Bunda dalam rombongan pengiring Dorje Shugden tampak sebagai gadis-gadis surgawi yang cantik jelita dan mengenakan pakaian yang terbuat dari sutra indah. Mereka memakai dan memegang seperangkat benda yang melambangkan unsur-unsur alam dan benda-benda yang biasanya diingini orang. Kesembilan Bunda melambangkan kemampuan Dorje Shugden untuk membantu para praktisi melindungi kelima indera mereka dan mengembangkan kemampuan untuk mengendalikan keempat unsur yang terkandung dalam tubuh mereka. Ini sangat bermanfaat khususnya bagi para praktisi yang menjalankan meditasi tantra tingkat lanjut.

The Nine Mothers of Dorje Shugden’s entourage are considered particularly helpful for practitioners who engage in advance tantric meditation.

Kesembilan Bunda pengiring Dorje Shugden dipercayai sangat bermanfaat khususnya bagi para praktisi yang menjalankan meditasi tantra tingkat lanjut.

 

Kedelapan Biksu Pembimbing

Kedelapan Biksu Pembimbing dalam rombongan Dorje Shugden berpenampilan sebagai biksu yang telah ditahbiskan secara penuh dan mengenakan jubah yang berwarna safron. Mereka mengenakan berbagai penutup kepala yang memiliki makna berbeda seperti topi kubah emas yang melambangkan perjalanan, dan topi kuning, yang melambangkan aliran Gelug seperti diturunkan oleh Je Tsongkhapa. Mereka juga memegang berbagai benda yang biasa ada di biara seperti kitab Dharma, tongkat biksu dan alat-alat ritual lainnya.

Kedelapan Biksu Pembimbing mewakili kemampuan Dorje Shugden untuk membantu para praktisi dengan menyingkirkan rintangan dan menciptakan kondisi yang tepat untuk tetap menjaga sumpah dan komitmen spiritual mereka secara baik. Dalam makna yang lebih luas, sederet manfaat ini akan menjadi sebuah pengaruh yang positif dalam pertumbuhan Dharma. Orang pada umumnya akan lebih cenderung mendengarkan dan belajar dari praktisi yang berbicara dan bertindak penuh integritas.

The Eight Guiding Monks represent Dorje Shugden’s ability to help practitioners by clearing obstacles and creating the conditions for them to hold their vows and spiritual commitments well

Kedelapan Biksu Pembimbing mewakili kemampuan Dorje Shugden untuk membantu para praktisi dengan menyingkirkan rintangan dan menciptakan kondisi yang tepat untuk tetap menjaga sumpah dan komitmen spiritual mereka secara baik.

 

Kesepuluh Pengawal Muda dan Murka

Kesepuluh Pengawal Muda dan Murka dalam rombongan Dorje Shugden tampil sebagai prajurit yang berasal dari berbagai negara seperti Tibet, Mongolia dan China. Beberapa dari mereka memiliki ekspresi damai sedangkan lainnya murka. Mereka memegang berbagai senjata yang melambangkan kesiapan mereka untuk melindungi para praktisi dengan menyapu bersih rintangan luar dan dalam yang dihadapi. Hal ini terutama berlaku bagi rintangan yang membuat para praktisi menyimpang dari janji dan komitmen mereka pada sang guru.

The Ten Youthful and Wrathful Attendants of Dorje Shugden’s entourage wield a variety of different weapons which represent their readiness to protect practitioners by clearing their inner and outer obstacles.

Kesepuluh Pengawal Muda dan Murka dalam rombongan Dorje Shugden. Mereka memegang berbagai senjata yang melambangkan kesiapan mereka untuk melindungi para praktisi dengan menyapu bersih rintangan luar dan dalam yang dihadapi.

Kembali ke menu utama

 

Para Menteri Dorje Shugden

Dorje Shugden juga memiliki beberapa menteri dalam rombongannya yang tugasnya membantu menyingkirkan rintangan bagi para praktisi. Para menteri ini terkadang digambarkan dalam sebuah rupa mandala Dorje Shugden. Meski mereka ini tidak termasuk dalam ke 32 dewata utama dalam mandala Dorje Shugden, mereka dalam setiap pribadi mereka masih dipercayai sebagai Pelindung Dharma yang ampuh.

 

Kache Marpo

Kache Marpo

Kache Marpo. Klik untuk memperbesar atau klik di sini untuk gambar-gambar Buddha resolusi tinggi lainnya.

Menteri utama Dorje Shugden bernama Kache Marpo. Beliau dianggap sebagai Pelindung Dharma yang muncul secara mandiri dengan rangkaian doanya sendiri tapi setelah bangkitnya Dorje Shugden beliau menawarkan diri untuk menjadi menteri Dorje Shugden. Hal ini menunjukkan kerendahan hati Kache Marpo dan pemahamannya bahwa praktik Dorje Shugden akan menjadi andalan pada masa yang akan datang.

Kache Marpo berpenampilan sangat murka sebagai prajurit dengan kulit berwarna merah tua, memiliki tiga mata dan taring menonjol keluar yang senantiasa digunakannya untuk menggigiti bibir bawahnya. Beliau mengenakan baju zirah di tubuhnya dan menggenggam sebuah tombak panjang merah di tangan kanannya dan sebuah jerat di tangan kiri. Beliau mengenakan sebuah helm yang dihiasi banyak bendera kemenangan terbuat dari sutra dalam sembilan warna. Tunggangannya berupa kuda garang yang berhiaskan sadel indah dengan berbagai aksesoris.

 

Namkar Barzin

Namkar Barzin. Click on image to enlarge.

Namkar Barzin. Klik untuk memperbesar atau klik di sini untuk gambar-gambar Buddha resolusi tinggi lainnya.

Menteri Dorje Shugden lainnya bernama Namkar Barzin. Beliau diyakini sebagai sosok Pelindung Dharma yang tidak tercerahkan, meski mempunyai rangkaian doa dan mantranya sendiri. Namkar Barzin asal usulnya merupakan seorang biksu Mongolia yang berubah menjadi roh penuh dendam setelah mati sebelum waktunya dan secara mengenaskan. Namun, rohnya tidak lama kemudian diikat sumpah menjadi Pelindung Dharma oleh Yang Mulia Domo Geshe Rinpoche pada tahun 1920an. Kemudian beliau ditawarkan kepada Dorje Shugden yang memasukkannya ke dalam rombongan beliau sebagai menteri.

Namkar Barzin berpenampilan sebagai biksu yang murka dengan kulit berwarna merah tua, tiga mata dan taring menonjol keluar yang digunakannya untuk mengigiti bibir bawahnya. Beliau mengenakan jubah biksu, menggenggam sebilah pedang di tangan kanan dan di kiri sebuah cawan dari tengkorak yang penuh darah. Tunggangan beliau adalah seekor hewan mistis yang berasal dari Asia Timur bernama Kilin, yang seringkali digambarkan sebagai mahluk berkaki empat dengan kaki kuda, tanduk rusa dan kulit bersisik.

Kembali ke menu utama

 

Ikonografi Dorje Shugden

Dalam pengertian rupa Buddha, ikonografi secara umum mengacu pada berbagai simbol dalam penggambaran sosok Buddha yang biasanya mewakili sifat-sifat khusus Buddha tersebut. Jika kita menguraikan ikonografi Dorje Shugden, kita akan menyadari bahwa setiap simbol menggambarkan suatu sifat tercerahkan yang khusus. Tapi dalam pengertian keseluruhannya, ikonografi Dorje Shugden melambangkan sebuah jalur yang lengkap menuju pencerahan. Karena itu, bermeditasi pada bentuk Dorje Shugden (dengan pengertian yang akurat tentang ikonografinya) akan menghasilkan pahala yang menjadi energi tambahan bagi perjalanan spiritual seorang praktisi. Berikut ini adalah ikonografi bentuk utama beliau, Duldzin Dorje Shugden.

Click on image to enlarge.

Klik pada gambar untuk memperbesar.

Catatan:

  1. Api Kebijaksanaan
  2. Topi Kubah Emas
  3. Pedang Kebijaksanaan
  4. Mata Ketiga
  5. Kait Penjinak
  6. Permata Jantung
  7. Luwak Pemuntah Permata
  8. Jubah Biksu
  9. Sepatu Bot Kulit Harimau
  10. Singa Salju
  11. Sang Musuh
  12. Teratai dan Bantal Matahari

 

Api Kebijaksanaan

Terdapat nyala api agung yang muncul dari dalam tubuh Dorje Shugden dan mengelilingi beliau dalam terang yang menyeruak. Api ini melambangkan pencapaian Bodhicitta, oleh Dorje Shugden, yang berarti bahwa tubuh, perkataan dan pikiran beliau berjalan dengan fungsi welas asih yang sempurna untuk kepentingan setiap mahluk sadar.

Selain itu, api ini juga melambangkan kemampuan Dorje Shugden untuk membakar habis semua rintangan dan ketidaktahuan yang menyebabkan penderitaan bagi seorang mahluk sadar. Para praktisi yang berhasil mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengan Dorje Shugden akan melihat sendiri bahwa rintangan yang ada dapat diatasi dengan lebih cepat, seperti halnya api akan membakar dengan lebih efektif jika kita dekat dengannya.

 

Topi Kubah Emas

taming hook

Dorje Shugden mengenakan topi kubah emas khas seorang lama yang sedang melakukan perjalanan. Klik untuk memperbesar.

Dalam Buddhisme Tibet, ketika seorang lama melakukan perjalanan, mereka menuruti tradisi akan memakai topi bentuk kubah untuk perlindungan. Topi kubah Dorje Shugden menandakan bahwa beliau selalu bergerak aktif dan siap memberi perlindungan bagi mahluk sadar yang memohon padanya. Topi beliau juga melambangkan janji Dorje Shugden untuk selalu melindungi Pandangan Tengah Nagarjuna yang diajarkan oleh Je Tsongkhapa.

 

Pedang Kebijaksanaan

Dorje Shugden menggenggam sebilah pedang di tangan kanannya, yang mirip dengan pedang kepunyaan Buddha Kebijaksanaan, Manjushri. Pedang ini melambangkan kemampuan beliau untuk melibas habis ketidaktahuan yang menjadi akar penyebab mahluk sadar untuk terjebak dalam karma negatif dan karenanya menderita. Karena itu, Dorje Shugden menganugrahkan kebijaksanaan kepada para praktisi yang tidak hanya menyingkirkan ketidaktahuan, tapi ketika ketidaktahuan sudah sirna, kebijaksanaan bisa tumbuh berkembang.

Bentuk pedang ini, yaitu cukup pendek dan bengkok, melambangkan dua hal. Pertama, pendeknya pedang mewakili kesediaan Dorje Shugden untuk melindungi praktisi secar cermat dalam melawan ketidaktahuan dan karma negatif. Yang kedua, bentuknya yang bengkok melambangkan ampuhnya Dorje Shugden sebagai Pelindung Dharma karena pedang bengkok berkemampuan merusak lebih daripada pedang yang lurus.

Another close up of the magnificent Dorje Shugden.

Dorje Shugden menggenggam sebilah pedang di tangan kanannya, melambangkan kemampuan beliau untuk melibas habis ketidaktahuan yang menjadi akar penyebab mahluk sadar untuk terjebak dalam karma negatif dan karenanya menderita.

 

Mata Ketiga

Di samping memiliki sepasang mata seperti lazimnya, Dorje Shugden juga punya mata ketiga yang ada di dahinya. Mata ketiga ini melambangkan kemampuan cenayang Dorje Shugden yang sempurna, yaitu kemampuan beliau untuk mencerna masa lampau, kini dan masa depan pada saat yang bersamaan dan tanpa batas.

Dalam pengertian lain, mata ketiga juga mewakili kemampuan Dorje Shugden untuk mengerti sifat realita dengan persepsi tajam yang menembus ketidaktahuan dan delusi. Hal ini menjadi atribut yang penting untuk sosok Pelindung Dharma, karena Dorje Shugden mampu bertindak dalam caranya yang membantu mahluk sadar, jangka pendek maupun panjang.

 

Kait Penjinak

Pada satu sisi, kait penjinak yang ditopang lengan kiri Dorje Shugden, melambangkan kemampuan beliau untuk mengendalikan pikiran negatif dari seorang praktisi. Dorje Shugden ampuh dalam mengendalikan pikiran yang liar dan negatif, penyebab utama ucapan dan tindakan buruk, yang menghasilkan penumpukan karma negatif bagi mahluk sadar.

Di sisi lain, kait penjinak melambangkan kemampuan Dorje Shugden untuk menciptakan kondisi yang kondusif bagi praktisi untuk mencapai kemajuan secara lancar pada jalur spiritual yang mereka tapak. Kondisi seperti itu bisa berupa kekayaan materi, hubungan dengan sesama yang sehat atau bahkan keberuntungan dalam mendapatkan guru spiritual yang mumpuni.

 

Permata Jantung

Dorje Shugden wears the golden domed hat of a traveling lama. Click to enlarge.

Dorje Shugden memegang sebuah kait penjinak dan permata jantung di tangan kirinya. Klik untuk memperbesar.

Dorje Shugden menggenggam sebuah permata jantung di tangan kirinya yang dapat melambangkan beberapa hal yang berbeda. Satu pengertian adalah bahwa jantung tersebut adalah milik “sang musuh”, yaitu ketidaktahuan mahluk sadar. Dalam hal ini, Dorje Shugden bertindak sebagai Pelindung Dharma yang mencabik dan menghancurkan intisari penderitaan sang praktisi, yaitu ketidaktahuan.

Permata jantung juga melambangkan potensi awal mahluk sadar untuk mencapai pencerahan, juga keinginan mereka untuk memenuhi potensi tersebut. Dalam hal ini, Dorje Shugden tampil untuk mendukung potensi ini dan melindungi praktisi yang bertujuan mencapai pencerahan.

 

Luwak Pemuntah Permata

H.E. Tsem Rinpoche with the world’s largest Dorje Shugden statue in Kechara Forest Retreat. Click to enlarge.

Yang Mulia Tsem Rinpoche dengan patung Dorje Shugden terbesar di dunia di Kechara Forest Retreat. Klik untuk memperbesar.

Sang luwak pemuntah permata, yang bertengger di lengan kiri Dorje Shugden, adalah sebuah simbol tradisional akan kemakmuran dan kemurahan hati. Dalam hal ini, kemakmuran mengacu pada kekayaan batin maupun materi. Permata yang keluar dari luwak ini juga dikenal sebagai permata pengabul permintaan, jadi bukan sekedar permata duniawi. Permata pengabul permintaan ini muncul dari pikiran tercerahkan Dorje Shugden yang bisa membantu dan memberi manfaat pada kita. Permata semacam ini tentunya berbeda dengan permata duniawi yang seringkali menciptakan penderitaan karena menjadi obyek kemelekatan dan keinginan bagi mahluk sadar.

Kekayaan materi dinilai secara berbeda antar satu sama lain dan dapat berupa berbagai bentuk seperti uang yang bertambah dan kesehatan, hubungan antar sesama yang harmonis dan koneksi kerja yang menguntungkan. Namun, apapun bentuknya, tanpa harus khawatir tentang tidak cukupnya materi, para praktisi dengan pasti bisa lebih berfokus pada praktik spiritual mereka. Dengan logika yang sama, setiap orang memiliki kebutuhan spiritual yang berbeda; beberapa orang bisa jadi suka cemburu, dan orang lain gampang marah. Kekayaan spiritual dapat berupa pengurangan emosi negatif, atau dalam bentuk menggapai pencapaian spiritual sebagai hasil dari praktik yang konsisten.

Karena itu, sang luwak pemuntah permata mewakili kemampuan Dorje Shugden untuk menyediakan kekayaan materi dan batin bagi praktisi dalam jumlah yang berlimpah, supaya lingkungan yang kondusif bagi praktik spiritual bisa tercipta.

 

Jubah Biksu

Dorje Shugden tampil sebagai seorang biksu yang sepenuhnya tertahbiskan dengan jubah tiga lapisnya. Penampakannya sebagai seorang biksu melambangkan banyak kehidupan lampau beliau sebagai guru spiritual dengan pencapaian tingkat tinggi. Secara khusus, dalam kedua kehidupan lampau dimana beliau berjanji akan menjadi Pelindung Dharma, dan ketika beliau akhirnya bangkit sebagai Pelindung Dharma, beliau saat itu adalah biksu yang sangat dihormati pada tingkat yang tertinggi.

Jubah biksu tiga lapis beliau mewakili tiga rangkaian sumpah Buddhis. Hal ini menunjukkan disiplin diri tak tergoyahkan yang melekat pada Dorje Shugden, yang merupakan inspirasi bagi praktisi spiritual untuk mencontohnya.

 

Sepatu Bot Kulit Harimau

Dorje Shugden memakai sepasang sepatu bot yang terbuat dari kulit harimau, yang melambangkan kedekatan beliau dengan mahluk sadar yang memiliki nafsu keduniawian. Hal ini berarti tingkat pahala yang diperlukan seorang mahluk sadar untuk menerima bantuan Dorje Shugden jauh lebih rendah, dibandingkan dengan para Pelindung Dharma lainnya yang tidak menyatakan diri dalam bentuk duniawi. Lebih jauh, ini berarti bahwa hasil dari memohon bantuan Dorje Shugden biasanya dapat dirasakan jauh lebih cepat dibanding dengan Pelindung Dharma lainnya.

 

Singa Salju

Kendaraan Dorje Shugden, berupa seekor singa salju, adalah hewan surgawi Tibet. Singa salju menurut tradisi bersifat garang dan kuat, dan di sini ia berupa representasi dari pikiran Dorje Shugden yang tak kenal takut. Rasa takut hanya muncul ketika kita penuh ketidaktahuan, karena itu pikiran pemberani Dorje Shugden adalah sebuah bukti akan kemampuannya meyingkirkan ketidaktahuan dan menanam kebijaksanaan pada pikiran mahluk sadar lainnya.

Dalam pengertian lainnya, singa salju juga mewakili kemampuan Dorje Shugden dalam menjinakkan pikiran yang liar dan garang. Selain itu, kemurkaan singa salju menandakan kecepatan yang dimiliki Dorje Shugden dalam membantu mahluk sadar dan kuasa yang dimilikinya dalam menaklukkan berbagai rintangan besar yang bisa muncul pada jalur spiritual.

 

Sang Musuh

Terkadang singa salju tunggangan Dorje Shugden digambarkan sedang menginjak-injak sosok manusia. Sosok ini adalah cerminan bentuk manusia kita sendiri dan melambangkan tiga racun pikiran; ketidaktahuan, kemelekatan dan rasa benci. Ketiga racun ini adalah musuh sejati yang menyebabkan mahluk sadar mengalami penderitaan di Samsara. Oleh sebab itu, Dorje Shugden dan singa saljunya menginjak-injak sang musuh melambangkan kemampuannya menaklukkan dan mengalahkan ketiga racun pikiran. Selain itu, sang musuh seringkali juga digambarkan sedang diinjak ke dalam sebuah bantal matahari, yang melambangkan pengenyahan sang musuh melalui pemahaman akan kekosongan atau sunyata.

 

Teratai dan Bantal Matahari

Dorje Shugden rides on a mythical snow lion which stands atop a lotus, representing the purity of the enlightened mind. Click on image to enlarge.

Dorje Shugden mengendarai seekor singa salju mistis yang berdiri di atas setangkai bunga teratai, melambangkan kemurnian pikiran yang tercerahkan. Klik pada gambar untuk memperbesar.

Bunga teratai adalah sebuah simbol umum dalam Buddhisme dan dapat ditemukan dalam berbagai rupa Buddha. Bunga ini tumbuh dalam air yang keruh tapi merekah di atas permukaan air dan tampak bersinar dan penuh warna. Karena itu bunga teratai melambangkan kemurnian pikiran tercerahkan yang tidak tercemar oleh penyebab penderitaan dalam Samsara.

Lebih jauh, terdapat berbagai interpretasi tentang apa yang dilambangkan oleh sekuntum teratai, berdasarkan warna bunganya. Tapi dalam ikonografi Dorje Shugden, pikiran beliau yang tercerahkan dan bahwa tindakan beliau didasarkan atas welas asih yang murni untuk mahluk sadar lainnya.

Pada akhirnya, bantal matahari melambangkan pemahaman sempurna Dorje Shugden tentang sunyata. Hal ini membuktikan kemampuannya membimbing para praktisi menuju tingkatan pengertian yang sama tentang sunyata, yang pada gilirannya menjadi penyebab dihilangkannya ketiga racun pikiran.

Kembali ke menu utama

 


 

Persiapan Untuk Praktik Dorje Shugden

Sebelum memulai praktik Dorje Shugden, akan sangat membantu untuk memahami bagaimana dan mengapa kita (sebagai Buddhis) dianjurkan untuk menyusun sebuah altar. Dalam bagian ini, kita akan membahas pengetahuan dasar tentang berbagai altar dalam tradisi Buddhisme Tibet serta sejumlah saran yang praktis tentangnya. Hal ini akan termasuk komponen-komponen utama sebuah altar Buddhis Tibet dan saya akan memberi anda beberapa ide untuk persembahan yang dianjurkan. Khususnya dalam tradisi Buddhisme Tibet, altar sangat membantu dalam memaksimalkan manfaat dari praktik yang tengah kita jalani.

Altars can vary greatly in terms of how elaborate or creative they are. Our personal shrines should be in accordance with our lineage, and reflect the deities we rely on and the practices we do. Click on image to enlarge.

Altar dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, baik sedemikian rumit maupun kreatif sesuai kehendak kita. Altar pribadi kita hendaknya sesuai dengan silsilah praktik kita dan mencerminkan dewata yang kita andalkan dan praktik yang kita lakukan. Klik pada gambar untuk memperbesar.

Kembali ke menu utama

 

Apa yang dimaksud dengan Altar?

Sebuah altar adalah tempat spesifik dimana persembahan dibuat kepada suatu subyek terkhusus. Ini menjadi alasan mengapa altar dapat ditemukan di kebanyakan agama besar juga di sekte-sekte kecil lainnya. Bahkan dalam Buddhisme Tibet, altar dapat didirikan bagi mahkluk tak tercerahkan, seperti kepada Pelindung Dharma tak tercerahkan, Namkar Barzin. Tetapi dalam bagian ini kita akan fokus pada cara-cara membuat sebuah altar Buddhisme Tibet untuk Dorje Shugden, sosok mahluk yang tercerahkan.

Sebuah altar dapat didirikan di berbagai tempat seperti di kantor, kamar tidur atau ruang keluarga. Dengan alasan rasa hormat dan untuk praktisnya, dianjurkan tidak membuat sebuah altar di dekat kaki ranjang, dalam kamar mandi atau tempat yang ramai atau sibuk seperti di dapur. Persembahan pada altar dapat berupa barang-barang seperti air, dupa, buah dan bunga segar. Ini menjadi pertanda keinginan kita untuk memperlakukan sosok tujuan altar tersebut seakan-akan beliau adalah tamu yang sangat kita hormati dan muliakan.

Tidak ada batas minimum maupun maksimum dalam ukuran sebuah altar tapi secara umum dianjurkan untuk memiliki sebuah altar sebesar dan sebagus mungkin sesuai kemampuan kita. Secara keseluruhan yang penting untuk altar Buddhisme Tibet adalah gampangnya akses kita pada altar itu sendiri, oleh karena itu sebaiknya tidak terlalu tinggi letaknya maupun terlalu rendah.

 A Buddhist altar is used by the practitioner to purify negative karma, and to generate merits which will create the causes for us to have conducive conditions in order to further our spiritual practice. Click on image to enlarge.

Sebuah altar Buddhis digunakan oleh praktisi untuk memurnikan karma negatif, dan untuk menghasilkan pahala yang pada gilirannya akan menciptakan penyebab bagi kita untuk memiliki kondisi yang sesuai untuk memajukan praktik spiritual kita.

Kembali ke menu utama

 

Fungsi sebuah Altar Buddhis Tibet

Dalam Buddhisme Tibet, sebuah altar secara umum menyediakan sebuah ruang khusus bagi seseorang untuk melakukan berbagai aktivitas spiritual seperti meditasi, menyiapkan persembahan dan membaca doa. Melalui praktik semacam ini, sebuah altar berfungsi sebagai sarana untuk praktisi memurnikan karma buruk mereka dan menciptakan pahala untuk memantapkan jalur spiritual mereka.

Sebuah altar seharusnya memiliki sebuah rupa Buddha, dan rupa ini hendaknya merupakan Buddha khusus yang kita sembah. Sebagai contoh, jika kita menyembah Dorje Shugden, kita hendaknya memiliki setidaknya satu rupa Dorje Shugden pada altar kita. Hal ini dikarenakan altar juga berfungsi sebagai alat bantu visual bagi praktisi selama bermeditasi atau berdoa.

An elaborate traditional Tibetan altar. Click on image to enlarge.

Sebuah altar tradisional Tibet dengan tingkat detil yang tinggi. Klik pada gambar untuk memperbesar.

Biarpun kita diperbolehkan membuat altar pada mahluk yang belum tercerahkan, secara umum kita dianjurkan untuk memisahkan altar kita yang ditujukan pada mahluk tercerahkan. Hal ini untuk mengingatkan kita akan tujuan akhir Buddhisme, yaitu mencapai pencerahan. Penting bagi kita untuk menyadari bahwa kita bukanlah berdoa pada mahluk tercerahkan itu sendiri tapi pada pencapaian mereka akan sifat-sifat tercerahkan. Karena itu, sebuah altar mengingatkan sang praktisi akan tujuan spiritualnya untuk mengembangkan sifat-sifat sosok yang tercerahkan.

Secara umum, altar ada untuk memberi manfaat bagi para praktisi, bukanlah memberi manfaat pada subyek altar itu sendiri. Altar kita jangan disalah artikan sebagai sarana untuk menyogok sosok yang tercerahkan untuk memenuhi permintaan kita yang egois. Karena mahluk tercerahkan tidak memiliki kemelekatan maupun nafsu, upaya untuk menyogok mereka tidak akan pernah berhasil. Mereka hanya akan mengabulkan permintaan kita selama hal tersebut bisa membantu kita dalam perjalanan spiritual kita. Karena itu altar hanya memberi manfaat bagi orang yang melakukan praktik spiritual mereka secara tulus, dengan kerinduan untuk mengubah pikiran mereka secara positif untuk memberi manfaat mahluk sadar lainnya.

Having an altar creates a stronger connection with the enlightened beings to generate incredible transformation in our lives.

Memiliki sebuah altar menciptakan koneksi yang lebih kuat dengan mahluk tercerahkan untuk memungkinkan transformasi yang luar biasa pada kehidupan kita. Klik pada gambar untuk mengunduh file resolusi tinggi atau klik di sini untuk melihat gambar lainnya.

Kembali ke menu utama

 

Komponen-komponen Utama Sebuah Altar

Dalam Buddhisme Tibet, kita dianjurkan memiliki tiga komponen utama pada altar kita.

  • Tubuh Sang Buddha
  • Ucapan Sang Buddha
  • Pikiran Sang Buddha

Salah satu fungsi utama sebuah altar adalah untuk membantu proses pemurnian karma buruk dan penciptaan pahala. Tubuh, ucapan dan pikiran kita adalah sarana yang kita miliki untuk mengumpulkan karma buruk atau baik serta untuk menciptakan pahala. Karena itu, ketiga komponen utama pada sebuah altar mengingatkan sang praktisi untuk berfokus dan mengendalikan tubuh, ucapan dan pikiran mereka. Lebih lanjut, ketika kita menyiapkan persembahan untuk tubuh, ucapan dan pikiran Sang Buddha, kita menciptakan pahala untuk diri kita sendiri untuk mencapai sifat-sifat tercerahkan di masa depan.

 

Tubuh Sang Buddha

A Buddha’s body is typically represented by a Buddha image such as a statue. Click on image to enlarge.

Tubuh Sang Buddha biasanya diwakili oleh sebuah rupa Buddha seperti sebuah patung. Klik pada gambar untuk memperbesar.

Tubuh Sang Buddha biasanya diwakili oleh sebuah rupa Buddha yang bisa dalam berbagai bentuk seperti patung, gambar digital atau lukisan. Rupa-rupa sang Buddha biasanya digunakan untuk mewakili tubuh Sang Buddha karena menunjukkan banyak sifat tercerahkan yang menjadi tujuan para praktisi untuk mencapainya. Rupa Buddha seringkali ditempatkan di tengah sebuah altar karena ini menyimbolkan bahwa praktik spiritual kita bersumber pada Sang Buddha. Tubuh Sang Buddha juga menyediakan praktisi dengan sebuah acuan visual yang berguna selama meditasi.

 

Ucapan Sang Buddha

A Buddha’s speech is typically represented by a Dharma text such as a prayer book. Click on image to enlarge.

Ucapan Sang Buddha biasanya diwakili oleh sebuah teks Dharma seperti buku doa. Klik pada gambar untuk memperbesar.

Ucapan Sang Buddha biasanya diwakili oleh sebuah teks Dharma, yang dapat mengambil berbagai bentuk seperti sebuah buku edukasi atau sebuah buku kecil berisikan doa. Kita dianjurkan untuk menempatkan sebuah teks Dharma pada sisi kiri altar kita karena mewakili semua ajaran Sang Buddha dalam bentuk tertulis. Teks Dharma sangatlah dihargai karena menyediakan jalan bagi praktisi untuk menerima ajaran Sang Buddha dengan cara yang mudah diakses. Teks Dharma manapun bisa digunakan tanpa melihat tingkat kesulitannya atau ukurannya, selama teks tersebut mengandung intisari ajaran Sang Buddha. Selain itu, kita bisa menggunakan teks dalam bahasa apapun karena tidak masalah selama kita bisa mengerti isi dari buku atau teks tersebut.

 

Pikiran Sang Buddha

A Buddha’s mind is typically represented by a stupa. Click on image to enlarge.

Pikiran Sang Buddha biasanya diwakili dengan sebuah stupa. Klik pada gambar untuk memperbesar

Pikiran Sang Buddha biasanya diwakili dengan sebuah stupa, yaitu sebuah struktur berbentuk kubah yang seringkali berisi relik suci dan juga sering menjadi pusat ritual untuk dikelilingi. Dalam Buddhisme Tibet, terdapat berbagai macam stupa tapi untuk altar kita, kita bisa memakai stupa kecil tipe apapun. Stupa merupakan alat bantu ingat bahwa setiap mahluk sadar memiliki potensi untuk mencapai pikiran yang tercerahkan, dan menjadi bebas dari ketidaktahuan, sekaligus menjadi penuh welas asih secara sempurna. Karena itu, sebuah stupa ditempatkan di sisi kanan altar untuk melambangkan tekad tulus praktisi untuk mengendalikan dan mengembangkan pikiran mereka menuju pencerahan.

 

Rupa Guru (Komponen Tambahan)

Perlu diperhatikan bahwa di samping ketiga komponen utama, kita juga dianjurkan untuk memiliki rupa guru kita pada altar. Hal ini untuk mengingatkan kita bahwa kita bisa menerima ajaran berharga Sang Buddha karena guru kita telah menghabiskan waktu dan usaha untuk mengajarkannya pada kita. Perkembangan spiritual kita tentunya menjadi lebih lama dan tidak konsisten jika kita hanya belajar dari membaca teks Dharma, tanpa adanya seorang guru untuk meluruskan salah pengertian dan salah praktik kita. Namun, ini hanya sebuah komponen pilihan untuk diadakan atau tidak, supaya praktisi yang tidak memiliki guru masih bisa membuat altarnya masing-masing secara lengkap.

Kembali ke menu utama

 

Altar Yidam dan Pelindung Dharma

An altar for Dharma Protector, in this case, Karma Shugden or Trakze. Click on image to enlarge.

Sebuah altar untuk sosok Pelindung Dharma, dalam hal ini Karma Shugden atau Trakze. Klik pada gambar untuk memperbesar.

Secara garis besar terdapat dua tipe altar dalam Buddhisme Tibet, yaitu altar yidam dan altar Pelindung Dharma. Umumnya perbedaan utama antara altar yidam dan Pelindung Dharma terletak pada rupa Sang Buddha yang dipakai untuk mewakili Tubuh Sang Buddha. Seperti yang tersirat dalam namanya, sebuah altar yidam menggunakan rupa Sang Buddha dalam bentuk dewata meditasi tercerahkan seperti Manjushri. Sebuah altar Pelindung Dharma menggunakan rupa sosok Pelindung Dharma yang dituju seperti Dorje Shugden.

Dalam tradisi yang ada, pada kuil-kuil Buddhis Tibet, altar yidam dan altar Pelindung Dharma terletak pada ruangan atau bangunan yang berbeda. Hal ini dikarenakan bahwa beberapa Pelindung Dharma dilarang dilihat atau dipraktikkan tanpa inisiasi dari seorang guru. Ritual inisiasi kadangkala diperlukan karena sosok Pelindung Dharma dapat memiliki penggambaran visual yang ekstrim seperti terdapatnya kepala yang terpenggal atau tubuh yang telanjang, sesuatu yang mungkin membingungkan dan mengagetkan bagi mereka yang tidak mengerti tentang makna-makna dari penggambaran tersebut.

Jika untuk suatu alasan kita tidak bisa memisahkan altar yidam dan Pelindung Dharma, kita diperbolehkan meletakkan rupa Pelindung Dharma kita di sisi kanan altar, di samping stupa, atau satu tingkat di bawah landasan utama altar kita. Yang perlu diperhatikan, rupa yidam kita tetap ada di tengah altar dan rupa Buddha tambahan yang bukan Pelindung Dharma dapat diletakkan di sisi kiri altar, di samping teks Dharma.

Where there are space constraints, practitioners may incorporate an image of their Dharma Protector (in this case, Dorje Shugden) into their main shrine at home, by placing the image of Dorje Shugden on the right side of the shrine. Click on image to enlarge.

Jika ada keterbatasan ruang, praktisi bisa memasukkan rupa Pelindung (dalam hal ini, Dorje Shugden) menjadi bagian dari altar utama mereka di rumah, dengan meletakkan rupa Dorje Shugden pada sisi kanan altar. Klik pada gambar untuk memperbesar.

Kembali ke menu utama

 

Persembahan Altar bagi Pemula

Bagian berikut ini akan mengandung perkenalan singkat pada tipe-tipe persembahan yang dengan mudah dapat disiapkan oleh pemula dan relevan terhadap praktik Dorje Shugden. Pada umumnya kita dianjurkan untuk menyiapkan sebanyak mungkin persembahan tapi untuk ini kita juga harus bersikap pragmatis karena situasi pribadi kita masing-masing tidak sama. Sebagai contoh, jika kita hanya mampu mempersembahkan semangkuk air, maka sebaiknya kita lakukan itu karena hal tersebut lebih baik daripada membiarkan altar kita kosong. Praktik menyiapkan persembahan adalah cara untuk memaksimalkan fungsi sebuah altar yang pada pokoknya adalah memurnikan karma buruk dan memperbanyak pahala. Sebagai contoh, karena emas lebih berharga daripada kayu, kita seharusnya menyiapkan persembahan kita dalam mangkuk berwarna emas daripada kayu. Ini dapat membantu menurnikan karma buruk yang menyebabkan kekikiran dan ketika menjadi lebih murah hati, kita akan mendapatkan pahala untuk membantu kita meringankan rintangan finansial di masa depan.

Kita juga disarankan untuk prepare and replace the recommended offerings on a consistent basis (seperti setiap hari atau minggu). Hal ini kita terapkan untuk memupuk stabilitas yang lebih baik dalam pikiran kita seiring dengan berjalannya praktik spiritual kita. Membuang barang bekas persembahan juga harus dilakukan dengan rasa hormat, sebagai contoh, kita tidak patut membuang air bekas persembahan ke dalam toilet. Selain itu, mangkuk persembahan yang sedang tidak dipakai harus dicuci bersih dan dibalik atau disimpan. Adalah tidak baik meninggalkan mangkuk persembahan kosong pada altar kita, karena ini mirip dengan memberi tamu makan malam kita hanya piring yang kosong.

Buddhists are encouraged to set out offerings on the altar, to generate merits by making offerings to the Three Jewels. Click on image to enlarge.

Umat Buddhis dianjurkan untuk memberi persembahan pada altar, untuk memperbanyak pahala dengan berbakti pada Tiga Permata. Klik pada gambar untuk memperbesar.

 

Persembahan Air

Sebuah tipe persembahan yang umum dilakukan pada sebuah altar Buddhis Tibet adalah persembahan air. Persembahan air adalah sebuah cara yang sederhana tapi ampuh untuk memurnikan karma buruk dan membekali diri dengan pahala karena air sangat mudah didapatkan. Persembahan ini paling umum disiapkan menggunakan air bening untuk melambangkan sifat-sifat pikiran yang tercerahkan. Tetapi, jika kita mau (sebagai bagian dari menghiasi persembahan), kita bisa memasukkan ke dalam air rempah-rempah atau bunga seperti kelopak bunga krisan atau rempah safron. Lebih dari itu, mempersembahkan air pada altar kita membuat praktisi menerima beberapa manfaat yang berbeda.

  1. Kejernihan Pikiran Bak Kristal – Berkembangnya pikiran yang jernih dan waspada
  2. Ketenangan batin – Berkembangnya moral yang murni dan penuh disiplin
  3. Rasa Manis – Tersedianya makanan dan minuman yang nikmat di kehidupan-kehidupan selanjutnya
  4. Keringanan Beban – Lahir kembali dalam tubuh fisik yang kuat dan lengkap
  5. Kelembutan – Berkembangnya sebuah pikiran yang tenang dan lembut
  6. Bebas dari ketidakmurnian – Purifikasi karma buruk yang ampuh
  7. Menenangkan Perut – Berkembangnya kesehatan yang baik, tanpa penyakit
  8. Menjernihkan Tenggorokan – Berkembangnya ucapan yang memikat dan berwibawa

Disarankan bahwa persembahan air disiapkan dalam mangkuk-mangkuk yang diisi penuh dan ditempatkan berjarak sedikit satu sama lain berjejer pada satu garis lurus. Mangkuk-mangkuk persembahan secara tradisi ditata secara khusus dari sisi kiri ke kanan di atas altar. Sebaliknya ketika sedang tidak dipakai, mangkuk-mangkuk ini disimpan, ditata dari kanan ke kiri. Jika kita memang hanya memiliki mangkuk dalam jumlah terbatas untuk melakukan persembahan, kita bisa menyiapkan air dalam mangkuk yang ada, kemudian mengosongkannya dan mengulang proses pengisian sampai dirasa cukup.

Water offerings are the most fundamental offerings we can make to the Three Jewels. Click on image to enlarge.

Persembahan air adalah bentuk persembahan paling mendasar yang bisa kita lakukan pada Tiga Permata. Klik pada gambar untuk memperbesar.

 

Persembahan dupa

Persembahan dupa seringkali disiapkan dalam bentuk stik dupa yang dapat dibakar, terbuat dari campuran beberapa bahan seperti daun wangi, kayu dari berbagai pohon, mentega, gula dan rempah-rempah obat lainnya. Secara keseluruhan, dupa yang kita persembahkan hendaknya memiliki aroma yang kita sukai dan bersifat menenangkan, karena fungsi utamanya adalah menyingkirkan bau-bau tidak sedap dari lingkungan sekitar. Karena itu kita harus berusaha memastikan bahwa bahan-bahan yang digunakan murni dan tidak tercemar oleh polutan seperti bawang putih dan bombay.

Persembahan dupa melambangkan sifat memiliki moral yang murni dan membantu praktisi untuk memicu diri mengembangkan disiplin kuat yang diperlukan untuk menjaga nilai-nilai moral tersebut. Dalam arti yang sekuler, kita juga akan lebih mudah menepati janji kita pada keluarga, teman dan kolega kita. Dalam konteks spiritual, kita akan lebih mampu menjaga sumpah spiritual yang kita buat pada guru kita, yang mungkin termasuk menyelesaikan tugas yang diberikan atau lebih konsisten dalam usaha kita mentransformasi tubuh, ucapan dan pikiran kita.

The offering of incense reminds us to hold our vows purely and creates the causes for us to do so. Click on image to enlarge.

Persembahan dupa mengingatkan kita untuk teguh memegang janji kita secara murni dan terus memotivasi diri untuk tetap setia pada janji kita. Klik pada gambar untuk memperbesar.

 

Persembahan Cahaya

Secara tradisi, persembahan cahaya diberikan dalam bentuk lentera mentega dan lilin. Namun, dalam masa modern ini, kita juga dianjurkan menawarkan cahaya artifisial sebagai sebuah alternatif. Lilin elektrik atau lampu listrik sangat bisa dipakai karena sifatnya yang mudah didapat, cocok ditempatkan pada altar dan mencerminkan persembahan cahaya yang lebih tradisional. Tipe-tipe lampu lainnya juga bisa dipersembahkan seperti lampu LED kecil atau lampu sorot.

Persembahan cahaya memiliki beberapa manfaat untuk para praktisi seperti menciptakan penyebab tubuh yang sehat, kekayaan yang langgeng dan berkembangnya kemampuan cenayang. Tapi, seringkali ada penekanan khusus pada bagaimana persembahan cahaya menyebabkan praktisi untuk memiliki pikiran yang jernih sehingga kebijaksanaan yang besar lebih mudah ditumbuhkan serta pemahaman akan Dharma.

Karena cahaya menyingkirkan kegelapan dan memungkinkan kita untuk melihat hal-hal yang tanpanya akan tersembunyi, persembahan cahaya menjadi simbol pengenyahan ketidaktahuan yang dapat disamakan dengan kegelapan yang menyelimuti pikiran kita. Ketidaktahuan dianggap sebagai penyebab utama mahluk sadar tidak menyadari potensi masing-masing untuk mengembangkan sifat-sifat tercerahkan. Karena itu, persembahan cahaya merupakan sebuah sarana penangkal kuat dan langsung bagi penyebab utama penderitaan kita.

Making light offerings is a very good method for cutting through obstacles. Click on image to enlarge.

Menghaturkan persembahan cahaya adalah cara yang sangat baik untuk menyingkirkan rintangan. Klik pada gambar untuk memperbesar.

 

Serkym (Persembahan Teh Hitam)

Persembahan Serkym umumnya diasosiasikan dengan praktik Pelindung Dharma karena persembahan ini merupakan permohonan untuk pertolongan yang cepat untuk menghadapi rintangan kita. Kata ‘ser’ berarti keemasan dan kata ‘kym’ memiliki arti minuman. Karena itu ‘serkym’ biasanya diterjemahkan sebagai ‘minuman keemasan’. Teh sering dipersembahkan sebagai serkym karena warnanya yang mirip, dan oleh sebab itu persembahan serkym sering disebut juga sebagai ‘persembahan teh hitam’. Lebih lanjut, kita dianjurkan untuk menyiapkan serkym dalam keadan sepanas mungkin karena panasnya teh mewakili energi bagi Sang Pelindung Dharma untuk datang membantu dengan cepat. Kita juga dapat menyiapkan persembahan serkym dengan jenis minuman pengganti lainnya, seperti susu atau minuman berkarbonasi seperti cola.

Persembahan Serkym seringkali disiapkan menggunakan tempat penyaji dua tingkat, yang terdiri dari bagian yang lebih panjang di atas dan lebih lebar di bawah sebagai landasan. Kita dianjurkan untuk menggunakan set serkym yang terbuat dari bahan tradisional seperti kuningan, perunggu atau perak, tetapi jika hal tersebut tidak memungkinkan kita bisa juga menggunakan bahan pengganti seperti kaca, kristal atau kayu. Untuk menyiapkan sebuah persembahan serkym, bagian atas seharusnya ditaruh di bagian bawa dan minuman serkym sebaiknya dituangkan ke dalam cawan atas sampai meluber turun ke cawan bawah. Tumpahnya serkym mengalir ke bawah melambangkan melimpahnya pahala yang diciptakan untuk mendukung praktik spiritual kita. Yang terakhir, persembahan serkym dapat dituangkan secara bertahan beriringan dengan pembacaan doa tetapi bisa juga dituang sebelum pembacaan doa.

Serkym is a very powerful extended offering to the Dharma Protector requesting swift assistance. Click on image to enlarge.

Serkym merupakan persembahan tambahan yang ampuh untuk Sang Pelindung Dharma untuk memohon bantuan cepat. Klik pada gambar untuk memperbesar.

Kembali ke menu utama

 

Membersihkan dan Merawat Altar

Kita perlu mengingat suatu aturan standar ketika mengganti atau menyiapkan persembahan kita; yaitu bahwa yang kita siapkan adalah persembahan simbolis untuk tamu agung. Tapi, karena tamu agung kita adalah sosok mahluk tercerahkan yang bersedia dan mampu membantu kita dengan masalah duniawi maupun spiritual yang sedang dihadapi, kita sebaiknya berusaha semaksimal mungkin untuk tidak pelit dalam menyiapkannya. Hal ini supaya kita bisa menjalin hubungan karma yang lebih dekat dengan mahluk tercerahkan di altar kita sehingga kita juga bisa dengan cepat menerima bantuan mereka. Karena itu, dengan segala kemampuan kita, kita seharusnya memastikan bahwa persembahan kita ditaruh pada tempat saji yang dalam kondisi baik, persembahan kita diganti secara teratur dan kita tidak meninggalkan nampan kosong di altar. Lebih lanjut, kita juga harus secara teratur membersihkan permukaan dan komponen-komponen utama altar kita dari debu dan kemudian mengelapnya dengan kain bersih.

Seperti halnya dengan hal-hal yang kita gunakan dalam hidup kita, manfaat fisik yang didapat dari membersihkan dan merawat altar kita sangat penting adanya. Tapi ada juga manfaat spiritual yang bisa didapat dari kegiatan ini. Telah ditulis bahwa dengan membersihkan dan merawat altar atau tempat manapun yang menjadi rumah bagi tubuh, ucapan dan pikiran Sang Buddha, kita sedang memurnikan karma buruk dan mengumpulkan pahala. Khususnya, kita dapat memurnikan karma buruk yang menyebabkan pikiran kita keruh dan tidak terfokus. Oleh sebab itu, dengan membersihkan dan merawat altar kita, kita menciptakan sebab supaya pikiran kita menjadi jernih dan terfokus. Hal ini dapat membantu kita mencapai kesuksesan duniawi, dan dengan dukungan pahala juga sukses di tingkatan spiritual sehingga kita lebih bisa memahami dan mempraktikkan Dharma.

Kembali ke menu utama

 


 

Penjelasan Tentang Praktik Dorje Shugden

Akibat irama kehidupan era modern yang cepat dan tersedianya banyak hal yang bisa menarik perhatian kita, kita mungkin kesulitan untuk meyisihkan waktu hanya untuk menyiapkan persembahan dan praktik kita. Untungnya, praktik Dorje Shugden dapat dijalankan pada jumlah dan tingkatan yang berbeda-beda untuk setiap praktisi. Untuk kepentingan pengenalan pemula ini, bagian ini akan memberikan versi praktik yang cepat dan mudah dilaksanakan, dengan fokus pada bentuk beliau yang utama, Duldzin Dorje Shugden. Praktik ini dapat dilakukan tanpa inisiasi dari seorang guru. Dapat juga dilakukan oleh siapapun dari agama maupun bangsa manapun.

 

Ritual Awal dan Aktivitas Dharma

Ritual Awal adalah seperangkat pembacaan doa singkat yang menurut tradisi meneguhkan motivasi kita menjadi murni dan positif sebelum memulai aktivitas Dharma. Secara umum, aktivitas Dharma tidak hanya membantu menurnikan karma negatif dan menghasilkan pahala, tapi juga menggeser cara pandang kita yang cenderung egois menjadi lebih memikirkan orang lain. Hal ini berarti aktivitas Dharma yang dilakukan dapat berupa berbagai macam dan bentuk karena setiap orang memerlukan aktivitas yang sifatnya unik sesuai pribadi masing-masing. Sebagai contoh, dalam beberapa kasus, sebuah aktivitas Dharma bisa berupa menjadi relawan di sebuah dapur umum atau di sebuah penampungan hewan. Melalui pemikiran dan tindakan kita, aktivitas Dharma sering menunjukkan rasa terimakasih, cinta kasih dan kemurahan hati pada mereka yang dekat dengan kita, juga pada mereka yang tidak dekat. Menjalankan praktik Dorje Shugden dapat dianggap sebagai aktivitas Dharma karena menciptakan sebab untuk mengembangkan dan mencapai tubuh, ucapan dan pikiran yang tercerahkan, yang merupakan cara terbaik dan tertinggi untuk memberi manfaat bagi makhluk sadar lainnya.

 

Mencari Perlindungan

Dalam Buddhisme Tibet, istilah ‘mencari perlindungan’ mengacu pada kondisi terlindungi dari Samsara. Dengan kata lain, mencari perlindungan merupakan sebuah cara untuk menangkal penyebab mendasar dari penderitaan kita. Kita dianjurkan untuk mencari perlindungan pada ‘Tiga Permata’, yang terdiri dari Sang Buddha, Dharma dan Sangha. Dalam konteks ini, Sang Buddha mengacu pada sosok historis Sang Buddha Shakyamuni; Dharma bermakna ajaran Sang Buddha; dan Sangha mengacu pada semua praktisi yang telah memilih hidup didasarkan atas sumpah Pratimoksha yang diajarkan oleh Sang Buddha. Ke Tiga Permata, sebagai tempat berlindung, dapat memproteksi kita dari Samsara karena mereka berasal dari sosok mahluk tercerahkan. Jadi ketika kita melakukan aktivitas Dharma di hadapan mereka, kita akan menghasilkan pahala dengan tubuh, ucapan dan pikiran.

(Pengulangan yang dianjurkan – 3 kali)

Saya berlindung pada Guru
Saya berlindung pada Buddha
Saya berlindung pada Dharma
Saya berlindung pada Sangha

 

Menghasilkan Bodhicitta

Selanjutnya Bodhicitta dihasilkan sebagai tingkat motivasi yang paling murni bagi kita untuk melakukan aktivitas Dharma. Bodhicitta menggambarkan tubuh, ucapan dan pikiran bertindak dengan welas asih yang sempurna untuk kepentingan semua mahluk sadar. Menghasilkan Bodhicitta akan melipatgandakan manfaat yang kita terima dari karya kita melalui aktivitas Dharma apapun. Hal ini sama dengan bagaimana informasi seringkali lebih cepat diingat dan dipelajari jika kita memang tertarik dengan topik tertentu. Karena itu, ketika kita menciptakan Bodhicitta di sini, kita tidak diharapkan menjadi sempurna seperti sosok Buddha atau Bodhisattva, melainkan kita akan menumbuhkannya, sebab bagi kita untuk mencapai tingkat welas asih dan motivasi mereka bagi kepentingan semua mahluk sadar.

(Pengulangan yang dianjurkan – 3 kali)

Pada Sang Buddha, Dharma, dan Sangha
sampai masaku tercerahkan, aku berlindung.
Dengan memberi dan kesempurnaan lainnya,
Untuk menolong semua, semoga aku menjadi Buddha!

 

Empat Hal yang Tak Terukur

‘Keempat Yang Tak Terukur’ mengacu pada prosedur meditasi yang terdiri dari keinginan, doa, pemikiran tanggung jawab dan permohonan yang tak terukur. Meditasi Keempat Yang Tak Terukur didasarkan atas ide bahwa setiap mahluk sadar secara karma terhubung satu sama lain dan pada akhirnya ingin menjadi bahagia. Namun, karena kebahagiaan sejati tidak dapat digapai melalui pikiran yang mementingkan diri sendiri, Keempat Yang tak Terukur membantu untuk mengembangkan pikiran dengan cinta kasih, welas asih, rasa bersyukur dan sikap tenang terhadap setiap mahluk sadar. Oleh sebab itu, Keempat Yang tak Terukur biasanya membantu menciptakan pikiran yang pantang mementingkan diri sendiri, sehingga ikut menguatkan motivasi untuk tercapainya Bodhicitta.

Semoga semua mahluk berbahagia dan punya alasan untuk bahagia!
Semoga semua mahluk bebas dari penderitaan dan alasan untuk menderita!
Semoga semua mahluk tidak pernah dipisahkan dari kebahagiaan tanpa penderitaan!
Semoga semua mahluk hidup dalam ketenangan, bebas dari prasangka, keterikatan dan kebencian!

 

Permohonan Harian untuk Keberlimpahan, Kedamaian dan Perlindungan

Doa berikut ini disusun oleh Yang Mulia Tsem Rinpoche ke 25, bagi praktisi yang memiliki banyak tanggung jawab duniawi dan yang tidak memiliki waktu yang cukup untuk menjalankan versi yang lebih menyeluruh dari praktik Dorje Shugden.

Di alam-alam suci ada manifestasi ilahi yang tak terhingga banyaknya. Semua manifestasi ini secara spesifik menampakan kepada kita berbagai aspek keilahian1 guna memberikan manfaat bagi semua makhluk hidup. Semua wujud rupakaya ilahi memiliki kasih sayang, cara yang cakap, dan kebijaksanaan.2 Kita memohon kepada mereka ketika kita bahagia, sedih, jatuh, tersesat, puas, bingung, hampa, dan rangkaian emosi lain yang selalu kita rasakan karena pikiran yang tak terlatih.

Karena mengerti sifat kami, Entitas Kebijaksanaan Dorje Shugden, rangkulah kami di dadamu seperti orang tua yang merangkul anak tunggalnya.

Walaupun manifestasi ilahi tidak memerlukan persembahan dan hadiah, kami memberikan kepadamu Manjushri persembahan teh, dupa dan mantra dan memohon kepadamu agar memberkati kami, menjadi bagian dari diri kami, tinggal di rumah kami, dan memberikan kami pertanda, firasat, dan pelajaran mengenai hal yang baik dan buruk. Ketika negativitas muncul, padamkanlah dengan segera. Tingkatkanlah hal-hal positif dalam pikiran saya yang lelah dan usang karena saya menyandarkan harapan kepada dirimu.

Ketika kesulitan, masalah dan kekacauan timbul, kami memohon kepadamu, yang merupakan kulminasi dari semua hal yang ampuh, suci, dan maha-tahu untuk memberkati diri, keluarga, orang-orang tercinta, lingkungan, dan bahkan hewan peliharaan kami. Semoga saya melihat kebijaksanaan, menemukan harapan, dan berada dalam kedamaian.

Saya memohon kepadamu, O Pelindung Ilahi Dorje Shugden, yang mengenakan topi berkubah bundar dan tiga jubah biksu , berwarna safron, yang memegang pedang kebebasan, keadilan, dan kebijaksanaan, dan menggenggam permata pengabul harapan, yang mengendarai singa penakluk semua hal negatif, untuk mengabulkan permintaan saya. Saya mengerti harapan saya mungkin bukanlah yang terbaik, jadi saya menyerahkan hasilnya kepada kebijaksanaanmu walaupun hal ini mungkin bukanlah apa yang ada dalam pikiran saya. Berkatilah saya dan semua orang sehingga kami dapat tiba di kota kebebasan yang agung.

Pelindung Agung Dorje Shugden, saya memohon kepadamu dengan tulus dari lubuk hati yang terdalam, jadilah bagian dari hidup saya, berkatilah rumah saya, berikanlah saya kebijaksanaan, ketenangan, dan kenyamanan, sehingga saya dapat melayani makhluk lain tanpa pamrih, dan semoga saya dapat berfokus keluar dan tidak hanya terpaku pada diri sendiri, dan menciptakan masalah bagi mereka yang saya sayangi.

Berkatilah saya agar menjadi lebih baik, bijaksana, pengasih, toleran, dan sangat pemaaf bagi mereka yang telah menyakiti dan mencintai saya. Guna menjadi lebih dekat denganmu, Dorje Shugden, kami harus menyerahkan semua yang hal yang dangkal. Kami harus meninggalkan cara pandang yang tetap, proyeksi, dan kekakuan. Pada akhirnya, ketika saya meninggalkan pesawat keberadaan ini, hanya hal positif yang pernah saya lakukan yang berperan karena setiap hal dan setiap orang akan saya tinggalkan. Tolonglah agar saya menyadari dan bertindak berdasarkan pengertian ini sekarang! Pada masa krusial ini, tolonglah agar saya dapat melihat dirimu, Dorje Shugden yang agung dan pengasih, untuk membawa saya ke jalan manapun di langit3, guna melanjutkan perjalanan saya dalam mengembangkan spiritualitas diri.

Saya mempersembahkan teh berwarna safron dan keyakinan agar doa saya dikabulkan, dan saya mendapatkan siddhi4. Dengan melafalkan mantramu5, semoga kesembuhan, kedamaian, cinta, umur Panjang, perlindungan dan pandangan sempurna mengenai sunyata bangkit.

Mantra Untuk Menciptakan Penggenapan, Kedamaian dan Kebijaksanaan

OM BENZA WIKI BITANA SOHA
(Pengulangan yang dianjurkan – setidaknya 108 kali)

Ku persembahkan doa agung penuh ketulusan ini kepada Pelindung Surgawi Tertinggi yang maha tahu Dorje Shugden, dengan harapan ku dapat secepatnya menjadi mahluk cahaya, welas asih, cinta kasih dan pencerahan.

Catatan kaki:
1. ‘Aspek ilahi’ di sini mengacu pada sifat-sifat sosok mahluk tercerahkan seperti bodhicitta dan kebijaksanaan.
2. Rupakaya mengacu pada berbagai emanasi dari sesosok mahluk tercerahkan, seperti seorang guru.
3. ’Langit’ disini bisa mengacu pada kehidupan masa depan yang kaya secara spiritual dan/atau tanah suci kediaman sosok tercerahkan surga Tushita..
4. Pencapaian (siddhi) di sini bisa termasuk ketenangan batin dan kemampuan supernatural seperti kemampuan mempengaruhi cuaca, menaklukkan arwah jahat dan kemampuan cenayang. Sebaliknya, pencapaian yang lebih tinggi termasuk bodhicitta dan penampakan sempurna akan kekosongan (sunyata) karena hal-hal tersebut lebih penting untuk melampaui Samsara.
5.Ini juga dikenal sebagai mantra Duldzin Dorje Shugden untuk aktivitas pada umumnya.

 

Visualisasi Sederhana

Jika kita hendak melakukan sebuah visualisasi yang tepat dan cukup sederhana saat membaca mantra, kita bisa membayangkan sosok Duldzin Dorje Shugden ada di depan kita. Kemudian kita bisa membayangkan sinar cahaya putih keluar dari jantung beliau dan menerangi kita. Ketika ini terjadi, kita hendaknya berpikir bahwa karma buruk dan rintangan yang kita hadapi sedang dimurnikan dan disingkirkan oleh beliau. Lebih lanjut, kita bisa memvisualisasikan Duldzin Dorje Shugden membantu kita dalam mencapai target duniawi kita, menyembuhkan kita dari penyakit dan menciptakan sebab bagi kita untuk mengembangkan sifat-sifat tercerahkan beliau.

Sebagai gantinya, kita juga bisa membayangkan sinar terang putih beliau menimpa bukan kita melainkan orang lain, seperti kerabat dekat kita. Ketika hal ini terjadi kita juga hendaknya percaya bahwa karma buruk dan rintangan mereka sedang dimurnikan dan diatasi oleh Duldzin Dorje Shugden, dan mereka akan mendapatkan suntikan energi positif lewat manfaat dari ritual visualisasi ini.

Click on image to enlarge

Klik pada gambar untuk memperbesar

 

Serkym

Fungsi persembahan serkym adalah untuk memohon Sang Pelindung Dharma untuk memberikan bantuan yang cepat dalam mengatasi rintangan kita. Untuk alasan ini, persembahan serkym sangat dianjurkan untuk para praktisi yang sedang atau akan menjalankan tugas-tugas besar Dharma dimana banyak rintangan bisa muncul. Untung menyegarkan ingatan, persembahan serkym disiapkan menggunakan teh panas dan meski kita dianjurkan untuk menyajikan teh sepanas mungkin, kita diperbolehkan menggunakan minuman pengganti lain seperti susu atau cola.

Bagaimanapun kita memilih untuk menyajikan persembahan serkym, kita juga bisa melakukan visualisasi saat membacakan doa serkym. Jika kita ingin melakukannya, hendaknya kita membayangkan serkym sebagai sesuatu yang mirip dengan sebuah samudra luas penuh nektar surgawi yang terus meluas. Samudra penuh minuman dewata tersebut mewakili semua hal yang indah dan memikat dalam semesta, hal-hal yang kita ingini melalui kelima indera kita. Kita juga awalnya bisa membayangkan semua masalah dan rintangan yang kita hadapi dihancurkan dengan cepat dan disingkirkan, kemudian dilanjutkan dengan visualisasi tentang bagaimana rintangan di masa depan akan dicegah oleh kekuatan Dorje Shugden sebagai Pelindung Dharma kita.

Pada akhirnya, jika kita tidak memiliki waktu untuk melaksanakan doa persembahan serkym secara penuh, kita dapat hanya membaca ayat yang utama (ayat ketiga) paling tidak tujuh kali. Sebaliknya jika kita punya waktu, dan kita sedang membutuhkan bantuan secepatnya dengan masalah kita, kita bisa membaca ayat utama lebih banyak lagi untuk menciptakan energi positif dalam jumlah besar.

HUM!
O para Guru yang selalu menurunkan akumulasi kebajikan untuk menggenapi karya kami dan lainnya,
Dan para Yidam yang mengabulkan semua pencapaian, baik untuk hal-hal kecil maupun besar,
Melalui persembahan minuman bak amrita ini yang membawa kebahagiaan, (Tuangkan serkym)
Semoga diriMu, setelah mencicipi, dengan segera mengabulkan keinginan kami!

O semua pahlawan dan dakini dari tiga alam,
Dan lautan berbagai Pelindung Dharma yang penuh kuasa dan teguh pada sumpah,
Melalui persembahan minuman bak amrita ini yang membawa kebahagiaan, (Tuangkan serkym)
Semoga diriMu, setelah mencicipi, dengan segera mengabulkan keinginan kami!

(Ini adalah ayat utama dari doa ini dan kita dianjurkan untuk membaca ayat ini setidaknya 7 kali)
Dan yang terutama, yang maha tinggi, maha surgawi Dharmapala,
Penuh kuasa tiada tara, tegas dan trengginas, Hyang Dorje Shugden,
Melalui persembahan minuman bak amrita ini yang membawa kebahagiaan, (Tuangkan serkym)
Semoga diriMu, setelah mencicipi, dengan segera mengabulkan keinginan kami!

O lima marga yang selalu memberi kami,
berkat damai, sejahtera, berdaya dan murka tanpa batas,
Melalui persembahan minuman bak amrita ini yang membawa kebahagiaan, (Tuangkan serkym)
Semoga diriMu, setelah mencicipi, dengan segera mengabulkan keinginan kami!

O Sembilan Pendamping yang elok, delapan biksu penuntun,
Dan sepuluh penjaga muda yang garang dan seterusnya,
Melalui persembahan minuman bak amrita ini yang membawa kebahagiaan, (Tuangkan serkym)
Semoga diriMu, setelah mencicipi, dengan segera mengabulkan keinginan kami!

HRI
Yang utama, Penjaga Utama ajaran Para Penakluk,
Setrap Chen yang di rombongan pengiringMu
Minuman keemasan yang penuh dengan segala kenikmatan kami haturkan; (Tuangkan serkym)
Jangan pernah lengah dalam perlindunganMu!

O Kache Marpo yang garang, penunggu yang tegas,
Juru Penggal bagi mereka dengan samaya yang terpuruk,
Melalui persembahan minuman bak amrita ini yang membawa kebahagiaan, (Tuangkan serkym)
Semoga diriMu, setelah mencicipi, dengan segera mengabulkan keinginan kami!

Darah jantung para pelanggar sumpah yang telah dimurnikan bagai emas,
Minuman ini, serkym yang mendidih,
Aku haturkan pada Namkar Bardzin dan pengiring (Tuangkan serkym)
Terimalah dan wujudkan keinginan sang yogi!

(Tuangkan semua sisa serkym sepanjang ayat berikut)
Juga segenap jelmaan yang sulit dibayangkan dan segenap emanasi mereka,
Para dewa pendamping dan roh kasar yang mengguncang tiga ribu dunia,
Melalui persembahan minuman bak amrita ini yang membawa kebahagiaan,
Semoga diriMu, setelah mencicipi, dengan segera mengabulkan keinginan kami!

Dengan kekuatan persembahan ini dan permohonan kami,
Semoga diriMu memberi kami berkat selama enam waktu
Dan, tanpa ragu, selalu lindungi diriku
jagalah aku seperti ayah kepada anaknya!

Dan segenap penungguMu yang garang,
Ingatlah sumpah janji pada Hyang Duldzin
Dan wujudkan dengan segera, tanpa tertunda,
Aksi apapun yang telah aku mohonkan!

 

Dedikasi

Dedikasi adalah bagian yang penting dalam mengakhiri aktivitas Dharma apapun dalam Buddhisme Tibet. Seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya, ketika kita melakukan aktivitas Dharma, kita mengumpulkan pahala yang akan membantu kita dalam perjalanan spiritual kita, bahkan jika tujuan kita saat ini masih bukan pencerahan. Tapi, ketika kita mendedikasikan pahala yang kita dapatkan pada pencapaian pencerahan, kita pada dasarnya sedang mengarahkan energi positif ke dalam pikiran kita, dimana ia akan mengkristal dan akan membawa manfaat bagi kita sampai kita tercerahkan. Hal ini berarti pahala yang telah kita ciptakan tidak akan terpadamkan oleh karma buruk yang tanpa bisa kita hindari akan kita sebabkan melalui tubuh, ucapan dan pikiran kita.

(Pengulangan yang dianjurkan – sekali)

Pikiran Bodhi tertinggi dan berharga,
Jika dalam keadaan belum terlahirkan, bangkitlah,
Dan, jika sudah lahir, jangan pernah terpuruk,
Tapi berkembanglah senantiasa!

Pandangan berharga di alam sunyata
Jika dalam keadaan belum terlahirkan, bangkitlah,
Dan, jika sudah lahir, jangan pernah terpuruk,
Tapi berkembanglah senantiasa!

Semoga pahala apapun yang telah kukumpulkan di sini,
Membawa kebaikan bagi semua mahluk dan Dharma,
Dan semoga hal itu membuat inti ajaran
Losang Drakpa bersinar selamanya!

Dalam semua kehidupanku, janganlah diriku terpisah
Dari Guru-Guru yang sempurna dan semoga kurasakan keindahan Dharma.
Dengan menyempurnakan cara dan tingkatan yang harus kutempuh,
Semoga dengan cepat kuraih kondisi Vajradhara!

Melalui kebajikan ini semoga diriku segera
menggapai status Guru Deva,
Dan membawa setiap mahluk,
Tanpa kecuali, mendapatkan kondisi tersebut!

Semoga semua rintangan disingkirkan
Dan semua kondisi bagus selesai
Untuk sistem Dharma yang murni
Dari Raja Dharma, Tsongkhapa, berkembang selalu!

Karena dua akumulasi
Diriku dan yang lain di tiga jaman,
Semoga ajaran Sang Penakluk Tsongkhapa
Losang Drakpa, berkobar selamanya!

Biarlah semua membawa keberuntungan, siang dan malam!
Biarlah keberuntungan meningkat siang dan malam
Seperti matahari yang naik ke titik tertinggi di angkasa!
Tri Ratna tempatku bernaung, mohon berkatilah kami!
Tri Ratna tempatku bernaung, mohon berikan pencapaian!
Semoga keberuntungan dari Tri Ratna bersama kita!

Biarlah Guru yang terhormat hidup dalam kestabilan,
Biarlah tindakan murni menyebar ke sepuluh arah mata angin,
Dan biarlah cahaya lampu ajaran Lama Tsongkhapa
Selalu bersinar, menyingkirkan kegelapan tanpa pencerahan semua mahluk!

 

Untuk membaca informasi menarik lainnya:

 

Please support us so that we can continue to bring you more Dharma:

If you are in the United States, please note that your offerings and contributions are tax deductible. ~ the tsemrinpoche.com blog team

DISCLAIMER IN RELATION TO COMMENTS OR POSTS GIVEN BY THIRD PARTIES BELOW

Kindly note that the comments or posts given by third parties in the comment section below do not represent the views of the owner and/or host of this Blog, save for responses specifically given by the owner and/or host. All other comments or posts or any other opinions, discussions or views given below under the comment section do not represent our views and should not be regarded as such. We reserve the right to remove any comments/views which we may find offensive but due to the volume of such comments, the non removal and/or non detection of any such comments/views does not mean that we condone the same.

We do hope that the participants of any comments, posts, opinions, discussions or views below will act responsibly and do not engage nor make any statements which are defamatory in nature or which may incite and contempt or ridicule of any party, individual or their beliefs or to contravene any laws.

Leave a Reply

Maximum file size: 15MB each
Allowed file types: jpg, jpeg, gif, png

 

Maximum file size: 50MB
Allowed file type: mp4
Maximum file size: 15MB each
Allowed file types: pdf, docx

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Blog Chat

BLOG CHAT

Dear blog friends,

I’ve created this section for all of you to share your opinions, thoughts and feelings about whatever interests you.

Everyone has a different perspective, so this section is for you.

Tsem Rinpoche


SCHEDULED CHAT SESSIONS / 聊天室时间表

(除了每个月的第一个星期五)
SUNDAY
8 - 9PM (GMT +8)
4 - 5AM (PST)

UPCOMING TOPICS FOR NOVEMBER / 十一月份讨论主题

NOTICE:
Weekly Blog Chat discussion pause from November10th to December 8th, 2024.
Resume on December 15th (Sunday) 8 pm (GMT +8).

Please come and join in the chat for a fun time and support. See you all there.


Blog Chat Etiquette

These are some simple guidelines to make the blog chat room a positive, enjoyable and enlightening experience for everyone. Please note that as this is a chat room, we chat! Do not flood the chat room, or post without interacting with others.

EXPAND
Be friendly

Remember that these are real people you are chatting with. They may have different opinions to you and come from different cultures. Treat them as you would face to face, and respect their opinions, and they will treat you the same.

Be Patient

Give the room a chance to answer you. Patience is a virtue. And if after awhile, people don't respond, perhaps they don't know the answer or they did not see your question. Do ask again or address someone directly. Do not be offended if people do not or are unable to respond to you.

Be Relevant

This is the blog of H.E. Tsem Rinpoche. Please respect this space. We request that all participants here are respectful of H.E. Tsem Rinpoche and his organisation, Kechara.

Be polite

Avoid the use of language or attitudes which may be offensive to others. If someone is disrespectful to you, ignore them instead of arguing with them.

Please be advised that anyone who contravenes these guidelines may be banned from the chatroom. Banning is at the complete discretion of the administrator of this blog. Should anyone wish to make an appeal or complaint about the behaviour of someone in the chatroom, please copy paste the relevant chat in an email to us at care@kechara.com and state the date and time of the respective conversation.

Please let this be a conducive space for discussions, both light and profound.

KECHARA FOREST RETREAT PROGRESS UPDATES

Here is the latest news and pictorial updates, as it happens, of our upcoming forest retreat project.

The Kechara Forest Retreat is a unique holistic retreat centre focused on the total wellness of body, mind and spirit. This is a place where families and individuals will find peace, nourishment and inspiration in a natural forest environment. At Kechara Forest Retreat, we are committed to give back to society through instilling the next generation with universal positive values such as kindness and compassion.

For more information, please read here (english), here (chinese), or the official site: retreat.kechara.com.

Noticeboard

Name: Email:
For:  
Mail will not be published
  • Samfoonheei
    Thursday, Nov 14. 2024 11:37 AM
    Revisit this post again , watching the rare video footage of Dorje Shugden oracles. Awesome ,we are so fortunate to watch this incredible video, where extraordinary footage of Tsem Rinpoche self-arising as the all-powerful Buddha Yamantaka. Its was during Rinpoche’s visit to Tibet in 2009.
    Thank you Rinpoche with folded hands.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/dorje-shugden/never-seen-before-footage-of-dorje-shugden-oracles.html
  • Samfoonheei
    Thursday, Nov 14. 2024 11:35 AM
    Vajrayogini symbolizes the wisdom of all enlightened beings and embodies the impulse of inspiration that drives the Buddhas to attain the perfect enlightenment. Vajrayogini is one of the most effective practices for people today. We can make offerings such as gold or jewel offerings and so on. The offering of gold helps us to collect merits, spiritual attainments, gain a deeper connection to Vajrayogini. It also creates the causes to attain a Buddha’s body.
    Make Offerings to Vajrayogini in Kechara Forest Retreat at Bentong is such an meritorious way for us to collect merits. All thanks to our Guru having conceptualised the idea of having a statue of Vajrayogini for everyone . Recitation of Vajrayogini mantra can be a powerful tool for self-transformation, healing and liberation from samsara.
    Thank you Rinpoche for this sharing with details explanation .

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/kechara-13-depts/make-offerings-to-vajrayogini-in-kechara-forest-retreat.html
  • Samfoonheei
    Thursday, Nov 14. 2024 11:31 AM
    Thank you, Rinpoche for sharing this insightful article. Life is short, and if we enjoy every moment of every day, then we will be happy no matter what happens or what changes along the way.What ever matter to us at the time of death is nothing. In the end, it’s not the years in our life that count it’s what you leave behind that matters. A great soul never dies. It brings us together again and again.Death is the golden key that opens the palace of eternity. A man who lives fully is prepared to die at any time. Learning Dharma and practicing dharma is the our choice that’s matter. Some of the key points to take notes, read, study the Lam Rim and apply it, engage in Sadhana daily and consistently. No one will help us at the moment of death but ourselves. Spiritual practicing is the best choice.
    Thank you Rinpoche for this sharing.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/buddhas-dharma/last-moment.html
  • Samfoonheei
    Thursday, Nov 14. 2024 11:29 AM
    Well the size of Buddha statues in Tibetan Buddhism is important because it represents the Buddha’s immense ability and vast knowledge. Hence the Buddha statues hold the symbol of satisfaction within, peace and happiness. They are a symbol of inspiration for every human being. When we focus on the Buddha statues, it gives us inner peace that our mind, our heart and our soul gets enlightened.
    We have are so fortunate seeing and circumambulating where the 9-foot Dorje Shugden statue and with 500 mantra stones engraved with Dorje Shugden’s sacred mantra. As Rinpoche had said before the bigger and more Buddha statues helps in planting seeds of enlightenment in people’s mind-streams. It also help us to generate as much merit and purify as much karma as possible. Merely by seeing all those big statues at Kechara Forest Retreat is a blessing.
    Thank you Rinpoche.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/kechara-13-depts/bigger-and-more-buddha-statues-makes-a-difference.html
  • Samfoonheei
    Thursday, Nov 14. 2024 11:27 AM
    The 4th Tagpu Pemavajra Jampel Tenpai Ngodrub, most commonly known as Tagpu Dorje Chang, was a highly accomplished yogi Highly attained lama who had many authentic visions of the Buddhas and even travel astrally to receive direct teachings from them. His recognised line of incarnations stem all the way back to the 14th Century. He is generally regarded as such amongst Gelug lineage holders. He spent most of his time in a hermitage located above Sera Monastery, gave teachings and transmitted many vital practices and lineages to his foremost student Kyabje Pabongka Rinpoche. Besides receiving the complete instructions of Dorje Shugden’s practice, Tagpu Dorje Chang had many other mystical experiences throughout his lifetime. Interesting read biography of a highly accomplished mahasiddha lama.
    Thank you Rinpoche for this great sharing.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/guest-contributors/biography-the-4th-tagphu-pemavajra-jampel-tenpai-ngodrub.html
  • Samfoonheei
    Friday, Oct 18. 2024 06:39 PM
    n Tibetan culture, it is a popular and customary practice for families to invite monks to perform spiritual ceremonies such as Trusol rituals. The monks have had the opportunity to offer such ceremonies for individuals or their families. Such ceremonies purify the elements of the environment which helps those living or visiting there to experience good health, success and well-being. The sacred ritual of ‘bathing’ the Buddhas and consecration through which negativities, sicknesses and obstacles will be cleared. Where by filling those areas with positive energies and good vibes through this Trusol consecration puja. Water is an essential part of this puja and symbolises the cleansing of all negativities and impurities. Through this puja it also pacifies local deities and other unseen beings in the surrounding areas. We are indeed fortunate that Tsem Rinpoche has taught Kecharians this practice and it has benefited many.
    Thank you Rinpoche with folded hands

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/buddhas-dharma/the-second-generation-of-trusol-practitioners.html
  • Samfoonheei
    Friday, Oct 18. 2024 06:37 PM
    Reading this post had me gain some knowledge of Shifter Werewolves. Any article regarding rare creatures or paranormal articles are of my interest since young. In European folklore, a werewolf is a man who turns into a wolf at night and devours animals, people, or corpses but returns to human form by day.They have the ability to transform from an ordinary human appearance to a partially-lupine form with pointed ears, mutton chops, claws and fangs, and a ridged brow . Wow… werewolf tends to be vicious and unable to control his blood thirst. Their underlying common origin can be traced back to Proto-Indo-European mythology. In many depictions, these bloodthirsty beasts are evil where they kill animals and innocent people. They are humans who transition into wolf-like creatures, after being placed under a curse. In folklore, most werewolves originate from being cursed or bitten by another werewolf. That’s what they do believe. According many enthusiasts, there’s many different type of werewolves such as Alpha wolves, Beta wolves , Deltas, Elders, some survive as loners while others move in packs. How true it is no one knows. I do believe their existing . Many interesting stories related to these wolves in the past history.
    Thank you Rinpoche for this sharing.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/paranormal/werewolves-the-shapeshifters.html
  • Samfoonheei
    Friday, Oct 18. 2024 06:35 PM
    Beautiful Dorje Shugden at Malacca. One should pay a visit there, located at a busy tourist place. It was such an auspicious occasion that a grand Puja was held there. Dedicated students and volunteers were there getting the place ready for the grand puja. Well the Grand Dorje Shugden puja was conducted by very own Kechara puja team to commemorate the chapel’s 3rd anniversary. Many people attended the Puja that’s wonderful to receive the powerful Protector Dorje Shugden blessings. More people will make a connection and get to know Manjushri, the Buddha of Wisdom, in the form of a Dharma Protector. May Dorje Shugden’s practice flourish to benefit those tourists and locals.
    Thank you Rinpoche for this sharing.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/study-groups/grand-puja-at-malaccas-dorje-shugden-chapel-chinese.html
  • Samfoonheei
    Friday, Oct 18. 2024 06:34 PM
    Venerable Geshe Rabten Rinpoche is a highly realised meditation master known as a debater, scholar, and meditation master, was the first Tibetan Buddhist master to introduce the complete Vinaya-tradition. He had also introduce the study of the five major topics of Buddhism to the West. He became the ‘path breaker’ of the complete and complex teachings of Buddhism in the West. Many masters, who are famous in the West today, were Geshe’s students. enerable Geshe Rabten. Geshe Rabten wrote the beautiful and Manjushri’s prayer called Gangloma and gave a profound explanation. We are so fortunate to learn about this Manjushri’s sacred prayer. May all be blessed by the practice of Lord Manjushri and Geshe Rabten’s explanation.
    Thank you Rinpoche for this sharing.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/buddhas-dharma/praise-to-manjusri-explanation-by-geshe-rabten.html
  • Samfoonheei
    Sunday, Oct 13. 2024 05:04 PM
    The begging bowl or alms bowl is one of the simplest but most important objects in the daily lives of Theravada Buddhist monks. The alms bowl still stands as an emblem of how all Buddhas, as numerous as grains of sand in the Ganges, practiced to end their desire. All those who receive the alms bowl should focus their mind to act with self-control and self-respect. Almsgiving is a tradition of Theravada Buddhists, majority in Thailand, Cambodia, Myanmar, Sri Lanka and Laos. In those early days of Buddhism, monks would take their bowls and go out begging for food. As today in Thailand one could see monks woke up before dawn every morning and carried his bowl through the roads or paths wherever he was staying. Local people would place food in the bowl as a donation, through the generosity of lay people. They accept whatever food is offered for them and eat whatever been given, serve as a blessing for the giver.
    One bowl has held the food of a thousand families. A solitary monastic travels on his journey of a hundred thousand miles seeking liberation from the cycle of birth and death.
    Thank you H.E. Tsem Rinpoche for explaining the meaning of begging and gave us more reasons to be vegetarian . Create a awareness among us not killing animals to be one.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/one-minute-story/why-buddha-has-a-begging-bowl
  • Samfoonheei
    Sunday, Oct 13. 2024 05:03 PM
    Ajahn Siripanyo, the son of billionaire Ananda Krishnan, chose to abandon his inheritance and become a Buddhist monk in pursuit of spirituality. A Thai-Malaysian monk born in London and educated in UK. He was ordained in Thailand and lived there, leaving behind a life of immense wealth and privilege. He did surprised many and his choice was unexpected. Initially as a temporary measure, but somehow later evolved into a permanent way of life. Ven. Ajahn Siripanyo is now the Abbot of hermitage Dtao Dam on the Thai-Burmese border in Saiyok National Park, Thailand.
    He was in Kuala Lumpur, Malaysia years back giving an enthralling Dhamma talk on the timeless teachings of Ajahn Chah.
    Thank you Rinpoche for this inspiring sharing.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/buddhas-dharma/ajahn-siripanno.html
  • Samfoonheei
    Sunday, Oct 13. 2024 05:02 PM
    The Tibetan diaspora began in 1959 after the People’s Liberation Army entered the country. Thousands of Tibetan and the Dalai Lama fled into exile to India. The Indian government led by Jawaharlal Nehru kind enough to offer land which was scattered throughout the country. The Tibetans as refugees on which the Tibetans would be able to reestablish themselves. After 60 years of protests, campaigns and fundraising, the Tibetan movement has not been fruitful, increase the living welfare condition and Tibetans continue to depend on the kindness of their host countries. Due to these many Tibetan in exile left India to elsewhere and other countries seeking a better future. In the last 60 years, the Tibetan leadership have not been successful in making progress with their political goals. Surprisingly the Tibetan Spiritual leader Dalai Lama said in an interview published letter that Europe has accepted “too many” refugees . While there is many protests and attempts to pressure Europe to accept more refugees.
    Further more the unethical ban against Shugden making life more difficult for many Dorje Shugden practitioners . Because of the ban against Dorje Shugden the whole Tibetan Buddhist world is divided until now. May all be harmonious soon even recently .Dalai Lama had said we could practice Interesting read. Interesting read.
    Thank you Rinpoche and Khong Jean Ai for this sharing.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/current-affairs/dalai-lama-says-too-many-refugees-in-europe.html
  • Samfoonheei
    Sunday, Oct 13. 2024 05:01 PM
    The Kalmyks are the only traditionally Buddhist people living within Europe. As Tibetan Buddhists, the Kalmyks regard the Dalai Lama as their spiritual leader. Kalmykia is a historical crossroads on the Silk Road. The Western Mongol Kalmyk tribes. The Kalmyks live primarily in the Republic of Kalmykia, a federal subject of Russia located in the southeast European part of Russia. The Kalmyks are the only inhabitants of Europe whose national religion is Buddhism. They embraced Buddhism in the early part of the 17th century and belong to the Tibetan Buddhist. Like other Mongols, the Kalmyk are very spiritual Tibetan Buddhists, but their Buddhism has a strong admixture of indigenous beliefs and shamanistic practices. Buddhism spread among Mongols during the time of the Mongol Empire. They have come a long way till now, with rich traditions in song, dance, music, arts and a powerful heritage ,strong convictions.
    Thank you Rinpoche for this interesting information of the hidden Kalmykia society.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/art-architecture/kalmykia-lore-and-memory-at-the-far-side-of-the-buddhist-world.html
  • Samfoonheei
    Sunday, Oct 13. 2024 05:01 PM
    Thaipusam is a Tamil Hindu festival celebrated on the first full moon day of the Tamil month. The festival is celebrated to commemorate the victory of Hindu God Murugan over the demon Surapadman. The festival commemorates the triumph of good over evil by many devotees throughout Malaysia. For Hindus, Thaipusam is a day to cleanse oneself of sins and to repent for any transgressions in the past year.Devotees place a great deal of emphasis on the Vel. Silver, gold, lead, copper, and iron which is the five metals. It is said to be able to absorb all negative energy, spread positivity, and destroy all dangerous energies. Wearing yellow during Thaipusam as Lord Murugan’s favourite colour. Well Yellow is also associated with new beginnings, peace and happiness. On that day many devotees will be wearing yellow in color. Devotees will carry heavy ornate structures called kavadis while others have their tongues, cheeks and backs pierced with hooks and skewers. They then walk barefoot up 272 steps to the Batu Caves temple. Women devotees will carry the milk pots on that day. Thousands of locals and tourist from around the world of different faith will be there to witness this auspicious festival.
    Thank you Rinpoche for this sharing.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/art-architecture/special-hindu-festival.html
  • Samfoonheei
    Monday, Oct 7. 2024 01:10 PM
    Dorje Shugden controversy began when the Dalai Lama made successive attempts to wrongly assert the nature of the Dharma Protector Dorje Shugden to be a harmful spirit. The great lineage masters such as Kyabje Pabongka Rinpoche and Kyabje Trijang Rinpoche’s teachings are amongst the greatest dharma that forms the foundation of Gelugpa education. As confirmed that Dorje Shugden is an emanation of Manjushri. Dorje Shugden is an enlightened Dharma Protector who manifested about 400 years ago from a lineage of erudite masters. They cant be wrong . Dorje Shugden via the Panglung oracle had helped the Dalai Lama in his great escape out of Tibet. There are so many highly attained lamas who practices Dorje Shugden and their reincarnations have been coming back again and again. Even 5th Dalai Lama composed a prayer to Dorje Shugden and built a Protector chapel dedicated to Dorje Shugden as well. That’s Trode Khangsar in Central Lhasa which is still there. The ban of Dorje Shugden is unnecessary and illogical as the bigger purpose of Dorje Shugden,is the preservation of the Dharma. The Tibetan Leadership (CTA) has instituted this ban against Dorje Shugden for many years and its time to lift the ban. May more people read and understand the ban and the real reason behind this controversy.
    Thank you Rinpoche and Pastor David for sharing this post.

    https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/great-lamas-masters/our-lama-vs-the-dalai-lama-the-underlying-reasons-for-the-ban.html

1 · 2 · 3 · 4 · 5 · »

Messages from Rinpoche

Scroll down within the box to view more messages from Rinpoche. Click on the images to enlarge. Click on 'older messages' to view archived messages. Use 'prev' and 'next' links to navigate between pages

Use this URL to link to this section directly: https://www.tsemrinpoche.com/#messages-from-rinpoche

Previous Live Videos

MORE VIDEOS

Shugdenpas Speaking Up Across The Globe

From Europe Shugden Association:


MORE VIDEOS

From Tibetan Public Talk:


MORE VIDEOS

CREDITS

Concept: Tsem Rinpoche
Technical: Lew Kwan Leng, Justin Ripley, Yong Swee Keong
Design: Justin Ripley, Cynthia Lee
Content: Tsem Rinpoche, Justin Ripley, Pastor Shin Tan, Sarah Yap
Admin: Pastor Loh Seng Piow, Beng Kooi

I must thank my dharma blog team who are great assets to me, Kechara and growth of dharma in this wonderful region. I am honoured and thrilled to work with them. I really am. Maybe I don't say it enough to them, but I am saying it now. I APPRECIATE THESE GUYS VERY MUCH!

Tsem Rinpoche

Total views today
0
Total views up to date
27206613
Facebook Fans Youtube Views Blog Views
Animal Care Fund
  Bigfoot, Yeti, Sasquatch

The Unknown

The Known and unknown are both feared,
Known is being comfortable and stagnant,
The unknown may be growth and opportunities,
One shall never know if one fears the unknown more than the known.
Who says the unknown would be worse than the known?
But then again, the unknown is sometimes worse than the known. In the end nothing is known unless we endeavour,
So go pursue all the way with the unknown,
because all unknown with familiarity becomes the known.
~Tsem Rinpoche

Photos On The Go

Click on the images to view the bigger version. And scroll down and click on "View All Photos" to view more images.
According to legend, Shambhala is a place where wisdom and love reign, and there is no crime. Doesn\'t this sound like the kind of place all of us would love to live in? https://www.tsemrinpoche.com/?p=204874
5 years ago
According to legend, Shambhala is a place where wisdom and love reign, and there is no crime. Doesn't this sound like the kind of place all of us would love to live in? https://www.tsemrinpoche.com/?p=204874
108 candles and sang (incense) offered at our Wish-Fulfilling Grotto, invoking Dorje Shugden\'s blessings for friends, sponsors and supporters, wonderful!
5 years ago
108 candles and sang (incense) offered at our Wish-Fulfilling Grotto, invoking Dorje Shugden's blessings for friends, sponsors and supporters, wonderful!
Dharmapalas are not exclusive to Tibetan culture and their practice is widespread throughout the Buddhist world - https://www.tsemrinpoche.com/?p=193645
5 years ago
Dharmapalas are not exclusive to Tibetan culture and their practice is widespread throughout the Buddhist world - https://www.tsemrinpoche.com/?p=193645
One of our adorable Kechara Forest Retreat\'s doggies, Tara, happy and safe, and enjoying herself in front of Wisdom Hall which has been decorated for Chinese New Year
5 years ago
One of our adorable Kechara Forest Retreat's doggies, Tara, happy and safe, and enjoying herself in front of Wisdom Hall which has been decorated for Chinese New Year
Fragrant organic Thai basil harvested from our very own Kechara Forest Retreat farm!
5 years ago
Fragrant organic Thai basil harvested from our very own Kechara Forest Retreat farm!
On behalf of our Puja House team, Pastor Tat Ming receives food and drinks from Rinpoche. Rinpoche wanted to make sure the hardworking Puja House team are always taken care of.
5 years ago
On behalf of our Puja House team, Pastor Tat Ming receives food and drinks from Rinpoche. Rinpoche wanted to make sure the hardworking Puja House team are always taken care of.
By the time I heard about Luang Phor Thong, he was already very old, in his late 80s. When I heard about him, I immediately wanted to go and pay my respects to him. - http://bit.ly/LuangPhorThong
5 years ago
By the time I heard about Luang Phor Thong, he was already very old, in his late 80s. When I heard about him, I immediately wanted to go and pay my respects to him. - http://bit.ly/LuangPhorThong
It\'s very nice to see volunteers helping maintain holy sites in Kechara Forest Retreat, it\'s very good for them. Cleaning Buddha statues is a very powerful and effective way of purifying body karma.
5 years ago
It's very nice to see volunteers helping maintain holy sites in Kechara Forest Retreat, it's very good for them. Cleaning Buddha statues is a very powerful and effective way of purifying body karma.
Kechara Forest Retreat is preparing for the upcoming Chinese New Year celebrations. This is our holy Vajra Yogini stupa which is now surrounded by beautiful lanterns organised by our students.
5 years ago
Kechara Forest Retreat is preparing for the upcoming Chinese New Year celebrations. This is our holy Vajra Yogini stupa which is now surrounded by beautiful lanterns organised by our students.
One of the most recent harvests from our Kechara Forest Retreat land. It was grown free of chemicals and pesticides, wonderful!
5 years ago
One of the most recent harvests from our Kechara Forest Retreat land. It was grown free of chemicals and pesticides, wonderful!
Third picture-Standing Manjushri Statue at Chowar, Kirtipur, Nepal.
Height: 33ft (10m)
5 years ago
Third picture-Standing Manjushri Statue at Chowar, Kirtipur, Nepal. Height: 33ft (10m)
Second picture-Standing Manjushri Statue at Chowar, Kirtipur, Nepal.
Height: 33ft (10m)
5 years ago
Second picture-Standing Manjushri Statue at Chowar, Kirtipur, Nepal. Height: 33ft (10m)
First picture-Standing Manjushri Statue at Chowar, Kirtipur, Nepal.
Height: 33ft (10m)
5 years ago
First picture-Standing Manjushri Statue at Chowar, Kirtipur, Nepal. Height: 33ft (10m)
The first title published by Kechara Comics is Karuna Finds A Way. It tells the tale of high-school sweethearts Karuna and Adam who had what some would call the dream life. Everything was going great for them until one day when reality came knocking on their door. Caught in a surprise swindle, this loving family who never harmed anyone found themselves out of luck and down on their fortune. Determined to save her family, Karuna goes all out to find a solution. See what she does- https://bit.ly/2LSKuWo
5 years ago
The first title published by Kechara Comics is Karuna Finds A Way. It tells the tale of high-school sweethearts Karuna and Adam who had what some would call the dream life. Everything was going great for them until one day when reality came knocking on their door. Caught in a surprise swindle, this loving family who never harmed anyone found themselves out of luck and down on their fortune. Determined to save her family, Karuna goes all out to find a solution. See what she does- https://bit.ly/2LSKuWo
Very powerful story! Tibetan Resistance group Chushi Gangdruk reveals how Dalai Lama escaped in 1959- https://bit.ly/2S9VMGX
5 years ago
Very powerful story! Tibetan Resistance group Chushi Gangdruk reveals how Dalai Lama escaped in 1959- https://bit.ly/2S9VMGX
At Kechara Forest Retreat land we have nice fresh spinach growing free of chemicals and pesticides. Yes!
5 years ago
At Kechara Forest Retreat land we have nice fresh spinach growing free of chemicals and pesticides. Yes!
See beautiful pictures of Manjushri Guest House here- https://bit.ly/2WGo0ti
5 years ago
See beautiful pictures of Manjushri Guest House here- https://bit.ly/2WGo0ti
Beginner’s Introduction to Dorje Shugden~Very good overview https://bit.ly/2QQNfYv
5 years ago
Beginner’s Introduction to Dorje Shugden~Very good overview https://bit.ly/2QQNfYv
Fresh eggplants grown on Kechara Forest Retreat\'s land here in Malaysia
5 years ago
Fresh eggplants grown on Kechara Forest Retreat's land here in Malaysia
Most Venerable Uppalavanna – The Chief Female Disciple of Buddha Shakyamuni - She exhibited many supernatural abilities gained from meditation and proved to the world females and males are equal in spirituality- https://bit.ly/31d9Rat
5 years ago
Most Venerable Uppalavanna – The Chief Female Disciple of Buddha Shakyamuni - She exhibited many supernatural abilities gained from meditation and proved to the world females and males are equal in spirituality- https://bit.ly/31d9Rat
Thailand’s ‘Renegade’ Yet Powerful Buddhist Nuns~ https://bit.ly/2Z1C02m
5 years ago
Thailand’s ‘Renegade’ Yet Powerful Buddhist Nuns~ https://bit.ly/2Z1C02m
Mahapajapati Gotami – the first Buddhist nun ordained by Lord Buddha- https://bit.ly/2IjD8ru
5 years ago
Mahapajapati Gotami – the first Buddhist nun ordained by Lord Buddha- https://bit.ly/2IjD8ru
The Largest Buddha Shakyamuni in Russia | 俄罗斯最大的释迦牟尼佛画像- https://bit.ly/2Wpclni
5 years ago
The Largest Buddha Shakyamuni in Russia | 俄罗斯最大的释迦牟尼佛画像- https://bit.ly/2Wpclni
Sacred Vajra Yogini
5 years ago
Sacred Vajra Yogini
Dorje Shugden works & archives - a labour of commitment - https://bit.ly/30Tp2p8
5 years ago
Dorje Shugden works & archives - a labour of commitment - https://bit.ly/30Tp2p8
Mahapajapati Gotami, who was the first nun ordained by Lord Buddha.
5 years ago
Mahapajapati Gotami, who was the first nun ordained by Lord Buddha.
Mahapajapati Gotami, who was the first nun ordained by Lord Buddha. She was his step-mother and aunt. Buddha\'s mother had passed away at his birth so he was raised by Gotami.
5 years ago
Mahapajapati Gotami, who was the first nun ordained by Lord Buddha. She was his step-mother and aunt. Buddha's mother had passed away at his birth so he was raised by Gotami.
Another nun disciple of Lord Buddha\'s. She had achieved great spiritual abilities and high attainments. She would be a proper object of refuge. This image of the eminent bhikkhuni (nun) disciple of the Buddha, Uppalavanna Theri.
5 years ago
Another nun disciple of Lord Buddha's. She had achieved great spiritual abilities and high attainments. She would be a proper object of refuge. This image of the eminent bhikkhuni (nun) disciple of the Buddha, Uppalavanna Theri.
Wandering Ascetic Painting by Nirdesha Munasinghe
5 years ago
Wandering Ascetic Painting by Nirdesha Munasinghe
High Sri Lankan monks visit Kechara to bless our land, temple, Buddha and Dorje Shugden images. They were very kind-see pictures- https://bit.ly/2HQie2M
5 years ago
High Sri Lankan monks visit Kechara to bless our land, temple, Buddha and Dorje Shugden images. They were very kind-see pictures- https://bit.ly/2HQie2M
This is pretty amazing!

First Sri Lankan Buddhist temple opened in Dubai!!!
5 years ago
This is pretty amazing! First Sri Lankan Buddhist temple opened in Dubai!!!
My Dharma boy (left) and Oser girl loves to laze around on the veranda in the mornings. They enjoy all the trees, grass and relaxing under the hot sun. Sunbathing is a favorite daily activity. I care about these two doggies of mine very much and I enjoy seeing them happy. They are with me always. Tsem Rinpoche

Always be kind to animals and eat vegetarian- https://bit.ly/2Psp8h2
5 years ago
My Dharma boy (left) and Oser girl loves to laze around on the veranda in the mornings. They enjoy all the trees, grass and relaxing under the hot sun. Sunbathing is a favorite daily activity. I care about these two doggies of mine very much and I enjoy seeing them happy. They are with me always. Tsem Rinpoche Always be kind to animals and eat vegetarian- https://bit.ly/2Psp8h2
After you left me Mumu, I was alone. I have no family or kin. You were my family. I can\'t stop thinking of you and I can\'t forget you. My bond and connection with you is so strong. I wish you were by my side. Tsem Rinpoche
5 years ago
After you left me Mumu, I was alone. I have no family or kin. You were my family. I can't stop thinking of you and I can't forget you. My bond and connection with you is so strong. I wish you were by my side. Tsem Rinpoche
This story is a life-changer. Learn about the incredible Forest Man of India | 印度“森林之子”- https://bit.ly/2Eh4vRS
6 years ago
This story is a life-changer. Learn about the incredible Forest Man of India | 印度“森林之子”- https://bit.ly/2Eh4vRS
Part 2-Beautiful billboard in Malaysia of a powerful Tibetan hero whose life serves as a great inspiration- https://bit.ly/2UltNE4
6 years ago
Part 2-Beautiful billboard in Malaysia of a powerful Tibetan hero whose life serves as a great inspiration- https://bit.ly/2UltNE4
Part 1-Beautiful billboard in Malaysia of a powerful Tibetan hero whose life serves as a great inspiration- https://bit.ly/2UltNE4
6 years ago
Part 1-Beautiful billboard in Malaysia of a powerful Tibetan hero whose life serves as a great inspiration- https://bit.ly/2UltNE4
The great Protector Manjushri Dorje Shugden depicted in the beautiful Mongolian style. To download a high resolution file: https://bit.ly/2Nt3FHz
6 years ago
The great Protector Manjushri Dorje Shugden depicted in the beautiful Mongolian style. To download a high resolution file: https://bit.ly/2Nt3FHz
The Mystical land of Shambhala is finally ready for everyone to feast their eyes and be blessed. A beautiful post with information, art work, history, spirituality and a beautiful book composed by His Holiness the 6th Panchen Rinpoche. ~ https://bit.ly/309MHBi
6 years ago
The Mystical land of Shambhala is finally ready for everyone to feast their eyes and be blessed. A beautiful post with information, art work, history, spirituality and a beautiful book composed by His Holiness the 6th Panchen Rinpoche. ~ https://bit.ly/309MHBi
Beautiful pictures of the huge Buddha in Longkou Nanshan- https://bit.ly/2LsBxVb
6 years ago
Beautiful pictures of the huge Buddha in Longkou Nanshan- https://bit.ly/2LsBxVb
The reason-Very interesting thought- https://bit.ly/2V7VT5r
6 years ago
The reason-Very interesting thought- https://bit.ly/2V7VT5r
NEW Bigfoot cafe in Malaysia! Food is delicious!- https://bit.ly/2VxdGau
6 years ago
NEW Bigfoot cafe in Malaysia! Food is delicious!- https://bit.ly/2VxdGau
DON\'T MISS THIS!~How brave Bonnie survived by living with a herd of deer~ https://bit.ly/2Lre2eY
6 years ago
DON'T MISS THIS!~How brave Bonnie survived by living with a herd of deer~ https://bit.ly/2Lre2eY
Global Superpower China Will Cut Meat Consumption by 50%! Very interesting, find out more- https://bit.ly/2V1sJFh
6 years ago
Global Superpower China Will Cut Meat Consumption by 50%! Very interesting, find out more- https://bit.ly/2V1sJFh
You can download this beautiful Egyptian style Dorje Shugden Free- https://bit.ly/2Nt3FHz
6 years ago
You can download this beautiful Egyptian style Dorje Shugden Free- https://bit.ly/2Nt3FHz
Beautiful high file for print of Lord Manjushri. May you be blessed- https://bit.ly/2V8mwZe
6 years ago
Beautiful high file for print of Lord Manjushri. May you be blessed- https://bit.ly/2V8mwZe
Mongolian (Oymiakon) Shaman in Siberia, Russia. That is his real outfit he wears. Very unique. TR
6 years ago
Mongolian (Oymiakon) Shaman in Siberia, Russia. That is his real outfit he wears. Very unique. TR
Find one of the most beautiful temples in the world in Nara, Japan. It is the 1,267 year old Todai-ji temple that houses a 15 meter Buddha Vairocana statue who is a cosmic and timeless Buddha. Emperor Shomu who sponsored this beautiful temple eventually abdicated and ordained as a Buddhist monk. Very interesting history and story. One of the places everyone should visit- https://bit.ly/2VgsHhK
6 years ago
Find one of the most beautiful temples in the world in Nara, Japan. It is the 1,267 year old Todai-ji temple that houses a 15 meter Buddha Vairocana statue who is a cosmic and timeless Buddha. Emperor Shomu who sponsored this beautiful temple eventually abdicated and ordained as a Buddhist monk. Very interesting history and story. One of the places everyone should visit- https://bit.ly/2VgsHhK
Manjusri Kumara (bodhisattva of wisdom), India, Pala dynesty, 9th century, stone, Honolulu Academy of Arts
6 years ago
Manjusri Kumara (bodhisattva of wisdom), India, Pala dynesty, 9th century, stone, Honolulu Academy of Arts
Click on "View All Photos" above to view more images

Videos On The Go

Please click on the images to watch video
  • Pig puts his toys away
    5 years ago
    Pig puts his toys away
    Animals are so intelligent. They can feel happiness, joy, pain, sorrow, just like humans. Always show kindness to them. Always show kindness to everyone.
  • Always be kind to animals-They deserve to live just like us.
    5 years ago
    Always be kind to animals-They deserve to live just like us.
    Whales and dolphins playing with each other in the Pacific sea. Nature is truly incredible!
  • Bodha stupa July 2019-
    5 years ago
    Bodha stupa July 2019-
    Rainy period
  • Cute Tara girl having a snack. She is one of Kechara Forest Retreat’s resident doggies.
    5 years ago
    Cute Tara girl having a snack. She is one of Kechara Forest Retreat’s resident doggies.
  • Your Next Meal!
    5 years ago
    Your Next Meal!
    Yummy? Tasty? Behind the scenes of the meat on your plates. Meat is a killing industry.
  • This is Daw
    5 years ago
    This is Daw
    This is what they do to get meat on tables, and to produce belts and jackets. Think twice before your next purchase.
  • Don’t Take My Mummy Away!
    5 years ago
    Don’t Take My Mummy Away!
    Look at the poor baby chasing after the mother. Why do we do that to them? It's time to seriously think about our choices in life and how they affect others. Be kind. Don't break up families.
  • They do this every day!
    5 years ago
    They do this every day!
    This is how they are being treated every day of their lives. Please do something to stop the brutality. Listen to their cries for help!
  • What happened at Fair Oaks Farm?
    5 years ago
    What happened at Fair Oaks Farm?
    The largest undercover dairy investigation of all time. See what they found out at Fair Oaks Farm.
  • She’s going to spend her whole life here without being able to move correctly. Like a machine. They are the slaves of the people and are viewed as a product. It’s immoral. Billions of terrestrial animals die annually. Billions. You can’t even imagine it. And all that because people don’t want to give up meat, even though there are so many alternatives. ~ Gabriel Azimov
    5 years ago
    She’s going to spend her whole life here without being able to move correctly. Like a machine. They are the slaves of the people and are viewed as a product. It’s immoral. Billions of terrestrial animals die annually. Billions. You can’t even imagine it. And all that because people don’t want to give up meat, even though there are so many alternatives. ~ Gabriel Azimov
  • Our Malaysian Prime Minister Dr. Mahathir speaks so well, logically and regarding our country’s collaboration with China for growth. It is refreshing to listen to Dr. Mahathir’s thoughts. He said our country can look to China for many more things such as technology and so on. Tsem Rinpoche
    6 years ago
    Our Malaysian Prime Minister Dr. Mahathir speaks so well, logically and regarding our country’s collaboration with China for growth. It is refreshing to listen to Dr. Mahathir’s thoughts. He said our country can look to China for many more things such as technology and so on. Tsem Rinpoche
  • This is the first time His Holiness Dalai Lama mentions he had some very serious illness. Very worrying. This video is captured April 2019.
    6 years ago
    This is the first time His Holiness Dalai Lama mentions he had some very serious illness. Very worrying. This video is captured April 2019.
  • Beautiful Monastery in Hong Kong
    6 years ago
    Beautiful Monastery in Hong Kong
  • This dog thanks his hero in such a touching way. Tsem Rinpoche
    6 years ago
    This dog thanks his hero in such a touching way. Tsem Rinpoche
  • Join Tsem Rinpoche in prayer for H.H. Dalai Lama’s long life~ https://www.youtube.com/watch?v=gYy7JcveikU&feature=youtu.be
    6 years ago
    Join Tsem Rinpoche in prayer for H.H. Dalai Lama’s long life~ https://www.youtube.com/watch?v=gYy7JcveikU&feature=youtu.be
  • These people going on pilgrimage to a holy mountain and prostrating out of devotion and for pilgrimage in Tibet. Such determination for spiritual practice. Tsem Rinpoche
    6 years ago
    These people going on pilgrimage to a holy mountain and prostrating out of devotion and for pilgrimage in Tibet. Such determination for spiritual practice. Tsem Rinpoche
  • Beautiful new casing in Kechara for Vajra Yogini. Tsem Rinpoche
    6 years ago
    Beautiful new casing in Kechara for Vajra Yogini. Tsem Rinpoche
  • Get ready to laugh real hard. This is Kechara’s version of “Whatever Happened to Baby Jane!” We have some real talents in this video clip.
    6 years ago
    Get ready to laugh real hard. This is Kechara’s version of “Whatever Happened to Baby Jane!” We have some real talents in this video clip.
  • Recitation of Dorje Dermo‘s mantra or the Dharani of Glorious Vajra Claws. This powerful mantra is meant to destroy all obstacles that come in our way. Beneficial to play this mantra in our environments.
    6 years ago
    Recitation of Dorje Dermo‘s mantra or the Dharani of Glorious Vajra Claws. This powerful mantra is meant to destroy all obstacles that come in our way. Beneficial to play this mantra in our environments.
  • Beautiful
    6 years ago
    Beautiful
    Beautiful sacred Severed Head Vajra Yogini from Tsem Rinpoche's personal shrine.
  • My little monster cute babies Dharma and Oser. Take a look and get a cute attack for the day! Tsem Rinpoche
    6 years ago
    My little monster cute babies Dharma and Oser. Take a look and get a cute attack for the day! Tsem Rinpoche
  • Plse watch this short video and see how all sentient beings are capable of tenderness and love. We should never hurt animals nor should we eat them. Tsem Rinpoche
    6 years ago
    Plse watch this short video and see how all sentient beings are capable of tenderness and love. We should never hurt animals nor should we eat them. Tsem Rinpoche
  • Cruelty of some people have no limits and it’s heartbreaking. Being kind cost nothing. Tsem Rinpoche
    6 years ago
    Cruelty of some people have no limits and it’s heartbreaking. Being kind cost nothing. Tsem Rinpoche
  • SUPER ADORABLE and must see
    6 years ago
    SUPER ADORABLE and must see
    Tsem Rinpoche's dog Oser girl enjoying her snack in her play pen.
  • Cute!
    6 years ago
    Cute!
    Oser girl loves the balcony so much. - https://www.youtube.com/watch?v=RTcoWpKJm2c
  • Uncle Wong
    6 years ago
    Uncle Wong
    We were told by Uncle Wong he is very faithful toward Dorje Shugden. Dorje Shugden has extended help to him on several occasions and now Uncle Wong comes daily to make incense offerings to Dorje Shugden. He is grateful towards the help he was given.
  • Tsem Rinpoche’s Schnauzer Dharma boy fights Robot sphere from Arkonide!
    6 years ago
    Tsem Rinpoche’s Schnauzer Dharma boy fights Robot sphere from Arkonide!
  • Cute baby owl found and rescued
    6 years ago
    Cute baby owl found and rescued
    We rescued a lost baby owl in Kechara Forest Retreat.
  • Nice cups from Kechara!!
    6 years ago
    Nice cups from Kechara!!
    Dorje Shugden people's lives matter!
  • Enjoy a peaceful morning at Kechara Forest Retreat
    6 years ago
    Enjoy a peaceful morning at Kechara Forest Retreat
    Chirping birds and other forest animals create a joyful melody at the Vajrayogini stupa in Kechara Forest Retreat (Bentong, Malaysia).
  • This topic is so hot in many circles right now.
    7 years ago
    This topic is so hot in many circles right now.
    This video is thought-provoking and very interesting. Watch! Thanks so much to our friends at LIVEKINDLY.
  • Chiropractic CHANGES LIFE for teenager with acute PAIN & DEAD LEG.
    7 years ago
    Chiropractic CHANGES LIFE for teenager with acute PAIN & DEAD LEG.
  • BEAUTIFUL PLACE IN NEW YORK STATE-AMAZING.
    7 years ago
    BEAUTIFUL PLACE IN NEW YORK STATE-AMAZING.
  • Leonardo DiCaprio takes on the meat Industry with real action.
    7 years ago
    Leonardo DiCaprio takes on the meat Industry with real action.
  • Do psychic mediums have messages from beyond?
    7 years ago
    Do psychic mediums have messages from beyond?
  • Lovely gift for my 52nd Birthday. Tsem Rinpoche
    7 years ago
    Lovely gift for my 52nd Birthday. Tsem Rinpoche
  • This 59-year-old chimpanzee was refusing food and ready to die until...
    7 years ago
    This 59-year-old chimpanzee was refusing food and ready to die until...
    she received “one last visit from an old friend” 💔💔
  • Bigfoot sighted again and made it to the news.
    7 years ago
    Bigfoot sighted again and made it to the news.
  • Casper is such a cute and adorable. I like him.
    7 years ago
    Casper is such a cute and adorable. I like him.
  • Dorje Shugden Monastery Amarbayasgalant  Mongolia's Ancient Hidden Gem
    7 years ago
    Dorje Shugden Monastery Amarbayasgalant Mongolia's Ancient Hidden Gem
  • Don't you love Hamburgers? See how 'delicious' it is here!
    7 years ago
    Don't you love Hamburgers? See how 'delicious' it is here!
  • Such a beautiful and powerful message from a person who knows the meaning of life. Tsem Rinpoche
    7 years ago
    Such a beautiful and powerful message from a person who knows the meaning of life. Tsem Rinpoche
  • What the meat industry figured out is that you don't need healthy animals to make a profit.
    7 years ago
    What the meat industry figured out is that you don't need healthy animals to make a profit.
    Sick animals are more profitable... farms calculate how close to death they can keep animals without killing them. That's the business model. How quickly they can be made to grow, how tightly they can be packed, how much or how little can they eat, how sick they can get without dying... We live in a world in which it's conventional to treat an animal like a block of wood. ~ Jonathan Safran Foer
  • This video went viral and it's a must watch!!
    7 years ago
    This video went viral and it's a must watch!!
  • SEE HOW THIS ANIMAL SERIAL KILLER HAS NO ISSUE BLUDGEONING THIS DEFENSELESS BEING.
    7 years ago
    SEE HOW THIS ANIMAL SERIAL KILLER HAS NO ISSUE BLUDGEONING THIS DEFENSELESS BEING.
    This happens daily in slaughterhouse so you can get your pork and Bak ku teh. Stop eating meat.

ASK A PASTOR


Ask the Pastors

A section for you to clarify your Dharma questions with Kechara’s esteemed pastors.

Just post your name and your question below and one of our pastors will provide you with an answer.

Scroll down and click on "View All Questions" to view archived questions.

View All Questions

CHAT PICTURES

Thank you for your Order!52393739852742
4 days ago
Thank you for your Order!52393739852742
Look at how attentive of the members during Dharma talk. It is through hearing, contemplation and practicing Dharma, one is able to eradicate delusions and march towards liberation. 28/9/2024 Kechara Penang Study Group by Jacinta
4 weeks ago
Look at how attentive of the members during Dharma talk. It is through hearing, contemplation and practicing Dharma, one is able to eradicate delusions and march towards liberation. 28/9/2024 Kechara Penang Study Group by Jacinta
Pastor  did dharma sharing on KFR retreat puja, purification after retreat and karma. Kechara Penang weekly puja. Pic taken by Siew Hong.
4 weeks ago
Pastor  did dharma sharing on KFR retreat puja, purification after retreat and karma. Kechara Penang weekly puja. Pic taken by Siew Hong.
Under the guidance from Pastor Seng Piow, Kechara Penang Study Group members completed our weekly Dorje Shugden Puja. 28th September 2024 by Jacinta.
4 weeks ago
Under the guidance from Pastor Seng Piow, Kechara Penang Study Group members completed our weekly Dorje Shugden Puja. 28th September 2024 by Jacinta.
Sponsors' packages nicely decorated nd offered up on behalf. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
4 weeks ago
Sponsors' packages nicely decorated nd offered up on behalf. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
Completed Dorje Shugden puja cum recitation of Namasangiti on 14th September 2024. Kechara Penang Study Group, uploaded by Jacinta.
4 weeks ago
Completed Dorje Shugden puja cum recitation of Namasangiti on 14th September 2024. Kechara Penang Study Group, uploaded by Jacinta.
Known as Merdeka Day (31st Aug 2024), our Kechara Penang members celebrated this day with Dorje Shugden and his entourage by doing a DS puja together with recitation of Namasangiti. Uploaded by Jacinta.
1 month ago
Known as Merdeka Day (31st Aug 2024), our Kechara Penang members celebrated this day with Dorje Shugden and his entourage by doing a DS puja together with recitation of Namasangiti. Uploaded by Jacinta.
24th Aug 2024, Kechara Penang Study Group members have completed weekly puja. A variety of kuihs and fruits were offered up on behalf of sponsors. By Jacinta
1 month ago
24th Aug 2024, Kechara Penang Study Group members have completed weekly puja. A variety of kuihs and fruits were offered up on behalf of sponsors. By Jacinta
At the point of the passing, the only thing that will help us and our loved ones is the Dharma. Hence, try to chant mantra, do pujas, giving alms and etc during this period. Bereavement puja by Kechara Penang Study Group by Jacinta.
3 months ago
At the point of the passing, the only thing that will help us and our loved ones is the Dharma. Hence, try to chant mantra, do pujas, giving alms and etc during this period. Bereavement puja by Kechara Penang Study Group by Jacinta.
Bereavement puja by Kechara Penang Study Group. May the deceased has good rebirth and the family members find solace in the Three Jewels. Thanks to Rinpoche for He always taught us about practising compassion through action. By Jacinta
3 months ago
Bereavement puja by Kechara Penang Study Group. May the deceased has good rebirth and the family members find solace in the Three Jewels. Thanks to Rinpoche for He always taught us about practising compassion through action. By Jacinta
Thanks to Sharyn, the florist came and arranged on the spot! What a lovely and colourful bunch flowers attractively arranged to Buddha as offerings. 2nd Penang DS retreat of the year (2024), uploaded by Jacinta.
3 months ago
Thanks to Sharyn, the florist came and arranged on the spot! What a lovely and colourful bunch flowers attractively arranged to Buddha as offerings. 2nd Penang DS retreat of the year (2024), uploaded by Jacinta.
As usual, a retreat will not be complete without nice tormas. Pastor Patsy and our dear Penang members ~ Swee Bee, Tang, Jasmine and Siew Hong came together as a perfect and united team in completing it. Penang DS Retreat 17-18th Aug 2024 by Jacinta.
3 months ago
As usual, a retreat will not be complete without nice tormas. Pastor Patsy and our dear Penang members ~ Swee Bee, Tang, Jasmine and Siew Hong came together as a perfect and united team in completing it. Penang DS Retreat 17-18th Aug 2024 by Jacinta.
A picture that says all. Thanks to Pastor Seng Piow, 12 retreatants and 51sponsors that make this event a successful one. See you all in our next retreat. Kam Siah. A simple yet full of gratitude note by Choong, uploaded by Jacinta.
3 months ago
A picture that says all. Thanks to Pastor Seng Piow, 12 retreatants and 51sponsors that make this event a successful one. See you all in our next retreat. Kam Siah. A simple yet full of gratitude note by Choong, uploaded by Jacinta.
Offerings being set up, getting ready to start the first day of Kechara Penang Group's retreat. By Jacinta
3 months ago
Offerings being set up, getting ready to start the first day of Kechara Penang Group's retreat. By Jacinta
As H. E. The 25th Tsem Tulku Rinpoche had mentioned a retreat is time taken away from our ordinary, daily, mundane activities specifically to focus on deeper meditation, deeper meditational practices to gain some benefits.  Kechara Penang Study Group by Jacinta
3 months ago
As H. E. The 25th Tsem Tulku Rinpoche had mentioned a retreat is time taken away from our ordinary, daily, mundane activities specifically to focus on deeper meditation, deeper meditational practices to gain some benefits. Kechara Penang Study Group by Jacinta
Retreat started for the second half of the year, 17th Aug 2024. We have new participants and those regulars. Thanks to Pastor Seng Piow and Choong for organising it. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
3 months ago
Retreat started for the second half of the year, 17th Aug 2024. We have new participants and those regulars. Thanks to Pastor Seng Piow and Choong for organising it. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
10th Aug 2024. Kechara Penang Study Group completed DS puja, led by Siew Hong. Uploaded by Jacinta.
3 months ago
10th Aug 2024. Kechara Penang Study Group completed DS puja, led by Siew Hong. Uploaded by Jacinta.
Thank you Pastor Seng Piow for the dharma sharing and leading today's puja 3rd August 2024. Pic by Siew Hong and uploaded by Jacinta.
3 months ago
Thank you Pastor Seng Piow for the dharma sharing and leading today's puja 3rd August 2024. Pic by Siew Hong and uploaded by Jacinta.
Puja sponsorships packages of RM100, RM 50 and RM30. Really appreciate the continuous support for our Penang DS Chapel. 28/7/2024 By Jacinta
3 months ago
Puja sponsorships packages of RM100, RM 50 and RM30. Really appreciate the continuous support for our Penang DS Chapel. 28/7/2024 By Jacinta
Completed weekly puja at Penang DS Chapel. 27th July 2024 by Jacinta.
3 months ago
Completed weekly puja at Penang DS Chapel. 27th July 2024 by Jacinta.
For those Penang members who were back in Penang, instead of having a weekend off, they chose to go to Penang DS centre and did a DS puja for the benefits of all beings. 20th July 2024, Saturday. By Jacinta
3 months ago
For those Penang members who were back in Penang, instead of having a weekend off, they chose to go to Penang DS centre and did a DS puja for the benefits of all beings. 20th July 2024, Saturday. By Jacinta
So proud of Penang Kecharians for attending initiations given by Venerable Chojila at Kechara Forest Retreat, Bentong on 20th - 21st July 2024. Against all odds, many of us made it there. (Not in the pic Mr. Teo and Sunny) By Jacinta.
3 months ago
So proud of Penang Kecharians for attending initiations given by Venerable Chojila at Kechara Forest Retreat, Bentong on 20th - 21st July 2024. Against all odds, many of us made it there. (Not in the pic Mr. Teo and Sunny) By Jacinta.
Wishing all sponsors' wishes be fulfilled and thanks for supporting our Kechara Penang Puja packages on 13/7/2024. By Jacinta
3 months ago
Wishing all sponsors' wishes be fulfilled and thanks for supporting our Kechara Penang Puja packages on 13/7/2024. By Jacinta
#throwback 13th July 2024, Kechara Penang Study Group completed DS puja. We have special guest that day, Paul, a long time senior Kecharian with his friends. By Jacinta
3 months ago
#throwback 13th July 2024, Kechara Penang Study Group completed DS puja. We have special guest that day, Paul, a long time senior Kecharian with his friends. By Jacinta
Beautiful offerings arranged by Choong. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
4 months ago
Beautiful offerings arranged by Choong. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
7/7/2024 Kechara Penang weekly puja completed. Kechara Penang Study Girup by Jacinta.
4 months ago
7/7/2024 Kechara Penang weekly puja completed. Kechara Penang Study Girup by Jacinta.
This week's puja offerings sponsored by a few people and we hope their wishes be fulfilled. Pic taken by Choong and uploaded by Jacinta.
5 months ago
This week's puja offerings sponsored by a few people and we hope their wishes be fulfilled. Pic taken by Choong and uploaded by Jacinta.
29th June 2024. Kechara Penang Study Group completed weekly Dorje Shugden cum Manjushri Namasangiti. Pic taken by Choong and uploaded by Jacinta
5 months ago
29th June 2024. Kechara Penang Study Group completed weekly Dorje Shugden cum Manjushri Namasangiti. Pic taken by Choong and uploaded by Jacinta
Need a dose of spiritual nourishment or perhaps any spiritual protection? Do take up our Kechara Penang food/candles offering packages. Do not hesitate to contact our member Choong for more info. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
5 months ago
Need a dose of spiritual nourishment or perhaps any spiritual protection? Do take up our Kechara Penang food/candles offering packages. Do not hesitate to contact our member Choong for more info. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
Different food offerings offered on Penang Kechara Chapel's altar behalf of the sponsors. May sponsors' wishes be fulfilled. Great effort from Choong Soon Heng, one of our Kechara Penang dedicated members who thought of this way for people to generate merits while clearing obstacles. Uploaded by Jacinta.
5 months ago
Different food offerings offered on Penang Kechara Chapel's altar behalf of the sponsors. May sponsors' wishes be fulfilled. Great effort from Choong Soon Heng, one of our Kechara Penang dedicated members who thought of this way for people to generate merits while clearing obstacles. Uploaded by Jacinta.
These are some of the offerings offered on behalf of our sponsors. We have different offerings packages which one can choose from or just simply sponsor our weekly puja in dedication to our loved ones. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
5 months ago
These are some of the offerings offered on behalf of our sponsors. We have different offerings packages which one can choose from or just simply sponsor our weekly puja in dedication to our loved ones. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
We hope you enjoyed our pictures, as much as we enjoyed our Wesak Day together in Penang. Let us carry the energy and enthusiasm we experienced so far and inspires many more. Happy Wesak Day! 22/5/2024 KPSG by Jacinta
6 months ago
We hope you enjoyed our pictures, as much as we enjoyed our Wesak Day together in Penang. Let us carry the energy and enthusiasm we experienced so far and inspires many more. Happy Wesak Day! 22/5/2024 KPSG by Jacinta
Puja offering packages. Thanks to those who sponsored the puja. May all your wishes be fulfilled. KPSG by Jacinta
6 months ago
Puja offering packages. Thanks to those who sponsored the puja. May all your wishes be fulfilled. KPSG by Jacinta
Colourful altar with plenty of offerings. We had DS puja with Praise to Buddha Shakyamuni as we celebrate this special day of Buddha's Birth, Enlightenment and Parinirvana. KPSG by Jacinta
6 months ago
Colourful altar with plenty of offerings. We had DS puja with Praise to Buddha Shakyamuni as we celebrate this special day of Buddha's Birth, Enlightenment and Parinirvana. KPSG by Jacinta
Some of the activities done during the Wesak Day Celebration in Penang. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
6 months ago
Some of the activities done during the Wesak Day Celebration in Penang. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
Wesak Day Celebration in Penang!Buddha's Bathing Ritual. 22/5/2024 Kechara Penang Study Group by Jacinta.
6 months ago
Wesak Day Celebration in Penang!Buddha's Bathing Ritual. 22/5/2024 Kechara Penang Study Group by Jacinta.
11/5/2024 Saturday @3pm. After puja, all members helped out clearing the offerings and we shared out the blessed food offerings with our families, friends and even animals. Kechara Penang Study Group by Jacinta
6 months ago
11/5/2024 Saturday @3pm. After puja, all members helped out clearing the offerings and we shared out the blessed food offerings with our families, friends and even animals. Kechara Penang Study Group by Jacinta
11/5/2024 Saturday @3pm. Activities during puja. Members chanting Dorje Shugden mantras. We've completed Dorje Shugden puja cum Namasangiti. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
6 months ago
11/5/2024 Saturday @3pm. Activities during puja. Members chanting Dorje Shugden mantras. We've completed Dorje Shugden puja cum Namasangiti. Kechara Penang Study Group by Jacinta.
11/5/2024, Saturday @3pm. Activities : Offerings of khata to Rinpoche, garland of flowers to Dorje Shugden and a new Tibetan butterlamp being offered on the altar. Kechara Penang Study Group by Jacinta
6 months ago
11/5/2024, Saturday @3pm. Activities : Offerings of khata to Rinpoche, garland of flowers to Dorje Shugden and a new Tibetan butterlamp being offered on the altar. Kechara Penang Study Group by Jacinta
Today we have an inaugural cancer free diet talk and info sharing by Mr. Ooi. Mr. Ooi is a Penangite and like any other man, he has a family to provide for. From colon cancer stage 4,he is now known as a cancer-free man. Learn more about his story and his acquaintance with Dorje Shugden here https://youtu.be/x7i-yXJBUwM?si=A-5O0udxjg52iS58
7 months ago
Today we have an inaugural cancer free diet talk and info sharing by Mr. Ooi. Mr. Ooi is a Penangite and like any other man, he has a family to provide for. From colon cancer stage 4,he is now known as a cancer-free man. Learn more about his story and his acquaintance with Dorje Shugden here https://youtu.be/x7i-yXJBUwM?si=A-5O0udxjg52iS58
The Promise
  These books will change your life
  Support Blog Team
Lamps For Life
  Robe Offerings
  Vajrayogini Stupa Fund
  Dana Offerings
  Soup Kitchen Project
 
Zong Rinpoche

Archives

YOUR FEEDBACK

Live Visitors Counter
Page Views By Country
United States 6,806,876
Malaysia 5,107,356
India 2,646,036
Singapore 976,006
United Kingdom 957,006
Bhutan 954,266
Nepal 949,864
Canada 832,752
Australia 658,575
Philippines 565,906
Indonesia 480,405
Germany 387,887
France 322,428
Brazil 266,843
Vietnam 244,244
Thailand 227,298
Taiwan 215,485
Italy 186,314
Spain 169,033
Netherlands 166,713
Mongolia 153,289
South Africa 143,640
Portugal 141,490
Türkiye 136,852
Sri Lanka 135,036
Hong Kong 131,373
Japan 128,602
United Arab Emirates 124,576
Russia 120,721
China 113,534
Romania 108,962
Mexico 102,857
New Zealand 97,130
Switzerland 95,124
Myanmar (Burma) 91,513
Pakistan 84,093
Sweden 82,889
South Korea 79,786
Cambodia 72,029
Poland 5,398
Total Pageviews: 27,206,613

Login

Dorje Shugden
Click to watch my talk about Dorje Shugden....