Tsem Ladrang – Rumah Pengabdian (Bahasa Indonesia)
Ladrang seorang Lama merujuk pada kediaman pribadi sang lama. Karena sifat dan tanggung jawab seorang lama, ladrang memainkan peran yang lebih besar dari sekedar kediaman pribadi. Ladrang juga juga berfungsi sebagai kantor pribadi sang lama, dan merupakan tempat dimana beliau bertemu tamu, mengajar, melakukan berbagai ritual dan puja. Jadi esensi sebuah ladrang adalah sebuah tempat bagi berbagai pekerjaan Dharma yang ingin dilakukan oleh sang lama, guna memberi manfaat bagi orang atau makhluk lain.
Tidak perlu disebutkan lagi bahwa pada umumnya, pekerjaan yang dilakukan sang lama sangatlah besar. Pekerjaan ini bisa jadi terlalu banyak untuk dilakukan sendiri oleh beliau karena waktunya lebih baik digunakan untuk mengajar, menulis penjelasan, memberi inisiasi dan pemberdayaan, melakukan berbagai ritual, puja dan retret, dan berbagai jenis pekerjaan Dharma, dan bukannya dihabiskan untuk urusan sehari-hari. Karena itulah, seorang lama memiliki pembantu pribadi (sopön) untuk mengatur urusan pribadi; dan asisten pribadi (chagzöd) untuk mengatasi berbagai aspek dari menjalankan ladrang dan juga mengatur pekerjaan Dharma yang ingin dilakukan oleh sang lama.
Selain itu, asisten pribadi sang lama juga mengatur semua hal-hal yang diperlukan terkait dengan acara dan pertemuan sang lama. Mereka juga menjaga kontak dan relasi dengan donatur, murid dan sahabat sang lama. Ketika sang lama memasuki cahaya jernih (parinirvana), ladrang bertanggung jawab untuk mengadakan ritual pemakaman, pembangunan stupa untuk sang lama dan menjalankan berbagai instruksi yang diberikan untuk masa-masa seperti ini. Ladrang juga bertanggung jawab untuk mengidentifikasi inkarnasi sang lama, mengakuinya dan menobatkannya sebagai reinkarnasi yang benar. Karenanya, ladrang adalah sebuah tempat dimana semua pekerjaan ini dilaksanakan.
Deskripsi singkat di atas memberikan sebuah gambaran mengenai fungsi ladrang. Pekerjaannya bisa berbeda tergantung dari arah dan disposisi sang lama. Terkait dengan Yang Mulia Tsem Rinpoche ke 25, salah satu praktik utama Rinpoche adalah pengabdian kepada gurunya dan dengan cara tersebut, Rinpoche telah berkontribusi bagi biara dan pelestarian ajaran. Tsem Rinpoche memberi teladan pengabdian ini ketika Tsem Ladrang di Biara Gaden didirikan.
Didirikannya Tsem Ladrang
Tsem Ladrang yang pertama di Biara Gaden didirikan dan pembangunannya dibiayai oleh ayah kandung Rinpoche, Lobsang Gyatso. Beliau adalah murid dari Yang Suci Dalai Lama dan Yang Suci Panchen Lama. Karena jasa seorang Lama dari Mongolia, Yang Mulia Guru Deva Rinpoche, pada tahun 1990, Tsem Rinpoche terhubung kembali dengan ayah kandung yang sebelumnya tidak dikenalnya. Kakak laki-lakinya (satu ayah beda ibu), Phuntsok, juga datang mengunjungi Rinpoche di Biara Gaden beberapa tahun kemudian.
Para biksu di biara segera mengenali Phuntsok sebagai saudara laki-laki Rinpoche karena mereka sangat mirip. Phuntsok menyaksikan kondisi tempat tinggal Rinpoche yang tidak layak di biara. Pada saat itu, Rinpoche belum diakui sebagai seorang inkarnasi lama dan masih tinggal di kandang sapi yang atapnya bocor. Kandang sapi ini merupakan bagian dari Zong Ladrang. Phuntsok juga melihat Rinpoche sangat kurus dan tidak cukup makan. Phuntsok mencatat semua detil ini dan melaporkan kepada ayahnya sekembalinya ke Taiwan. Lobsang Gyatso kemudian datang mengunjungi Rinpoche di Biara Gaden.
Setelah Lobsang Gyatso melihat sendiri keadaan tempat tinggal Rinpoche, guru Rinpoche, Yang Mulia Kensur Jampa Yeshe Rinpoche (guru utama Tsem Rinpoche di biara) menggunakan kesempatan ini untuk memberi tahu Lobsang Gyatso bahwa Rinpoche telah diakui sebagai seorang tulku (lama yang bereinkarnasi) dan upacara pentahtaannya belum dilaksanakan. Lobsang Gyatso kemudian menawarkan untuk membiayai konstruksi Tsem Ladrang berikut semua persembahan yang diperlukan untuk upacara pentahtaan. Pertama-tama, ayah Rinpoche membiayai pembangunan lantai bawah Tsem Ladrang di Gaden. Kemudian pencarian dana berhasil dilakukan untuk membangun lantai dua.
Pada saat itu, Tsem Rinpoche adalah sekretaris dan penerjemah bagi Kensur Jampa Yeshe Rinpoche. Hubungan Tsem Rinpoche dengan gurunya dimulai ketika Rinpoche ditunjuk menjadi ‘biksu rumah’ bagi Kensur Rinpoche ketika beliau tiba di Biara Gaden Shartse untuk pertama kalinya. Pada saat itu, Kensur Rinpoche dikenal sebagai Khen Rinpoche karena ia masih menjabat sebagai Kepala Biara Gaden Shartse. Setelah menyelesaikan masa jabatannya sebagai seorang kepala biara, beliau dikenal sebagai Kensur Rinpoche (Abbot Emeritus). Dalam komunitas monastik, reputasi Kensur Rinpoche tidak tercela sebagai biksu murni yang memegang sumpahnya dengan sempurna sehingga beliau dikenal sebagai ‘kepala biara bodhisattva’.
Mengundang Kensur Rinpoche ke Tsem Ladrang
Setelah Tsem Ladrang dibangun, Tsem Rinpoche secara resmi mengundang Kensur Rinpoche untuk tinggal bersamanya agar beliau bisa melayani gurunya dengan lebih baik. Tsem Rinpoche memberikan kamar terbesar untuk Kensur Rinpoche sementara Rinpoche sendiri menempati kamar yang lebih kecil di lantai bawah. Tsem Rinpoche juga berperan sebagai ‘penanggung jawab rumah’ di ladrang, dan ia melatih dan mendisiplinkan para biksu di Tsem Ladrang agar bisa melayani gurunya dengan baik.
Karena Kensur Rinpoche menderita diabetes, Tsem Rinpoche meneliti diet yang cocok untuk mengatasi kondisi ini, mengatur para biksu untuk memasak makanan yang lebih sehat, dan memastikan Kensur Rinpoche banyak berolahraga. Tsem Rinpoche juga mengatur agar jadwal Kensur Rinpoche tidak terlalu melelahkan dan beliau memiliki cukup waktu untuk beristirahat.
Selain itu, Tsem Rinpoche memastikan taman ladrang yang luas ditanami banyak pohon buah dan bunga untuk membuat lingkungan tempat tinggal gurunya indah dan menyenangkan. Tsem Rinpoche membuat banyak perbaikan-perbaikan di ladrang termasuk menerapkan cara untuk menyejukan bangunan di musim panas dengan mengumpulkan air di atas atap kediaman Kensur Rinpoche.
Tsem Rinpoche melakukan semua ini sebagai persembahan kepada gurunya dan secara bertahap, kondisi Kensur Rinpoche menjadi lebih baik dan beliau bisa mengajar lebih banyak dan memberi manfaat bagi Gaden melebihi apa yang telah dilakukannya sampai saat itu. Karenanya, pengabdian guru Tsem Rinpoche melegenda, khususnya di antara generasi biksu yang lebih tua yang sempat menyaksikan semua ini. Mereka bersyukur dan terinspirasi oleh Rinpoche sampai hari ini.
Kemudian, mengikuti nasihat gurunya untuk tinggal di Malaysia, Tsem Rinpoche mempersembahkan Tsem Ladrang kepada Kensur Rinpoche dan setelahnya, Tsem Ladrang dikenal sebagai Kensur Ladrang. Di Malaysia, setiap kali Rinpoche pindah ke ladrang baru, beliau mengenang persembahan ini dan kadang mengatakan bahwa pahala yang dihasilkan dari mempersembahkan ladrang pertamanya kepada sang guru menjadi sebab beliau dapat tinggal di tempat yang nyaman, memiliki fasilitas dan sumber daya yang diperlukan untuk melakukan praktik dan pekerjaan Dharma.
Untuk membaca informasi menarik lainnya:
- Biografi Singkat Tsem Rinpoche Dalam Foto (Bahasa Indonesia)
- Pertanyaan Mengenai Rasa Cemburu (Bahasa Indonesia)
- 35 Buddha Pengakuan (Bahasa Indonesia)
- Ritus Berlian: Sadhana Harian Dorje Shugden (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden – Pelindung Masa Kini (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden Gyenze untuk Memperpanjang Umur, Meningkatkan Pahala dan Kekayaan (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden Shize: Sebuah Praktik Untuk Penyembuhan dan Umur Panjang (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden Wangze untuk Anugrah Daya Kuasa dan Pengaruh (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden Trakze Untuk Menghalau Gangguan Ilmu Hitam & Makhluk Halus (Bahasa Indonesia)
- Proyek Pembangunan Stupa Relik Tsem Rinpoche (Bahasa Indonesia)
- ALBUM: Upacara Parinirwana Yang Mulia Kyabje Tsem Rinpoche (Lengkap) (Bahasa Indonesia)
- Parinirwana dari Yang Mulia Kyabje Tsem Rinpoche (Bahasa Indonesia)
- Dinasti Shailendra: Leluhur Buddhisme Mahayana di Indonesia (Bahasa Indonesia)
- Sebuah Doa Singkat Kepada Dorje Shugden (Bahasa Indonesia)
- Yang Mulia Dharmaraja Tsongkhapa (Bahasa Indonesia)
- Kyabje Zong Rinpoche: Kelahiran, Kematian & Bardo (Bahasa Indonesia)
Please support us so that we can continue to bring you more Dharma:
If you are in the United States, please note that your offerings and contributions are tax deductible. ~ the tsemrinpoche.com blog team
DISCLAIMER IN RELATION TO COMMENTS OR POSTS GIVEN BY THIRD PARTIES BELOW
Kindly note that the comments or posts given by third parties in the comment section below do not represent the views of the owner and/or host of this Blog, save for responses specifically given by the owner and/or host. All other comments or posts or any other opinions, discussions or views given below under the comment section do not represent our views and should not be regarded as such. We reserve the right to remove any comments/views which we may find offensive but due to the volume of such comments, the non removal and/or non detection of any such comments/views does not mean that we condone the same.
We do hope that the participants of any comments, posts, opinions, discussions or views below will act responsibly and do not engage nor make any statements which are defamatory in nature or which may incite and contempt or ridicule of any party, individual or their beliefs or to contravene any laws.
Please enter your details