Panglung Ritroe: Bangkitnya Rumah Berpengaruh (Bahasa Indonesia)
(Oleh Tsem Rinpoche)
Kepada sahabat di seluruh dunia,
Pada tanggal 25 Desember 2016, Kechara mendapatkan pahala besar dan hak istimewa untuk mempersembahkan sebuah kediaman resmi kepada penubuat Dorje Shugden, Yang Mulia Panglung Kuten ke-7 Thubten Phelgye Jigme Namgyal, atau lebih dikenal sebagai Choje-la.
Kediaman ini bernama Panglung Ritroe untuk mengenang Panglung Ritroe terdahulu di Lhasa, Tibet yang merupakan kediaman bagi para Panglung Rinpoche dan penubuat Panglung. Panglung Ritroe dikenal sebagai tempat yang sakral dan sangat suci karena ini adalah tempat para penubuat Panglung terasuk berbagai Pelindung Dharma, seperti Dorje Shugden, Setrap dan Kache Marpo.
Panglung Ritroe di Tibet juga merupakan tempat dimana Dorje Shugden merasuk ayah Choje-la, penubuat Panglung ke-6 dan memberi nasihat agar Yang Suci Dalai Lama ke-14 dan rombongannya meninggalkan Tibet. Bayangkan, hidup sang raja Tibet yang berharga, Yang Suci Dalai Lama, diselamatkan oleh Dorje Shugden melalui pernyataan penubuat yang terkemuka ini pada tahun 1959.
Saya telah cukup lama mengenal Choje-la dan selama lebih dari 10 tahun, saya beserta beberapa murid telah membangun hubungan dengan beliau. Saya mengenal Choje-la lebih dekat ketika beliau mengunjungi kami di Kechara Forest Retreat tahun lalu dan saya sangat menghargai dan menghormati biksu yang baik ini yang tanpa mementingkan diri menghabiskan seluruh hidupnya dirasuk para Pelindung untuk membantu dan memberi manfaat bagi sangha, lama agung dan orang awam. Beliau telah melakukan hal ini selama lebih dari 40 tahun.
Karena inilah, dengan berkat Dorje Shugden, saya memutuskan untuk membangun sebuah rumah permanen di Kechara Forest Retreat untuk Choje-la, yang telah mengabdikan hidupnya untuk memberi manfaat bagi orang lain tanpa memikirkan diri sendiri. Saya ingin mempersembahkan kepada Choje-la rumahnya sendiri dimana beliau memiliki privasi dan kebebasan, dimana beliau bisa hidup nyaman bersama para asistennya, dimana beliau bisa menjadi tuan rumah bagi sahabat dan tamu-tamunya, dimana beliau bisa datang dan pergi sesuka hati, dan yang terpenting sebuah tempat dimana beliau bisa tinggal selama sisa hidupnya bila beliau menginginkannya.
Saya harap biksu berusia lanjut dan baik hati ini dapat hidup di tempat yang indah dikelilingi pegunungan, tanaman hijau, dekat berbagai rupang Buddha dan dipenuhi kegiatan Dharma. Saya tidak mengharapkan apa-apa dari Choje-la, dan saya hanya mengharapkan beliau bahagia, sehat dan nyaman di rumah barunya. Saya senang bisa melayani Choje-la dengan cara ini dalam usianya yang senja, sama seperti yang telah saya lakukan sebelumnya untuk para lama agung yang berusia lanjut.
Dengan ijin Choje-la, saya menamakan rumah ini Panglung Ritroe karena saya melihatnya sebagai kebangkitan silsilah Dorje Shugden, sebuah simbol dari sejarah mulia para penubuat Panglung, dan saya harap tempat ini akan terus memberi manfaat dan menolong banyak makhluk. Kami meyakini tradisi Tibet bahwa dengan mempersembahkan sebuah tempat kediaman bagi biksu terkemuka, guru besar dan para praktisi, kita menciptakan sebab bagi Buddhadharma untuk bertumbuhkembang, menjadi stabil dan menggapai lebih banyak orang karena dengan kediaman yang nyaman, mereka dapat menjaga tubuh dan kesehatannya untuk melanjutkan karya Dharma mereka.
Saya berterima kasih kepada setiap orang yang terlibat dalam mendanai, merencanakan, membangun, melakukan puja dan bekerja keras secara fisik selama satu tahun pengerjaan proyek ini. Tanpa kerja keras anggota Kechara dan para sahabat, pembangunan Panglung Ritroe tidak akan mungkin. Saya juga berterimakasih pada Choje-la yang menyetujui proyek ini dan menerima rumah ini. Saya juga berterima kasih pada Dorje Shugden karena memenuhi permohonan saya untuk menciptakan kediaman ini.
Dengan mempersembahkan kediaman ini kepada Choje-la mewakili Kechara, banyak hal menguntungkan yang menjadi nyata seperti disebutkan dalam Raja Doa (King of Prayers)! Semoga aliran Dorje Shugden dapat dibangkitkan dan dilestarikan, membawa manfaat besar bagi dunia, seperti di masa lalu. Semoga semua yang terlibat diberkati dan dilindungi oleh Manjushri dalam kehidupan ini dan yang akan datang.
Sarva Mangalam.
Dengan kebahagiaan besar dan doa,
Tsem Rinpoche
Or view the video on the server at:
https://video.tsemtulku.com/videos/PanglungRitroeChojela.mp4
Peresmian Panglung Ritroe
Mengenai Panglung Ritroe
Panglung Ritroe adalah nama yang diberikan untuk sebuah tempat pertapaan yang dimiliki oleh Panglung Rinpoche ke-1. Beliau telah bekerja untuk pemerintah Tibet. Karena jasanya dalam membiayai sebuah perang antara Tibet dan sebuah negara kecil di Mongolia, bernama Sengba, pemerintah Tibet memberikan pertapaan ini kepada beliau dan menggunakan namanya sebagai nama tempat ini. Panglung Ritroe terdahulu berlokasi di dekat Biara Sera di Lhasa. Pertapaan ini mencakup ladrang resmi Panglung Rinpoche, sebuah kapel dimana penubuat Panglung terasuk Pelindung Dharma, dan beberapa ruang untuk penubuat Panglung.
Sejak saat itu, Panglung Ritroe menjadi sebuah tempat dimana ajaran sang Buddha dilestarikan dan disebarkan, khususnya silsilah ajaran Dorje Shugden. Panglung Rinpoche memiliki penubuat pribadi yang dilatih sendiri oleh beliau dan tinggal bersama Panglung Rinpoche di pertapaan tersebut. Seiring dengan berjalannya waktu, penubuat ini dikenal sebagai Panglung Kuten, atau Penubuat Panglung, karena beliau hidup di sana. Silsilah penubuat yang berasal dari pertapaan ini telah diturunkan selama tujuh generasi dan merupakan garis penubuat Dorje Shugden yang paling terkenal dari Tibet.
Penubuat Panglung ke-7 Thubten Phelgye Jigme Namgyal, juga dikenal sebagai Choje-la dilatih dan disetujui oleh Kyabje Trijang Rinpoche dan Kyabje Domo Geshe Rinpoche ke-2. Beliau lahir di Panglung Ritroe di Tibet, tinggal di sana bersama kedua orang tuanya. Ayah Choje-la adalah almarhum Panglung Kuten ke-6 yang terkenal karena dirasuk oleh Dorje Shugden, Setrap dan Kache Marpo. Tidak hanya itu, Panglung Kuten ke-6 dirasuk Dorje Shugden di Panglung Ritroe dan menasihati Yang Suci Dalai Lama ke-14 untuk meninggalkan Tibet pada tahun 1959. Sayang sekali Panglung Ritroe di Tibet hancur pada masa Revolusi Kebudayaan di Tibet. Walaupun begitu, tempat ini masih dianggap sakral dan penting karena Dorje Shugden merasuk penubuat Panglung berulang kali di tempat ini. Peziarah masih mengunjungi reruntuhan Panglung Ritroe untuk memberikan persembahan, doa, sangsol (persembahan dupa), menggantung bendera doa dan mengelilingi tempat suci ini.
Sampai saat ini, Choje-la tidak memiliki ladrang atau kediaman resmi. Sebagai penubuat Dorje Shugden, ladrang ini juga bisa dianggap sebagai ladrang Dorje Shugden sendiri. Sejak hancurnya Palung Ritroe setelah tahun 1959, sekitar 100 orang dari asosiasi-asosiasi tertentu berusaha untuk membeli sertifikat tanah dari pemerintah saat ini di Tibet dengan tujuan membangun kembali Panglung Ritroe. Akan tetapi, karena Panglung Ritroe tidak terdaftar sebelumnya dengan pemerintah, sertifikat ini tidak bisa didapat. Karenanya, rekonstruksi di Tibet sekarang ini belum memungkinkan, dan Choje-la tidak memiliki sebuah ladrang. Bila Choje-la tinggal di Tibet, Panglung Ritroe akan menjadi kediamannya karena beliau lahir di sana, dan kedua orang tuanya bekerja dan melayani komunitas Dharma.
Di tahun 2015, Choje-la mengunjungi Kechara Forest Retreat untuk melakukan berbagai doa demi stabilitas dan pertumbuhan KFR dan Dharma. Pada saat kunjungan inilah, Choje-la dirasuk Dorje Shugden dan Kache Marpo, memberkati tanah ini dan mereka yang hadir. Setelah kunjungan ini, Yang Mulia Tsem Rinpoche ke-25 memutuskan untuk membangun Panglung Ritroe di Kechara Forest Retreat, dan mempersembahkannya kepada Choje-la sebagai ungkapan terima kasih atas pelayanan dan karya Dharma beliau selama bertahun-tahun sebagai penubuat dan membangun kembali sebuah ladrang berpengaruh.
Sebelum konstruksi dimulai, prosedur tradisional diikuti berbagai puja dilakukan untuk memberkati tanah dan lingkungan. Doa yang dilakukan untuk menggenerasikan pahala yang diperlukan untuk membangun kuil atau struktur lainnya. Dalam kasus ini, rekonstruksi Panglung Ritroe, ladrang Panglung Kuten. Artikel ini memuat informasi mengenai proses pembangunan gedung ini dan yang lebih penting lagi, momen bersejarah ketika Panglung Ritroe dipersembahkan kepada sang Panglung Kuten itu sendiri.
Sebelum Panglung Ritroe dipersembahkan kepada beliau, Panglung Kuten menyadari bahwa di belakang kediamannya adalah sebuah bukit dengan rupang sakral Manjushri dan di depannya, agak ke samping adalah rupang Tara yang mempesona. Semua ini sesuai dengan susunan Panglung Ritroe di Tibet yang dibelakangnya adalah bukit dengan sebuah kapel Dorje Shugden, yang tidak lain adalah Manjushri, dan juga dekat tempat meditasi Machig Labdron. Machig Labdron diyakini sebagai emanasi Tara. Karenanya, obyek suci di sekitar Panglung Ritroe di Tibet merupakan cerminan dari Panglung Ritroe di Kechara Forest Retreat. Susunan yang sesuai ini tidaklah disengaja. Akan tetapi ini adalah pertanda keberuntungan yang kuat dan ampuh bahwa Panglung Ritroe telah berdiri lagi, dan silsilah suci Dorje Shugden telah dibangkitkan untuk memberi manfaat bagi dunia. Saksikan video dan foto-foto konstruksi di bawah ini untuk menyaksikan aktivitas suci untuk melestarikan silsilah Dorje Shugden dan membangkitkan pengaruh Panglung Ritroe.
Bpk. JP Thong, murid Yang Mulia Tsem Rinpoche bercerita dengan cara yang indah dan menginspirasi mengenai perjalanan spiritualnya dalam membangun Panglung Ritroe yang suci. JP bercerita tentang pekerjaan yang mengandung Dharma dan membawa pada transformasi diri. Bahkan, bagi JP, proyek ini adalah praktik spiritual dan meditasi dalam tindakan. Dengarkanlah video singkat dan menginspirasi mengenai makna dibalik Panglung Ritroe dan alasan mengapa tempat ini dibangun di Kechara Forest Retreat, Malaysia.
Or view the video on the server at:
https://video.tsemtulku.com/videos/TheBuildingOfPanglungRitroe.mp4
Biografi Panglung Kuten ke-7
Panglung Kuten Thubten Phelgye Jigme Namgyal adalah penubuat ke-7 dari silsilah penubuat Panglung yang terkemuka. Beliau berasal dari Biara Sera. Beliau dilatih secara pribadi dan saluran energi psikisnya diberkati oleh Kyabje Trijang Rinpoche terdahulu dan Domo Geshe Rinpoche ke-2. Selama lebih dari 40 tahun, beliau telah melakukan kegiatan perasukan untuk berbagai biara, lama agung, sangha dan praktisi awam dari seluruh dunia. Penubuat Panglung ke-7 terasuk Dorje Shugden, Setrap, Kache Marpo, Shiptak Gyene dan beberapa pelindung Dharma lainnya.
Penubuat Panglung adalah biksu yang sangat lembut, rendah hati, baik hati dan memegang sumpahnya dengan baik. Beliau tidak pernah mengharapkan balasan untuk bantuan yang telah beliau berikan kepada banyak orang. Walaupun beliau terpelajar, sang penubuat Panglung adalah seorang individu yang rendah hati, sederhana dan merupakan seseorang yang tidak suka menonjolkan diri. Beliau melakukan praktik meditasinya diam-diam.
Banyak praktisi tulus dari seluruh dunia yang memintanya berkunjung ke berbagai tempat untuk dirasuk Dorje Shugden dan menyatakan ramalan dan memberikan nasihat untuk mengatasi berbagai masalah. Tidak diragukan lagi bahwa beliau telah memberikan manfaat bagi banyak orang melalui ramalan yang akurat dan berkat yang luar biasa dari sang pelindung. Hal ini juga menunjukkan kasih yang luar biasa dan kemahatahuan dari Pelindung Dharma Dorje Shugden, yang berinteraksi dengan praktisi melalui Panglung Kuten.
- Lokasi Tanah
- Fondasi
- Bahan Bangunan
- Dinding dan Lantai kedua
- Hampir Selesai!
- Penyelesaian
- Pertanda Keberuntungan
- Choje-la
Lokasi Panglung Ritroe dipilih berdasarkan nasihat Dorje Shugden dimana pertapaan ini berlokasi di Kechara Forest Retreat, tetapi sedikit jauh dari pusat aktivitas agar privasi Choje-la tetap terjaga. Setelah memeriksa berbagai lokasi di KFR, Tsem Rinpoche memilih tempat Panglung Ritroe yang sekarang karena agak terpencil. Sebelum konstruksi dimulai, tanah ini diberkati dan disucikan oleh Tim Puja Kechara House.
Fondasi rumah diletakkan. Banyak perhatian yang dicurahkan terhadap aspek konstruksi ini guna memastikan rumah ini kuat, stabil dan tahan lama.
Konstruksi berjalan cepat karena bahan bangunan yang tiba tepat waktu dan para pekerja – mulai dari tukang kayu, tukang besi – berpengalaman dan menguasai bidang mereka dengan baik.
Untuk memastikan rumah ini tetap sejuk di tengah cuaca panas, bahan bangunan dipilih untuk memberikan insulasi maksimal. Hal ini termasuk atap dan dinding. Lantai pertama rumah Choje-la adalah tempat tinggal untuk dirinya dan para asistennya, lantai kedua adalah tempat untuk kegiatan perasukan dengan tamu yang tidak terlalu banyak.
Bahan bangunan terbaik dipilih untuk rumah Choje-la, untuk memastikan bangunan ini tahan lama dan hanya butuh sedikit perawatan. Rinpoche sangat spesifik mengenai rumah yang tidak memerlukan banyak perawatan walaupun Choje-la sedang berpergian.
Sejak tahap perencanaan sampai penyelesaian, dibutuhkan waktu sembilan bulan. Dengan kebahagiaan dan sukacita yang amat sangat, Rinpoche dan tim Kechara hadir mempersembahkan rumah yang nyaman dan dibangun dengan baik kepada Choje-la.
Selama proses konstruksi Panglung Ritroe, banyak pertanda keberuntungan yang muncul dan dialami oleh tim konstruksi. Khususnya, tidak ada kesulitan sama sekali selama berjalannya proyek ini. Bahan bangunan tiba tepat waktu, dan tidak ada yang terluka. Semua pekerjaan berjalan dengan baik.
Beberapa hari sebelum pembangunan dimulai, sebuah sarang lebah muncul di pohon yang tumbuh di properti Panglung Ritroe. Dalam tradisi Tibetan Buddhisme, sarang lebah merupakan tanda keberuntungan. Sarang lebah seperti ini telah muncul di tempat-tempat suci lainnya, contohnya di Biara Dungkar milik Yang Mulia Domo Geshe Rinpoche. Pada tahun 2010, sebelum konstruksi Biara Dungkar dimulai, sebuah sarang lebah berbentuk kulit kerang berwarna putih muncul di kasau.
Diantara tanda keberuntungan lain yang muncul di Panglung Ritroe adalah seekor kodok yang muncul di pintu masuk rumah ketika Tsem Rinpoche berkunjung setelah konstruksi selesai. Pada hari Choje-la tiba di Panglung Ritroe, hujan gerimis turun sebelum beliau tiba sementara teratai pertama di kolam yang baru dibuat tiba-tiba mekar.
Setelah Choje-la mengelilingi Panglung Ritroe, dengan bahagia beliau menyatakan bahwa lokasi tempat ini sangat menguntungkan dan sangat mirip dengan Panglung Ritroe terdahulu di Tibet. Di Panglung Ritroe Tibet ada sebuah altar Dorje Shugden di bukit di belakang pertapaan ini, dan di dekatnya ada sebuah gua dimana Machig Labdron sendiri bermeditasi. Di Panglung Ritroe Malaysia, terdapat sebuah bukit dengan rupang Manjushri dan di sebelah rumah adalah sebuah rupang Tara. Menurut Choje-la, hal ini sangat menguntungkan karena Dorje Shugden adalah emanasi Manjushri, sementara Machig Labdron diyakini sebagai emanasi Tara.
Untuk membaca informasi menarik lainnya:
- Biografi Singkat Tsem Rinpoche Dalam Foto (Bahasa Indonesia)
- Pertanyaan Mengenai Rasa Cemburu (Bahasa Indonesia)
- 35 Buddha Pengakuan (Bahasa Indonesia)
- Ritus Berlian: Sadhana Harian Dorje Shugden (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden – Pelindung Masa Kini (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden Gyenze untuk Memperpanjang Umur, Meningkatkan Pahala dan Kekayaan (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden Shize: Sebuah Praktik Untuk Penyembuhan dan Umur Panjang (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden Wangze untuk Anugrah Daya Kuasa dan Pengaruh (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden Trakze Untuk Menghalau Gangguan Ilmu Hitam & Makhluk Halus (Bahasa Indonesia)
- Proyek Pembangunan Stupa Relik Tsem Rinpoche (Bahasa Indonesia)
- ALBUM: Upacara Parinirwana Yang Mulia Kyabje Tsem Rinpoche (Lengkap) (Bahasa Indonesia)
- Parinirwana dari Yang Mulia Kyabje Tsem Rinpoche (Bahasa Indonesia)
- Dinasti Shailendra: Leluhur Buddhisme Mahayana di Indonesia (Bahasa Indonesia)
- Sebuah Doa Singkat Kepada Dorje Shugden (Bahasa Indonesia)
- Yang Mulia Dharmaraja Tsongkhapa (Bahasa Indonesia)
- Kyabje Zong Rinpoche: Kelahiran, Kematian & Bardo (Bahasa Indonesia)
Please support us so that we can continue to bring you more Dharma:
If you are in the United States, please note that your offerings and contributions are tax deductible. ~ the tsemrinpoche.com blog team
DISCLAIMER IN RELATION TO COMMENTS OR POSTS GIVEN BY THIRD PARTIES BELOW
Kindly note that the comments or posts given by third parties in the comment section below do not represent the views of the owner and/or host of this Blog, save for responses specifically given by the owner and/or host. All other comments or posts or any other opinions, discussions or views given below under the comment section do not represent our views and should not be regarded as such. We reserve the right to remove any comments/views which we may find offensive but due to the volume of such comments, the non removal and/or non detection of any such comments/views does not mean that we condone the same.
We do hope that the participants of any comments, posts, opinions, discussions or views below will act responsibly and do not engage nor make any statements which are defamatory in nature or which may incite and contempt or ridicule of any party, individual or their beliefs or to contravene any laws.
Please enter your details