Gelong Tamdrin Membantu Saya di Biara Phelgyeling (Bahasa Indonesia)
Setiap kali saya pergi ke Nepal, saya pasti mengunjungi beberapa tempat. Tentu saja, Stupa Boudha adalah salah satunya. Saya juga merekomendasikan sahabat-sahabat saya pergi ke Kuil Bijyaswari untuk berdoa kepada Vajra Yogini yang sangat suci dan sakral dan Vajra Yogini timbul alami di Sankhu. Nepal adalah negara yang indah dan banyak tempat-tempat suci. Selama bertahun-tahun, saya telah mengunjungi tempat-tempat ziarah semacam ini yang saya ketahui dari rekan-rekan sesama biksu.
Bertahun-tahun yang lalu, saya mengunjungi Nepal untuk pertama kalinya untuk menyelesaikan beberapa urusan. Waktu itu, saya tinggal di Biara Sampheling yang berlokasi dekat Stupa Boudha. Karena saat itu saya masih relatif baru tiba dari Amerika Serikat, saya sangat senang ketika melangkah keluar biara, di depan saya adalah Stupa yang sangat megah. Saya bisa berdoa, bersujud, mengelilingi stupa dan melakukan semuanya di sana. Tempat tersebut sangat ramai karena ada ribuan orang yang mengelilingi stupa, berbelanja, melakukan persembahan dan tempat tersebut benar-benar menyenangkan. Ini adalah lingkungan yang telah lama saya impikan ketika berada di Amerika, dan akhirnya saya sampai di sana.
Pada suatu siang, saya memutuskan untuk mengunjungi Stupa Swayambhunath yang berjarak sekitar 30 menit dengan mobil atau 2 jam jalan kaki. Saya datang ke sana untuk mengelilingi stupa suci ini, mempersembahkan lampu mentega, dan melakukan sadhana (doa harian) di sana. Tak terasa, hari beranjak malam dan jam menunjukkan pukul 7-8 malam. Mungkin kedengarannya tidak terlalu malam. Tetapi 30 tahun yang lalu, tidak ada lampu jalan di daerah tersebut dan tidak ada mobil lewat, dan toko-toko sudah tutup. Ketika area stupa ditutup, semua tempat di sekitarnya juga tutup.
Jadi saya berdiri dalam kegelapan dan berpikir apa yang harus dilakukan. Uang saya tidak banyak, jadi tidak mungkin bermalam di hotel. Selain itu, saya tidak melihat hotel di sekitar situ. Tidak ada orang di sana yang bisa dimintai tolong, dan tidak ada taxi. Saya mulai merasa khawatir karena hari semakin malam dan waktu itu musim dingin. Karena keadaannya sangat gelap, saya tidak tahu cara kembali ke tempat tinggal saya di Boudha. Bahkan bila saya tahu arah jalan kembali, perjalanannya masih akan memakan waktu 2-3 jam dengan berjalan kaki. Hal ini bukan masalah karena waktu itu saya masih muda dan bisa berjalan cepat, tetapi saya tidak tahu arah kembali.
Ketika saya sedang merenungkan pilihan saya, saya berjalan di kaki bukit Swayambhunath dan menemukan sebuah gerbang biara yang sangat besar. Jadi saya mengetuk pintu gerbang dan tidak lama kemudian, seorang biksu berusia lanjut datang membuka pintu.
Beliau tidak bisa bahasa Inggris, dan pada saat itu, saya juga tidak terlalu mengerti bahasa Tibet, tetapi entah bagaimana, saya berhasil menyampaikan bahwa saya membutuhkan bantuan. Tanpa mengeluarkan sepatah kata, biksu tua itu mempersilahkan saya masuk dan membawa saya ke kamarnya. Kemudian, beliau masak dan memberi saya makan, memberi selimut dan saya tertidur. Keesokan paginya, saya bangun dan biksu tua itu tidak berada di kamar. Tidak lama kemudian, dia kembali dan memberi saya sarapan yang terdiri dari teh panas dan roti. Saya benar-benar berterima kasih ketika menerimanya karena saya merasa lapar, lelah dan santapan tersebut benar-benar menghangatkan saya. Setelahnya, biksu tua itu menunjukkan saya cara mencari taxi agar saya bisa kembali ke tempat tinggal saya di Sampheling.
Dan itulah interaksi kami secara keseluruhan, saya tidak pernah tahu nama biksu tersebut. Dia juga tidak menanyakan nama saya dan tidak meminta balasan karena memperbolehkan saya tinggal di kamarnya. Dia adalah seorang biksu tua yang benar-benar baik dan tulus yang ingin menolong biksu muda yang tersasar. Saya sangat tersentuh dengan keterbukaan dan kemurahan hatinya karena saya lihat, dia hidup sederhana, tetapi hal ini tidak membuatnya berhenti memberi dengan begitu bebas.
Baru setelahnya saya tahu bahwa biara tersebut bernama Phelgyeling dan biara tersebut memiliki hubungan kuat dengan Dorje Shugden. Di Nepal, Phelgyeling adalah salah satu dari dua biara utama yang melakukan praktik ini. Biara lainnya adalah Segyud. Biara Phelgyeling, bahkan merupakan tempat rupang Dorje Shugden yang dibuat sendiri oleh Yang Suci Dalai Lama ke-5. Jadi Phelgyeling memiliki sejarah panjang dalam melakukan praktik ini.
Bisakah anda bayangkan? Ada banyak biara di sekitar Swayambhunath. Saya bisa menemukan salah satu dari biara-biara ini dengan mudah. Tetapi saya malah melewati biara, dengan biksu yang baik dan lembut yang menolong saya, yang mempraktikkan Dorje Shugden. Saya tidak tahu bagaimana menjelaskan hal ini selain sudah pasti karma dari kehidupan sebelumnya dan hubungan saya dengan Dorje Shugden yang kuat. Bilamana saya membutuhkan bantuan, seseorang atau sesuatu yang terhubung dengan Dorje Shugden akan datang.
Saya tidak pernah melupakan kebaikan biksu ini kepada saya. Jadi pada tahun 2018, murid-murid saya mengunjungi Kathmandu, Nepal untuk menghadiri Konferensi Internasional Dorje Shugden pada tahun 2018. Setelah konferensi ini berakhir, mereka mengunjungi Phelgyeling untuk memberikan persembahan dan melakukan beberapa pekerjaan. Ketika mereka berada di sana, saya meminta mereka untuk bertanya apakah ada yang mengenal biksu tua yang pernah menolong saya dan apakah memungkinkan untuk mengetahui nama biksu tua ini. Jujur saja, saya khawatir semua sudah terlambat dan biksu tua tersebut telah meninggal, karena ketika saya bertemu dengannya dulu, dia sudah berusia 60 tahunan.
Murid-murid saya menginformasikan bahwa para biksu Phelgyeling sangatlah mendukung upaya pancarian ini dan membantu bertanya-tanya, dan akhirnya mereka mendapatkan nama biksu tua tersebut! Ternyata beliau masih hidup dan dia mengingat pertemuan kami dengan baik. Dan setelah bertahun-tahun kemudian, saya akhirnya mengetahui namanya: Gelong Tamdrin. Gelong adalah seseorang yang telah ditahbiskan sepenuhnya (bukan biksu pemula) dan memegang sumpah biksu yang lengkap. ‘Tamdrin’ adalah bahasa Tibet untuk Buddha Hayagriva. Anda juga bisa memanggilnya Gen Tamdrin, karena ‘Gen’ berarti ‘guru’ dalam bahasa Tibet.
Jadi saya diberitahu bahwa Gelong Tamdrin sangat senang dan memberi murid-murid saya kesempatan bertemu di mana saya dapat memberikan persembahan kepadanya. Ketika kita bertemu dengan praktisi senior seperti Gelong Tamdrin, memberikan persembahan kepada mereka membawa berkat yang luar. Berkat ini didasarkan pada beberapa lama mereka telah memegang sumpah mereka dengan baik. BERKAT TERSEBUT BERASAL DARI KEKUATAN SUMPAH MEREKA. Sama seperti kekuatan penyembuhan Buddha Pengobatan berasal dari sumpah yang dibuatnya sebelum beliau tercerahkan. Jadi seseorang seperti Gelong Tamdrin yang berusia 80-an ketika para murid saya bertemu dengan beliau, telah memegang sumpahnya selama lebih dari 70 tahun. Kekuatan memegang sumpah dalam jangka waktu yang lama, menghasilkan energi yang memberkati setiap orang.
Pada bulan Juli 2019, Gelong Tamdrin meninggal dunia. Menurut biara Phelgyeling, tidak ada yang mengira karena selain penyakit ringan, beliau sehat walafiat. Saya bersyukur karena sebelum beliau pergi, kami memiliki kesempatan untuk berhubungan kembali dan saya memiliki kesempatan untuk memberikan persembahan kepadanya. Saya tidak pernah melupakan kebaikan beliau kepada saya dan selalu ingin membalasnya. Gelong Tamdrin juga merupakan praktisi Dharma yang tulus. Pada saat itu, situasinya tidak rumit.
Ini adalah cerita singkat bagaimana saya bertemu dengan Gelong Tamdrin. Terima kasih.
Tsem Rinpoche
- Untuk membaca mengenai kunjungan murid saya yang menghadiri Konferensi Internasional Dorje Shugden di Kathmandu, Nepal: tsemrinpoche.com/?p=153140
- Mengapa kita pergi berziarah? Saya pernah mengajar mengenai makna ziarah yang bisa kalian baca di sini:
tsemrinpoche.com/?p=36596
Untuk membaca informasi menarik lainnya:
- Biografi Singkat Tsem Rinpoche Dalam Foto (Bahasa Indonesia)
- Pertanyaan Mengenai Rasa Cemburu (Bahasa Indonesia)
- 35 Buddha Pengakuan (Bahasa Indonesia)
- Ritus Berlian: Sadhana Harian Dorje Shugden (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden – Pelindung Masa Kini (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden Gyenze untuk Memperpanjang Umur, Meningkatkan Pahala dan Kekayaan (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden Shize: Sebuah Praktik Untuk Penyembuhan dan Umur Panjang (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden Wangze untuk Anugrah Daya Kuasa dan Pengaruh (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden Trakze Untuk Menghalau Gangguan Ilmu Hitam & Makhluk Halus (Bahasa Indonesia)
- Proyek Pembangunan Stupa Relik Tsem Rinpoche (Bahasa Indonesia)
- ALBUM: Upacara Parinirwana Yang Mulia Kyabje Tsem Rinpoche (Lengkap) (Bahasa Indonesia)
- Parinirwana dari Yang Mulia Kyabje Tsem Rinpoche (Bahasa Indonesia)
- Dinasti Shailendra: Leluhur Buddhisme Mahayana di Indonesia (Bahasa Indonesia)
- Sebuah Doa Singkat Kepada Dorje Shugden (Bahasa Indonesia)
- Yang Mulia Dharmaraja Tsongkhapa (Bahasa Indonesia)
- Kyabje Zong Rinpoche: Kelahiran, Kematian & Bardo (Bahasa Indonesia)
Please support us so that we can continue to bring you more Dharma:
If you are in the United States, please note that your offerings and contributions are tax deductible. ~ the tsemrinpoche.com blog team
DISCLAIMER IN RELATION TO COMMENTS OR POSTS GIVEN BY THIRD PARTIES BELOW
Kindly note that the comments or posts given by third parties in the comment section below do not represent the views of the owner and/or host of this Blog, save for responses specifically given by the owner and/or host. All other comments or posts or any other opinions, discussions or views given below under the comment section do not represent our views and should not be regarded as such. We reserve the right to remove any comments/views which we may find offensive but due to the volume of such comments, the non removal and/or non detection of any such comments/views does not mean that we condone the same.
We do hope that the participants of any comments, posts, opinions, discussions or views below will act responsibly and do not engage nor make any statements which are defamatory in nature or which may incite and contempt or ridicule of any party, individual or their beliefs or to contravene any laws.
Please enter your details