Saya Memohon Pentahbisan Pada Tahun 1987 (Bahasa Indonesia)
Suatu hari, saya sedang menjelajahi Facebook dan melihat posting sepupu saya, Susie Gugajew-Carton. Terima kasih banyak Susie! Saya tidak terlalu memperhatikan pada awalnya karena deskripsi video ini sangat singkat jadi saya tidak mengerti. Tetapi tidak ada hal lain di Facebook yang menarik perhatian jadi saya pikir, “Lihat video ini saja.” Saya sangat terkejut, video itu adalah sebuah klip yang menggambarkan pertemuan saya dengan Yang Suci Dalai Lama pada tahun 1987!!!. Saya bahkan tidak tahu ada video seperti ini, tetapi saya senang melihatnya. Video ini menghidupkan kembali banyak kenangan yang suci dan indah. Benar-benar kejutan yang menyenangkan!!
Video ini direkam di Washington, New Jersey. Washington terletak di bagian utara New Jersey dan berada di bagian akhir Pegunungan Appalachian. Tempat yang indah. Geshe Wangyal yang berasal dari Mongolia mendirikan sebuah wihara di atas salah satu gunung di sana dan mengundang Yang Suci untuk berkunjung, memberikan ajaran Dharma dan pemberkatan. Jadi sekitar 1.000 warga Kalmyk Mongolia menyewa beberapa bis dari tiga negara bagian (New Jersey, New York dan Philadelphia) untuk mengunjungi wihara Geshe Wangyal dan bertemu dengan Yang Suci Dalai Lama. Saat itu, saya tinggal di Los Angeles di wihara Geshe Tsultrim Gyeltsen, Thubten Dhargye Ling. Jadi saya terbang dari Los Angeles ke New Jersey untuk menghadiri sesi ajaran ini. Setelah selesai, kami sangat beruntung dapat mendekati dan diberkati oleh Yang Suci!!! Bahkan menulis tentang hal ini sekarang membuat bulu kuduk saya berdiri.
Ketika giliran saya tiba, saya langsung memohon pada Yang Suci untuk mentahbiskan saya sebagai biksu dan mengekspresikan harapan saya untuk pergi dan tinggal di India secara permanen. Yang Suci menanggapi, “Tidak masalah, datanglah ke India” DAN BELIAU AKAN MELAKUKANNYA!!!! Saya sangat bersemangat, saya menahan air mata dan dipenuhi kebahagiaan. Para paman, sepupu, orang tua angkat, kerabat dan sahabat saya juga banyak yang turut hadir di sana. Orang tua angkat saya sangat tidak senang, tetapi saya harus melakukan apa yang sudah menjadi panggilan hidup saya dan saya akan melakukannya tidak peduli apa kesulitannya.
Saya berangkat menuju India pada bulan Oktober 1987 dan tinggal di Delhi. Sekitar akhir November, saya pergi ke Dharamsala dimana saya tinggal di Rumah Puja Gaden Shartse selama sebulan. Saya sangat menyukainya. Saya melakukan puja bersama para biksu, melakukan sadhana dan menunggu waktu pentahbisan. Dari Delhi ke Dharamsala, memakan 12 jam perjalanan dengan bis. Dharamsala dulunya adalah sebuah stasiun di atas bukit yang sekarang merupakan tempat berdiam Yang Suci Dalai Lama. Kemudian pada bulan Desember 1987, saya dan dua orang pria muda lain mendapatkan keberuntungan untuk menghabiskan tiga jam Bersama Yang Suci dan sangha senior seperti Yang Mulia Denma Locho Rinpoche. Pada kesempatan itulah saya menerima sumpah pentahbisan. Yang Suci memberikan sumpah ini, memotong rambut dan menyentuh jubah saya untuk memberkatinya.
Bisakah anda membayangkan, Yang Suci melakukan semua ini untuk saya!! Saya sangat bahagia, akhirnya saya menjadi seorang biksu setelah bertahun-tahun memimpikannya. Sekarang, pada usia 22 tahun dan akhirnya saya ditahbiskan!!! Menjadi biksu adalah impian hidup yang tercapai, dan Yang Suci, yang tertinggi, sendiri yang mentahbiskan saya!!! Saya diberi nama pentahbisan ‘Tenzin Zopa’ oleh Yang Suci.
Saya mempersembahkan buah-buahan dan berbagai benda lainnya kepada Yang Suci kemudian pergi keluar setelah upacara pentahbisan. Tidak ada anggota keluarga, sahabat atau siapapun dari Amerika Serikat yang ada di sana untuk menyambut saya. Di Dharamsala, saya memiliki seorang teman bernama, Yang Mulia Sharpa Tulku Rinpoche (beliau adalah seorang penerjemah). Hanya beliau yang berdiri di luar istana Yang Suci Dalai Lama dengan selembar khata untuk menyambut dan menyelamati saya setelah upacara. Beliau adalah satu-satunya orang yang ada di sana untuk saya. Pada saat itu, saya menyadari bahwa perjalanan spiritual saya tidak akan mendapatkan dukungan dari siapapun, mungkin karena tidak ada orang yang benar-benar mengerti. Saya yakin keluarga saya memiliki alasan sendiri mengapa mereka tidak hadir. Saya tidak menyalahkan siapa-siapa, tetapi memang inilah yang terjadi…
Saya sangat bahagia menjadi seorang biksu tetapi pada saat yang sama, saya menyadari bahwa saya sendirian. Saya sangat menghargai Sharpa Rinpoche karena berada di sana untuk saya. Beliau adalah sahabat yang baik bagi saya saat itu, dan dengan sabar menjelaskan kepada saya mengenai kebudayaan Tibet, biara-biara, warganya, etiket dan menjawab pertanyaan-pertanyaan saya yang lain. Selain Sharpa Rinpoche dan seorang lama lain, saya tidak punya siapa-siapa di Dharamsala jadi saya menghabiskan banyak waktu Bersama Sharpa Rinpoche sebelum upacara pentahbisan. Lama lainnya adalah Yang Mulia Sangtsang Rinpoche yang membantu saya mempersiapkan jubah dan persembahan karena Geshe Tsultrim Gyeltsen menulis surat untuk memintanya membantu saya mempersiapkan diri untuk upacara pentahbisan.
Sharpa Rinpoche sangat sabar dan berbicara Bahasa Inggris dengan lancar. Bisakah anda membayangkan pergi ke seberang dunia untuk mengambil langkah terbesar dalam hidupmu dan setelah selesai dan keluar, hanya ada satu orang yang menyambutmu, dan orang tersebut adalah sahabat baru? Saya lihat banyak anggota keluarga dan sahabat dua biksu lainnya yang ditahbiskan pada saat bersamaan yang menunggu di luar dengan membawa khata, hadiah dan memberi selamat. Keadaannya benar-benar sepi bagi saya, tetapi tidak apa, saya menerimanya. Saya tahu bahwa menjadi seorang biksu adalah keputusan yang benar dan saya tidak akan pernah menyesalinya. Yang paling penting adalah Saya meminta [sumpah pentahbisan] kepada Yang Suci dan beliau memenuhi permintaan ini, dan saya akan tetap teguh pada keputusan saya! Saya telah berusaha keras untuk sampai di Dharamsala.
Setelah Dharamsala, saya ingin pergi ke Nepal dan kemudian ke Gaden!!!! Gaden!!! Gaden!!! Gaden!! Setiap tulang dalam tubuh saya ingin pergi ke Gaden dan tinggal di biara!!! Setiap serat dalam diri saya sangat rindu untuk pergi ke Gaden!!!!
Tsem Rinpoche
Ini adalah sebuah video spektakuler yang direkam oleh Ben Moschkin dan dipost di Facebook, yang menggambarkan KESEMPATAN PALING PENTING DALAM HIDUP SAYA, dimana saya meminta dan diterima untuk menjadi seorang biksu. Saya sangat berterima kasih pada Ben karena merekam video ini dan membaginya di Facebook. Video ini sangat berarti bagi saya dan banyak orang.
Terima kasih pada orang yang mengambil video ini. Video ini sangat berarti bagi saya dan banyak orang di Kechara.
Untuk membaca informasi menarik lainnya:
- Biografi Singkat Tsem Rinpoche Dalam Foto (Bahasa Indonesia)
- Pertanyaan Mengenai Rasa Cemburu (Bahasa Indonesia)
- 35 Buddha Pengakuan (Bahasa Indonesia)
- Ritus Berlian: Sadhana Harian Dorje Shugden (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden – Pelindung Masa Kini (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden Gyenze untuk Memperpanjang Umur, Meningkatkan Pahala dan Kekayaan (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden Shize: Sebuah Praktik Untuk Penyembuhan dan Umur Panjang (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden Wangze untuk Anugrah Daya Kuasa dan Pengaruh (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden Trakze Untuk Menghalau Gangguan Ilmu Hitam & Makhluk Halus (Bahasa Indonesia)
- Proyek Pembangunan Stupa Relik Tsem Rinpoche (Bahasa Indonesia)
- ALBUM: Upacara Parinirwana Yang Mulia Kyabje Tsem Rinpoche (Lengkap) (Bahasa Indonesia)
- Parinirwana dari Yang Mulia Kyabje Tsem Rinpoche (Bahasa Indonesia)
- Dinasti Shailendra: Leluhur Buddhisme Mahayana di Indonesia (Bahasa Indonesia)
- Sebuah Doa Singkat Kepada Dorje Shugden (Bahasa Indonesia)
- Yang Mulia Dharmaraja Tsongkhapa (Bahasa Indonesia)
- Kyabje Zong Rinpoche: Kelahiran, Kematian & Bardo (Bahasa Indonesia)
Please support us so that we can continue to bring you more Dharma:
If you are in the United States, please note that your offerings and contributions are tax deductible. ~ the tsemrinpoche.com blog team
DISCLAIMER IN RELATION TO COMMENTS OR POSTS GIVEN BY THIRD PARTIES BELOW
Kindly note that the comments or posts given by third parties in the comment section below do not represent the views of the owner and/or host of this Blog, save for responses specifically given by the owner and/or host. All other comments or posts or any other opinions, discussions or views given below under the comment section do not represent our views and should not be regarded as such. We reserve the right to remove any comments/views which we may find offensive but due to the volume of such comments, the non removal and/or non detection of any such comments/views does not mean that we condone the same.
We do hope that the participants of any comments, posts, opinions, discussions or views below will act responsibly and do not engage nor make any statements which are defamatory in nature or which may incite and contempt or ridicule of any party, individual or their beliefs or to contravene any laws.
Please enter your details