Parinirwana dari Yang Mulia Kyabje Tsem Rinpoche (Bahasa Indonesia)
Kata-kata memiliki kekuatan, namun kadangkala belum cukup. Tidak ada obituari yang dapat mengungkapkan rasa kehilangan mendalam yang kami rasakan pada saat wafatnya makhluk agung dan Guru yang telah cerah, Yang Mulia Tsem Rinpoche ke-25.
Semua yang dirampungkan Rinpoche memiliki tujuan tunggal: untuk meringankan penderitaan makhluk lain dan dengan lembut membentuk kehidupan mereka sesuai dengan Dharma. Saat ini banyak dari kita yang telah memperoleh berkah manfaat dari welas asih Rinpoche, merasakan lubang hampa di bagian hidup kita yang ditempati-Nya.
Namun, meskipun dikenali sebagai kelahiran kembali yang mulia, Rinpoche menjalani kehidupan biasa-biasa saja yang sebagian besar tanpa kemegahan dan keagungan spiritual. Ini adalah pilihan yang dambil secara sengaja oleh makhluk yang telah cerah. Rinpoche telah membuat pilihan untuk terlahir di kalangan sederhana sebagai anak yang tidak diinginkan, lalu memutuskan untuk menjadi remaja yang harus melewati banyak rintangan untuk mendapatkan penahbisan bhiksu, dan memilih untuk menjadi seorang Rinpoche muda di negara yang tidak paham bagaimana cara melayani seorang raja Dharma dengan benar.
Bahkan setelah itu, masuknya Rinpoche ke dalam parinirwana juga sama, tampak ‘biasa’ saja. Ciri-ciri seorang Buddha sejati menjadi jelas, jika kita sedikit berusaha untuk melihat melampaui permukaan yang nampak.
Di satu sisi, kematian Rinpoche sungguh tiba-tiba dan tidak terduga, membuat beberapa orang berasumsi bahwa penyakitnya berasal dari rupa fisik yang ia wujudkan. Pada kenyataannya, Rinpoche sangat sehat, menjalani hidup sederhana, bebas dari segala minuman memabukkan dan hanya makan makanan sedikit saja, bahkan pemeriksaan kesehatan komprehensif terakhirnya telah membebaskannya dari segala penyakit.
Di sisi lain, mereka yang lebih paham tentang cara-cara seorang Buddha, mengenali bahwa makhluk yang telah cerah memiliki kendali penuh atas semua dimensi kehidupan mereka. Ini termasuk kondisi fisik tubuh duniawi mereka (tubuh nirmanakaya), waktu dan tempat kelahiran mereka, serta waktu dan kondisi saat mereka meninggal.
Makhluk yang telah cerah muncul di alam samsara karena alasan yang sangat spesifik. Rinpoche telah menyatakan dalam banyak kesempatan bahwa tujuan kelahiran yang ke-25 adalah untuk menegakkan kemurnian silsilah Lama Tsongkhapa, untuk melindunginya pada saat akan diserang, dan untuk melenyapkan rintangan yang mengancam kemurnian dari silsilah yang terberkahi ini.
Pada akhirnya, tujuan itu mengharuskan Rinpoche menyerap segala halang rintangan untuk menyingkirkannya, selagi beliau dengan kendali penuh meninggalkan raga duniawinya.
Rinpoche telah memberikan isyarat pada sejumlah kesempatan, bahkan saat mengajar secara publik, bahwa kelahirannya yang ke-25 tidak akan tinggal lama di dunia kita. Salah satu contohnya adalah pada tahun 2015, ketika Yang Mulia Panglung Kuten ke-7 mengalami trans dari Pelindung Dharma Dorje Shugden di Kechara Forest Retreat untuk pertama kalinya. Secara langsung di hadapan segenap penonton terbesar yang pernah mendengarkan dirinya berbicara, Rinpoche berkata bahwa hanya dalam beberapa tahun saja, beliau tidak akan ada lagi.
Pernyataan itu mungkin dianggap sebagai pengingat umum untuk menggunakan kehidupan manusia kita yang berharga secara bermakna, seperti nasihat Lamrim. Namun, hal ini merupakan salah satu indikasi terjelas bahwa misi luhur Tsem Rinpoche ke-25 akan segera mencapai tahap perampungan.
VIDEO: Parinirwana dari Yang Mulia Kyabje Tsem Rinpoche
- Rencana Istimewa
- Melampaui Nyeri
- Aktivitas Akhir
- Kembali ke Kechara
- Persembahan Api
- Relik Suci
- Awal yang Baru
- Doa untuk Segera Kembali
- Ringkasan Ritual
Rencana Istimewa
Tsem Rinpoche dikenal oleh karena welas asihnya yang besar, kemurahan hatinya yang luar biasa, dan kepeduliannya yang luar biasa. Rinpoche sangat perhatian sehingga dia bahkan memperhatikan pada detail terkecil hingga dapat membuat hidup seseorang menjadi lebih baik.
Kami menyaksikan aspek dan cara Rinpoche melayani gurunya seperti Yang Mulia Kensur Jampa Yeshe Rinpoche, yang pada akhirnya menawarkan rumahnya sendiri sehingga sang lama senior bisa memiliki ladrang sendiri. Kami menyaksikan lagi ketika Rinpoche melindungi silsilah Dorje Shugden, tidak menyia-nyiakan satu usaha apapun dalam mengoreksi kesalahpahaman tentang praktik Pelindung Dharma ini, bahkan dengan mengorbankan kesejahteraan dan reputasinya sendiri.
Bahkan kepedulian Rinpoche kepada murid-muridnya sangat melegenda. Setiap orang yang berhubungan dengan Rinpoche tidak hanya menerima ajaran Dharma, berkah dan doa tetapi juga hadiah. Entah bagaimana, Rinpoche akan tahu apa yang paling dibutuhkan seseorang pada saat itu, baik itu uang, obat-obatan, transportasi atau hanya pelukan teman.
Jadi, bukanlah karakter Rinpoche untuk meninggalkan dunia ini sebelum memastikan bahwa murid-muridnya, Kechara dan semua yang bergantung padanya berada dalam kondisi yang baik. Jika direnung-renungkan, jelas bahwa Rinpoche telah mempersiapkan diri dengan sangat baik untuk memasuki parinirwana. Para biksu dan lama luhur yang kemudian hari datang ke Kechara Forest Retreat juga mengatakan hal yang sama.
Beberapa tahun yang lalu, Rinpoche mulai memberikan sebagian besar barang miliknya termasuk rupang pribadi dan objek luhur yang berharga. Dalam budaya Tibet, ini adalah sinyal halus bahwa sang Lama akan segera memasuki cahaya jernih, karena ia harus meninggalkan dunia tepat saat dia masuk ke dalamnya, tanpa harta benda, hanya menyisakan warisan hidup.
Beberapa bulan sebelum beliau menunjukkan kondisi sakit, Rinpoche memberikan instruksi yang tepat agar area kantor di Tsem Ladrang dibersihkan. Pada saat itu, perpindahan ini tampak tergesa-gesa karena tidak masuk akal untuk mengosongkan satu bagian wilayah kerja untuk memenuhi bagian lain.
Hanya setelah Rinpoche meninggal, kami sadar bahwa Rinpoche telah mengantisipasi di mana tubuh sarira (raga sucinya) akan diabadikan, dan telah menciptakan ruang bagi pengunjung, teman, dan siswa yang berdukacita, yang menyusul setelah kejadian ini, menunggu untuk beraudiensi dengan tubuh sarira Rinpoche.
Seluruh bagian dari Apartemen Dukkar juga mengalami depopulasi serupa, yang memberikan kemudahan ketika tiba saatnya untuk mempersiapkan akomodasi bagi para lama dan biksu luhur yang telah diketahui Rinpoche akan datang untuk berdoa dan memberi penghormatan. Rinpoche juga telah bertemu dengan para changtso-nya untuk memastikan bahwa semua urusan administrasi berjalan dengan baik.
Bahkan tanah yang dipilih untuk upacara pemakaman dan stupa relik luar ruang Rinpoche ditugaskan oleh Rinpoche pada awal September 2015.
Peristiwa-peristiwa ini dan banyak lainnya yang serupa merupakan rangkaian kebetulan atau tanda dari seorang lama dengan kewaskitaan yang membuat perbekalan untuk parinirwana-nya. Pertanda ini sejalan dengan karakter Rinpoche yang mengemban sendiri sebanyak mungkin tanpa membebani orang lain.
Hanya setelah Rinpoche merasa puas bahwa segala sesuatunya berjalan sesuai rencana, ia menunjukkan penyakit yang mendadak. Kemudian, mengikuti jalan para Buddha dan makhluk agung yang datang sebelumnya, Rinpoche mulai bergerak perlahan menuju kepergiannya sendiri, dengan setiap langkah membuka peluang besar dan menciptakan stimulus bagi para siswa dan praktisi Dharma untuk terlibat dalam tindakan yang sangat bajik.
Titik Balik
Pada bulan Juli 2019, Rinpoche menerima berita bahwa Yang Mulia Kyabje Trijang Chocktrul Rinpoche berencana memberikan inisiasi kepercayaan hidup (sogtae) dari Dorje Shugden. Setelah mendengar berita ini, wajah Rinpoche langsung cerah karena gembira. Ini adalah pertanda yang telah Rinpoche lama tunggu-tunggu, sebuah indikasi bahwa sudah waktunya bagi Yang Mulia untuk bangkit dan sepenuhnya memanifestasikan aktivitas dari kehidupan sebelumnya.
Rinpoche segera membagikan instruksi untuk membuat serangkaian persembahan kepada Yang Mulia dan untuk mensponsori makanan yang akan disajikan selama upacara. Di hari-hari berikutnya, Rinpoche sering bertanya apakah pengumuman publik tentang acara tersebut telah dibuat. Saat hari berganti minggu dan tidak ada berita lebih lanjut yang hadir, Rinpoche menunjukkan indikasi pertama bahwa ia tidak sehat.
Meskipun gejala-gejala awal tidak menandakan penyakit yang mengancam nyawa, beragam dokter telah dikonsultasi dan obat telah diberikan. Ada tanda-tanda membaik sementara tetapi gejala tetap ada.
Sebagian besar, semuanya berjalan teratur seperti yang terjadi selama bertahun-tahun di Tsem Ladrang. Rinpoche bekerja dengan kecepatan riuh yang normal, berjumpa dengan siswa-siswa, memberikan ajaran dan mengawasi berbagai karya Dharma sambil menciptakan sukacita sebanyak yang bisa diketemukan di keluarga yang bahagia.
Akan tetapi, pada bulan Agustus 2019, terlihat jelas bahwa rasa sakit yang makin bertambah makin membebani Rinpoche. Meskipun secara fisik bertambah lemah, Rinpoche bekerja sampai ketika ia dirawat di rumah sakit, didorong oleh kemauan dan tekad yang kuat untuk menciptakan berkah manfaat yang sebanyak mungkin.
Rinpoche menghabiskan santapan terakhirnya di Ladrang pada dini hari tanggal 6 Agustus 2019. Sekitar jam 9 pagi, Rinpoche menunjukkan rasa sakit yang akut. Tak lama kemudian, Rinpoche dilarikan ke rumah sakit di Kuala Lumpur.
Melampaui Nyeri
Untuk memahami sepenuhnya kebaikan Rinpoche yang mendalam, pertama-tama kita mesti mencoba memahami penderitaan luar biasa yang dialami oleh tubuh Rinpoche. Rinpoche dirawat di rumah sakit selama sebulan penuh, 29 hari di antaranya dihabiskan di unit perawatan intensif (ICU).
Pada saat itu, Rinpoche dirawat oleh enam spesialis medis yang berbeda, sebuah indikasi akan parahnya beragam komplikasi yang diwujudkan Rinpoche. Karena kondisinya yang kritis, Rinpoche juga menjalani prosedur invasif tanpa henti termasuk intubasi. Ini membuat Rinpoche tidak bisa berbicara dan hampir tidak bisa bergerak.
Namun, tetap tidak dikalahkan oleh keadaan, Rinpoche menggerakkan tangan dengan lembut dan mengucapkan kata-kata dalam hati, dan mereka yang hadir di samping Rinpoche belajar menebak apa yang ingin dikatakan Rinpoche. Seringkali, gesturnya adalah sekedar menanyakan bagaimana keadaan seseorang atau memberitahu mereka yang hadir untuk beristirahat. Bahkan dalam keadaan kritis itu, pikiran Rinpoche tertuju pada kesejahteraan orang lain.
Kita mungkin bertanya pada diri kita sendiri mengapa makhluk yang telah tercerahkan dan dalam kendali penuh atas tubuhnya membiarkan dirinya mengalami penderitaan fisik yang berkepanjangan. Dalam pertanyaan ini sendiri, kita mendapatkan wawasan lain tentang luasnya welas asih Rinpoche. Setiap hari ketika Rinpoche memikul rasa sakit yang luar biasa, telah menjadi sebuah kesempatan bagi para siswa dan simpatisan untuk menghasilkan pahala kebajikan yang luar biasa bagi diri mereka sendiri. Sangat bermanfaat bagi para umat untuk mengajukan permohonan kepada makhluk yang tercerahkan untuk tetap tinggal, untuk memohon kepada seorang guru agar berumur panjang, dan untuk akhirnya menyadari pentingnya melepaskan diri dari berbagai gangguan samsarik.
Datang Bersama
Kesehatan Rinpoche yang memburuk membuat para sahabat lama dan pengikut baru berkumpul, anggota-anggota yang telah jauh bersatu kembali karena beragam alasan, menyusun devosi para siswa dan menginspirasi mereka ke tingkat bakti yang baru, sekaligus menghimpun sejumlah lama luhur datang ke Kechara.
Curahan dukungan dari lama-lama yang termashyur seketika muncul. Yang Mulia Kyabje Pabongka Chocktrul Rinpoche, Yang Mulia Drigung Kyabgön Rinpoche, Yang Mulia Drubwang Gangchen Rinpoche dan Yang Mulia Zawa Tulku Rinpoche memberikan bimbingan, puja dan doa. Biara dan komunitas Dharma di seluruh dunia mengadakan puja dan mengadakan doa jaga memohon Rinpoche untuk tetap tinggal. Yang terpenting dari semuanya, Yang Mulia Kyabje Trijang Chocktrul Rinpoche dan Pelindung Dharma Dorje Shugden (dipanggil melalui Yang Mulia Panglung Kuten ke-7) memberikan nasihat penting dan banyak dukungan spiritual di setiap kesempatan.
Para siswa berkumpul, menyingkirkan semua gangguan dalam latihan mereka. Mereka memfokuskan diri pada doa-doa dengan motivasi yang murni. Mereka melakukan pengakuan kesalahan dan kelalaian komitmen spiritual mereka, terlibat penuh dalam praktik purifikasi, memberikan persembahan tubuh, ucapan dan pikiran, dan dengan sungguh-sungguh memohon agar para makhluk yang cerah tetap bersama kita.
Proses tersebut meningkatkan keyakinan mereka pada Dharma. Hal ini menciptakan kesempatan bagi orang-orang untuk dapat merenungkan ketidakkekalan, untuk mengenali rapuhnya kehidupan dan kebodohan tujuan-tujuan samsarik, dan memperkuat tekad mereka untuk mempraktikkan spiritualitas.
Meskipun merugikan dirinya sendiri, penderitaan Rinpoche menciptakan kondisi yang sempurna bagi Dharma untuk berkembang.
Secercah Harapan
Selama tiga minggu, Rinpoche berdiri di atas seutas tali pembatas antara kehidupan di satu sisi dan kematian di sisi lainnya.
Pada pertengahan Agustus, kami menerima kabar berita yang sangat dinantikan bahwa inisiasi kepercayaan hidup Dorje Shugden oleh Yang Mulia Kyabje Trijang Chocktrul Rinpoche telah diumumkan secara terbuka. Beberapa hari kemudian, kondisi Rinpoche menjadi stabil. Pada 28 Agustus, kesembuhan Rinpoche memungkinkan dokter untuk melepas selang ventilator. Meski masih lemah, Rinpoche saat itu dapat berbicara lagi.
Kata-kata pertama Rinpoche yang keluar bukanlah tentang dirinya sendiri, melainkan adalah kata-kata terima kasih, perhatian dan dorongan untuk para dokter dan perawat.
Rinpoche bahkan mampu menjelaskan secara rinci bagaimana beberapa perawat berperilaku baik terhadapnya. Mereka terkejut karena meski Rinpoche tampaknya berada di ambang sadar dan tidak sadar selama berminggu-minggu karena obat penenang yang kuat, namun Rinpoche sepenuhnya menyadari apa yang telah terjadi di sekitarnya.
Rinpoche juga bercanda dan menggoda dokter yang merawat dan berbicara dengannya selama sekitar 45 menit. Sebuah peran yang terbalik, karena biasanya dokterlah yang diharapkan untuk mengangkat semangat pasien yang sakit kritis. Tapi justru Tsem Rinpoche yang melakukannya.
Kemudian, Rinpoche mengajarkan beberapa cara agar rumah sakit dapat mengurangi tekanan psikologis pada pasien ICU. Misalnya, Rinpoche mengamati bahwa tidak ada jam di ruang ICU. Di ruangan tanpa jendela tanpa jam, sedikit yang dapat membedakan satu jam dari jam berikutnya. Sangat mudah untuk terjatuh dalam dormansi, menyebabkan harapan yang mandek. Harapan itu seringkali dapat menggetarkan kembali keseimbangan yang telah rapuh dari pasien yang sakit parah yang berisiko menyerah karena rasa sakit dan kelelahan yang luar biasa. Rinpoche ingin memastikan bahwa pasien ICU memiliki semua yang mereka butuhkan untuk menjaga harapan tetap kuat.
Rinpoche bertanya kepada dokter berapa banyak jam yang ia perlukan untuk ICU. Dokter berkata 10 jam. Rinpoche menawarkan untuk mensponsori 15 jam dan segera memberikan instruksi agar jam-jam itu dibeli dengan cepat, dengan baterai terpasang dan kait dinding terpasang, siap dipasang.
Dokter ICU kemudian mengungkapkan bahwa percakapan selama 45 menit dengan Rinpoche merupakan pengalaman yang mengubah hidup. Ia adalah seorang dokter yang sangat kompeten, bersemangat dan berdedikasi, tetapi ICU, di mana kematian datang hampir setiap hari, telah meninggalkan dampak psikologis yang tak terhapuskan. Kata-kata Rinpoche mengangkat dan menguatkan hatinya yang bajik. Hari ini, foto Rinpoche berada di tengah altar dokter tersebut.
Kemudian, Rinpoche berbicara kepada beberapa siswa dekat dan memberikan nasihat serta beberapa tugas, termasuk instruksi untuk menyampaikan pesan kepada Yang Mulia Kyabje Trijang Chocktrul Rinpoche. Pada saat Rinpoche selesai, ia kelelahan dan membutuhkan bantuan untuk bernapas normal. Akan lebih baik bagi Rinpoche untuk beristirahat sebelum bersusah payah melakukan dialog yang begitu panjang dengan beberapa orang. Akan tetapi Rinpoche mengungkapkan perasaan mendesak untuk berbicara, seolah-olah ia tahu bahwa itu adalah instruksi terakhirnya.
Aktivitas Akhir
Seiring dengan berjalannya waktu hingga September, Rinpoche menunjukkan komplikasi yang membingungkan para dokter. Rinpoche terus membaik tetapi sekarang tampaknya ada pembalikan dan mereka tidak dapat memastikan penyebab kemunduran yang cepat ini.
Pada saat itu, Rinpoche mulai menunjukkan sikap yang berbeda. Tidak ada keraguan bahwa Rinpoche masih merasakan sakit fisik yang luar biasa. Namun, sekarang rasa sakit itu tidak muncul dalam bentuk kerutan dan seringai. Sebaliknya Rinpoche hanya diam dan pikirannya tidak bisa ditembus. Seolah-olah rasa sakit itu tidak berpengaruh pada batin Rinpoche. Sebaliknya, ada tanda-tanda bahwa Rinpoche berada dalam kondisi meditasi yang bahagia.
Pada pukul 21.49 tanggal 4 September 2019, setelah berkenan dengan dirinya sendiri bahwa ia telah merampungkan semua tugas yang harus dilaksanakan oleh kelahirannya yang ke-25, Tsem Rinpoche menghentikan semua fungsi tubuh dari wujud nirmanakaya dan menembus thukdam.
Menembus Thukdam
Sementara Rinpoche berusaha menyembunyikan kekaliberan spiritualnya karena kerendahan hatinya, hakekat beliau yang cerah menjadi jelas setelah tiada.
Tubuh orang biasa menjadi dingin setelah kematian. Hanya membutuhkan beberapa jam bagi rigor mortis untuk masuk dan terlihat adanya perubahan warna kulit yang terjadi. Dekomposisi segera menyusul setelahnya.
Namun, Rinpoche bukanlah orang biasa. Meskipun dinyatakan meninggal secara klinis, kesadaran Rinpoche tetap berada bersama tubuh fisiknya dalam kondisi thukdam. Ini adalah keadaan meditasi yang dipraktikkan selama periode kematian, di mana kesadaran seorang guru Buddhis berdiam dalam cahaya jernih, sebuah indikasi realisasi luhurnya.
Rinpoche sangat anggun dalam thukdam. Saat berbaring dalam meditasi, postur tubuh Rinpoche anggun dan tenang, dan sikapnya bahagia dan santai. Kulit Rinpoche tetap lembut dan kencang, dan anggota tubuhnya fleksibel. Ada cahaya di wajah Rinpoche dan kehadiran luar biasa yang dia pancarkan selama hidup tetap hadir.
Selama dua hari, tubuh Rinpoche tetap hangat, terutama di bagian jantung. Bahkan para dokter yang tidak akrab dengan konsep meditasi kematian Buddhisme Tibet menyadarinya dan menjadi takjub.
Sementara itu, para siswa Tsem Ladrang dan biksu yang hadir segera memulai doa di samping raga luhur Rinpoche. Di Kechara serta di biara dan pusat Dharma di India, Nepal, Tibet, Eropa dan Amerika Serikat, orang-orang biasa dan biksu terpelajar mulai melantunkan doa tradisional untuk menghasilkan pahala kebajikan untuk segera kembalinya Rinpoche.
Ketika seorang lhama tinggi berada dalam kondisi thukdam, penjagaan dilakukan agar raga luhurnya tidak terganggu sehingga tidak mengganggu meditasinya. Ini berlanjut sampai sang lhama menunjukkan dirinya keluar dari meditasi dengan mewujudkan setetes darah dari hidung dan dari organ rahasia. Maka, raga luhur Rinpoche dengan hati-hati ditutupi dengan jubah kasaya-nya dan para pengiringnya terus berjaga saat doa diucapkan dengan lembut sepanjang waktu.
Pada sore hari tanggal 6 September 2019, Rinpoche mengisyaratkan kemunculannya dari thukdam. Ini adalah tanda terakhir bahwa kesadaran Rinpoche yang tercerahkan telah meninggalkan bentuk nirmanakaya dan parinirwananya telah sempurna.
Kembali ke Kechara
Dengan pertimbangan yang luar biasa banyak dan untuk memastikan bahwa murid-muridnya tidak tertinggal di medan yang asing, Rinpoche memiliki welas asih yang besar. Ia merampungkan pedoman tentang apa yang harus dilakukan setelah parinirwana-nya. Ini termasuk puja apa yang harus dilakukan dan di mana letak biara, instruksi yang berkaitan dengan tubuh sarira Rinpoche, siapa yang harus berkonsultasi selama pencarian reinkarnasinya, bagaimana membesarkan kelahiran kembalinya yang masih muda dan banyak lagi arahan yang serupa. Panduan ini telah diberikan oleh Rinpoche secara pribadi selama bertahun-tahun sebelum parinirwana-nya. Karena pandangan yang visioner itu, saat ini para siswa Rinpoche dapat memberikan tubuh sarira Rinpoche pentahtaan tradisional yang sesuai, setelah waktunya tiba.
Persiapan dimulai dengan sungguh-sungguh untuk mengawal tubuh sarira Rinpoche kembali ke Kechara Forest Retreat. Dibantu oleh pendamping Rinpoche, para biksu merawat tubuh sarira Rinpoche menurut tradisi biara, termasuk ritual mencuci dengan bahan khusus.
Sekarang, berita tentang parinirwana Rinpoche telah menyebar dan Kechara Forest Retreat penuh dengan orang. Para lama tinggi, geshe dan biksu datang dari jauh, murid-murid lama kembali dari seluruh penjuru dunia, dan banyak orang yang telah menyaksikan besarnya karya Rinpoche datang berbondong-bondong menjadi bagian dari fenomena spiritual yang sangat penting.
Pada sore hari tanggal 8 September 2019, tubuh sarira Rinpoche diantar kembali ke Kechara Forest Retreat. Di tengah konvoi kendaraan yang dikemudikan oleh siswa dekat Rinpoche ada tandu kereta Rinpoche, luar dalamnya dihiasi dengan sutra, brokat, pita, bunga serta sejumlah persembahan. Di dalam, seorang petugas mempersembahkan dupa yang mengepul sambil melafalkan Guru Puja (Lama Chöpa).
Tubuh sarira Rinpoche tiba di Kechara Forest Retreat sekitar pukul 17.00. Dari gerbang, para biksu, sponsor, siswa dan teman, memegang dupa, bunga dan khata, berbaris di jalan menuju Ladrang. Parade yang lambat dan suram mengantar kepulangan Rinpoche. Kesedihan sungguh tak terbantahkan di udara, namun ada martabat dan keagungan tertentu yang biasanya menyertai pawai kemenangan raja dan bangsawan, bukan iring-iringan.
Penghormatan Terakhir
Kechara Forest Retreat dipenuhi dengan para pelayat. Ini adalah indikasi yang jelas tentang betapa dermawannya kehidupan Rinpoche, betapa ajaran dan aktivitas Dharma-nya telah menyentuh banyak kehidupan, dan seberapa baik ia telah menegakkan silsilah Lama Tsongkhapa.
Selama tiga dekade, Rinpoche sendirian yang membangun pos terdepan biara di tanah yang tidak dikenal untuk praktik Vajrayana, membina pendidikan para praktisi, dan dengan susah payah membentuk Kechara menjadi sentral dari garis keturunan Lama Tsongkhapa dan Dorje Shugden.
Ini adalah misi yang hampir mustahil dan keajaiban ini tidak akan hilang dari para lama, geshe dan biksu yang datang untuk mengucapkan selamat tinggal pada Rinpoche dan yang mendukung Kechara pada saat dibutuhkan. Bagi sebagian orang, akhirnya bertemu dengan lama terhormat yang karya-karyanya hebat telah mereka saksikan. Bagi yang lain, ini adalah pertemuan kembali dengan seorang sahabat lama yang belum pernah mereka lihat sejak Rinpoche meninggalkan biara kesayangannya untuk membawa Dharma ke wilayah yang belum dikenali.
Dampak parinirwana Rinpoche berlangsung selama hampir tiga minggu saat tokoh-tokoh Buddhis pergi ke Kechara Forest Retreat untuk mempersembahkan persembahan dan doa. Para bhiksu yang datang dari biara Shar Gaden, Serpom, Phelgyeling dan Segyued, dan perwakilan dari Trisur Ladrang dan Gangchen Ladrang semuanya berperan penting dalam ritual yang berkaitan dengan parinirwana Rinpoche.
Yang Terhormat Geshe Jangchup Gyaltsen dari Italia, Pembina Shar Gaden dari Emeritus Gen Usula Lobsang Jinpa, dan penjabat Kepala Biara Phelgyeling, Gen Lobsang Palden berperan penting dalam memberikan nasihat tentang semua aspek persiapan upacara. Yang Terhormat Zawa Tulku Rinpoche yang selalu menjadi teman dekat Kechara datang dari Kanada untuk membantu dan tinggal sampai akhir. Yang Terhormat Gameng Kuten dan Lama Thubten Phurbu melakukan perjalanan panjang dari AS dan Tiongkok untuk memberikan penghormatan. Chojila, Yang Terhormat Panglung Kuten ke-7, tiba dari Taiwan hanya dua hari setelah parinirwana Rinpoche dan memberikan bimbingan dan dukungan yang tak ternilai selama periode 49 hari sesuai tradisi. Kepala Biara Emeritus Biara Shar Gaden yang agung, Yang Mulia Kensur Rinpoche Lobsang Phende, juga hadir terlepas dari usia yang semakin tua dan jadwalnya yang sibuk untuk melakukan upacara persembahan api dan bahkan memimpin semua ritual.
Dampak beliau sejauh ini bukan hanya urusan orang Tibet. Karya Rinpoche juga terkenal di Malaysia. Bhikkhu Theravada terkemuka termasuk YM. Datuk K. Sri Dhammaratana Nayaka Maha Thero Kepala Sangha Nayaka (Biksu Besar Kepala) Malaysia, dan YM. B. Sri Saranankara Nayaka Maha Thero – Adhikarana Sangha Nayaka (Biksu Kepala Disiplin) Malaysia datang untuk berdoa dan bertemu dengan tubuh sarira Rinpoche. Demikian pula, pejabat pemerintah datang untuk memberi penghormatan dan mengakui kontribusi Rinpoche bagi bangsa Malaysia dan rakyatnya.
Aktivitas Terberkati
Sementara itu, pekerjaan sedang berlangsung di sebidang tanah bekas kosong yang telah disiapkan Rinpoche lima tahun lalu. Di tengahnya berdiri Stupa Raga Suci – stupa persemayaman tradisional atau bul-khang – yang terbangun dengan sangat cepat, melambangkan mandala suci dari makhluk luhur. Lingkungan sekitarnya dihiasi dengan indah dengan lambang-lambang keberuntungan, sutra yang membentang panjang, brokat, spanduk kemenangan, dan bunga favorit Rinpoche.
Para lama luhur nan mulia menyusun doa kelahiran kembali yang segera, dengan indahnya, dalam maknanya dan sarat dengan rasa hormat. Tokoh-tokoh yang menulis doa permohonan agar Rinpoche segera kembali adalah Yang Mulia Kyabje Trijang Chocktrul Rinpoche, Yang Mulia Drubwang Gangchen Rinpoche, Yang Mulia Kyabje Zemey Chocktrul Rinpoche, Yang Mulia Lama Thubten Phurbu Rinpoche, Yang Mulia Anor Tulku Ngawang Lobsang Choekyi Gyaltsen, Yang Mulia Khen Rinpoche Jhampa Khetsun dari Biara Serpom, Yang Mulia Geshe Tsultrim Tenzin dan Yang Mulia Geshe Lobsang Choedar.
Atas permintaan Lama Gangchen Rinpoche, Lama Thubten Phurbu juga menyusun Latihan Guru Yoga Tsem Rinpoche — doa lengkap tujuh bagian yang mengakui bahwa Rinpoche hakekatnya satu dengan Heruka, dan perwujudan dari semua perlindungan.
Jadi, meskipun periode ini dilandasi oleh kesedihan dan duka, di saat yang sama juga merupakan perayaan Dharma yang luar biasa. Siswa lama dan baru berdatangan ke Kechara Forest Retreat setiap hari untuk menjadi sukarelawan memberikan bantuan mereka di dapur dan aula doa, atau melayani pengunjung sementara yang lain bekerja sepanjang hari untuk mempersiapkan tempat puja api. Ada puja dan persembahan harian — seperti yang disarankan oleh Yang Mulia Kyabje Trijang Chocktrul Rinpoche, umat awam melakukan puja Dorje Shugden dan persembahan asap sepanjang waktu sementara sangha terlibat dalam ritual khusus Vajrasattva yang disusun oleh Thuken Losang Chökyi Nyima ke-3. Ini adalah praktik utama yang dilaksanakan selama 49 hari penuh.
Kechara Forest Retreat dibanjiri lautan jubah merah marun dan safronbercampur dengan pakaian putih dan abu-abu dari pastor dan anggota Kechara. Aroma cendana dan juniper memenuhi udara. Nyanyian nyaring, denting lonceng dan dentuman damaru melayang dan menyelimuti hamparan Kechara Forest Retreat yang terbuka.
Bersama dengan parinirwana-nya, Rinpoche telah menciptakan kesempatan bagi para siswa dan umat untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang bajik dan menciptakan pahala kebajikan. Ini menunjukkan Kechara menjadi sumber mata air modern namun otentik dari garis keturunan Lama Tsongkhapa. Meskipun ini adalah waktu duka bagi murid-murid Rinpoche, ini juga merupakan waktu terbaik mereka, karena benih yang telah lama ditanam dan dipelihara oleh Rinpoche berkembang menjadi pertunjukan yang mulia tentang devosi pada guru.
Pada saat para lama dan biksu mulia meninggalkan Kechara, mereka telah menyadari bahwa salah satu laku utama para siswa Rinpoche adalah Pengabdian pada Guru, landasan yang sulit dipahami namun penting bagi pencapaian spiritual, dan tonggak paling sehat yang akan menjaga ajaran Lama Tsongkhapa tetap luhur dan tidak ternoda. Mereka juga berkomentar bahwa Kechara telah melampauinya dan meningkatkan kesempatan ini dengan cara yang sesuai dengan cita-cita tertinggi tradisi Gelug.
Persembahan Api
Perjalanan terakhir Rinpoche di dunia menemui puncaknya dengan raja dari semua ritual Buddhisme Tibet — Persembahan Api Tubuh Suci atau tubuh sarira zhugbul.
Pada malam upacara, sentuhan terakhir dibuat pada tandu Rinpoche. Delapan Lambang Keberuntungan dilukis di jalan setapak menuju ke situs suci. Puja-puja dilakukan saat para siswa dan umatnya beraudiensi terakhir kalinya dengan tubuh sarira Rinpoche.
Malam itu, suara sepasang terompet panjang menembus udara, tiap nada dalam beresonansi dan bergabung menjadi satu, memanggil semua makhluk jasmani dan halus untuk berkumpul pada hari berikutnya untuk menjadi saksi pembubaran terakhir raga luhur Tsem Rinpoche ke-25.
Di tengah langit cerah pada pagi hari tanggal 29 September 2019, tandu Rinpoche dibawa menuju Stupa Raga Suci, dipimpin oleh Yang Mulia Kensur Rinpoche Lobsang Phende dan diapit oleh para asisten, siswa dekat dan pastor Kechara. Yang memimpin rombongan adalah para lama, biksu, dan sponsor sementara para umat dan sahabat berjejer di jalan setapak.
Saat tiba, tubuh sarira Rinpoche diabadikan di Stupa dengan kepala Rinpoche menghadap ke arah timur. Stupa ditutup dan kemudian doa dimulai.
Persembahan Upacara Raga Suci ke Api melibatkan transformasi dan konsekrasi tubuh sarira Rinpoche sebagai Buddha Vajrasattva dan Stupa sebagai mandala, atau kediaman luhur.
Selama upacara, 13 materi bahan yang khusus dipersembahkan ke dalam api, masing-masing dengan arti tertentu: batang kayu; minyak (atau mentega cair); biji wijen hitam; rumput durva; Nasi; tsampa (tepung barley panggang); rumput kusha; biji sawi putih; gandum yang belum digiling; jelai; kacang polong yang dikeringkan; gandum yang dikupas; dan akhirnya nasi kembung dicampur dengan buah kering dan bahan lainnya. Ini dipersembahkan langsung kepada Tsem Rinpoche yang menyatu dengan Vajrasattva, manifestasi kemurnian semua makhluk yang cerah. Saat upacara hampir usai, Vajrasattva mengucapkan selamat tinggal saat Ia kembali ke Tanah Suci. Ini adalah simbol Rinpoche yang kembali ke dharmakaya.
Dalam Buddhisme Tibet, diyakini bahwa ketika makhluk agung memasuki parinirwana, para dewa dan makhluk-makhluk unsur merayakannya. Beberapa karena mereka bersukacita dalam perampungan aktivitas makhluk yang tercerahkan dan yang lainnya karena mereka merayakan kesempatan makhluk agung mengunjungi alam surgawi mereka. Dan mereka melakukan ini dengan mewujudkan pertanda keberuntungan dan pelangi di angkasa.
Tanda Keberuntungan
Saat Upacara Persembahan Api dimulai dan asap dari tungku meraih angkasa, tanda-tanda ajaib mulai muncul.
Mereka yang hadir menyaksikan kepulan asap pertama langsung menuju paviliun tempat Kensur Rinpoche dan sangha duduk. Asap berputar-putar di sekitar semua yang berjubah, seolah-olah menghormati kumpulan lama dan biksu yang telah mencapai realisasi.
Kepulan asap kedua menuju ke selatan, sebuah arah yang terbukti bisa menjadi petunjuk dalam pencarian tumimbal lahir Rinpoche.
Kepulan asap ketiga keluar menuju ke arah siswa dan sahabat Rinpoche yang duduk di dua paviliun terpisah, menyelimuti semua yang hadir dalam pelukan sakral dan memberikan berkah tertinggi.
Akhirnya, kepulan asap keempat langsung menuju ke angkasa dan tetap teguh ke arah itu selama sisa acara.
Di paviliun para biksu, sebuah thangka dari Pelindung Dharma Dorje Shugden berkibar dengan kuat sedangkan yang lain, thangka dari Buddha Shakyamuni, Lama Tsongkhapa, Manjushri dan Setrap tetap diam.
Jauh di langit, awan muncul dengan wujud Buddha yang tenang seimbang bermeditasi. Beberapa saat kemudian, lingkaran pelangi muncul di sekitar matahari dan di tengahnya ada siluet Dorje Shugden.
Ribuan mil jauhnya, pelangi terlihat melengkung di atas tanah Tsem Ladrang di Nepal. Pelangi besar lainnya terlihat di Biara Shar Gaden di India. Pelangi ini bertahan selama berjam-jam. Dalam ketiga kasus tersebut, langit cerah tanpa hujan atau gerimis.
Seekor elang terlihat mengelilingi Stupa Raga Suci sembilan kali. Ia meluncur pergi dan kemudian kembali berputar-putar lagi. Ini penuh keberuntungan karena menurut adat tradisi Buddhisme Tibet, elang secara mitos diyakini sebagai emanasi dari Buddha Vajradhara yang primordial. Para bhiksu berkomentar bahwa Vajradhara sendiri yang membimbing kembalinya Rinpoche ke dharmakaya.
Ketika ritual berakhir malam itu, Kensur Rinpoche mengatakan bahwa seluruh upacara telah dilaksanakan dengan sangat baik. Malam itu, saat hujan yang dingin turun di Kechara Forest Retreat, salah satu murid dekat Rinpoche memimpikan Heruka dan Vajrayogini, dan di tengah suara biksu dan orang awam yang bernyanyi, ia mendengar Rinpoche tertawa dan berkata, “Bagus. Ini berjalan dengan sangat baik.”
Keesokan paginya, siswa Rinpoche bangun karena melihat lebih banyak tanda. Sekelompok jamur kuning telah tumbuh di sekitar Stupa. Ini berlanjut selama beberapa hari. Belakangan, bunga favorit Rinpoche juga terlihat tumbuh di tanah yang telah diberkahi.
Tanda-tanda ini adalah cara Rinpoche untuk meyakinkan murid-muridnya bahwa ia akan kembali di masa depan ketika waktunya tepat. Ini seperti apa yang telah diwujudkan oleh para Buddha dan Bodhisattva selama ribuan tahun.
Relik Suci
Api menyala terus selama berhari-hari. Barulah pada tanggal 7 Oktober 2019, Stupa telah cukup dingin untuk dibuka. Saat pembongkaran berlangsung menurut tradisi, tanda-tanda paling pasti dari kesadaran spiritual Rinpoche terungkap.
Di antara abu dan tulang Rinpoche ada ratusan benda kecil seperti mutiara, berbentuk sempurna dan berwarna putih. Para lama segera mengenali mereka sebagai pil relik putih yang berharga (ringsel dalam bahasa Tibet atau sarira dalam bahasa Sanskerta).
Pil relik putih ini tidak berasal dari daging dan tulang. Dalam Buddhisme Tibet, dikatakan bahwa para lama luhur menyuling daya energi pencerahan mereka dan mengubahnya menjadi pil ini selama kremasi. Relik tersebut berisi semua inti dari kekuatan spiritual sang lhama dan dianggap setara dengan tubuh yang masih hidup. Banyaknya relik yang ditinggalkan Rinpoche merupakan indikasi yang jelas dari pencapaian luhur Rinpoche.
Sejumlah gigi Rinpoche juga ditemukan utuh dan tidak tersentuh api. Sang Buddha juga telah mewujudkan tanda yang sama. Relik gigi Buddha sangat dihargai bahkan tahta kerajaan juga dipindahkan karena relik tersebut, sampai perang memperebutkannya, dan istana megah dibangun untuk menampungnya.
Kebetulan, nama Rinpoche berasal dari Biara Tsem, dengan ‘tsem’ menjadi kata kehormatan untuk ‘gigi’. Biara tersebut adalah penjaga relik gigi Lama Tsongkhapa, dan Rinpoche diakui oleh Yang Mulia Dalai Lama ke-14 dan Dorje Shugden sebagai orang yang berasal dari biara ini pada salah satu kelahiran yang lampau.
Relik berharga Rinpoche untuk sementara diabadikan dalam tiga stupa bening dan sisa perabuan luhur lainnya di tiga bejana atau bumpa yang disiapkan secara khusus dengan berhiaskan pakaian tantrik dan sutra lima warna. Sore harinya, relik dan sisa perabuan Rinpoche diundang kembali ke Ladrang.
Batu bata dan pasangan bata yang digunakan untuk membangun Stupa juga dikumpulkan dan diawetkan. Benda-benda ini bukan lagi bahan mentah biasa, tetapi wadah dari daya pencerahan seorang Buddha yang akan digunakan dalam pembangunan stupa relik Tsem Rinpoche dan kuil kelahiran kembalinya.
Yang terakhir dan terpenting dari semuanya, para lama tinggi menemukan mandala pasir di dasar Stupa untuk memeriksa tanda-tanda peninggalan Rinpoche yang dapat membantu dalam pencarian kelahiran berikutnya. Kensur Rinpoche, Chojila dan Lama Thubten Phurbu mengawasi terbukanya mandala pasir dan apa yang mereka lihat sangat membuat mereka bersukacita.
Di atas, gerimis ringan mencurahi langit cerah dan sepasang elang terlihat mengelilingi situs suci.
Awal yang Baru
Pada tanggal 12 Oktober 2019, relik suci Rinpoche diundang ke Aula Kebijaksanaan, aula doa utama di Kechara Forest Retreat. Selama kesempatan yang penuh keberuntungan ini, siswa, teman dan masyarakat umum diberi kesempatan untuk memberikan persembahan dan bertemu dengan Rinpoche. Banyak yang belum pernah bertemu Rinpoche secara langsung mampu menciptakan hubungan karma dengan Rinpoche, kemudian dapat menanam benih untuk bertemu dengan kelahiran yang berikutnya, dan dengan demikian mengubah lintasan kehidupan masa depan mereka.
Dengan ini, tindakan welas asih terbaik Mahasattva telah usai. Bertahun-tahun dalam perencanaan dan butuh berbulan-bulan untuk memberlakukannya.
Manifestasi penyakit Rinpoche dan akhirnya masuk ke dalam cahaya jernih adalah aktivitas terakhirnya yang penuh welas asih. Dengan membiarkan tubuhnya rusak dan akhirnya wafat, Rinpoche menyerap rintangan yang mengganggu penyebaran silsilah murni Lama Tsongkhapa, serta karma pribadi dan kolektif dari individu yang tak terhitung jumlahnya. Selama 79 hari, Rinpoche mengubah dirinya menjadi titik fokus dari pengabdian yang mendalam dan latihan yang intens, dan menyiapkan panggung bagi para umat untuk menciptakan pahala kebajikan yang tak terkira. Banyak yang muncul dari retret ini, menjadi dewasa secara spiritual.
Jadi, meskipun kita meratapi ketidakhadiran Guru yang tercinta, kita juga harus menyadari berkah luar biasa yang telah kita terima dari seorang Buddha yang telah datang dan tinggal dekat di antara kita untuk sementara waktu.
Semua praktisi Buddhis yang sejati mengenal ajaran pertama Sang Buddha, Empat Kebenaran Mulia — kebenaran tentang penderitaan; kebenaran tentang penyebab penderitaan; kebenaran tentang lenyapnya penderitaan; dan kebenaran tentang jalan menuju lenyapnya penderitaan.
Dari Empat Kebenaran Mulia, mungkin yang paling sulit untuk dipahami adalah yang ketiga dan keempat. Maka sesosok makhluk besar datang dalam bentuk jasmani untuk mengartikulasikan ajaran ini dengan memberikan panutan.
Ketika kita merenungkan kehidupan Guru kita, Yang Mulia Kyabje Tsem Rinpoche ke-25, kita menyadari bahwa keyakinan kita pada Dharma tidak perlu didasarkan pada keyakinan dan dongeng semata. Kita dapat melihat kebenaran dari ajaran Buddha dalam cara Rinpoche hidup dan dalam cara ia melewati parinirwana.
Dan untuk mengucapkan selamat tinggal, Rinpoche meninggalkan kita dengan pelajaran berharga terakhir. Semuanya tidak kekal — masalah kita tidaklah kekal, kesedihan kita tidaklah kekal, penderitaan kita tidaklah kekal, terjebak dalam samsara tidaklah kekal. Demikian pula, keterpisahan kita dari Guru kita tercinta adalah tidak kekal. Jadi, mari kita panuti ajaran Rinpoche dan junjung tinggi semua praktik yang telah diberikan Rinpoche, sampai kita bertemu Rinpoche lagi, segera.
Doa untuk Segera Kembali
Secara tradisi, ketika parinirwana seorang lama, murid-muridnya meminta para lama luhur untuk menggubah Doa untuk Segera Kembali. Doa-doa ini dilafalkan secara khusus untuk membangunkan kesadaran lama yang bercahaya untuk terlahir kembali dan, yang lebih penting, untuk mengungkapkan tanda-tanda kelahiran barunya.
Oleh karena itu, pada tanggal 4 September 2019, anggota Tsem Ladrang secara resmi membuat permintaan kepada raja dari garis keturunan kami, Yang Mulia Kyabje Trijang Chocktrul Rinpoche, untuk membuat doa seperti itu. Lama lain juga menyusun doa karena kembalinya kelahiran Rinpoche adalah yang terpenting bagi garis keturunan. Secara total, delapan Doa untuk Segera Kembali telah disusun hingga saat ini.
Bertindak berdasarkan intuisi khusus, pada bulan Oktober 2019, Yang Mulia Drubwang Gangchen Rinpoche lebih lanjut menginstruksikan Lama Thubten Phurbu untuk menyusun Latihan Guru Yoga khusus dari Tsem Rinpoche bersama dengan istadewata tantra Heruka Chakrasamvara. Dengan memasukkan istadewata utama Heruka dari Rinpoche ke dalam laku Guru Yoga ini, kita dapat mendapatkan manfaat dari berkah Rinpoche dan berkah dari istadewata utama Rinpoche, dengan demikian memaksimalkan manfaat, pahala kebajikan dan kedekatan dengan sang lama.
Dengan terlibat dalam Latihan Guru Yoga khusus dari Tsem Rinpoche ini digabungkan dengan Doa untuk Segera Kembali bagi Rinpoche dan pelafalan mantra nama Rinpoche, kita akan menciptakan sebab dan pahala kebajikan yang dibutuhkan untuk pencarian, pengakuan dan penobatan yang berhasil dari kelahiran Rinpoche yang berikutnya. Jika ini dilakukan dengan baik, penemuan kelahirannya yang baru tidak hanya akan memberikan manfaat pada para murid dan sahabat, tetapi juga silsilah dan semua makhluk hidup.
Nama mantra Yang Mulia Tsem Rinpoche Tenzin Zopa Yonten Gyatso ke-25, disebut ‘Pemberi Kebajikan dari 100.000 Keberuntungan’
ཨོཾ་ཨཱཿ་གུ་རུ་ཀརྟི་དྡྷ་ཛ་ཤ་སན་དྷ་ར་བིརྱ་སིདྡྷི་ཧཱུཾ་ཧཱུཾ།།
OM AH GURU KIRTI DATSA SHASANAH
DHARA VIRYIA SIDDHI HUM HUM
Mantra nama Rinpoche ini unik karena menggabungkan nama Rinpoche dan silsilah inkarnasinya. Mantra ini diberikan oleh guru Tsem Rinpoche, Yang Mulia Gangchen Rinpoche, untuk mengumpulkan berkah dari garis inkarnasinya.
Daftar Doa Lengkap
- Seruling Panggilan untuk Guru: Latihan Guru Yoga dari Tsem Rinpoche
- Doa untuk Tumimbal Lahir yang Secepatnya
- Permohonan Doa untuk Kembalinya Tsem Rinpoche dengan Cepat
- Undangan untuk Pemuda yang Dihiasi Karangan Bunga Buddha Dharma: Doa untuk Kelahiran Kembali yang Secepatnya
- Suara Kebenaran dari Seorang Bijak: Doa untuk Kelahiran Kembali yang Secepatnya
- Terbitnya Cahaya Keyakinan dan Mengundang Kelahiran Kembali Sang Mentari: Doa untuk Kelahiran Kembali yang Segera
- Panggilan Seorang Bijak tentang Kebenaran: Doa untuk Segera Kembali
- Doa untuk Segera Kembali
- Mentari Terbit: Doa untuk Segera Tumimbal Lahir
Seruling Panggilan untuk Guru: Latihan Yoga Guru dari Tsem Rinpoche
Disusun oleh Yang Mulia Lama Thubten Phurbu Rinpoche atas permintaan Yang Mulia Drubwang Gangchen Rinpoche
Di hadapanku, dalam ruang cahaya jernih yang sunyata nan penuh sukacita,
Di atas tahta permata yang ditopang oleh singa-singa,
Adalah Sang Mulaguru, perwujudan tertinggi dari semua Perlindungan.
Ia bercahaya putih kemerahan, dengan ekspresi yang damai dan bahagia,
Mengenakan tiga jubah berwarna safron dan topi pandit emas,
Kedua kaki disilangkan dalam posisi vajra yang tak terhancurkan,
Tangan kanan dalam mudra mengajarkan Dharma (dharmacakra-mudra).
Di tangan kirinya, yang mewujudkan mudra ketenangseimbangan (dhyana-mudra),
Terdapat vas indah berisi nektar yang murni.
Di jantung hati-Nya ada Sang Mahasukha, Raja Heruka,
Berwarna biru angkasa, memeluk pasangan-Nya.
Dengan ekspresi keagungan, empat wajah, dua belas lengan,
Simbol tangan seperti vajra, bel, Ia memakai tengkorak-tengkorak yang mengering,
Kalung tengkorak segar, dan rok kulit harimau.
Kedua kakinya, terjulur dan ditekuk, menginjak-injak kedua ekstrem: samsara dan nirwana.
Varahi Merah memeluk sang Ayah,
Betisnya menumpang pahanya,
Dengan rambut terurai, dihiasi dengan lima ornamen mudra,
Sukacita meningkat, memegang pisau kartika dan tengkorak.
Di hatinya, di atas bantalan matahari, di sekitar huruf HUM,
Adalah Mulaguru dan para Guru silsilah, Istadewata, Buddha, Bodhisattwa,
Pratekyabuddha, Shrawaka, Wira, Dakini,
Dan Penjaga Dharmapala, sebuah samudra tanpa batas!
Tiga lokasi Guru ditandai dengan tiga aksara.
Cahaya dari HUNG mengundang yang tak terhitung jumlahnya,
Tanah Murni tak terbatas dari sepuluh penjuru,
Makhluk Kebijaksanaan yang, dalam sekejap,
Melebur dalam dan menjadi satu dengan hakekat semua Perlindungan.
Dengan devosi yang besar saya bersujud, dengan tubuh, ucapan, dan pikiran.
O Guru, perwujudan dari semua Perlindungan,
Saya mempersembahkan tubuh dan kekayaanku, dan serta tubuh dan kekayaan yang lain,
Semua kebajikan yang murni dari tiga masa,
Awan persembahan, yang dimiliki maupun yang tidak dimiliki,
Benar-benar disusun dan diwujudkan dari batin.
Dengan penyesalan yang mendalam, saya mengakui segala karma buruk, kejatuhan dan perbuatan yang melukai.
Yang telah saya perbuat dengan tubuh, ucapan dan pikiran dalam berbagai kehidupan yang tanpa mula!
Saya bersukacita atas perbuatan baikku dan semua orang!
Mohon putar roda Dharma yang luas dan mendalam!
Mohon tetap bersama dan tidak terpisah dengan diriku, menghiasi teratai di hatiku,
Dari kehidupan ini dan seterusnya hingga pencerahan sempurna!
Semua kebajikan yang telah rampung dan sempurna ini,
Saya dedikasikan untuk tercapainya kemahatahuan,
Pencerahan yang tak tertandingi bagi orang tua saya dan semua makhluk dari enam alam!
Puluhan juta empat benua, Gunung Meru, matahari dan rembulan,
Kekayaan sempurna para dewa, naga, manusia,
Dan mandala yang bersifat luar, dalam dan rahasia,
Dengan batin, saya persembahkan kepada Guru yang luhur!
Menerima dengan baik dengan welas asih demi semua makhluk hidup,
Mohon turunkan berkah dan siddhi baik yang umum maupun yang terunggul!
Dengan keberanian besar yang teguh, engkau mengambil tanggung jawab
Untuk menyebarkan berbagai aktivitas agung yang dahsyat
Dari sepuluh penjuru ‘Penakluk di tanah terpencil yang gelap;
Untuk Pelindung, Ayah Guru Tunggal, Dragpa Gyaltsen, aku tunduk!
Tsem Tulku Vajradhara, perwujudan dari semua Guru
Heruka Chakrasamvara, perwujudan dari semua Istadewata
Dorje Shugden yang perkasa, perwujudan dari semua Dharmapala,
Saya berdoa kepada-Mu, yang merupakan perwujudan dari semua Perlindungan!
Setiap saat, dalam kehidupan ini, kehidupan masa depan, dan bardo,
O Guru, saya tidak berharap Perlindungan lain selain Dirimu!
Jangan pernah melepaskan kait welas asih-Mu
Dan berkahilah diriku dengan siddhi yang umum dan terunggul!
OM AH GURU KIRTI DATSA SHASANAH DHARA VIRYIA SIDDHI HUM HUM
Karena memohon dengan kerinduan yang kuat,
Dari lima bagian tubuh Yang Mulia Guru
Mengalir berkas cahaya lima warna dan nektar yang murni.
Turun, mereka melebur ke dalam lima lokasi tubuhku.
Empat keburaman dimurnikan, empat inisiasi diterima.
Semoga saya segera mencapai Yuganaddha, tingkatan keempat Kaya!
Berasal dari tubuh Guru, replika seukuran ibu jari
Memasuki mahkotaku dan melebur dengan aksara HUM di batinku,
Memberikan berkah dan pencapaian, umum dan tertinggi:
Kumohon untuk berdiam, selalu, hingga cerah sempurna!
Dengan berkah dan kekuatan doa yang terkonsentrasi di satu titik
Kepada Guru yang bajik, sumber dari segala kebaikan dan kebahagiaan,
Menyandarkan diri dengan batin dan aktivitas yang murni, pada Pembimbing Spiritual yang menunjukkan Sang Jalan,
Atas dasar kehidupan manusia yang berharga dengan kebebasan dan anugerah ini,
Yang melampaui seratus ribu permata pengabul keinginan,
Yang sulit ditemukan, sangat berarti, dan mudah hancur,
Karena penderitaan alam rendah tidak mungkin untuk ditanggung,
Mempertahankan Tiga Permata, yang tertinggi, yang tidak pernah gagal, sebagai Perlindungan abadi saya,
Berjuang untuk mengambil dan meninggalkan seturut dengan hukum karma,
Mohon berkati diriku agar dapat mengembangkan renunsiasi yang tulus,
Semoga terbebas dari penjara samsara yang menyedihkan dan menakutkan ini!
Merenungkan tentang betapa malangnya makhluk dari enam alam, yaitu para orang tua saya,
Yang telah terus-menerus begitu baik kepadaku, maka untuk membebaskan mereka
Dari samsara dan lautan penderitaan nirwana yang lebih rendah,
Mohon berkati diriku untuk mengembangkan Bodhicitta tertinggi!
Cahaya matahari ribuan kali lipat dari vipasyana yang bebas dari segala keburaman
Bersinar di atas Gunung Meru shamata yang abadi yang keemasan,
Mencerabut kegelapan akan ketidaktahuan tanpa awal:
Tolong berkahi diriku agar merealisasi pandangan yang tak tertandingi!
Maka di angkasa murni pelatihan di jalan umum,
Dari awan yang terkumpul dari empat inisiasi yang tidak umum,
Turunlah hujan luhur dengan ikrar dan komitmen yang sempurna murninya,
Memupuk ladang dua tingkatan Anuttarayoga,
Semoga buah Yuganaddha yang bajik menjadi matang di masa kehidupan kali ini!
Maka dengan kekuatan jasa kebajikan dari doa terluhur ini,
Dan semua kebajikan murni di masa lampau, sekarang, dan masa depan,
Semoga permata pengabul keinginan yang kuat yaitu kelahiran kembali satu-satunya dari Sang Guru dan Ayah.
Segera hadir sebagai Pelindung bagi murid-muridnya yang malang!
Pelindung yang penuh kasih, setelah pergi ke alam lain
Murid-murid-Mu yang terkumpul, kehilangan Perlindungan yang menunjukkan jalan kepada mereka,
Ditinggalkan seperti anak ayam tanpa sayap di dataran kosong yang sunyi
Kegelapan dan kesedihannya sungguh tak tertahankan!
Dalam kehidupan ini, di kehidupan yang akan datang, dan dalam bardo,
Setiap saat, kami mengistirahatkan harapan kami hanya pada Engkau.
Guru yang baik hati, jangan pernah tinggalkan welas asih-Mu!
Anugrahkan berkah, O Pelindung Semua Makhluk!
Dalam hidup ini dan semua kelahiran kami,
Semoga engkau dengan bahagia merawat kami, O Pelindung!
Semoga kami menikmati nektar sukacita dari ajaranMu,
Dan segera merealisasi tingkatan Heruka!
Semoga saya dan orang lain tidak menerima apa pun kecuali
Tubuh seperti milik-Mu, O Guru yang Mulia,
Rombongan, umur, alam keberadaan,
Dan nama yang luar biasa, tertinggi, seperti diri-Mu!
RANG DÜN DE TONG Ö SEL LHA LAM DU
MI JIG DONG NGEY TEG PEY RIN CHEN TRIR
KYAB NEY KÜN DÜ TSA WEY LA MA CHOG
KAR MAR DANG DEN GYE DZUM ZHI WEY NYAM
NAM SUM NGUR MIG SER DOG PEN ZHA SÖL
ZHAB ZUNG MI CHEY DO JE KYIL MO TRUNG
CHAG YE CHÖ CHEY YÖN PA NYAM ZHAG TENG
ZAG MEY DÜ TSI-YI CHÜ TAM BUM ZANG DZEY
THUG KAR DE CHEN GYEL PO HE RU KA
INDRA NI LEY DANG DEN YUM LA KHYÜ
JI PEY NYAM DEN ZHEL ZHI CHAG CHU NYI
DO DRIL THÖ KAM NA TSHOG CHAG TSHEN DANG
GO LÖN DO SHEL TAG PAG SHAM THAB SÖL
ZHAB ZUNG KYANG KUM SI DANG ZHI THA NEN
PHAG MO MAR MO ZHEL CHIG CHAG NYI KYI
DRI GUG THÖ PA DZIN CHING YAB LA KHYÜ
TRA DRÖL CHAG GYA NGEY GYEN DE GA GYE
JIN NYI YAB KYI LA YI TENG NEY TRIL
THUG KAR NYI MEY DEN TENG HUM YIG THAR
NGÖ DANG GYÜ PEY LA MEY TSHOG NAM DANG
YI DAM SANG GYE JANG SEM NYEN RANG DANG
PA WO KHA DRO CHÖ SUNG GYA TSHÖ KOR
LA MEY NEY SUM DRU SUM HUM Ö KYI
DRANG MEY CHOG CHU-YI ZHING KHAM RAB JAM NEY
YE SHE PA NAM KEY CHIG CHEN DRANG TE
THIM PEY KYAB NEY KÜN DÜ NGO WOR GYUR
GO SUM GÜ PA CHEN PÖ CHAG TSHEL LO
DAG ZHEN DRO WEY LÜ DANG LONG CHÖ DANG
DÜ SUM NAM PAR KAR WEY GE WEY TSHOG
NGÖ SU SHAM DANG YI KYI TRÜL PA YI
DAG PÖ ZUNG DANG MA ZUNG CHÖ TRIN CHEY
KYAB NEY KÜN DÜ LA MA KHYE LA BÜL
THOG MEY KYE WEY TRENG WA THAM CHE KYI
GO SUM DIG TUNG NONG GYÖ DRAG PÖ SHAG
RANG ZHEN NAM KAR GE TSHOG JEY YI RANG
ZAB GYE CHÖ KYI KHOR LO KOR DU SÖL
DI NEY JANG CHUB NYING PO CHI KYI BAR
NYING WÜ PEMEY GYEN DU DREL MEY ZHUG
DI TSHÖN LEG JEY NAM KAR GE WEY TSHOG
PHA MA TSÖ PEY RIG DRUG DRO WA KÜN
KÜN KHYEN LA MEY DZOG JANG THOB CHIR NGO
LING ZHI LHÜN PO NYI DA JE WA TRAG
LHA LU MI YI PHÜN TSHOG LONG CHÖ DANG
CHI NANG SANG WEY DE NYI MEN DEL CHEY
LO YI LANG TE LA MA CHOG LA BÜL
THUG JEY DRO WEY DÖN DU LEG ZHEY NEY
CHOG THÜN NGÖ DRUB JIN LAB CHAR GYÜN TSÖL
CHOG CHU-YI GYEL WEY LAB CHEN DZEY PEY KHUR
NYING TOB PUNG PA TEN PÖ LEG CHANG NEY
THA KHOB MÜN PEY LING DU PEL WEY GÖN
PHA CHIG LA MA DRAG PA GYEL TSHEN DÜ
LA MA KÜN DÜ TSEM TRÜL DORJE CHANG
YI DAM KÜN DÜ DE CHOG HE RU KA
CHÖ KYONG KÜN DÜ DORJE SHUGDEN TSEL
KYAB NEY KÜN DÜ KHYÖ LA SÖL WA DEB
DI CHI BAR DOR NEY KAB THAM CHE DU
RE SA KYAB NEY LA MA KHYE LEY MEY
THUG JE-YI CHAG KYÜ NAM YANG MI TANG ZHING
CHOG DANG THÜN MONG NGÖ DRUB DAG LA TSÖL
OM AH GURU KIRTI DATSA SHASANAH DHARA VIRYIA SIDDHI HUNG HUNG
DE TAR DUNG SHUG DRAG PÖ SÖL TAB PEY
JE TSÜN LA MEY KU YI NEY NGA LEY
ZAG MEY DÜ TSI Ö ZER NA NGEY GYÜN
BAB PEY RANG GI LÜ KYI NEY NGAR THIM
DRIB ZHI-YI DRI MA DAG CHING WANG ZHI THOB
ZUNG JUG KU ZHI-YI GO PHANG NYUR THOB SHOG
LA MEY KU LEY RANG DRA THEB SOR TSAM
CHI WO NEY ZHUG RANG SEM HUM YIG DANG
DREY NEY CHOG THÜN NGÖ DRUB JIN LAB TSÖL
JANG CHUB NYING PO-YI BAR DU TAG ZHUG SÖL
DE LEG JUNG NEY DRIN CHEN LA MA LA
TSE CHIG SÖL WA TAB PEY JIN THU YI
LAM TÖN SHEY NYEN SAM JOR DAG PEY TEN
NOR BU BUM LEY LHAG PEY DEL JOR TEN
NYE PA KA ZHING DÖN CHE JIG PA LA
NGEN DRO-YI NEY NEY DUG NGEL ZÖ KA WEY
LU MEY CHOG SUM TEN GYI KYAB SU DZIN
LEY DRE LANG DOR JUG DOG TSHÜL ZHIN BEY
JIG RUNG NYAM THAG KHOR WEY TSÖN RA NEY
CHÖ MIN NGE JUNG KYE WAR JIN GYI LOB
PHA MA GYUR PEY RIG DRUG NYAM THAG DRO
YANG YANG DRIN CHEN GYUR PEY TSHÜL SAM NEY
SI ZHI DUG NGEL TSHO CHEN LEY DRÖL CHIR
JANG CHUB SEM CHOG KYE WAR JIN GYI LOB
YO MEY ZHI NEY SER GYI LHÜN PO LA
DRIB MEY LHAG THONG NYI Ö BUM TRÖ PEY
THOG MEY MA RIG MÜN PA DRUNG CHUNG TE
DA MEY TA WA TOG PAR JIN GYI LOB
DE TAR THÜN MONG LAM JONG DAG PEY KHAR
THÜN MIN WANG ZHI CHU DZIN RAB TRIG NEY
DAM DOM RAB TSANG DÜ TSI LHA YI CHAR
YANG DAG RIM NYI ZHING GI SÖ SU PHAB
TSHE CHIG ZUNG JUG DRE ZANG MIN GYUR CHIG
DE TAR SÖL TAB MEY JUNG SÖ NAM DANG
DÜ SUM NAM KAR GE TSHOG DOM PEY THÜ
PHA CHIG LA MEY YANG TRÜL YI ZHIN WANG
NYAM THAG BU LOB GÖN DU NYUR JÖN SHOG
TSE CHEN GÖN KHYÖ ZHING ZHEN SHEG SHÜL DU
KYAB NEY LAM TÖN DREL WEY LOB MEY KHYU
DAB SHOG DREL WEY THANG TONG JIU TRUG ZHIN
ZÖ KA NYA NGEN MÜN PEY THANG DU LÜ
DI CHI-YI BAR DOR NEY KAB THAM CHE DU
RE WEY MIG ZUNG TEY SA KHYE LEY MEY
THUG JE-YI MA DOR LA MA KA DRIN CHEN
JIN LAB TSÖL DZÖ GÖN PO DRO WEY GÖN
KYE ZHING KYE WEY TRENG WA THAM CHE DU
GÖN PO KHYÖ KYI GYE ZHIN JEY ZUNG NEY
SUNG GI DÜ TSI-YI PEL LA LONG CHÖ CHING
HE RU KA YI GO PHANG NYUR THOB SHOG
JE TSÜN LA MA KHYE KU CHI DRA DANG
KHOR DANG KU TSHE-YI TSHEY DANG ZHING KHAM DANG
KHYE KYI TSHEN CHOG ZANG PO CHI DRA WA
DE DRAR KHO NA DAG SOG GYUR WAR SHOG
KHYÖ LA TÖ CHING SÖL WA TAB PEY THÜ
DAG SOG GANG DU NEY PEY SA CHOG DER
NEY DANG BÜL PHONG THAB TSÖ ZHI WA DANG
CHÖ DANG TRA SHI PHEL WAR DZEY DU SÖL
Guru Yoga ini, yang berjudul Panggilan Seruling untuk Guru, dimohon ketika pembawa suci ajaran definitif yang namanya sulit untuk diucapkan, Tsem Rinpoche Jetsun Tenzin Zöpa Yönten Gyatso, juga secara pribadi dikenal sebagai Jetsun Dragpa Gyaltsen, yang terluhur, yang hakekat alamiahnya adalah bodhicitta dahsyat yang berikrar membawa matahari dari Ajaran tanpa noda ke tempat-tempat terpencil yang diliputi dalam kegelapan ketidaktahuan, melebur dalam ruang dharmadhatu. Permintaan Guru Yoga untuk beliau sehubungan dengan Istadewatanya, Heruka Chakrasamvara, datang dari seseorang yang hanya menginginkan Ajaran Silsilah Pendengaran dari Pelindung Manjushri Tsongkhapa, pencerah hebat dari Ajaran itu, Pemimpin para Siddha, Gangchen Rinpoche. Adapun saya, juga, ketika beliau meninggal dan stupa kremasi dibuka, saya tidak punya pilihan selain menulis: di dalamnya ada ‘ringsel’ yang terberkahi, sedikit lebih kecil dari biji sesawi, tak terhitung jumlahnya; Secara khusus, sama dengan jumlah para istadewata di mandala Chakrasamvara, ada pola enam puluh empat tetes bindu yang muncul secara alamiah; ini bukan keyakinan buta atau imajinasi! Kejadian ini benar-benar terlihat oleh saya sendiri dan Khensur Rinpoche dari tempat kedudukan biara besar di Biara Shar Ganden, kepala Lama, Tulku, Geshe, dan banyak murid setia dari India dan Tiongkok. Karena itu, dengan keyakinan dan pengabdian yang besar, kepala Biara Nye-Mo Gyal-Je, seseorang yang bangga berada dalam garis inkarnasi Je Ketsun Yönten Gyatso, Lozang Thubten Trinle Norbu, yang dikenal sebagai Lama Thubten Phurbu, menyusun ini di Geden Khachö Ling yang merupakan tahta biara Rinpoche di Malaysia. Semoga semua berpahala kebajikan.
Diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh David Molk, 15 November 2019
Klik di sini untuk mengunduh versi PDF.
Doa untuk Tumimbal Lahir yang Secepatnya
Disusun oleh Yang Mulia Kyabje Trijang Chocktrul Rinpoche
Om Swasti
Menatap semua makhluk lekat-lekat dengan welas asih di setiap saat,
Tanpa pernah goyah dari alam Ilusi, baik yang Berwujud maupun yang Kosong
Kepada Tsongkhapa, suar dari Tiga Alam (Triloka),
Kami para makhluk yang mengembara bernamaskara dengan mahkota kepala kami!
Tanpa bersusah payah, memanifestasikan aktivitas cerah dari semua Pemenang,
Secara alami memiliki aktivitas altruistik yang tak terbayangkan,
Dengan penuh kasih menunjukkan jalan pembebasan pada para makhluk yang mengembara,
Namun tiba-tiba kembali ke Alam Kedamaian – ini tragis.
Menerapkan pelajaran yang begitu hidup namun mendalam
Dalam ketidakkekalan, bagi para makhluk yang mengembara di era kemerosotan –
Dengan menunjukkan pembelajaran seperti ini secara spesifik untuk kami.
Sekali lagi menjadi pengingat akan kehidupan luar biasa-Mu!
Menjadi seorang guru yang menjunjung tinggi warisan Sumati,
Menjadi sumber perlindungan bagi kami yang miskin dan tidak berdaya,
Untuk mengangkat kegelapan kemerosotan yang melingkupi dunia –
Semoga matahari terbit reinkarnasi-Mu muncul dengan cepat!
Dengan kekuatan kebenaran dalam Tiga Permata yang selalu dapat diandalkan,
Dengan semua pencapaian semua Istadewata dan dakini,
Dengan aktivitas tercerahkan dari Dharmapala yang seperti permata,
Semoga Guru kami yang saksama, bertumimbal lahir dengan cepat dan segera!
Singkatnya sedari sekarang hingga tercapainya saripati Pencerahan,
Semoga kami semua disokong oleh-Mu, Guru yang saksama!
Semoga semua kekurangan dari ketiga pintu ini mereda!
Semoga semua makhluk yang mengembara dengan segera tiba di tanah Jina!
OM SWASTI!
NANG TONG GYU MEY YING LEY MA YÖ KYANG
KÜN LA JEY TSE’I THUG JEY TAG ZIG PA
KHAM SUM CHÖ KYI GYEL PO TSONGKHAPA
DAG SOG DRO WEY TSUG GI GYEN DU CHÖ
GYEL KÜN TRIN LEY DZEY ZANG MA LÜ DANG
ZHEN DÖN SAM MI KHYAB PEY NGANG TSHÜL CHEN
DRO LA JEY TSE’I THAR LAM TÖN ZHIN DU
LO BUR ZHI WAR SHEG DI KYE MA HÜ
ÖN TE NYIG DÜ DRO LA MI TAG PEY
NGANG TSHÜL SEL WEY DAM PA ZAB MO ZHIG
DAG CHAG NAM LA CHEY DU TÖN DZEY DI
MEY JUNG NAM THAR LAR YANG DREN PAR GYUR
LO ZANG GYEL TEN DZIN PEY SHEY NYEN JE
GÖN MEY NYAM THAG DAG CHAG NAM KYI KYAB
JIG TEN GÜ PEY MÜN PA SEL WEY LEY
CHOG TRÜL NYI MA ZHÖN NU NYUR JÖN SHOG
LU MEY KÖN CHOG SUM GYI DEN TOB DANG
YI DAM KHA DRÖ’I NGÖ DRUB MA LÜ DANG
CHÖ SUNG YI ZHIN NOR BU’I TRIN LEY KYI
JE TSÜN LA MEY CHOG TRÜL NYUR JÖN SHOG
DOR NA DENG NEY JANG CHUB NYING PÖ’I BAR
JE TSÜN LAMA KHYE KYI TAG KYONG ZHING
GO SUM NYE PEY TSHOG KÜN RAB ZHI NEY
DRO KÜN JANG CHEN GYEL SAR NYUR REG SHOG
Kolofon:
Atas permintaan yang tulus kepada saya untuk membuat doa kelahiran kembali yang secepatnya yang dibuat oleh manajer dan anggota staf Tsem Ladrang, staf gabungan dan keanggotaan Kechara House, serta komunitas murid-muridnya di seluruh dunia pada umumnya karena kejadian yang tiba-tiba dan menyedihkan Kematian guru tertinggi Yang Mulia Tsem Rinpoche Jetsun Tenzin Zopa Yontan Gyatso, aset tak tertandingi dari tradisi Gelug dan saudara Dharma lama yang memiliki ikatan spiritual murni, doa dadakan ini telah disusun dan ditulis oleh Trijang Yeshe Gyatso di AS pada 5 September 2019. Semoga doa ini terkabul sebagaimana yang diharapkan!
Klik di sini untuk mengunduh versi PDF.
Permohonan Doa untuk Kembalinya Tsem Rinpoche dengan Cepat
Disusun oleh Yang Mulia Drubwang Gangchen Rinpoche
Dari Timur dan Barat, banyak biksu dan umat awam yang terhubung dengan setia, baik penganut Buddhis maupun non-Buddhis dari berbagai negara mengajukan permohonan untuk segera kembali, kepada tulku yang memiliki karangan bunga dari tubuh suci berturut-turut di Tibet dan Tiongkok, Tsem Tulku Dragpa Gyaltsen dari Pukhang Khamtsen dari Gaden Shartse, lebih dikenal sebagai Tulku Tenzin Zopa Rinpoche. Untuk menghapus kesedihan dan membantu mereka mendapatkan kembali energi mereka dan memberikan kelegaan relaksasi (Ngalso) untuk kepentingan ajaran Buddha dan para makhluk, pada umumnya dan khususnya, Gangchen Tulku, anggota majelis perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (LGWPF UN-NGO), di Barat, di Italia, di lokasi tersembunyi Gangchen Chophel Ling, Ladrang, Shide Gakhyil (Pusaran Perdamaian Perdamaian) di Tahun Babi Bumi perempuan pada Rabjung ke-17 (siklus astrologi 60 tahun ) dari Kalender Tibet pada tanggal 13 bulan ke-7 yang bertepatan dengan 11 September 2019 di kalender Barat menyusun Permintaan untuk Kembalinya Tsem Rinpoche dengan Cepat.
Penegak ajaran Buddha ini,
Lozang Dragpa, Duldzin Dragpa Gyaltsen dan Panchen Sonam Dragpa,
Emanasi Tertinggi Dragpa Gyaltsen,
empat aspek tersohor
Kami membuat permohonan dan menghormati-Mu sebagai ornamen mahkota kami!
Berkat Dragpa Choekyi Gyaltsen, [Panji Kemenangan Dharma] tidak jadi lenyap,
Tenzin Zopa, diberkahi dengan baju zirah kesabaran,
Putraku Tsem Tulku, sungguh otentik,
Dengan keberanian yang tak tergoyahkan, untaian kehidupan-Mu senantiasa pergi dan kembali.
Sekarang Engkau harus melanjutkan sebagai penerus yang memenuhi syarat [bagi] semua [makhluk berikut],
Yang sementara ini tanpa pemimpin dan pelindung mereka.
Hati mereka terbakar sepenuhnya oleh lidah kesedihan yang membara,
Maka berilah mereka kelegaan, engkau yang adalah pelita di jalan menuju pembebasan.
Selain itu, kumpulan awan mega batin bodhicitta-Mu,
Yang menurunkan hujan kesejahteraan bagi para makhluk, sekarang tidak dapat melanjutkan karunia mereka,
[maka sekarang], seluruh panen kesejahteraan dan kebahagiaan religius dan duniawi
Harus menanggung momen kemarau [dan] kondisi yang buruk.
Oleh karena itu, sekali lagi, dari tanah suci para Dakini, Kechara
Tampilkan perayaaan dalam [tubuh] muda yang baru
Rupa Raga yang suci, pantas ketika terlihat oleh mata manusia,
Dalam Tubuh Emanasi, sebagai sahabat dan tempat beristirahat bagi ajaran dan para makhluk, semoga [Engkau] segera kembali!
Tubuh dewata tanpa substansi tidak dapat membimbing [atau] bermanfaat bagi para makhluk,
Kebaikan-Mu yang penuh keberanian harus berpegangan erat pada singa langit!
Lama Tsem Tulku Rinpoche penjaga Samaya!
Emanasi Tertinggi, Permata Hati terkasih, semoga Engkau segera kembali!
Dengan tiada terpisahnya para Guru dan para Buddha, ayah dan putra,
Pemegang ajaran dan semua pelindung dharma!
Luasnya bagaikan pohon pengabul keinginan
semoga [berkah] ditimbun seperti tumpukan biji sesawi!
SANG GYE LO ZANG DRAG PEY TEN DI LA
DÜL DZIN DRAG GYEN PENCHEN SÖNAM DRAG
CHOG TRÜL DRAG GYEN DRAG PA NAM ZHI LA
SÖL WA DEB SO CHI WO’I GYEN DU CHÖ
DRAG PA CHÖ KYI GYEL TSHEN MI NUB CHIR
TEN PA DZIN LA ZÖ PA’I GO CHA CHEN
MING DÖN TSHUNG PA TSEM TRÜL NGA YI BU
MA YENG NYING TOB KYE LA DA TSHUR JÖN
DA DUNG KHYÖ KYI KYONG Ö JEY JUG KÜN
NEY KAB LAM TÖN GÖN DANG DREL WEY NA
WUG JIN THAR LAM DRÖN ME SU LA RE
NYING LA DUNG WEY ME CHE RAB TU BAR
MA ZEY KHYÖ KYI SEM KYE TRIN PHUNG LEY
DRO DÖN CHAR GYI DA MÜ MA KYANG NA
CHÖ SI PHEN DE’I LO TOG YÖ TSHE KÜN
KYEN NGEN THEN PEY CHOM TSHE JI TAR ZÖ
DE CHIR LAR YANG DAG PA KHA CHÖ NEY
LANG TSHO SAR PEY GA TÖN NGOM PA ZHIN
CHU BUR MIG LA NANG RUNG ZUG KYI KU
TRÜL KU TEN DRO’I PUNG NYEN NYUR JÖN SHOG
CHÖ DANG MI YI THOB THANG TSANG MA’I CHIR
TEN SI LA GYA DEG LA PA WA KHYÖ
DZEY PA RE RE’I MING NEY JÖ NÜ DREL
LAR YANG JUG DE KYONG CHIR NYUR JÖN SHOG
LHA KU’I SOB LA MI DREN DRO DÖN DU
SENGGE NAM LA CHONG DRA’I POB PA GE
DAM DEN LAMA TSEM TRÜL RINPOCHE’I
CHOG TRÜL NYING GI NOR BU NYUR JÖN SHOG
NYI MEY SANG GYE LAMA YAB SEY KYI
TEN PA DZIN PEY TEN DZIN KYE BU KÜN
PAG SAM JÖN PA ZHIN DU KHYÖN YANG SHING
TIL GYI GANG BU ZHIN DU GANG WAR SHOG
Kolofon:
Tsem Tulku Dragpa Gyaltsen dari Gaden Shartse Pukhang Khamtsen yang lebih dikenal sebagai Tulku Tenzin Zopa Rinpoche Tertinggi, sejak masa mudanya, memiliki hubungan guru-murid dengan sumpah yang tidak tercemar dan tidak terputus. Umumnya [karena] kekosongan terunggul dari dharma dan politik, aktivitas tercerahkan yang ekstensif beserta doa dan aspirasi matang tepat waktu, [hal ini] menciptakan kegembiraan yang tak tertandingi. Lebih jauh lagi, dengan rendah hati mohon agar ayah guru-sugata, ayah dan anak dari garis keturunan yang berkelanjutan, saat ini menganugrahkan kelahiran kembali yang luar biasa. Baru-baru ini yang lain mendesak [saya] untuk menulis permintaan ini dan juga diri saya sendiri. Saya ingin membuat permohonan ini untuk kepulangan tulku yang cepat, semoga ada karunia kesempurnaan sempurna yang berkelanjutan sekarang!
Disusun oleh TYS Lama Gangchen Rinpoche, dan diterjemahkan oleh Lama Caroline Gammon.
Klik di sini untuk mengunduh versi PDF.
Undangan untuk Pemuda yang Dihiasi Karangan Bunga Buddha Dharma: Doa untuk Kelahiran Kembali yang Secepatnya
Disusun oleh Yang Mulia Kyabje Zemey Chocktrul Rinpoche
Guru Manjunatha dengan samudra pencapaian kualitas
Akan Sepuluh Atribut, dan dipersenjatai dengan baju zirah terbaik
Pengemban Dharma yang berkibar baik dalam penalaran maupun rujukan: Saya bernamaskara dalam kepatuhan.
Kepada guru spiritual terunggul yang serupa dengan Manjunatha ini!
Jagat terunggul dari Kemurnian Primordial yang Alamiah;
Kediaman di luar samsara diliputi oleh Yang Tak bernoda;
Alam dimana ribuan Buddha dan Bodhisattva:
Apa yang diperlukan di sana sehingga Guru Dharma pergi menuju ke sana?
Sebagai seorang Jina, Engkau selalu bertempur dengan Empat Mara.
Mendadak meninggalkan tubuh yang tidak kekal ini,
Seolah mundur dengan sengaja ke dalam kedamaian sebab dan akibat:
Bukankah hal ini berarti melepaskan niat-Mu untuk sepenuhnya meningkatkan Dharma dan mengentas para pengembara (di samsara)?
Namun ini juga konsisten dengan takdir makhluk yang mengembara (di samsara):
Jika tidak, jalan lain apa lagi yang akan membuka ultimatum dari sebab dan akibat?
Dengan kekuatan kasih abadi-Mu terhadap Dharma dan para pengembara,
Segera pancarkan cahaya mentari dari kelahiran kembali-Mu, dari ufuk timur.
Dari jalan teratai, dari samsara dan nirwana yang dimurnikan menjadi Dharmakaya,
Dari antara bunga-bunga di kolam teratai, tidak tercemar, murni dan bersih,
Engkaulah, Sang Penegak Dharma, yang wajahnya bercahaya dan terpatri dalam batin:
Segeralah hadir kemari untuk menghapus rasa sakit dari orang-orang yang beruntung!
Selama hidup engkau kebal dari berbagai serangan musuh,
Dan meski kadangkala meninggalkan raga yang penuh dengan tipuan ini sebagai sarana
Untuk mencegah genggaman pandangan kekekalan pada yang fana, sepanjang diperkenankan
Kami berdoa agar engkau segera datang, untuk menerangi, kumpulan sutra dan tantra yang mendalam.
LUNG RIG LAB TRENG ZUNG GI TEN DZIN THAR CHING WEY
ZÖ PA‘I GO CHA CHEN GYI JAM GÖN LAMA YI
CHU TRAG YÖN TEN GYA TSHO‘I ZAB MO CHI MI DRA
PEL DEN LAMA CHOG LA GÜ PEY CHAG TSHEL LO
DE CHEN MI GYUR DÖ NEY RANG ZHIN NAM DAG GI
DRI MEY CHÖ NYI TIB PEY KHOR DEY ZHING CHOG DER
PHAG CHOG THUB WANG ZHAB DANG GYEL SEY TONG ZHUG KYANG
CHÖ JE PEL DEN KHYE NYI DE NA PHEB DÖN CHI
CHIR NA GÖN KHYE YÜL GYI DÜ ZHIR GYEL WA DANG
TEN DREL ZHI WAR NEL WEY THUG KYE NGANG TSHÜL DU
LO BUR MI TAG LÜ LA DREL WEY NAM THAR DI
TEN DRO’I DÖN KÜN KHUR ZHEY THUG KYE DOR MIN NAM
ÖN TE DI YANG DRO WEY KEL WAR JEY SONG WA
TEN GYI DREL WEY THA LA DOG TU CHI ZHIG YÖ
ZHAR YANG TEN DRO’I DÖN CHEN DOR MEY JEY TSE YI
YANG TRÜL SHAR GYI NYI ZHÖN NANG WA NYUR DU TRÖ
SI ZHI YING SU TÜL WEY DAB GYA’I PEY TSHEL LAM
MA MEY PE MA’I DZING BU DAG CHING TSANG WEY WÜ
SEL NANG YI LA CHAG PEY TEN DZIN PEY KAR KHYE
KEL DEN DUNG SEL DÖN LA NYUR DU JÖN SHOG KYE
KU TSHER SHEY KYI GÖL WA MEY KYANG DÜL JA YI
MI TAG TAG DZIN DOG PEY THAB KYI NGANG TSHÜL LA
KÜN DZOB LÜ PHUNG DOR WEY KAB RE YÖ SI KYANG
DO GYÜ ZAB DÖN JEY CHIR KU NYI NYUR JÖN SHOG
Kolofon:
Doa ini telah disusun oleh Zemey Tulku dengan doa yang sungguh-sungguh atas permohonan personalia Tsem Ladrang dan anggota staf Kechara secara keseluruhan. Semoga aspirasi ini terpenuhi.
8 September 2019
Klik di sini untuk mengunduh versi PDF.
Suara Kebenaran dari Seorang Bijak: Doa untuk Kelahiran Kembali yang Secepatnya
Disusun oleh Yang Mulia Lama Thubten Phurbu Rinpoche
Pangeran Suddhodana, sahabat universal bagi semua makhluk yang mengembara:
Engkau mengentas mereka dengan kait yang kuat sebagai ekspresi kasih yang mendalam dari seorang ibu
Makhluk mengembara dari enam alam dari penderitaan.
Saya memohon pada-Mu untuk sebuah harapan dengan hati yang tidak tergoyahkan dan intens dalam kesedihan.
Saraswati, dewi lirik dan ibunda dari ribuan Yang Tercerahkan,
Wajahnya yang sangat indah terlihat bagaikan bunga teratai putih yang sedang mekar,
Dengan bermandikan cahaya bulan purnama yang terang dan berkilauan:
Anugrahkanlah berkah saat ini yang tersebar hanya lewat seribu suara dewata.
Sistem pandangan Manjunatha ini, adalah inti dari Ajaran Pemenang (Ten):
Warisan ini ia pegang (zin) tanpa keraguan, hanya bersekutu dengan kesabaran (Zopa) itu sendiri;
Ia adalah pemimpin dengan kualitas (Yontan) yang berpengaruh, dan luas bak samudra (Gyatso).
Saya mengundang-Mu untuk tinggal di kolam teratai di hatiku sebagai komponen utamanya.
Sumber Cahaya Keperakan Sejuk yang menopang esensi
Dari ajaran Jina – ketika kegelapan menyerangnya dengan niat dan tindakan jahat,
Berkali-kali, tanpa jeda, dan melampaui segala batasan. Sekarang sudah berpindah
Menuju orbit dan alam yang lebih damai, sehingga pikiran dan hati kita terserang oleh kesedihan.
Sungguh luar biasa untuk dapat dipersatukan kembali dengan para ayah spiritual dan putra kita,
Dan untuk terlibat dengan mereka dalam acara-acara yang menyegarkan di alam dewa Tushita.
Bisakah seseorang dengan berani, bagaimanapun, untuk membuang niat yang telah dinyatakan sebelumnya, untuk benar-benar menyatakan kembali di hadapan para Buddha
Dari sepuluh penjuru, untuk melepaskan makhluk hidup yang mengembara dari kemelaratan?
Demi kepentingan warisan tanpa noda dari Manjugarva sang pembebas spiritual,
Demi kepemimpinan spiritual bagi makhluk-makhluk yang butuh dijinakkan tak terhitung jumlahnya sebanyak butiran pasir di bumi yang luas ini.
Datanglah segera sebagai Saptashwa1 yang akan terlahir kembali sesuai dengan namanya,
Untuk memberikan kehidupan ke kolam teratai Ajaran dan para makhluk hidup yang mengembara.
Kepada guru terunggul Suryawamsa2 dan Manjugarva,
Pada Heruka dan istadewata3 Yamantaka, pada Dharmapala Shugden dan segenap kumpulannya
Para dewa – penjaga dari para guru silsilah langsung dan tidak langsung kami:
Anugrahkan dengan lancar, hasil yang bermanfaat yang kami harapkan melalui doa ini.
1 Dewa matahari; matahari.
2 Julukan Buddha Shakyamuni.
3 Istadewata
MA DRI DRO WEY TSA LAG ZEY TSANG GI SEY PO
MA TAR TSE WEY TSHEY MEY THUG JE YI ZHAG PEY
RIG DRUG DRO DI DUG NGEL GYA TSHO LEY DRÖL WEY
CHÖ MIN DUNG SHUG DRAG PÖ SÖL DEB SHIG ZHU-O
RAB DZE YI TROG PEMA KAR PO YI ZHEL REY
RAB KAR DA TSHEY SAR WEY DZE GYEN DU CHANG WEY
RAB JAM GYEL WEY YUM CHIG DRA YANG KYI LHA MÖ
RAB NYEN TSHANG YANG TONG GI NGÖ DRUB DE TSÖL DZÖ
THUB TEN YANG NYING JAM PEL NYING PO YI ZHEY ZHUNG
DZIN LA ZHUM MEY ZÖ PEY GO CHA YI DAG NYI
MEY JUNG YÖN TEN GYA TSHO TEN DRO YI GÖN PO
NYING WÜ PEY TSHEL GYEN DU DREL MEY DU ZHUG DZÖ
TSHÖ MEY SAM JOR NGEN PEY DAM NYAM KYI PUNG GI
YANG YANG TSEY PEY JIG RUNG MÜN NAG GI LONG NEY
GYEL TEN YANG NYING KYONG WEY Ö KAR GYI DAG PO
ZHING ZHEN SHEG DI YI SEM KYO DUNG GI NAR SONG
GA DEN ZHING DU KYAB JE YAB SEY KYI ZHAB DRUNG
LHEN DZOM DZOG DEN TONG GI PEL YÖN DE LEG KYANG
CHOG CHU GYEL WEY CHEN NGAR NYAM THAG GI DRO WA
DRÖL WEY THUG KYE RANG GAR DOR WA DE PHÖ DAM
NAM DREN JAM PEL NYING PO’I DRI DREL GYI TEN DANG
SA CHEN DÜL LA DREN PEY DÜL JA YI GÖN DU
MING DÖN THÜN PEY YANG TRÜL TA DÜN GYI WANG PO
TEN DRO PEY TSHEL SÖ SU NYUR WA RU PHEB ROG
NYI MA’I NYEN DANG JE TSÜN JAM PEL GYI NYING PO
HE RU KA DANG YI DAM SHIN JE YI SHEY PO
NGÖ GYÜ LA MEY KA SUNG SHUGDEN GYI LHA TSHOG
GANG MÖN DE LAG DRUB PEY GE TSHEN DE TSÖL DZÖ
Kolofon:
Yang Mulia Tsem Rinpoche, yang nama pribadinya Tenzin Zopa Yontan Gyatso, tidak dapat dijabarkan oleh penghargaan dan penghormatan yang setara dengan dedikasi dan kerja keras yang beliau berikan untuk melayani ajaran Buddha secara umum dan ajaran Manjunath Tsongkhapa pada khususnya, dan baru-baru ini telah masuk ke ruang Dharmadhatu. Kami semua merasakan kehilangan yang sangat dalam atas perpindahan yang terjadi. Saya telah menerima permintaan dari pusat Dharma Rinpoche bersama dengan katha dan persembahan yang mendesak saya untuk menulis doa untuk kelahiran kembali yang segera untuk memohon kelahiran Yang Mulia yang secepatnya. Sesuai dengan saran mereka dan dengan perasaan kehilangan yang mendalam, saya – yang disebut sebagai kelahiran kembali dari Je Khetsun Yontan Gyatso – dan merupakan murid Je Kagyurwa, ayah spiritual kita, telah menyusun doa kelahiran kembali yang segera ini, berjudul SUARA KEBENARAN DARI SANG SUCIWAN.
7 September 2019
Klik di sini untuk mengunduh versi PDF.
Terbitnya Cahaya Keyakinan dan Mengundang Kelahiran Kembali Sang Mentari: Doa untuk Kelahiran Kembali yang Segera
Disusun oleh Yang Mulia Anor Tulku Ngawang Losang Choekyi Gyaltsan
Junjungan Losang Dragpa yang merupakan Vajradhara agung;
Para Heruka: Dechen Nyingpo dan Trijang Rinpoche:
Semoga para guru akar dan silsilah kami dari guru seperti yang Kau inginkan,
Berilah kami seratus berkat pencapaian terunggul dan umum!
Sungguh dalam kesedihan kami atas kematian yang tiba-tiba
Dari Tsem Rinpoche, perwujudan utuh
Dari semua kualitas dan berkah tubuh, ucapan dan pikiran
Zongtrul Dorjechang, penegak Silsilah Pendengaran.
Bagaimanapun, dalam setiap kelahiran kembali yang berurutan, setiap kelahiran-Mu telah
Menjadi kehidupan yang merupakan personifikasi dari Ajaran Gaden.
Maka dari itu, pertunjukan meninggalkan tubuh kasar manusia ini,
Tidak lain adalah Silsilah Pendengaran Lobsang.
Tempat bersandar darimana akar dari Tiga Aspek Utama dari Jalan menjadi mantap;
Tempat bersandar darimana cabang dan daun realisasi dalam Dua Tahapan menjadi kokoh dan kaya;
Dan serbuk sari dan bunga dari Empat Tubuh sangat memukau:
Melanjutkan karya dengan sukacita namun tetap menyenangi Dharma dan menjadi tujuan bagi para makhluk yang mengembara!
Di cakrawala biru dari keyakinan dan komitmen murni kita yang luas,
Semoga mentari baru dari Dua Puluh Tujuh Aktivitas Cerah dari batin-Mu,
Muncul dari langit timur karma dan aspirasi kami!
Semoga Dharmapala, dengan daya kuasanya, dalam hal ini, memberikan bantuannya.
DORJE CHANG CHEN LAMA LO ZANG DRAG
DECHEN NYINGPO TRIJANG HERUKA
NGÖ DANG GYÜ PEY LA MA’I LAMA YI
CHOG THÜN NGÖ DRUB JIN GYA CHI GAR TSÖL
NYEN GYÜ TEN DZIN ZONG TRÜL DORJE CHANG
KU SUNG THUG KYI YÖN TEN JIN LAB KÜN
MA LÜ CHIG PUNG TSEM TRÜL RINPOCHE
LO BUR ZHING SHEG KYE MA KYI HÜ JIN
ÖN TE KHYE KU RIM JÖN GA DEN TEN
KHO NA’I NAM THAR BUM DU TAR WA NA
KU ZUG RAG PA PONG WEY NANG TSHÜL DI
WEN SA NYEN GYÜ TEN LEY ZHEN DU CHI
NAM DAG LAM TSO SUM GYI TSA WA TEN
MEY JUNG RIM NYI NYAM TOG YEL DAB NÖL
PHÜL JUNG KU ZHI’I ZE’U DRU YONG MIN PEY
DA DUNG TEN DRO’I DÖN DU TSE GA RÖL
DAG SOG DAM TSANG DEY PEY KHA YING NGÖ
KHYE THUG TRIN LEY NYER DÜN NYIN JEY WANG
LEY MÖN SHAR RI TSE NEY CHAR WA LA
TEN SUNG WANG GI GYEL PÖ DONG DROG DZÖ
Dedikasi
GANG GANG TRÜL GYI DEB TU PHAB PA PÖ
KEL ZANG ZHEY JEY NGEL WEY DU JEY PEY
GE DI MA GYUR DRO WA MA LÜ PA
KÜN KHYEN GYEL WEY GO PHANG THOB GYUR CHIG
Kolofon:
Tsem Rinpoche telah mengabdikan dirinya sepanjang hidup untuk menegakkan dan menyebarkan ajaran Buddha secara umum, khususnya ajaran sutra dan tantra berpasangan dari Silsilah Topi Kuning dan khususnya Silsilah Pendengaran Wensapa yang secara luar biasa ditransmisikan melalui para Kyabje Rinpoche dan putra spiritual mereka. Rinpoche telah melakukan ini dengan cara yang patut dipanut dengan keberanian luar biasa dari tubuh, ucapan dan pikiran. Saya telah melihat ini sendiri dan telah mendengar tentang hal ini dari orang lain. Disebabkan hal ini, maka ketika banyak permintaan lewat daring datang kepada saya dari berbagai murid langsung dan tidak langsung Tsem Rinpoche yang mendesak agar saya membuat doa untuk kelahiran kembali Rinpoche yang secepatnya, maka sebagai tanggapan atas permintaan ini, saya, yang dikenal dengan nama Anor Tulku Ngawang Losang Choekyi Gyaltsan, telah menyusun doa ini tanpa menempuh jalan pintas.
Taman Silsilah Pendengaran
September 2019
Klik di sini untuk mengunduh versi PDF.
Panggilan Seorang Bijak tentang Kebenaran: Doa untuk Segera Kembali
Disusun oleh Yang Mulia Khen Rinpoche Jhampa Khetsun
Junjungan Shakya, guru yang tak pernah gagal;
Jalan dan Penghentian, ajaran yang tidak pernah gagal;
Kumpulan pengetahuan dan pembebasan, sahabat-sahabat yang tidak pernah gagal:
Kepada Tiga Yang Terunggul ini saya bernamaskara.
Pada masa kemerosotan dari lima elemen ini, menggunakan
Cara-cara keras untuk ‘menopang’ ajaran sang Jina Pemenang –
Guru yang dengan Kesabaran mengambil semua ini ke dalam langkahnya,
Dan menang atas elemen-elemen ini: Saya bernamaskara pada samudra kualitas ini.
Dalam usaha keras bagi Ajaran Sang Jina (Ten) dengan cara menjunjungnya (zin), Kesabaran (Zopa) adalah
Dinding perlindungan-Mu; dengan terlibat dalam memenangkan kritik, secara utuh
Kualitas (Yontan) yang Anda miliki adalah instrumen keputusan-Mu; sejauh samudera (Gyatso) menjangkau,
Sampai sejauh itu pula empat aktivitas cerah-Mu telah tercapai: Engkau benar-benar layak mendapatkan pujian terunggul.
Disandingkan dengan matahari terbit, maka cahaya pancaran diri-Mu sungguh sebanding.
Keluar secara mendadak dan tak terduga dari wujud ini ke alam lain,
Telah menyebabkan gelombang dan riuh kesedihan yang tak berujung di samudra
Hati dan batin para siswa-Mu di seluruh dunia.
Tubuh-Mu melampaui belenggu batas kelahiran dan kematian.
Barangkali pikiran bisa menembus permainan
Yang mewujudkan Kematian untuk menekankan tentang ketidakkekalan,
Apa ada lagi yang lebih dalam lagi dari yang bisa ditemukan dalam Dharma yang agung?
Demi berkah manfaat jangka panjang bagi semua siswa-Mu yang sekarang tanpa panduan,
Semoga pembimbing spiritual sekali lagi muncul sebagai matahari terbit yang baru,
Sebagai pemandu dan pelindung bagi kita semua di dunia ini!
Semoga kelahiran kembali-Mu muncul dengan cepat dan tiada cacat!
Pangeran Suddhodana, guru Jetsun Tsongkhapa, persamuhan
Para Istadewata dari empat kelas tantra dalam rupa yang damai maupun murka,
Dan dengan berkah dari Persamuhan Sangha suci,
Semoga aspirasi para siswa di pusat spiritual-Mu ini segera terpenuhi!
LU MEY TÖN PA SHAKYA’I GYEL PO
LU MEY TEN PA GOG LAM NGO WO
LU MEY DA DROG RIG DRÖL NGA DAG
LU MEY CHOG SUM CHI TSUG TU CHÖ
NYIG MA’I DÜ DIR THUB PEY TEN PAR
NYIG NGA DROG SU TEN PEY JOR TSUB
NYIG MA’I GÜ DANG ZÖ PEY YÜL DZEY
NYIG NGA ZIL NÖN YÖN TEN GYA TSHO
THUB TEN YANG NYING DZIN CHING PEL WAR
ZÖ PEY MU KHYÜ PHEY GÖL ZIL NÖN
YÖN TEN KÜN DZOG TRIN LEY NAM ZHI’I
GYA TSHO’I GÖ CHEN KHYÖ LA TÖ DO
NYI ZHÖN LA DREN KHYÖ KU’I TSHEN PE
LO BUR ZHING ZHEN SHEG PEY TSHÜL DI
LOB TSHOG KÜN GYI YI SEM NYA NGEN
GYA TSHO’I BA LAB CHEL CHIL RAB YO
KHYE KYI KU LA KYE CHI MI NGA
PHEL PEY NANG NGOR MI TAG DREN KÜL
NYA NGEN DA TSHÜL TÖN DI POG TSHE
DAM PEY CHÖ ZHE DI LEY GANG ZAB
GÖN MEY LOB TSHOG KÜN GYI TEN DÜ
GÖN PO GANG NYI LAR YANG DAG SOG
GÖN KYAB NYI ZHÖN LAR YANG SI DI’I
GÖN DU TRÜL DREL YANG SI NYUR JÖN
ZEY TSANG SEY DANG JAM PEL NYING PO
GYÜ DE ZHI DREL ZHI TRO’I LHA TSHOG
GE DÜN DÜ PEY JIN LAB LA TEN
LOB TSHOG DÖ DÖN DRUB PAR GYUR CHIG
Kolofon:
Pada tanggal 4 September 2019, Kyabje Tsem Rinpoche, yang nama pribadinya Jetsun Tenzin Zopa Yontan Gyatso, yang susah untuk dijabarkan dengan proporsional tentang pelayanan yang beliau berikan untuk warisan pusaka Buddha, tiba-tiba meninggal dunia dalam damai. Ketika mengenang perjalanan sang guru, seluruh komunitas Sangha di tahta monastik merasakan kehilangan sangat mendalam yang tak tergantikan. Tergerak oleh aktivitas cerah dari makhluk luhur, saya telah menyusun doa ini di tempat agar kelahiran kembalinya terjadi dengan cepat.
Geshe Jhampa Khetsun
Kepala Biara
Tahta Monastik Serpom, India
September 2019
Klik di sini untuk mengunduh versi PDF.
Doa untuk Segera Kembali
Disusun oleh Yang Mulia Geshe Tsultrim Tenzin
NAMO! Saya memberi penghormatan kepada sang Guru spiritual!
Guru yang baik hati yang telah melindungi kita dengan cinta kasih dan kasih sayang:
Keberangkatan-Mu yang tiba-tiba ke Alam Dharmakaya
Telah membanjiri hati murid-murid-Mu dengan rasa sakit dan kesedihan.
Semoga kelahiran kembali yang terunggul datang untuk melenyapkan penderitaan kaum papa
Siapa yang akan membimbing mereka di jalan menuju Pembebasan!
Kepada semua guru spiritual, istadewata dan dharmapala tanpa kecuali,
Kami berdoa dari lubuk hati kami.
Semoga isi doa kami terkabulkan sebagaimana yang kami harapkan.
NAMO LAMA LA CHAG TSHEL LO
DAG CHAG JAM TSEY KYOB PEY DRIN CHEN JE
LO BUR CHÖ YING KHAM SU SHEG PA YI
LOB BUR NYING NEY MI ZÖ DUG NGEL NEN
NYAM THAG DUG NGEL SEL WEY CHOG TRÜL ZHIG
JÖN NEY THAR PEY LING DU TRI PAR SHOG
LAMA LHA SUNG KYAB CHOG MA LÜ LA
NYING KHONG RÜ PEY TING NEY SÖL DEB NA
MÖN DÖN JI ZHIN MA LÜ DRUB PAR SHOG
9 September 2019
Klik di sini untuk mengunduh versi PDF.
Mentari Terbit: Doa untuk Segera Tumimbal Lahir
Disusun oleh Yang Mulia Geshe Lobsang Choedar
Tiga Jina Terluhur – Sang Junjungan, Losang Dragpa dan kedua pewarisnya,
Tiga Bodhisattva bernama Dragpa, dan Guru Phabongkha,
Para Buddha dalam wujud raga, yang merupakan guru Trijang dan Zong Rinpoche,
Kami menyeru kalian dengan doa ini: anugrahkanlah pada kami berkah yang bajik
Agar kelahiran kembali dari Tsem Rinpoche datang secepat-cepatnya!
Guhyasamaja, Heruka Cakrasamvara dan Hevajra,
Vajrabhairava, yang terluhur di antara yang tertinggi,
Kepada istadewata yang tak terhitung jumlahnya dari empat kelas tantra,
Kami menyeru kalian dengan doa ini: anugrahkanlah pada kami berkah yang bajik
Agar kelahiran kembali dari Tsem Rinpoche datang secepat-cepatnya!
Persamuhan para Buddha, Bodhisattwa, srawaka dan pratyekabuddha,
Para pahlawan wira, dakini, dan penjaga Dharma seluas samudera,
Dan khususnya Dorje Shugden dan Setrab,
Kami menyeru kalian dengan doa ini: anugrahkanlah pada kami berkah yang bajik
Agar kelahiran kembali dari Tsem Rinpoche datang secepat-cepatnya!
Semoga kelahiran kembali yang akan datang menjadi makhluk mulia,
Semoga Ia menjadi makhluk terluhur: sarjana, praktisi yang saksama, orang yang bajik,
Semoga Ia tak tertandingi dalam menguraikan, berdebat, dan menulis
Dalam Tripitaka, dan empat kelas tantra:
Kelahiran kembali yang terluhur bagaikan sang surya yang terbit dengan segarnya.
Dalam semua kelahiran kita, semoga kita mengambil bagian dari rahmat karunia sang Dharma,
Sedangkan kami selalu dibimbing oleh guru spiritual sejati.
Merampungkan dengan sempurna kualitas-kualitas fondasi dan jalannya,
Semoga kita segera mencapai tataran Vajradhara.
GYEL CHOG LO ZANG DRAG PA YAB SEY SUM
GYEL SEY DRAG PA NAM SUM PHABONGKHA
GYEL WA KÜN NGÖ TRIJANG ZONG CHOG TRÜL
GYEL WA NGÖ DANG GYÜ PAR SÖL DEB NA
JE TSÜN LA MA TSEM TRÜL RINPOCHE
YANG SI NYUR DU JÖN PEY JIN LAB TSÖL
SANG WA DÜ PA DE GYE HERUKA
PEL CHEN DORJE JIG JEY LA SOG PA
DRANG MEY GYÜ DE ZHI-YI LHA TSHOG KYI
JE TSÜN LA MA TSEM TRÜL RINPOCHE
YANG SI NYUR DU JÖN PEY NGÖ DRUB TSÖL
SANG GYE JANG SEM NYEN RANG PHAG PEY TSHOG
PA WO KHA DRO TEN SUNG GYA TSHO DANG
KHYE PAR DORJE SHUGDEN SETRAB KYI
JE TSÜN LA MA TSEM TRÜL RINPOCHE
YANG SI NYUR DU JÖN PEY TRIN LEY TSÖL
KHE TSÜN ZANG SUM DEN PEY KYE BU CHOG
DE NÖ SUM DANG GYÜ DE ZHI-YI DÖN
CHEY TSÖ TSOM LA DREN DA MA CHI PEY
CHOG TRÜL NYI ZHÖN SAR PA NYUR JÖN SHOG
KYE WA KÜN TU YANG DAG LA MA DANG
DREL MEY CHÖ KYI PEL LA LONG CHÖ CHING
SA DANG LAM GYI YÖN TEN RAB DZOG NEY
DORJE CHANG GI GO PHANG NYUR THOB SHOG
Kolofon:
Jetsun Tenzin Zopa Yontan Gyatso, guru yang ke-25 dalam silsilah tumimbal lahir para Tsem Rinpoche, adalah pencerah Dharma yang tak tertandingi. Ia menerapkan dharmanya dengan meleburkan raga wujudnya ke dalam ruang lingkup Dharmakaya untuk menunjukkan ketidakkekalan kepada para makhluk hidup yang mesti dijinakkan dari kelekatan akan keabadian. Duka yang kurasakan tak tertahankan. Hal ini menggerakkanku untuk menulis doa singkat ini sambil berdoa untuk kelahiran kembalinya yang secepatnya. Disusun di India oleh seorang Geshe bernama Lobsang Choedar pada tanggal 20 September 2019.
Klik di sini untuk mengunduh versi PDF.
Sebelum Parinirwana Rinpoche
Puja-puja dilaksanakan di Kechara
- 500 persembahan lilin untuk Dorje Shugden dengan Kanshag (21x), Sangsol, Serkym dan pembacaan mantra
- 500 persembahan lilin untuk Tara dengan pelafalan Lagu Kerinduan Tara yang Sempurna, Pujian kepada 21 Tara (3x) dan pelafalan mantra
- Dorje Shugden kangsol setiap hari dengan serkym, permintaan untuk kegiatan dan pembacaan mantra yang diperpanjang
- Pelafalan harian Permata untuk Meningkatkan Kehidupan dan Kebijaksanaan dan pelafalan mantra Tara Putih yang diperpanjang
- Drukchuma (setiap hari)
- Chasum (setiap hari)
- Drolkar Tsedrub (setiap hari)
- Torma Gyatsa
- Persembahan makanan untuk para tunawisma (2500x)
- Namgyal Tsechog
- Shenyingdudog
- Rupang Tara Putih setinggi 4 kaki yang didedikasikan untuk umur panjang Rinpoche
Pujas dilakukan di biara-biara dan oleh berbagai lama
- Drolma yuldoe gyeldo sog 3x
- Rintro gyetring dusum
- Puja bendera doa
- Shenyingdudog (3x)
- 10 rupang Tara Putih dipersembahkan kepada para geshe senior di Biara Shar Gaden
- Chasum
- Puja Api Tara Putih
- Puja Api Dorje Shugden
- Drugchuma dan dana makanan untuk semua biksu di Biara Shar Gaden
- Lutor
- Luibango
- Lentor gangmang
- Puja Buddha Pengobatan (6x)
- Puja Dorje Shugden (6x)
- Puja Kalarupa (13x)
- 10.000 persembahan lampu mentega di Stupa Boudhanath di Nepal dengan 35 pelafalan Buddha Pertobatan
- 1.000 persembahan lampu mentega di kuil Vajrayogini di Nepal dengan 35 pelafalan Buddha Pertobatan
- 1.000 persembahan lampu mentega di Stupa Swayambhunath di Nepal
- Bum gyetring dusum
- Phelchen drog
- Dongpo gyenpey do gangmang
- Shiwey jinsek tongtsar
- Namgyal tsechog gangmang
- Tsedo gangmang
- Tsesung bumther
- Dukshe gangmang
- Pembacaan puja 10 hari
- Namgyal Tongchoe
- Gyabshi
- Dorje Shugden Sangsol
- Lama Chöpa Tsog
- 5.000.000 mantra Dorje Shugden dan doa yang dibawakan oleh pusat Dharma dari Lama Gangchen Rinpoche
- Beragam puja dilakukan di Biara Gonsa, Trode Khangsar, Biara Longxi, Biara Ninggu, Biara Danyak, Biara Qu Sang, Gaden Sumtseling, Biara Longrong, Biara Langmu, Biara Hashul, Biara Nagu, Riwo Choling, Biara Chatreng, Biara Hongpo, Biara Bumteng dan Biara Xiong Deng.
Setelah Parinirwana Rinpoche
Puja-puja dilakukan di Kechara
- Dorje Shugden Kangso dan Samantabhadracarya pranidhanaraja 24 jam (4-19 September 2019)
- Vajrasattva Dungtrü
- Vajrasattva Dungdrub/Rudrub, setiap hari selama 49 hari
- Pembacaan Doa Cepat Kembali, Dorje Shugden Kangso, menyalakan dan menyanyikan persembahan setiap hari selama 49 hari
- Guru Puja (Lama Chöpa) Tsok, setiap minggu selama tujuh minggu (setiap Selasa)
- Puja Vajrayogini dan Dorje Shugden Sangsol
- Inisiasi Mandiri Yamantaka, Dahkye, Chojuk dan Monlam
- Inisiasi Mandiri Vajrayogini, Dahkye, Chojuk dan Monlam
- Pelafalan Lamrim dan Ngakrim Chenmo
- Gyabshi atau Puja Empat Ratus Persembahan
- Ritual Persembahan Asap Lhasang
- Kangso Mahakala dengan Catur Wajah
- Shenyingdudog
- Pelafalan Manjushri Namasamgiti
- Puja 16 Arhat
- Chöd
- Empat Pelindung Kangso (Kalarupa, Mahakala, Dorje Shugden dan Setrap)
- Puja Guru Heruka
- Pelafalan Tantra Akar Guhyasamaja
- Puja Buddha Pengobatan Ekstensif
- Pelafalan Bodhisattvacharyavatara
- Puja Cittamani Tara
- Puja Yangdup
- Puja 1000 Persembahan Drugchuma
- Dorje Shugden Kangso versi panjang
- Puja parinirwana hari ke-49 Yang Mulia Tsem Rinpoche – 1000 Persembahan Ritual Namgyalma Usnisavijaya
- Pemberkahan lahan untuk menyucikan rencana lokasi Stupa Relik Rinpoche di Ruang Terbuka
Puja-puja dilakukan di biara-biara
- 1.000 persembahan puja untuk Lama Tsongkhapa (setiap hari ke-7)
- 1.000 persembahan puja kepada Buddha Pengobatan (setiap hari ke-7)
- 1.000 persembahan puja ke Namgyalma Usnisavijaya (setiap hari ke-7)
- Inisiasi Mandiri Vajrayogini (setiap hari ke-7)
- Inisiasi Mandiri Yamantaka (setiap hari ke-7)
Galeri Foto: Sorotan Upacara Parinirwana Yang Mulia Kyabje Tsem Rinpoche
Klik di sini untuk melihat galeri lengkapnya.
Klik di sini untuk melihat galeri lengkapnya.
Untuk informasi menarik lainnya:
- Proyek Pembangunan Stupa Relik Tsem Rinpoche (Bahasa Indonesia)
- The Promise – Tsem Rinpoche’s inspiring biography now in ebook format!
- My Precious Teachers
- Meeting Kyabje Yongyal Rinpoche in New York
- The Train
- I’m Requesting Ordination in 1987
- Kyabje Zong Rinpoche Cuts My Hair
- My Message to Lama Zopa Rinpoche
- My First Guru in New Jersey
- Kentrul Thubten Lamsang
- Visiting My Parents – Tsem Rinpoche
- VIDEO: (Re)visiting an Extraordinary Life: The Tsem Rinpoche Biography Group in the USA
- Avalokiteshvara, Turkey Swamp, Marc & Me
- The Cowshed That Was My Home in Gaden
- 700 Meet A Buddha
- Dorje Shugden: My Side of the Story
- Tsem Rinpoche’s heritage in China
- Tsem Rinpoche’s Torghut Ancestry | 詹杜固仁波切的土尔扈特血统
- How Geshe Tsultrim Gyeltsen changed my life
- Dharma Work, Attitude & TDL | 佛法工作、态度及图登达杰林佛法中心
- Short sharing about Kyabje Zong Rinpoche | 关于嘉杰宋仁波切的简短分享 | ༧སྐྱབས་རྗེ་ཟོང་རྡོ་རྗེ་འཆང་གི་སྐོར་བགོ་འགྲེམས་མདོར་བསྡུས།
Please support us so that we can continue to bring you more Dharma:
If you are in the United States, please note that your offerings and contributions are tax deductible. ~ the tsemrinpoche.com blog team
DISCLAIMER IN RELATION TO COMMENTS OR POSTS GIVEN BY THIRD PARTIES BELOW
Kindly note that the comments or posts given by third parties in the comment section below do not represent the views of the owner and/or host of this Blog, save for responses specifically given by the owner and/or host. All other comments or posts or any other opinions, discussions or views given below under the comment section do not represent our views and should not be regarded as such. We reserve the right to remove any comments/views which we may find offensive but due to the volume of such comments, the non removal and/or non detection of any such comments/views does not mean that we condone the same.
We do hope that the participants of any comments, posts, opinions, discussions or views below will act responsibly and do not engage nor make any statements which are defamatory in nature or which may incite and contempt or ridicule of any party, individual or their beliefs or to contravene any laws.
Please enter your details