Pertikaian Dalam Diri Adalah Pertanda Baik (Bahasa Indonesia)
Kepada sahabat di seluruh dunia,
Saya menemukan kutipan kalimat yang sarat makna dan memutuskan untuk memberikan penjelasan singkat. Saya ingin membawa kejernihan dalam pikiran kita setiap hari dan pada saat sangat dibutuhkan. Kita semua memiliki kebingungan atau menggunakan kebingungan ini sebagai alasan untuk menghindari sesuatu yang sangat baik untuk kita, sehingga seringkali menyebabkan kita jatuh dalam berton-ton penyesalan di kemudian hari. Jangan sampai hal ini terjadi. Dengarkan video ini dan lihat sudut pandang yang berbeda.
Saya mengharapkan yang terbaik untuk anda!
Tsem Rinpoche
Kebanyakan orang merasa nyaman dalam samsara. Mereka tidak memiliki aspirasi tulus untuk keluar dari samsara; mereka hanya ingin samsara menjadi sedikit lebih baik.
Motivasi yang mendasari untuk keluar dari samsara sangatlah langka, bahkan bagi mereka yang mengunjungi wihara.
Banyak orang yang belajar meditasi dan lainnya, tetapi motivasi yang mendasari adalah untuk membuat mereka merasa lebih baik.
Dan bila mereka merasa tidak enak, bukannya menyadari bahwa ini adalah sebuah pertanda baik, mereka pikir ada yang salah dengan Dharma.
Kita selalu mencari cara membuat diri kita nyaman dalam rumah penjara. Kita mungkin berpikir bahwa bila dinding ruang sel kita dicat warna hijau muda yang cantik, dan digantungi beberapa lukisan, maka kita tidak berada di penjara lagi.
Pertikaian Dalam Diri Adalah Pertanda Baik
Or view the video on the server at:
https://video.tsemtulku.com/videos/4BattleIsGoodSign.mp4
KLIK UNTUK MEMBACA TRANSKRIP BAHASA INDONESIA
TRANSKRIP
Jadi ketika anda merasa tidak enak mengenai pekerjaan Dharma, menjadi sukarelawan atau menyumbangkan waktu untuk Dharma dan komitmen terhadap Dharma… Ketika anda merasa tidak enak, jangan berpikir Dharma membuat anda merasa tidak nyaman, sang guru membuatmu merasa bersalah, atau komunitas Dharma bersifat negatif. Ini adalah pertanda baik.
Ini adalah pertanda baik bahwa kebijaksanaan anda mulai bangkit dan pikiran anda semakin jernih. Bukannya melarikan diri, anda harus semakin mendedikasikan diri; lakukan lebih banyak Dharma, libatkan diri dalam Dharma yang lebih banyak, praktikkan lebih banyak Dharma, lakukan lebih banyak pekerjaan Dharma, ambillah lebih banyak tanggung jawab karena anda berada pada jalan yang benar. Karena ini adalah proses alami, proses yang tepat agar pikiran kita semakin baik.
Setiap hari, saya melakukan sedikit media sosial, untuk mengekspresikan pikiran, dan kalimat-kalimat, dan kesadaran, dan pengertian, dan hal lain yang saya baca mengenai Dharma. Saya menggunakan Twitter dan Facebook untuk memposting mengenai berbagai topik, dan juga menulis artikel di blog mengenai berbagai topik. Tetapi tentu saja, favorit dan semangat saya selalu tercurahkan pada Dharma.
Saya rasa semangat untuk melakukan Dharma berasal dari mengetahui bahwa kita terperangkap dalam Samsara, tidak ada kesenangan dalam Samsara, dan semua hal dalam Samsara mungkin dibuat terlihat indah, tetapi pada akhirnya akan membawa ketidakbahagiaan dan penderitaan.
Puncak yang kita rasakan dalam Samsara, puncak kebahagiaan atau apapun namanya, puncak kebahagiaan yang kita rasakan dalam Samsara datang dengan harga mahal yang harus kita bayar.
Dan pada akhirnya, puncak ini menjadi semakin berkurang dan habis ketika kita berusia lanjut karena apa yang kita alami ketika kita masih muda, tidak mungkin kita rasakan ketika kita sudah lanjut usia.
Hari ini, ketika saya sedang menelusuri dinding Facebook saya, saya menemukan pidato yang sarat makna, dalam, dan menggugah dari Jetsunma Tenzin Palmo.
Seperti yang kalian ketahui, Jetsunma adalah seorang biksuni yang tingkat praktiknya sangat tinggi dan telah melakukan retret meditasi di tempat terpencil selama lebih dari satu dasawarsa. Bila ingatan saya benar, 12 tahun. Kemudian beliau bekerja untuk memajukan kesempatan bagi wanita dalam Dharma, membangun biara khusus biksuni, dan pada saat yang sama menjelajahi dunia dan menyebarkan ajaran suci Sang Buddha.
Kutipan kalimat beliau benar-benar sarat makna, dan hanya mungkin berasal dari seseorang yang telah mencapai sesuatu dalam pikiran mereka, sebuah tingkat meditasi yang tidak bisa mengalami kemunduran. Mari saya bacakan dan kemudian saya akan memberikan penjelasan singkat untuk anda.
Kebanyakan orang merasa nyaman dalam Samsara. Mereka tidak memiliki aspirasi tulus untuk keluar dari Samsara; mereka hanya ingin Samsara menjadi sedikit lebih baik.
Motivasi yang mendasari untuk keluar dari Samsara sangatlah langka, bahkan bagi mereka yang mengunjungi wihara.
Banyak orang yang belajar meditasi dan lainnya, tetapi motivasi yang mendasari adalah untuk membuat mereka merasa lebih baik.
Dan bila mereka merasa tidak enak, bukannya menyadari bahwa ini adalah sebuah pertanda baik, mereka pikir ada yang salah dengan Dharma.
Kita selalu mencari cara membuat diri kita nyaman dalam rumah penjara. Kita mungkin berpikir bahwa bila dinding ruang sel kita dicat hijau muda yang cantik, dan digantungi beberapa lukisan, maka kita tidak berada di penjara lagi.
– Jetsunma Tenzin Palmo
Baris pertama kalimat beliau adalah kebanyakan orang merasa cukup nyaman dalam Samsara, mereka tidak benar-benar memiliki aspirasi untuk keluar dari Samsara, mereka hanya ingin Samsara menjadi sedikit lebih baik.
Jadi banyak orang yang sebenarnya hanya ingin situasi mereka menjadi lebih baik. Bagi beberapa orang, lebih banyak uang, rumah yang lebih besar, ruang yang lebih sejuk, lebih banyak pakaian, makanan yang lebih lezat, dan inilah aspirasi dari masyarakat pada umumnya. Mereka ingin merasa lebih nyaman.
Dan kalimat beliau yang kedua adalah motivasi yang mendasari manusia untuk keluar dari Samsara sangatlah langka, bahkan bagi mereka yang mengunjungi wihara. Dan ada orang yang berpikir bahwa, “Wow, Samsara benar-benar tempat yang sulit: tempat ini tidak ada akhir, dan merupakan siklus yang berkesinambungan, samsara berpromosi dan membangkitkan delusi. Samsara mempromosikan banyak penderitaan dan membangkitkan delusi yang membuat kita semakin tenggelam dalam penderitaan, dan saya menginginkan sesuatu yang lebih baik. Saya ingin mencari Dharma; saya ingin mencari seorang guru, dan mungkin saya ingin pergi ke wihara.” Pikiran seperti ini sangatlah langka, bahkan diantara mereka yang mengunjungi wihara.
Kebanyakan orang yang pergi ke wihara biasanya mencari solusi instan; ada yang ingin mencari cara lebih baik untuk mengatasi rasa bersalah, cara lebih baik untuk mencari kebahagiaan atau kekayaan; atau mereka mencari cara yang mudah untuk mengatasi masalah, atau mendapatkan situasi yang lebih baik, atau perbaikan dalam situasi mereka.
Jadi, ada berbagai alasan mengapa orang pergi ke wihara, tetapi bukannya untuk mendapatkan hasil dari praktik Dharma mereka. Hal ini sangatlah langka.
Seperti yang dikatakan Tenzin Palmo, banyak orang yang belajar meditasi dan lainnya, tetapi motivasi yang mendasari adalah agar mereka merasa lebih baik.
Orang melakukan puja, mantra, berdoa pada pelindung, mereka berdoa pada yidam, mereka melakukan retret khusus, mereka melakukan meditasi khusus, membaca buku, merenung, melatih nafas, tetapi jarang sekali yang menggunakan praktik dan metode Dharma untuk mendapatkan bentuk pikiran yang lebih tinggi, guna menaklukan Samsara dalam diri dan di sekitar mereka.
Tetapi motivasi yang mendasari, menurut Tenzin Palmo, adalah untuk merasa lebih baik. Mereka menginginkan perbaikan dalam hidup mereka.
Karena motivasi yang mendasari, dan “motivasi sebenarnya” dari melakukan pekerjaan Dharma bukan untuk mendapatkan kebebasan, atau membebaskan orang lain, atau mendapatkan tujuan tertinggi, yaitu pencerahan, praktik Dharma membuat mereka merasa tidak enak. Saya ulangi, membuat mereka merasa semakin tidak enak.
Bukannya menyadari bahwa ini adalah pertanda baik, mereka merasa ada yang salah dengan Dharma.
Jadi, ketika mereka belajar dari seorang guru, mereka mendapatkan pengertian lebih banyak dari sang guru, mereka mendapatkan lebih banyak pengetahuan dari membaca Dharma, mereka melihat murid-murid yang tingkatnya lebih tinggi, atau mereka merenung, mereka menyadari bahwa banyak hal yang salah dalam hidup mereka.
Mereka menyadari bahwa motivasi, cara berpikir, berlaku, dan bersikap, bukannya menciptakan kebahagiaan, kedamaian, dan keharmonisan, pertumbuhan, bangkitnya diri yang lebih baik, diri yang lebih tinggi, melainkan membuat delusi, menipu diri agar berpikir mereka tidak bahagia, mereka tidak nyaman.
Mengapa? Karena ini adalah kali pertama dalam hidup kita, ada orang yang mengatakan bahwa uang tidak membuat kita bahagia. barang-barang mahal tidak membuat kita bahagia.
Memiliki kapal pesiar, pacar cantik atau ganteng, nama, ketenaran, perhatian, usia muda, rambut indah, pakaian indah, liburan ke luar negeri, mobil besar, rumah besar, barang-barang bermerek, tidak membuat kita bahagia dan tidak seharusnya kita berfokus pada hal-hal ini.
Pada awal perjalanan spiritual, kita menerima dan mengetahui kebenaran dari hal ini. Dan pada dasarnya kita mengetahui dari mengamati lingkungan sekitar bahwa banyak orang yang memiliki hal-hal ini, tetapi mereka tidak bahagia. Mereka yang menginginkan hal-hal seperti ini juga tidak bahagia, dan kita mengetahuinya. Tetapi ini hanyalah pengertian intelektual semata.
Jadi ketika kita baru memulai Dharma, kita mengerti dan memiliki sudut pandang idealis bahwa, “Oh ya, saya mengerti bahwa materialisme tidak membuat saya bahagia, saya ingin mengeksplorasi diri, saya ingin mencari jati diri.”
Tetapi, semua ini adalah pengertian intelektual semata.
Tetapi ketika mereka dihadapkan pada pilihan Dharma dan materialisme; atau Dharma atau materialisme; praktik Dharma, bekerja untuk Dharma atau perjalanan ke luar negeri; sahabat Dharma atau pergi minum-minum dan berpesta; retret di tempat terpencil atau mencari dan mempertahankan kekasih; bekerja sukarela untuk Dharma atau bermalas-malasan di rumah. Ketika ditantang dan harus membuat keputusan antara Dharma dan Samsara – maka dilema itu datang.
Dilema terjadi karena mereka memiliki kebijaksanaan dan pengertian lebih. Mereka mengetahui apa yang benar.
Dan bukannya mereka tidak mengerti secara intelektual. Mereka mengerti secara intelektual, tetapi menolak menerapkannya.
Ketika mereka menolak menerapkannya, maka terjadilah konflik. Konflik apa? Konflik ini tidak berasal dari guru, atau dari Dharma, atau dari wihara, atau dari saudara/i Dharma. Konflik ini terjadi karena anda mengetahui apa yang harus dilakukan tetapi anda tidak menerapkannya. Dan ketika anda tidak menerapkannya, anda merasa tidak enak.
Dan ketika anda merasa tidak enak, anda berkata, “Dharma membuat saya merasa tidak enak; sang guru membuat saya merasa tidak enak; teman-teman membuat saya merasa tidak enak; wihara membuat saya merasa tidak enak; wihara itu tidak baik; wihara itu terlalu keras; wihara itu suka memaksa; Dharma itu sulit.”
Kita suka menyalahkan dan berkata Dharma membuat saya merasa tidak bahagia. Tetapi, bukan Dharma yang membuat saya tidak bahagia.
Ketika kita menderita kanker dan menjalani pengobatan. Ketika menjalani pengobatan, anda merasa sakit. Sangat sakit. Ketika anda menjalani pemeriksaan, anda merasa sakit. Ada banyak efek samping yang dirasakan. Ketika anda menjalani pengobatan kanker, anda menjalani banyak pemeriksaan, anda ditusuk, darahnya diambil, banyak obat yang harus diminum, disuntik, dan banyak perubahan dalam diet dan lingkungan.
Dan bila ketika sakit kita menyalahkan pengobatan kanker dan berhenti menjalaninya, maka kanker akan menguasai tubuh kita. Rasa sakit ini tidak berasal dari obat atau dokter, atau perawat, atau rumah sakit. Rasa sakit ini berasal dari kanker.
Apapun yang diberikan para dokter dan perawat dan rumah sakit, sebenarnya adalah proses untuk menghilangkan penyebab rasa sakit. Karena bila anda sehat, anda tidak perlu diperiksa, anda tidak perlu menjalani kemo, dan anda tidak perlu diobati, anda tidak perlu melakukan apa-apa. Kemoterapi sangat menyakitkan untuk beberapa orang dan banyak efek sampingnya. Tetapi, kita tidak bisa menyalahkan kemoterapi. Pertikaian ini disebabkan karena kita tahu apa yang harus dilakukan, tetapi kita tidak melakukannya. Dan hal ini membuat kita tidak enak hati.
Dan bila kita melarikan diri dari Dharma, menyalahkan Dharma, membenarkan bahwa Dharma itu tidak baik, wihara itu tidak baik, orang-orang Dharma tidak baik, guru-guru Dharma tidak baik, maka pembenarannya juga akan seperti itu.
Tentu saja, akan ada sekelompok kecil orang-orang yang setuju dengan anda. Tentu saja, akan ada sedikit orang yang akan mendukung anda dan berkata bahwa pendapat anda benar, dan untuk sementara waktu anda akan merasa baik-baik saja, puas hati dan merasa tenang karena anda memiliki pendukung yang memiliki perasaan sama. Tetapi, para pendukung ini berasal dari beberapa kategori.
Ada orang seperti anda yang tidak ingin menerapkan dan menghadapi kebenaran, atau mereka yang benar-benar tidak mengerti.
Jadi seperti contoh anda pergi ke sebuah negara dimana warganya mengidap AIDS. Dan ketika anda pergi ke negara yang warganya mengidap AIDS, sebuah negara berkembang, atau sebuah negara miskin, dan mereka tidak memiliki pengetahuan atau pengertian mengenai AIDS, dan mereka tidak mengenal AIDS, bagaimana cara penyebarannya, dan bagaimana pengobatannya, dan bahwa AIDS itu berbahaya, dan bagaimana penyakit ini bisa mempengaruhi dan merusak keluarga dan sahabat dan orang-orang yang berhubungan dengan anda.
Dan anda pergi ke negara ini dan anda melakukan hubungan badan tanpa perlindungan, dan anda terus melakukan hal ini dan menikmatinya, dan melakukannya dengan banyak orang, dan anda menulis di media sosial, “Hey, saya bertemu dengan seorang gadis cantik, saya bertemu dengan wanita itu, saya bertemu dengan pria ini, saya bertemu dengan pria itu, dan kami memiliki waktu menyenangkan, dan besok saya akan bertemu orang lain, dan orang lain lagi”.
Dan tentu saja, akan ada sekelompok orang di media sosial yang mendukung anda dan berkata, “Hey, luar biasa! Mari lakukan hubungan badan tanpa memilih dan tanpa perlindungan!” Mengapa? Karena mereka tidak mengerti bahaya AIDS, mereka tidak pernah mendengar mengenai hal ini. Mereka tidak mengetahui hal ini. Mereka tidak mengerti mengenai hal ini. Mereka melihat gejala-gejala penyakit, mereka melihat orang-orang yang meninggal, tetapi mereka tidak tahu mengapa. Tentu saja mereka akan mendukung anda.
Dan akan ada sekelompok orang lain yang berpikir, “Oh, saya telah mengidap AIDS. Saya marah pada dunia. Semua salah dunia. Saya mengidap AIDS karena salah dunia. Ini salah mereka. Jadi saya tidak peduli, saya ingin bersenang-senang, saya akan berhubungan badan dengan siapapun yang saya suka dan tidak peduli apakah penyakit saya akan menular atau tidak, saya tidak peduli.” Jadi anda juga akan bertemu dengan orang-orang dari kategori kelompok ini yang mendukung anda dan berkata, “Yeah, bersetubuh tanpa memilih-milih sangatlah bagus.”
Tetapi bila anda bertemu dengan orang yang tahu bagaimana AIDS menular, dan mereka tahu penderitaan yang diakibatkan penyakit ini, dan mereka bekerja merawat penderita AIDS, atau mereka memiliki kerabat, sahabat, suami, pasangan, istri, atau anak yang menderita AIDS, dan mereka melihat penderitaan mereka, mereka akan berkata, “Jangan lakukan hal itu. Jangan memberikan penderitaan pada orang lain. Jangan berkopulasi tanpa perlindungan dengan orang lain karena anda akan membawa rasa sakit, anda akan memisahkan anggota keluarga, dan anda akan menyebabkan masalah, anda akan memiskinkan mereka.”
Dan anda sekarang tahu, anda tahu apa yang harus dilakukan. Anda tidak seharusnya berkopulasi tanpa perlindungan.
Dan kemudian terjadilah sebuah pertikaian. Akan ada sebuah pertikaian dalam diri anda, dan anda menyalahkan pendidikan AIDS. Anda menyalahkan orang-orang yang memberitahu anda mengenai AIDS, dan anda menyalahkan perawat, anda menyalahkan orang-orang yang memberikan anda informasi. Mereka membuat anda merasa tidak enak hati dan putus asa.
Dan ketika anda pergi berkeliling untuk bersetubuh tanpa perlindungan, mereka melaporkan anda kepada pihak berwenang, mereka memberitahu pemerintah, dan kemudian anda berkata mereka terlalu keras, mereka kejam.
Tetapi sebenarnya, mereka menghentikan anda menularkan penyakit yang bisa menyakiti keluarga lain baik dari segi keuangan, emosi, fisik dan menyebabkan kematian. Bahkan, mereka sangat pengasih karena mereka tidak hanya memikirkan satu orang saja, hanya anda, mereka memikirkan orang-orang disekitar anda.
Jadi, bila anda menggunakan media sosial atau anda ingin banyak pendukung yang berkata, “Hey, kopulasi tanpa pilih-pilih sangat bagus.” maka anda akan merasakan akibatnya dari orang-orang yang tidak mengetahui apa-apa mengenai AIDS. Ini hanyalah contoh.
Anda akan mendapatkan penyakit ini dari orang-orang yang menderita AIDS tetapi tidak peduli lagi karena mereka marah kepada dunia, dan mereka ingin membalas dendam, dan mereka tidak peduli tentang penyakit yang mereka tularkan. Bahkan mereka ingin menularkannya agar orang lain juga menderita seperti mereka.
Tetapi dari orang-orang yang mengetahui mengenai penderitaan yang disebabkan penyakit ini, yang telah mengalaminya, mereka peduli, dan mereka tidak ingin orang lain merasakan hal yang sama dan akan menasihati, “Jangan lakukan hal ini.” mereka bahkan mungkin melaporkan anda ke pihak berwenang dan berkata, “jangan lakukan hal ini”.
Dan bila anda mengatakan mereka kejam dan keras, itu adalah pandangan anda yang salah.
Seperti analogi ini, di sebuah wihara, ketika guru dan saudara/i sedharma menjelaskan kepada anda mengenai keburukan Samsara, masalah yang disebabkan amarah, keegoisan, kemalasan, serakah, mencuri, dan berbohong dan anda tertangkap melakukan hal ini, dan anda terus melakukannya, dan mereka menasihati anda baik-baik, mereka menasihati anda baik-baik lagi, dan lagi, dan lagi, dan mereka menentang anda, dan mereka menjelaskan kepada anda, dan bahkan mereka mencoba menghentikan anda dari melakukan hal ini. Ini bukanlah mau mengendalikan.
Ini bukan hal negatif. Bukannya mereka jahat, atau keras, atau menyulitkan. Mereka melakukan ini karena rasa peduli, dan bila anda mengatakan mereka, wihara, guru atau institusi Dharma itu tidak baik, anda menolak tanggung jawab.
Jadi bila anda merasa bersalah, dan anda mengalami konflik dalam diri, maka pertikaian dalam diri anda bukanlah pertanda buruk.
Inilah yang dikatakan Tenzin Palmo. Pertikaian ini bukan pertanda buruk. Mengapa?
Karena anda mengalami pertikaian antara sesuatu yang baik yang tidak biasa anda lakukan dan sesuatu yang telah anda lakukan ribuan kali dan tidak membawa anda kemana-mana, yang memberikan sedikit rasa senang tetapi pada akhirnya membuat anda tidak bahagia. Jadi anda mengalami pertikaian ini.
Dengan anda merasakan pertikaian ini berarti anda memiliki pengetahuan lebih, perenungan dan meditasi yang anda lakukan memberikan hasil, atau pandangan dan pengetahuan anda bertambah. Jadi pertikaian ini bukan disebabkan oleh Dharma, tetapi hati nurani, kebijaksanaan, pikiran yang jernih dan baik berkata, “Jangan lakukan apa yang anda lakukan dulu.” Pikiran anda yang baik dan kebijaksanaan, kejernihan pikiran anda berkata, “Berhentilah. Dharma adalah hal yang baik. Apa yang diajarkan Dharma adalah baik.”
Dan proses transformasi ini bukan berarti anda bangun di suatu pagi dan melepaskan Samsara. Proses transformasi ini berasal dari penolakan, kemarahan, tidak menerima, mengerti, dan menerapkan.
Jadi, ketika anda merasa tidak enak mengenai pekerjaan Dharma, menjadi sukarelawan Dharma, komitmen Dharma terkait dengan waktu, komitmen Dharma pada umumnya… ketika anda merasa tidak enak, bukannya berpikir bahwa Dharma membuat anda merasa tidak enak, sang guru membuat anda merasa bersalah, atau komunitas Dharma bersifat negatif, ini adalah pertanda baik.
Ini adalah sebuah pertanda bahwa kebijaksanaan dan kejernihan pikiran anda meningkat. Bukannya melarikan diri, anda harus menambah usaha, lakukan lebih banyak Dharma, libatkan diri dalam lebih banyak Dharma, praktikkan lebih banyak Dharma, lakukan lebih banyak pekerjaan Dharma, ambilah tanggung jawab lebih banyak, karena anda berada di jalan yang benar. Karena ini adalah proses alami, benar dan membuat pikiran kita menjadi lebih baik.
Jadi kita harus berhenti melihat guru kita sebagai seseorang yang militan. kita harus berhenti melihat wihara sebagai asrama tentara. Kita harus melihat Dharma bukan sebagai sesuatu yang membuat kita merasa bersalah. Kita harus melihat saudara/i Dharma bukan sebagai orang yang penuh delusi atau merupakan anggota sebuah kultus.
Kita harus melihat seorang guru Dharma sebagai orang yang memberitahu kebenaran dengan kebijaksanaan, pengetahuan, dan mungkin pengalaman dari banyak kehidupan sebelumnya, dan mendengarkan kata-kata dan mengerti bahwa beliau berusaha memberikan manfaat bagi anda.
Kita harus melihat saudara/i Dharma sebagai komunitas yang telah menerima, mengerti, merenungkan, meditasi dan mendapatkan hasil, dan mereka juga berkomitmen dalam jalan ini.
Kita juga harus berpikir bahwa metode yang diterapkan kepada setiap orang berbeda-beda, tidak bisa disamaratakan. Dengan beberapa orang, anda harus berbicara terus terang, dengan beberapa orang anda harus bersikap sangat lembut, dan dengan beberapa orang lainnya anda harus berputar-putar. Ada banyak jenis orang. Jadi satu metode tidak bisa diterapkan untuk semua. Karenanya jangan mengira guru anda hanya mempunyai satu metode.
Di samping itu, anda tidak bisa melihat wihara sebagai beban. Anda harus berpikir bahwa wihara adalah suatu tempat yang dibangun dari sumbangan, cinta kasih, energi, waktu dan kontribusi banyak orang untuk menciptakan suatu tempat fisik dimana kita bisa berkumpul untuk melakukan pekerjaan Dharma yang baik dan memberi manfaat bagi orang lain.
Dan bila anda meremehkan sang guru, institusi Dharma, dan orang-orang dalam wihara, berarti anda meremehkan semua sumbangan, kerja keras, dan semua kontribusi yang dilakukan setiap orang.
Jadi tidak masuk akal. Mengapa kita mau melakukan hal ini? Mengapa kita ingin meremehkan sesuatu yang merupakan investasi besar seseorang, bahkan diri anda sendiri?
Jadi karenanya, bukannya Dharma, atau guru, atau wihara, atau saudara/i Dharma yang membuat anda merasa tidak enak. Bukan mereka yang keras, bukan mereka yang sulit.
Karena hati nurani anda semakin jernih dan pengertian anda mulai meningkat, maka anda mengalami pertikaian ini. Dan sekarang tugas anda adalah memenangkan pertikaian ini.
“Kita selalu mencari cara membuat diri kita nyaman di rumah penjara. Kita mungkin berpikir bahwa bila dinding sel kita dicat warna hijau muda yang cantik, dan digantungi beberapa lukisan, maka ini bukan penjara lagi.”
Jadi, bila kita mengganti lokasi dan pakaian kita, pergi jalan-jalan, bertemu orang-orang, ikut lebih banyak acara makan malam, menghabiskan waktu di tempat-tempat mewah, pergi ke restoran bagus, membeli mobil baru; semua ini seperti mengganti lokasi dan situasi di sekitar kita untuk mengganti apa yang sebenarnya kita ketahui. Semua ini tidak akan berhasil.
Kecuali bila kita sangat pandai menyangkal diri, menipu diri, dan kita tidak sungkan mengambil resiko, dan konsekwensinya adalah penyesalan, kesepian, waktu yang terbuang, dan kehilangan banyak kesempatan yang akan membawa kita kepada sesuatu yang baik.
Jadi bila anda tidak sungkan mengambil resiko, dan konsekwensi itu datang, jangan mengeluh.
Bila di masa lalu, kita menghadapi kesulitan pada situasi tertentu, dan karenanya kita merasa tidak nyaman, bertikai, dan tidak bahagia, maka ini adalah sebuah tanda bahwa kita tidak siap menghadapi konsekwensi, karena kesulitan ini berasal dari konsekwensi dari tindakan kita di masa lalu.
Jadi, jangan mudah berkata, “Saya tidak peduli mengenai Karma, saya tidak peduli konsekwensinya, saya telah mencapai tahap dimana saya tidak peduli apa yang dipikirkan orang lain, atau konsekwensi karma, atau lainnya.
Karena bila anda tidak peduli, anda tidak akan berbicara, anda tidak akan bertikai. Anda peduli. Sudah pasti anda peduli.
Jadi karenanya, ini adalah sebuah paragraf yang indah dari Jetsunma, sangat sederhana, sarat makna. Saya ingin memberikan penjelasan singkat karena saya membaca paragraf ini di Facebook. Saya akan bacakan sekali lagi dan mengambil kesimpulan.
Kebanyakan orang merasa nyaman dalam Samsara. Mereka tidak benar-benar memiliki aspirasi tulus untuk keluar dari Samsara; mereka hanya ingin Samsara sedikit lebih baik.
Motivasi yang mendasari seseorang untuk keluar dari Samsara sangatlah langka, bahkan bagi mereka yang mengunjungi wihara. Ada banyak orang yang belajar meditasi dan sebagainya, tetapi motivasi yang mendasari adalah harapan agar mereka merasa lebih baik.
Dan bila mereka merasa semakin tidak enak, bukannya menyadari bahwa ini adalah sebuah pertanda baik, mereka pikir ada yang salah dengan Dharma.
Bila kita selalu mencari cara untuk membuat diri kita nyaman di rumah penjara. Kita mungkin berpikir bahwa bila dinding sel dicat warna hijau muda yang cantik, dan digantungi beberapa lukisan, maka ini bukan lagi sebuah penjara.
– Jetsunma Tenzin Palmo
Bila beliau adalah guru anda, dan anda mengalami pertikaian dalam diri dan dia mengatakan hal ini pada anda, maka mungkin saja anda tersinggung, atau merasa anda adalah target, atau merasa bahwa beliau mengatakan sesuatu yang menyakitkan.
Tetapi bila anda membaca, anda mungkin berkata, “Oh yeah, ini baik.” Jadi semua ini tergantung sudut pandang anda. Sudut pandang apakah kita mau menerima kebenaran atau tidak.
Bila kita melihat sesuatu dari sisi kebenaran, maka kita tidak akan sakit hati. Malahan kita akan merasa tercerahkan. Ini adalah kebebasan.
Jadi saya harap penjelasan ini membantu, dan saya ingin menekankan: guru Dharma, wihara, orang-orang, saudara/i Dharma, ajaran Dharma, Buddha, yidam, pelindung Dharma dan lainnya berada di sini untuk menolong kita, memberikan yang terbaik untuk kita, dan hal ini sangat penting untuk diketahui.
Dan bila kita terus berpikir bahwa mereka adalah musuh kita, kita menyerang musuh yang salah. Musuh kita bukan yang disebutkan di atas. Musuh kita berada dalam diri. Dan inilah yang kita butuhkan untuk menyerang musuh. Dan ketika kita mengerti hal ini, kita merasa tidak enak.
Perasaan tidak enak ini berasal dari hati nurani kita, dan karena kita sudah tahu apa yang harus dilakukan, kita harus melakukan hal yang benar. Lakukan Dharma. Terima kasih.
Transkrip ini telah diedit agar lebih jelas dan mudah dimengerti.
Untuk membaca informasi menarik lainnya:
- Biografi Singkat Tsem Rinpoche Dalam Foto (Bahasa Indonesia)
- Pertanyaan Mengenai Rasa Cemburu (Bahasa Indonesia)
- 35 Buddha Pengakuan (Bahasa Indonesia)
- Ritus Berlian: Sadhana Harian Dorje Shugden (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden – Pelindung Masa Kini (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden Gyenze untuk Memperpanjang Umur, Meningkatkan Pahala dan Kekayaan (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden Shize: Sebuah Praktik Untuk Penyembuhan dan Umur Panjang (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden Wangze untuk Anugrah Daya Kuasa dan Pengaruh (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden Trakze Untuk Menghalau Gangguan Ilmu Hitam & Makhluk Halus (Bahasa Indonesia)
- Proyek Pembangunan Stupa Relik Tsem Rinpoche (Bahasa Indonesia)
- ALBUM: Upacara Parinirwana Yang Mulia Kyabje Tsem Rinpoche (Lengkap) (Bahasa Indonesia)
- Parinirwana dari Yang Mulia Kyabje Tsem Rinpoche (Bahasa Indonesia)
- Dinasti Shailendra: Leluhur Buddhisme Mahayana di Indonesia (Bahasa Indonesia)
- Sebuah Doa Singkat Kepada Dorje Shugden (Bahasa Indonesia)
- Yang Mulia Dharmaraja Tsongkhapa (Bahasa Indonesia)
- Kyabje Zong Rinpoche: Kelahiran, Kematian & Bardo (Bahasa Indonesia)
Please support us so that we can continue to bring you more Dharma:
If you are in the United States, please note that your offerings and contributions are tax deductible. ~ the tsemrinpoche.com blog team
DISCLAIMER IN RELATION TO COMMENTS OR POSTS GIVEN BY THIRD PARTIES BELOW
Kindly note that the comments or posts given by third parties in the comment section below do not represent the views of the owner and/or host of this Blog, save for responses specifically given by the owner and/or host. All other comments or posts or any other opinions, discussions or views given below under the comment section do not represent our views and should not be regarded as such. We reserve the right to remove any comments/views which we may find offensive but due to the volume of such comments, the non removal and/or non detection of any such comments/views does not mean that we condone the same.
We do hope that the participants of any comments, posts, opinions, discussions or views below will act responsibly and do not engage nor make any statements which are defamatory in nature or which may incite and contempt or ridicule of any party, individual or their beliefs or to contravene any laws.
Please enter your details