Tara (Bahasa Indonesia)
(Oleh Tsem Rinpoche)
Tahun 1983, ketika saya berusia 18 tahun, saya mendapatkan kehormatan untuk melayani Yang Suci Kyabje Zong Dorje Chang selama lebih dari 6 bulan di wihara Thubten Dhargye Ling, Los Angeles. Yang Mulia Geshe Tsultrim Gyeltsen adalah pembimbing spiritual di wihara ini pada saat itu, dan beliau mengundang Yang Suci Kyabje Zong Rinpoche, yang merupakan guru utamanya, ke wihara kami. Karenanya kami bisa menerima banyak ajaran dari Kyabje Zong Rinpoche selama kunjungannya. Banyak orang yang mengerti betapa berharganya kehadiran Zong Rinpoche dan menggunakan kesempatan ini untuk mengunjungi beliau setiap hari untuk meminta divinasi, bertanya, memohon berkat dan banyak lagi alasan lainnya.
Diantara orang yang mengikuti Kyabje Zong Rinpoche, ada seorang pria Tibet bernama Kelsang yang tinggal di Kalifornia. Dia datang untuk bertemu dengan Zong Rinpoche dan, kadang-kadang, membantu memasak. Pada suatu kesempatan, Kelsang membawa sebuah tsa tsa Tara kepada Kyabje Zong Rinpoche dan meminta beliau untuk memberkati tsa tsa ini – jadi Kelsang berencana membawa kembali rupang tersebut setelah disucikan. Kebetulan saya berada di ruangan dan menyaksikan bagaimana Zong Rinpoche menolak memberkati tsa tsa tersebut. Menurut Zong Rinpoche rupa Tara tidak perlu diberkati. Akan tetapi, Kelsang la memaksa. Jadi untuk membuat Kelsang senang, Kyabje Zong Rinpoche memberkati tsa tsa Tara tersebut.
Kemudian saya bertanya mengapa Zong Rinpoche awalnya menolak permintaan Kelsang la, Zong Rinpoche menjelaskan bahwa rupa Tara sangatlah sakral, sangat suci dan sangat bermanfaat sehingga tubuh, perkataan, pikiran dan segala hal yang berhubungan dengan Tara – sangatlah sakral dan pemberkatan tambahan tidak lagi diperlukan. Semua rupa Tara sudah terberkati secara otomatis dan tidak perlu disucikan lagi.
Yang Suci Zong Rinpoche sangatlah menghormati Buddha Tara. Beliau melakukan puja Tara setiap bulannya dan melafalkan doanya setiap hari. Hal ini membuat saya menyadari bahwa Tara sangatlah luar biasa. Kyabje Zong Rinpoche memiliki tempat khusus di hatinya untuk Buddha yang luar biasa ini … Dewi yang kita kenal dengan Tara yang berarti Penyelamat. Saya selalu ingat cerita ini. Walaupun saya sendiri selalu menyukai Tara dan memiliki keyakinan besar kepada beliau … apa yang dikatakan dan dilakukan Zong Rinpoche meningkatkan keyakinan saya kepada Buddha Tara secara signifikan.
Pada jaman Buddha terdahulu, Tara adalah seorang putri raja bernama Dawa Lhamo atau Dewi Bulan. Ayahnya sangat kaya dan pada kehidupan tersebut, Dawa Lhamo memiliki keyakinan besar, sangat mengabdi dan setia kepada sangha dan sang Buddha. Dawa Lhamo tidak ingin menikah atau menikmati “gaya hidup putri raja”. Beliau sangat sederhana, sangat cantik, sangat baik hati dan mengabdi pada sang Buddha. Dawa Lhamo sering menghadiri sesi ajaran yang diberikan sang Buddha. Dawa Lhamo selalu menggunakan sumber daya dan kekayaannya untuk memenuhi kebutuhan sangha, biksu dan biksuni yang sudah ditahbiskan. Dawa Lhamo sangatlah murah hati kepada sangha. Beliau memberikan tempat berlindung pada musim hujan, makanan, jubah, dan obat-obatan … apapun yang diperlukan pada saat itu. Dawa Lhamo melakukan hal ini dengan restu ayahnya, sang raja.
Suatu hari, ketika Dawa Lhamo sedang berjalan, beliau bertemu dengan seorang biksu yang sudah berumur. Biksu tersebut tidak terlalu terpelajar tetapi ia sangat tulus dan murni. Biksu ini kemudian berkata pada Dawa Lhamo: “Dedikasikanlah kebajikanmu dalam memenuhi kebutuhan sangha, Putri yang baik, untuk terlahir kembali sebagai seorang lelaki. Anda akan bisa mempraktikkan Dharma sebagai seorang lelaki karena, sebagai wanita, tubuhmu tidaklah murni dan tidak bisa mencapai pencerahan tertinggi”.
Biksu tersebut tidak mengatakan hal ini dengan maksud merendahkan wanita. Biksu tersebut benar-benar meyakini hal tersebut karena memang itu adalah pendapat dan norma mengenai wanita pada saat itu. Wanita dipandang sebagai makhluk inferior dan bukan superior atau setara dengan lelaki. Karena wanita dianggap inferior, tubuh mereka juga diyakini inferior dan merupakan penghalang bagi tercapainya pencerahan. Hari ini, kita tahu bahwa ini adalah pandangan yang salah. Kita tahu bahwa hal ini tidak benar, tetapi memang itulah anggapan yang beredar di masa lalu.
Setelah mendengar pernyataan ini, sang Dewi Bulan, yang akan menjadi Tara, mengatupkan kedua tangannya dengan hormat kepada biksu tua tersebut dan berkata: “Biksu yang mulia, apa yang anda katakan tidaklah benar karena Buddha yang sempurna, Tathagata, sang pertapa, dan Beliau yang telah menyeberangi samsara mengajarkan bahwa lelaki dan wanita sederajat dan potensi mereka sama. Wanita mungkin menghadapi lebih banyak halangan dengan tubuh fisiknya di masyarakat yang menekankan pada superioritas lelaki, tetapi bukan berarti wanita adalah makhluk inferior”. Jadi di hadapan para sangha yang suci dan biksu tua tersebut, sang putri bersumpah untuk menjadi Buddha tercerahkan pada kehidupan tersebut dalam tubuh wanita, dan setelah tercerahkan, manifestasinya sebagian besar akan dalam rupa wanita untuk memberikan manfaat bagi semua makhluk. Pada kehidupan itu juga, Dawa Lhamo memenuhi sumpahnya. Beliau mencapai tingkat meditasi yang sangat tinggi dan mendapatkan pencapaian penuh pada kehidupan tersebut.
Setelahnya, Dawa Lhamo dikenal sebagai Tara atau Penyelamat – Dia yang menyelamatkan manusia dari berbagai mara bahaya. Pada akhirnya, Tara menyelamatkan dari delapan rasa takut yang bisa dikategorikan sebagai internal dan eksternal tergantung pada sumbernya sebagai berikut
Internal | Eksternal |
Takut akan api (kemarahan): Api kemarahan dibesarkan oleh angin perbuatan salah, yang disebabkan oleh kebodohan. | Takut akan penjara (ketamakan): Kekikiran dianggap sebagai sesuatu yang negatif yang mengikat sehingga kita tidak dapat berbuat positif. Hal ini membuat kita terperangkap dalam samsara. |
Takut akan singa (kesombongan): Sebagai raja hutan, singa merendahkan hewan lain dan tidak mendengarkan siapapun. Kesombongan akan mengisolasi kita dari bantuan dan membuat kita terperangkap dalam kendali kebodohan. | Takut akan banjir (keterikatan): Keterikatan berfungsi seperti arus sungai yang deras dan membuat kita terperangkap dalam ombak samsara, membawa kita semakin jauh dari pantai kebebasan. |
Takut akan gajah (kemurkaan): Kebodohan bisa disamakan dengan gajah liar yang mabuk. Gajah ini tidak akan sungkan menginjak siapapun yang ada di hadapannya. | Takut akan setan (keraguan): Setan sering dihubungkan dengan kegelapan. Seperti itu juga, keraguan aktif dalam kebodohan yang gelap. Ia membuat kita takut, bingung dan mencegah kita untuk maju menuju kejernihan dan kebijaksanaan. |
Takut akan ular (iri hati): Laksana seekor ular, iri hati bersembunyi dalam kebodohan yang gelap. Iri hati menyebabkan kita meracuni “kebaikan” orang lain. | Takut akan perampok (pandangan yang salah): Laksana perampok yang mencuri hak milik kita yang berharga, seperti itu juga, pandangan yang salah mencuri kesempatan kita untuk maju dalam jalan spiritual. |
Delapan Ketakutan Utama bisa diartikan dari beberapa tingkat mulai dari makna luar, sesuai deskripsi harafiah dan berwujud dan dapat dirasakan secara fisik dan materi. Pada tingkat yang lebih dalam, maknanya berhubungan dengan gairah, ego dan emosi. Pada tingkat terdalam, ketakutan ini berhubungan dengan teknik tantra dan filosofi yang, bila teratasi, dapat membawa pada kesadaran dan pencerahan.
Contohnya, perlindungan dari api dalam tingkat luar berarti bila anda berdoa dan memohon kepada Tara, anda akan aman dari api atau bahaya yang terkait dengan api atau terbakar api. Anda mungkin berpikir: “Apa gunanya karena jaman sekarang kita puja alarm pendeteksi asap”, tetapi tidak begitu halnya di desa-desa jaman dahulu dimana: ketika ada kebakaran, anda akan benar-benar terbakar. Jadi, perlindungan dari api sangatlah penting. Ketika anda bermeditasi pada Tara dengan tingkat yang lebih dalam, beliau membantu menghancurkan kualitas amarah. Api dalam hal ini disamakan dengan kemarahan dalam diri. Jadi, dari sisi luar, anda dilindungi dari bahaya api sementara dari dalam, anda dilindungi dari amarah dan dari melakukan tindakan yang terkait dengan amarah. Karenanya berdoa pada Tara sangatlah lengkap karena beliau melindungi dari kesulitan luar, dalam dan rahasia.
Ikonografi Tara
Bila anda mengamati ikonografi Tara, anda akan melihat bahwa ada 21 bentuk utama, tetapi pada kenyataannya emanasi Tara tidaklah terhingga banyaknya. Dari 21 rupa, anda akan melihat berbagai bentuk Tara. Rupa Tara yang diberikan Kensur Rinpoche kepada saya adalah Tara Putih. Bentuk Tara Putih memiliki tujuh mata: dua di telapak kanan, dua di telapak kaki dan tiga di wajah. Tujuh mata melambangkan bahwa beliau bisa melihat enam alam dan realita yang sebenarnya, yaitu kekosongan. Setiap matanya bisa melihat satu alam samsara dimana beliau menyelamatkan, memberi manfaat, membantu dan beremanasi demi makhluk-makhluk di alam tersebut. Mata ketiga yang ada di keningnya adalah lambang bahwa beliau telah menembus realita samsara, yang artinya Tara telah mencapai sunyata… beliau adalah Buddha yang tercerahkan sepenuhnya dan maha tahu. Tubuhnya yang putih mewakili kemurnian pencerahan, yang tidak tercela oleh noda samsara. Tara duduk dalam postur meditasi dengan kaki bersila penuh, yang artinya dengan meditasi dan praktik beliau telah mencapai pencerahan penuh. Jadi dengan postur ini, beliau menganjurkan kita untuk bermeditasi. Kemudian, payudaranya yang terekspos mewakili kebahagiaan yang didapat dari pencerahan. Payudara juga berarti memberi asupan, merawat, membantu dan mengasuh. Jadi payudara Tara yang terekspos melambangkan beliau akan mengasuh dan menjagamu, “memberikan asupan” dan merawat seperti seorang ibu merawat anak tunggalnya sampai anda kuat, tumbuh besar dan mandiri. Ini adalah simbol bahwa Tara akan merawatmu sampai pencerahan, dimana anda bisa bangkit dan bebas dari samsara bila anda mengandalkan Tara sepenuhnya.
Sebagian rambut Tara diikat di atas kepala dengan tiga simpul. Simpul tertinggi melambangkan pencapaian Nirwana yang sepenuhnya dan beliau tidak bisa jatuh ke dalam samsara lagi. Sisa rambutnya tergerai di pundak dan punggungnya, lurus dan berwarna hitam kebiruan. Rambutnya yang tergerai melambangkan bahwa walaupun Tara sudah tercerahkan sepenuhnya, beliau masih beremanasi dan aktif dalam samsara. Waktu dan jodoh Tara dengan makhluk hidup belumlah habis, sehingga beliau masih bisa membantu makhluk di alam samsara. Karenanya, makna dari sebagian rambutnya yang tergerai adalah beliau masih beremanasi dalam samsara, sementara sebagian rambut yang terikat di atas kepalanya melambangkan bahwa Tara telah bebas dari samsara. Tara mengenakan lima perhiasan di tubuhnya, yaitu mahkota, kalung, ikatan lengan dan gelang kaki. Tubuhnya sangatlah indah seperti bukan makhluk duniawi. Tidak ada wanita di planet ini atau di samsara yang kecantikannya sebanding dengan Tara. Bahkan, kecantikan tubuh Tara konon sangatlah luar biasa sehingga tubuhnya melambangkan perhiasan keenam. Karenanya, lima perhiasan yang dikenakannya dan tubuhnya melambangkan bahwa Tara telah menyempurnakan seluruh praktik enam paramita.
Paramita adalah kesempurnaan atau puncak dari kebajikan yang ditumbuhkembangkan dengan cara memurnikan karma dan mengumpulkan pahala untuk membantu mereka yang bertujuan mencapai pencerahan. Enam paramita termasuk kemurahan hati, disiplin moral, kesabaran, usaha, renungan dan kebijaksanaan.
Dengan mempraktikkan, mengandalkan dan berdoa kepada Tara, seseorang bisa mencapai enam paramita karena, kita secara langsung memenuhi keenam paramita. Contohnya, ketika kita memberikan persembahan kepada Tara, ini adalah paramita kemurahan hati; ketika kita bermeditasi dengan berfokus pada Tara, ini adalah paramita konsentrasi dll. Jadi dengan melakukan praktik Tara, kita memenuhi enam paramita. Tara bersifat universal dan tidak terikat sekte, tradisi Buddhisme dan label. Tara adalah Buddha yang tercerahkan sepenuhnya. Siapapun yang mengandalkan Tara akan terberkati, bebas dari Delapan Ketakutan Utama baik dari tingkat luar maupun dalam. Selain itu, anda akan bisa mendapatkan pencapaian rendah dan tinggi. Pencapaian rendah termasuk kemampuan meramal, berjalan cepat, kemampuan menyembuhkan dan membuat obat-obatan, kendali dan lainnya. Pencapaian tinggi termasuk mencapai mahamudra siddhi atau mencapai pencerahan penuh.
Karenanya, ketika kita ingin melakukan praktik Tara, anda tidak memerlukan inisiasi. Anda bisa berdoa kepada Tara dengan menggunakan teks dari Dalai Lama pertama, yang merupakan favorit saya.
Sebuah Permata untuk Memperpanjang Usia dan Meningkatkan Kebijaksanaan
Sebuah Pujian kepada Tara Putih oleh Gyalwa Gendun Drub,
Dalai Lama Pertama
Sembah sujud kepada Buddha Wanita yang cantik dan muda
Yang duduk di atas Teratai Putih dan rembulan
Menyebarkan dengan kasih pengetahuan tak tercela
Yang mengandung kecemerlangan laksana salju pegunungan
Sembah sujud kepada beliau yang bernampilan muda dengan payudara laksana bunga bertunas,
Yang memiliki satu wajah dan dua lengan, duduk dalam postur vajra,
Dengan keberanian yang anggun dan tenang, menyandarkan punggungnya pada bulan purnama
Dan dipenuhi dengan kebahagiaan besar.
Sembah sujud kepada Kemurahan Hati Sempurna yang tangan kanannya,
Menunjukan mudra Pemberian Tertinggi
Dengan mudahnya membebaskan karma damai, meningkat, pengaruh dan murka
Delapan siddhi dan pencerahan tertinggi
Sembah sujud kepada Ibu Spiritual yang melahirkan para Buddha
Dahulu, kini dan mendatang; yang tangan kirinya
Menyokong setangkai teratai biru, memberikan perlindungan
Dari singa, gajah, api dan semua delapan ketakutan.
Sembah sujud kepada sang Pelindung Dunia, yang matanya
Di telapak tangan dan kaki melirik pada empat pintu kebebasan
Dan membimbing makhluk semua
Menuju pulau kebebasan dan kebahagiaan.
Sembah sujud kepada beliau yang wajahnya menyatukan
Laksana sejuta bulan di musim gugur kecantikannya,
Yang melirik dengan kasih mata lebarnya
Yang mulutnya tersenyum bahagia kepada semua sama rata.
Sembah sujud kepada beliau yang kepalanya dihiasi Amitayus, hidup tak terhingga,
Hanya dengan mengingatmu yang menganugrahkan hidup dan kebijaksanaan,
Yang tangannya, dalam mudra renungan,
Memegang sebuah vas berisi nektar kekekalan.
Sembah sujud kepada Beliau yang cantik yang mahkotanya
Mencuri cahaya matahari dan bulan,
Yang setengah rambut safirnya bersimpul di atas
Dan setengahnya lagi tergerai bebas di pundaknya.
Sembah sujud kepada Beliau yang Agung dengan perhiasan membara,
Yang mahkota, anting, kalung, ikatan lengan,
Gelang, gelang kaki dan ikat pinggangnya dikenakan dengan elegan
Melebihi perhiasan manusia dan para dewa.
Sembah sujud kepada beliau yang mengenakan pakaian angkasa,
Yang rok dan ikatan pundaknya
Memeluk tubuh laksana
pelangi memeluk pegunungan kristal.
Sembah sujud di hadapan dewi yang di kaki teratainya
Vishnu, Indra, Shiva, Brahma dan antidewa, arwah,
Manusia, setengah manusia dan semua makhluk di dunia
menaklukan diri dengan penuh pengabdian.
Hanya dengan melafalkan mantranya,
Mereka yang memberikan persembahan di kaki terataimu
Mendapatkan kekekalan, kebijaksanaan dan pahala
Dan mencapai semua siddhi yang diinginkan; kepadamu, kubersujud.
Pengetahuan, kasih dan tindakan sempurna semua Buddha
terkandung dalam wujud dewi nan cantik
Saya berlindung kepadamu dan mempersembahkan doa;
Kumohon hilangkan semua kesulitanku dan tujuanku dipenuhi.
Segera tunjukkan tindakan damaimu yang sempurna,
Menenangkan semua gangguan praktikku menuju pencerahan;
Gangguan seperti delapan bencana,
Penyakit, setan dan agen berbahaya baik dalam dan luar.
Segera tunjukkan tindakan meningkat sempurna yang mengali
Semua kualitas baik, seperti hidup, pahala, kasih yang sulit dipahami,
Kebijaksanaan tak tercela dari belajar, merenung dan meditasi,
Dan tiga latihan tingkat tinggi.
Segera tunjukkan tindakan pengaruh yang sempurna,
Yang membuat dewa, manusia dan arwah
Dengan rendah hati bersujud dihadapan anda
Dan memenuhi semua harapan dalam pikiran.
Segera tunjukkan tindakan murka yang sempurna,
Yang memberi hukuman sesuai bagi kejahatan
Menghancurkan setan, gangguan dan halangan
Kebencian yang melawan Buddhadharma dan pengikutnya.
Kumohon, anugrahkan pencapaian siddhi cepat dan mudah
Seperti pedang gaib, obat mata mistis, jalan-cepat,
tablet makanan dan vas berharga
Dan bahkan siddhi tertinggi, mahamudra.
Singkatnya, mulai sekarang sampai tercerahkan
Dengan hormat di kaki terataimu kuberikan persembahan
Saya tidak perlu mencari lain perlindungan
Dengan kasih, liriklah diriku dan anugrahkan perlindungan.
Dengan energi praktik ini yang penuh pahala
Semoga yang tercerahkan, Tara sempurna
Melihatku selamanya dengan suka cita
Dan tidak pernah meninggalkanku, walau sebentar.
Semoga semua makhluk terlahir kembali setelah meninggal
Di hadapan Amitayus di Sukavati, Tanah penuh Suka Cita,
Semoga mereka hidup sesuai jalan para Bodhisattva
Dan menjadi setara dengan Tuan Pengasih, Avalokiteshvara.
Semoga kumenyadari samudera Sutra dan Tantra
Agar dapat memberikan kepada makhluk lainnya;
Dan sampai samsara kosong semoga kuberusaha
Menegakkan panji kemenangan dengan mempraktikkan sesuai yang diajarkan.
Setelah melafalkan pujian kepada Tara di atas, anda dapat melafalkan mantra singkatnya:
OM TARE TUTARE TUREE SOHA
Mantra Tara singkat tetapi sangat ampuh dan setiap suku katanya memiliki makna:
- “OM” melambangkan tubuh, perkataan dan pikiran Tara yang tercerahkan.
- “TARE” berarti beliau yang membebaskan dari penderitaan.
- “TUTTARE” berarti beliau yang membebaskan dari delapan ketakutan.
- “TURE” berarti beliau yang membebaskan dari kebodohan dengan kebijaksanaan yang membawa akhir sebenarnya dari penderitaan.
- “SOHA” berarti semoga makna mantra ini berakar dalam pikiranku.
Anda juga bisa melafalkan mantra Tara Putih yang lebih panjang:
OM TARE TUTTARE TURE MAMA AYU PUNYE JANA PUTIM KURUYE SOHA
Anda bisa melafalkan mantra ini setiap hari. Anda bisa memilih versi singkat atau yang lebih panjang. Praktik ini bisa dilakukan di mana saja, tetapi bila anda melakukannya di hadapan rupa Tara, maka akan sangat baik. Praktik Tara akan membantu meningkatkan hidupmu, membebaskan kita dari rasa takut, dan bila kita ingin suatu kesulitan teratasi, praktik Tara sangatlah cocok. Di biara besar seperti Gaden, Sera dan Drepung, doa Tara dilafalkan setiap hari sebelum sesi debat. Puja Tara juga dilakukan oleh seluruh anggota sangha lengkap dengan Torma yang dipersembahkan kepada beliau dalam ritual bernama Drolchok setiap bulannya. Karenanya, praktik Tara sangatlah lazim dilakukan di biara karena Tara sangat efektif, cepat, terberkati dan Tara memiliki karma khusus untuk memberi manfaat bagi kita.
Saya ingin berbagi sedikit penjelasan mengenai Tara. Terkadang, ada makhluk spesial yang melakukan meditasi mereka dengan benar, memegang sumpah dengan teguh dan mereka bisa menjadi biksu dan biksuni yang baik. Biksu dan biksuni yang baik sangatlah terberkati dan semakin lama mereka memegang sumpah mereka, semakin terberkatilah diri mereka. Karena inilah kita sangat menghormati biksu dan biksuni senior dan yang lebih tua. Sungguh merupakan hak istimewa untuk melayani biksu dan biksuni berusia lanjut: membantu mencuci pakaian mereka, mempersembahkan makanan, membersihkan tempat duduk mereka, membawakan tas mereka atau mempersembahkan air atau memenuhi kebutuhan sangha. Memberikan persembahan kepada sangha bukanlah hanya ada dalam budaya Buddhisme Tibet, tetapi tradisi ini dimulai oleh sang Buddha sendiri. Karenanya, sangha adalah perlindungan ketiga karena komunitas biara mempraktikkan, bermeditasi dan berfokus pada Dharma 24 jam sehari selama hidup mereka.
Tanpa adanya sangha, tidak akan ada Dharma. Tanpa Dharma, Buddha tidak bisa bangkit. Jadi Buddha tergantung pada Dharma, dan Dharma tergantung pada sangha. Tanpa sangha, tidak ada Dharma, tanpa Dharma, tidak ada Buddha. Mungkin ada orang yang berkata ada orang awam yang menjadi perkecualian dan mempraktikkan Dharma. Ya, memang ada orang awam yang mempraktikkan Dharma, tetapi mereka tidak membentuk sistem biara dimana suatu aliran diturunkan kepada yang lainnya. Jadi aliran ini bisa hilang… praktik, ajaran dan Dharma bisa hilang. Karenanya komunitas sangha sangatlah penting. Ketika anda bertemu dengan anggota sangha yang spesial yang terpelajar, terlatih dan memegang sumpah mereka dengan baik, bahkan secarik kain dari mereka sangat suci. Bila kita mendapatkan rambut dan kuku dari mereka; rambut dan kuku ini bisa ditempatkan di dalam stupa sebagai obyek kehormatan, keyakinan, dan persembahan. Karenanya, sangha senior adalah makhluk yang sangat terberkati untuk kita layani, bantu, rawat dan, hormati.
Di Biara Shar Gaden, ada sangha yang tergolong elite, senior dan berusia lanjut bernama Kensur Rinpoche Jetsun Lobsang Phende. Beliau adalah seorang cendikiawan, guru meditasi dan seseorang terpelajar dalam bidang sutra dan tantra. Kensur Rinpoche menerima aliran dan praktiknya dari para lama Tibet yang paling agung seperti Yang Mulia Kyabje Zemey Rinpoche, Yang Suci Kyabje Zong Rinpoche, Yang Suci Kyabje Trijang Rinpoche, Yang Suci Kyabje Ling Rinpoche. Beliau menerima ajaran dari para guru cendikiawan ini, mempraktikkan dan menerapkan ajaran-ajaran tersebut dan mendapatkan hasilnya. Apakah hasilnya? Kensur Rinpoche masih tetap seorang biksu yang menunjukkan bahwa beliau telah melepaskan keterikatan kepada dunia. Kensur Rinpoche mempraktikkan ajaran-ajaran yang diterimanya dan hal ini menunjukan beliau berkomitmen untuk menyebarkan Dharma.
Kensur Rinpoche selalu bahagia, tersenyum, berperangai menyenangkan dan senang bertemu dengan siapapun yang datang untuk menerima berkat darinya atau mengajukan pertanyaan. Hal ini menunjukan beliau tidak memiliki keterikatan terhadap dirinya. Jadi Kensur Rinpoche adalah seorang guru yang agung. Saya telah bersahabat dengan beliau selama lebih dari 25 tahun sejak ketika saya masih tinggal di Biara Gaden. Hal ini saya katakan dengan rendah hati. Saya sangat menghormati Kensur Rinpoche sebagai kepala biara Shar Gaden yang pertama. Ketika tim kami berkunjung ke Biara Shar Gaden dengan membawa persembahan, kami mendapatkan kehormatan untuk melayani Kensur Rinpoche, membawa beliau untuk melakukan pengecekan medis lengkap dan meningkatkan kualitas obat-obatan yang dikonsumsinya. Dalam kunjungan ini, saya juga berkesempatan untuk menelponnya melalui tim kami yang ada di sana dan berbicara langsung dengan beliau dan memohon kepada beliau untuk memberikan satu seri ajaran di biara. Saya juga memohon kepada Kensur Rinpoche untuk menggunakan kemampuan meditasi untuk memperpanjang usianya, hidup lama demi memberi manfaat bagi orang lain.
Saya merasa sangat terhormat menerima rupa spesial Tara Putih ini sebagai hadiah dari Kensur Rinpoche. Rupa Tara spesial ini diambil dari altar pribadi Kensur Rinpoche. Saya ingin berbagi Tara Putih yang sangat terberkati ini dengan semua orang. Pertama-tama, rupa ini terberkati karena ini adalah rupa Tara! Seperti yang dikatakan Zong Rinpoche, rupa Tara sangatlah terberkati dan tidak perlu disucikan lagi. Kedua, rupa Tara ini berasal dari altar seorang biksu senior yang sangat suci… dan diberikan pada saya dengan cara tersebut. Saya merasa sangat terberkati dan terhormat menerima hadiah luar biasa ini. Saya tidak bisa meletakkan benda berharga seperti ini di altar pribadi dan dengan egois mendapatkan berkat untuk diri saya sendiri setiap harinya! jadi saya menempatkan rupa Tara yang terberkati ini di altar Kechara di Aula Kebijaksanaan, dengan sebuah keterangan yang menyatakan kapan beliau tiba dan darimana beliau berasal bersama dengan artikel yang menjelaskan betapa sucinya rupang ini. Jadi, bila anda berkunjung ke Kechara Forest Retreat, jangan lupa melihat rupa ini, siapkan khata, persembahan, sembah sujud dan berdoa kepada Tara.
Saya berbagi rupa ini bersama dengan sejarah dan kisah mengenai Tara kepada kalian semua. Saya sangat terinspirasi dengan hadiah ini. Nikmatilah! Saya mengharapkan kebahagiaan, panjang umur, kesempurnaan dan semoga setiap orang dengan tulus dijaga oleh Tara dalam kehidupan ini dan yang akan datang.
Sarva Mangalam,
Tsem Rinpoche
Artikel terkait mengenai Tara Putih
Untuk membaca informasi menarik lainnya:
- Biografi Singkat Tsem Rinpoche Dalam Foto (Bahasa Indonesia)
- Pertanyaan Mengenai Rasa Cemburu (Bahasa Indonesia)
- 35 Buddha Pengakuan (Bahasa Indonesia)
- Ritus Berlian: Sadhana Harian Dorje Shugden (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden – Pelindung Masa Kini (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden Gyenze untuk Memperpanjang Umur, Meningkatkan Pahala dan Kekayaan (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden Shize: Sebuah Praktik Untuk Penyembuhan dan Umur Panjang (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden Wangze untuk Anugrah Daya Kuasa dan Pengaruh (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden Trakze Untuk Menghalau Gangguan Ilmu Hitam & Makhluk Halus (Bahasa Indonesia)
- Proyek Pembangunan Stupa Relik Tsem Rinpoche (Bahasa Indonesia)
- ALBUM: Upacara Parinirwana Yang Mulia Kyabje Tsem Rinpoche (Lengkap) (Bahasa Indonesia)
- Parinirwana dari Yang Mulia Kyabje Tsem Rinpoche (Bahasa Indonesia)
- Dinasti Shailendra: Leluhur Buddhisme Mahayana di Indonesia (Bahasa Indonesia)
- Sebuah Doa Singkat Kepada Dorje Shugden (Bahasa Indonesia)
- Yang Mulia Dharmaraja Tsongkhapa (Bahasa Indonesia)
- Kyabje Zong Rinpoche: Kelahiran, Kematian & Bardo (Bahasa Indonesia)
Please support us so that we can continue to bring you more Dharma:
If you are in the United States, please note that your offerings and contributions are tax deductible. ~ the tsemrinpoche.com blog team
DISCLAIMER IN RELATION TO COMMENTS OR POSTS GIVEN BY THIRD PARTIES BELOW
Kindly note that the comments or posts given by third parties in the comment section below do not represent the views of the owner and/or host of this Blog, save for responses specifically given by the owner and/or host. All other comments or posts or any other opinions, discussions or views given below under the comment section do not represent our views and should not be regarded as such. We reserve the right to remove any comments/views which we may find offensive but due to the volume of such comments, the non removal and/or non detection of any such comments/views does not mean that we condone the same.
We do hope that the participants of any comments, posts, opinions, discussions or views below will act responsibly and do not engage nor make any statements which are defamatory in nature or which may incite and contempt or ridicule of any party, individual or their beliefs or to contravene any laws.
Please enter your details