Dorje Shugden Gyenze untuk Memperpanjang Umur, Meningkatkan Pahala dan Kekayaan (Bahasa Indonesia)
(Oleh Tsem Rinpoche)
Bertahun-tahun yang lalu, ketika saya masuk ke Biara Gaden untuk pertama kalinya, pemimpin biara yang agung, guru yang terpelajar dan pembimbing meditasi ratusan Biksu di Gaden Shartse pada saat itu adalah Y.M. Kensur Jetsun Jampa Yeshe Rinpoche. Kensur Rinpoche dan saya memiliki hubungan istimewa karena sebelum Kensur Rinpoche bergabung dengan Biara Gaden di Tibet, beliau berasal dari Biara Tsem di daerah Kham di Provinsi Yara, Tibet. Biara ini adalah tempat asal saya di kehidupan yang terdahulu. Jadi Kensur Rinpoche dan saya berasal dari biara yang sama sebelum kami memasuki Biara Gaden Shartse untuk belajar lebih jauh.
Ketika saya masuk ke Gaden, Kensur Rinpoche menjabat sebagai kepala biara dan dia mengajar selama 8 sampai 10 jam setiap harinya. Banyak Geshe dan guru yang memiliki pengetahuan tinggi hari ini adalah muridnya. Beliau tinggal di rumah saya dan saya merasa terhormat dapat melayaninya selama bertahun-tahun, dan menerima ajaran darinya secara langsung.
Dalam salah satu sesi pertemuan pribadi, saya bertanya kepada Kensur Rinpoche, “Bila kita mengandalkan Dorje Shugden dan berfokus kepada Dorje Shugden, dapatkah kita mencapai pencerahan sepenuhnya?” Dan Kensur Rinpoche berpikir mengenai hal ini dan dia berkata, “Ya, kita sudah pasti bisa mencapai pencerahan sepenuhnya karena Dorje Shugden adalah makhluk yang tercerahkan sepenuhnya.”
Pada kesempatan lain, saya menemui Kensur Rinpoche dan bertanya mengenai meditasi Dorje Shugden sebagai sosok yang Menggandakan Berkat dan Kensur Rinpoche memberikan saya penjelasan singkat dan padat yang saya tulis di catatan saya. Saya selalu mencatat ajaran yang saya terima dari Guru saya, baik dari ingatan atau atas ijin Guru saya, dan saya telah menyimpannya selama bertahun-tahun. Jadi saya pikir saya akan menaruh foto catatan mengenai ajaran ini di sini.
Di bawah ini, kalian akan melihat catatan yang saya tulis ketika Kensur Rinpoche mengajari saya bagaimana melakukan meditasi Gyenze. Saya berbagi ajaran ini dengan semua orang di dunia sekarang karena saya sangat yakin dengan praktik ini, dan saya sangat senang karena ajaran ini berasal dari sumber yang otentik, yaitu dari Kepala Biara Gaden Shartse. Pengetahuan dan keahliannya dalam berdebat tidak diragukan lagi dan terkenal di kalangan masyarakat Tibet. Dia juga dihormati sebagai salah satu mantan juri dalam ujian Gelug untuk mendapatkan gelar Geshe. Dan saya memiliki kesempatan untuk belajar dan melakukan praktik bersama dengan guru sekaliber dirinya… dan juga untuk mengajukan pertanyaan kepadanya. Jadi ratusan guru besar dan biksu terpelajar dari Biara Gaden, Sera dan Drepung melakukan praktik Dorje Shugden. Saya melihat dengan mata saya sendiri. Saya telah melakukan puja bulanan bersama mereka berulang-kali. Para guru ini, tidak diragukan lagi, merupakan yang terbaik dalam bidang ajaran Budhisme dan berdebat. Bila mereka mempraktikkan Dorje Shugden dan – berhasil kembali dalam reinkarnasi -, maka hal ini menjelaskan banyak mengenai Dorje Shugden. Tinggal di biara dan menyaksikan kebesaran para guru seperti Kensur Rinpoche meyakinkan saya bahwa mereka tidak mungkin salah. Ketika saya tiba di biara, ratusan guru dan biksu melakukan puja (kangsol) kepada Dorje Shugden di Biara Gaden Shartse, dan saya bergabung bersama mereka. Mayoritas biksu terlibat dalam puja ini.
Memiliki pekerjaan, pendapatan dan kondisi keuangan yang mapan, akan mempermudah kita untuk melakukan praktik Dharma tanpa harus khawatir apakah kebutuhan duniawi kita bisa terpenuhi. Saat mengalami kesulitan ekonomi, ketika kita memerlukan bantuan, berdoa kepada Gyenze setiap hari akan memberikan apa yang kita butuhkan. Bila kita memiliki perusahaan besar, maka baik untuk memiliki altar Gyenze di rumah/kantor dan berdoa kepada beliau setiap hari untuk mengundang berkat Gyenze. Gyenze adalah Dorje Shugden dalam bentuk pemberi kekayaan, khusus untuk menolong kita mendapatkan uang melalui jalan yang benar. Praktik Gyenze juga membantu kita untuk menyembuhkan dan memperpanjang usia. Di tangan kanannya, dia memegang vas panjang umur berisi nektar untuk memperpanjang kehidupan yang menandakan bahwa dia bisa membantu untuk memperpanjang hidup kita dan juga memberikan kita perlindungan, bantuan, pencapaian dan meningkatkan kognisi mental. Praktik utama kita (belajar, persiapan, vipassana, Lojong, Lam Rim, Vajra Yogini, Yamantaka, Heruka, dll) dan meditasi umum juga akan terbantu, karena Gyenze akan memenuhi kebutuhan yang kita perlukan untuk praktik Dharma. Dorje Shugden terbukti manjur dalam meramalkan masa depan (mo) dan dia akan memberikan kemampuan ini kepada kita bila kita memiliki keyakinan kepadanya dalam jangka panjang. Banyak Lama Tibet yang menggunakan metode divinasi Dorje Shugden untuk meramalkan masa depan bagi mereka yang membutuhkan. Dorje Shugden Gyenze akan meningkatkan kemampuan psikis kita bila kita melakukan praktiknya dalam jangka panjang. Hal ini bukanlah tujuan utama kita mempraktikkan Gyenze tetapi merupakan manfaat sampingan yang dapat muncul. Dia juga dapat membantu kita menutup penglihatan kedua, bila kita tidak ingin melihat makhluk gaib yang terkadang bisa membuat kita takut. Kita dapat melafalkan mantranya dengan giat untuk mencapai tujuan ini. Banyak aktivitas yang dapat dicapai melalui Dorje Shugden Gyenze. Ini adalah praktik yang mengagumkan dan penuh berkat. Baik untuk melakukan praktik ini di wihara untuk menarik energi sumber daya dan meningkatkan aktivitas Dharma. Banyak wihara yang menderita kekurangan dana untuk membayar tagihan dan menjalankan aktivitas, Gyenze akan sangat membantu dalam hal ini. Kechara melakukan praktik ini dan karena Dorje Shugden, Kechara dapat berkembang. Wihara manapun tidak peduli dari sekte mana bisa melakukan praktik ini secara berkelompok atau individu. Fungsi utama Gyenze adalah untuk membantu kita memenuhi kebutuhan jasmani kita, sehingga kita bisa berfokus pada praktik dharma dalam diri untuk mendapatkan pencerahan guna memberi manfaat bagi semua makhluk.
Gyenze dapat dipraktikkan oleh Gelug, Nyingma, Sakya, Kagyu, Hinayana, Mahayana, Kristen, Hindu, Tao, Wiccan, Yahudi, Ateis, dll. Karena Gyenze adalah Buddha yang tercerahkan sepenuhnya, maka dia tidak memiliki kondisi untuk membantu semua orang yang dengan tulus meminta bantuannya. Kalian tidak perlu berpindah keyakinan. Dorje Shugden dalam bentuk Gyenze atau bentuk lainnya tidak akan membantu doa yang menyebabkan celaka bagi diri dan makhluk lain. Buddha tidak akan pernah setuju dengan tindakan jahat. Kalian tidak perlu ijin atau inisiasi untuk memulai dan melanjutkan praktik ini. Tetapi kalian harus konsisten menjalaninya untuk mendapatkan manfaat seperti hal lainnya dalam hidup.
Jadi sumber dari ajaran Gyenze adalah Kensur Rinpoche yang merupakan kepala biara Gaden Shartse dan guru dari ratusan cendekiawan. Inilah ajaran yang ingin saya bagikan dengan kalian semua di sini. Kalian bisa mempraktikkan Gyenze dengan penuh percaya diri. Ajaran ini memiliki sumber yang terpercaya dan membawa berkat. Saya menjabarkan praktik ini di sini karena banyak yang memerlukan bantuan untuk menata keuangan mereka kearah yang lebih baik dan untuk itu mereka dapat mengundang energi Gyenze. Hal ini secara spesifik bertujuan untuk membantu kalian mendapatkan sumber daya agar memiliki hidup dan praktik dharma yang lebih baik. Saya mengharapkan hasil yang baik untuk kalian.
Saya berterima kasih kepada tim saya yang sudah bekerja bersama saya untuk menyebarkan kabar baik ini ke seluruh dunia. Tim saya bekerja dengan kasih, kepedulian, dan rasa ikhlas serta keinginan tulus membantu makhluk lain. Mereka bekerja-keras selama berjam-jam bersama saya untuk menerbitkan artikel yang bermanfaat ini. Saya berterima kasih kepada mereka. Saya berharap semua orang mendapatkan keberuntungan dengan praktik suci ini, dan saya sangat senang karena dapat berbagi ajaran ini dengan kalian.
Tsem Rinpoche
Penjelasan Mengenai Praktik Gyenze:
Sebuah Praktik untuk Meningkatkan Usia,
Pahala dan Kekayaan
Penjelasan mengenai praktik Gyenze disadur dari berbagai sumber tradisional oleh Yang Mulia Tsem Rinpoche.
Tanggal: 23 April 2015
Catatan: Ini adalah penjelasan mengenai praktik Gyenze dan dapat dilakukan setiap hari oleh siapapun yang ingin mengembangkan energi peningkatan dan keberlimpahan dalam hidup mereka. Praktik ini tidak memerlukan inisiasi.
Pengenalan
Pada jaman ini, kekayaan dan kemakmuran adalah tujuan yang diinginkan oleh hampir semua orang di dunia. Mungkin hal ini merupakan tujuan yang paling penting dalam hidup mereka. Karena sifat dan rupa materiil yang mencolok sering diasosiasikan dengan kekayaan, kebanyakan orang memiliki pandangan yang salah bahwa berusaha untuk mendapatkan kekayaan dan sukses berlawanan dengan ajaran Buddha.
Akan tetapi, hal ini tidak benar karena Buddha memiliki banyak ajaran yang ditujukan bagi semua jenis pikiran dan kecenderungan mental, termasuk mendapatkan keberuntungan dan dana. Bagi mereka yang termotivasi oleh kesuksesan dan kekayaan materi, Buddha memberikan ajaran menarik bagi pikiran mereka dan pada saat yang sama memberi manfaat dalam tingkat dharma. Faktanya, semua hal yang diajarkan sang Buddha sangatlah bermanfaat dan relevan hari ini seperti pada jaman sang Buddha. Hal yang konsisten dengan semua ajaran Buddha adalah konsep ‘karma’ atau hukum sebab-akibat, dan bagi mereka yang berbakat mencari uang, Buddha menyediakan instruksi tentang sebab akibat dan syarat untuk mendapatkan kekayaan, dan sebaliknya tindakan yang menciptakan karma yang harus dihindari.
Ketidakpastian dalam dunia perdagangan, “uang panas”, keserakahan dan materialism dewasa ini, manusia menjadi kaya mendadak dan jatuh miskin dengan mudah. Ada orang yang lahir di keluarga yang berada dan hidup dalam kemewahan. Ada juga yang lahir dalam kondisi kemiskinan dan terpaksa bekerja keras seumur hidup mereka hanya untuk bertahan hidup. Karena itu, sudah sepantasnya bagi kita untuk meneliti penyebab kondisi ekonomi bawaan masing-masing – kaya atau miskin – karena dengan mengetahui sebabnya, kita bisa merubah kebiasaan, kelakuan dan situasi kita atau mempertahankan apa yang sudah baik.
Menurut sang Buddha, setiap pengalaman dan situasi hidup seperti kekayaan atau kemiskinan adalah hasil dari sebab dan kondisi hidup terdahulu. Pastinya, hasil mirip dengan sebab asalnya. Hal ini sering dijelaskan dengan contoh menanam pohon buah. Bila kita mendapatkan buah jeruk, sudah pasti buah ini dipanen dari pohon yang ditanam dengan bibit jeruk. Secara logika, jeruk tidak bisa dipanen dari pohon yang ditanam dengan bibit apel. Karena itu, ‘hasil’ di sini adalah buah jeruk harus mirip atau muncul dari sebab tertentu, dalam hal ini menanam pohon jeruk. Karena itu, sebab kekayaan adalah sesuatu yang muncul dari tindakan tertentu yaitu tindakan memberi atau murah hati. Seperti peribahasa, dengan memberi kita menciptakan sebab untuk menerima.
Demikian pula kemiskinan dan kondisi kekurangan tercipta dari bibit atau sebab yang kita tanam di masa lalu. Dalam ajaran Budhisme, diyakini bahwa kemiskinan datang dari kondisi pikiran yang kikir dalam kehidupan ini dan terdahulu. Dengan kata lain, pikiran yang kikir adalah sebab untuk terlahir kembali dalam kondisi kemiskinan. Karena itu, penawar langsung atau obat bagi kemiskinan adalah untuk mengembangkan pikiran yang murah hati dan berbagi dengan mudah. Hal ini dijabarkan oleh Buddha dalam ajaran mengenai hukum sebab-akibat yang kemudian dibabarkan oleh para guru-guru dari Tibet dan India setelahnya.
Aktivitas Peningkatan
Dalam praktik ajaran Buddha, kita berlindung kepada Buddha dan Bodhisatva demi meningkatkan pahala dan memurnikan karma kita dan menerima berkat dalam empat jenis aktivitas, yaitu, Pendamaian, Peningkatan, Penaklukan dan Kemurkaan. Empat jenis aktivitas tercerahkan ini akan bangkit dari kebijaksanaan dan cara-cara yang tepat dari sang Buddha dan Bodhisattva demi memberikan manfaat bagi kita.
Aktivitas Pendamaian adalah tindakan pemurnian, mendamaikan dan mengatasi kesulitan dan menyembuhkan penyakit. Di sisi lain, aktivitas yang diklasifikasikan sebagai ‘Meningkat’ adalah hal-hal yang meningkatkan sebab-sebab bermanfaat bagi terwujudnya kesejahteraan materi dan spiritual. Aktivitas Penaklukan bertujuan untuk mengendalikan kondisi dan pikiran negatif. Pada akhirnya, aktivitas Murka adalah tindakan untuk menghilangkan sebab dan kondisi yang paling berbahaya dan negatif bagi kita. Masing-masing aktivitas ini terwujudkan dalam setiap emanasi Dorje Shugden – Duldzin Dorje Shugden (bentuk utama), Shize (Pendamaian), Gyenze (Peningkatan), Wangze (Penaklukan) dan Trakze (Murka).
Ketika kita berdoa kepada Gyenze, kita mengundang aktivitas Peningkatan Dorje Shugden. Karena Gyenze adalah emanasi Manjushri, berdoa kepadaNya akan menghasilkan peningkatan dalam pahala spiritual. Pahala adalah sebab dan energi yang akan membantu kita menuju Pencerahan. Karena itu, pahala yang berlimpah akan memudahkan transformasi pikiran, sebagai hasil dari mempraktikkan ajaran yang kita dengarkan dan pelajari dari Guru kita dan buku Dharma. Karena sifat Gyenze yang tercerahkan, pahala yang dikumpulkan dari berdoa kepada Buddha ini tidak bisa dihabiskan seperti karma baik. Pahala didedikasikan untuk pencerahan kita yang sepenuhnya dan sudah pasti abadi.
Berdoa kepada Gyenze juga meningkatkan kekayaan dalam dan luar. Kekayaan dalam hal ini adalah pencapaian spiritual atau kesadaran yang bangkit dari praktik Enam Paramita, Lamrim, Tiga Aspek Prinsip dari Jalan dan praktik Tantrik yang kita lakukan. Akan tetapi pencapaian utama dari mempraktikkan Gyenze adalah kemurah-hatian karena hal ini adalah sebab utama kekayaan dalam diri dicapai dan terenyahkannya kemiskinan spiritual dan materi dicapai.
Di sisi lain, kekayaan luar adalah kekayaan materi yang didapat melalui karir, bisnis dan jenis usaha lainnya dan yang kita butuhkan untuk hidup dan menjalankan praktik spiritual. Akan tetapi, praktik Gyenze bukan hanya berguna untuk kekayaan finansial tetapi juga untuk meningkatkan kondisi, sumber daya dan kondisi materi, seperti relasi dengan sesama dan bantuan, yang kita perlukan untuk memenuhi aspirasi duniawi kita. Kekayaan luar seperti hubungan positif yang diberikan oleh Gyenze tidak hanya mengenai hubungan asmara tetapi juga persahabatan dan hubungan dekat dengan sahabat spiritual yang mendukung kita dalam perjalanan spiritual dan membimbing kita untuk membuat keputusan yang tepat dan bermanfaat dalam jangka panjang. Pada akhirnya, pahala yang diberikan oleh Gyenze juga akan mengantar kita kepada Guru dari aliran yang otentik bila kita belum memiliki guru, dan hal ini akan mengubah takdir hidup kita yang sekarang dan pada masa yang akan datang.
Pada akhirnya, berdoa kepada Gyenze dapat memperpanjang usia kita, yang biasanya ditentukan oleh karma masing-masing. Karma yang menentukan panjangnya hidup kita tersebut dapat dirubah dengan praktik tertentu dan praktik Gyenze adalah salah satu praktik yang dapat memperpanjang usia kita. Pahala dari praktik Gyenze dapat bermanifestasi dalam bentuk umur panjang sehingga kita bisa memiliki banyak waktu dan kesempatan untuk belajar dan mempraktikkan Dharma. Hal ini penting karena dengan akumulasi pahala dan purifikasi karma buruk kita dapat merubah takdir reinkarnasi kita pada masa depan dan memberikan kita waktu untuk mengembangkan kesadaran spiritual yang dapat kita bawa ke kehidupan selanjutnya.
Lima Agregat
Lima Keluarga Dorje Shugden merujuk pada emanasi utama Duldzin Dorje Shugden; emanasi ‘damai’, Shize atau Vairochana Shugden; emanasi ‘peningkatan’, Gyenze atau Ratna Shugden; emanasi ‘kendali’, Wangze atau Pema Shugden dan emanasi ‘murka’, Trakze atau Karma Shugden. Setiap emanasi merepresentasikan salah satu dari lima agregat Dorje Shugden, dan setiap emanasi memiliki penampilan yang berbeda yang menggambarkan fungsi khusus mereka yang bermanifestasi untuk memberikan manfaat bagi praktisi dengan cara yang berbeda-beda. Sementara emanasi muncul sebagai dewa yang berbeda-beda, pada dasarnya mereka memiliki pikiran yang sama seperti Dorje Shugden, dan masing-masing lengkap dengan sendirinya.
Kelima agregat, yang dikenal sebagai skandhas, adalah apa yang dijelaskan sang Buddha sebagai lima aspek yang menciptakan makhluk hidup. Lima agregat adalah Bentuk, Perasaan, Diskriminasi, Faktor Mental dan Kesadaran. Makhluk tercerahkan seperti Dorje Shugden dapat memancarkan masing-masing agregatnya sebagai makhluk yang berbeda-beda. Gyenze adalah emanasi agregat perasaan Dorje Shugden dan dia bertindak sebagai peningkat kekayaan duniawi dan spiritual. Agregat perasaan adalah penginderaan sensasi menyenangkan dan tidak menyenangkan. Keterikatan kepada hal yang menyenangkan dan rasa jijik terhadap hal yang tidak menyenangkan adalah apa yang menjadi perangkap bagi kita dan membuat kita menderita karena ia hanya melanggengkan berbagai jenis karma. Akan tetapi Gyenze membebaskan kita karena apapun yang dia berikan kepada kita adalah apa yang kita perlukan untuk tumbuh sepanjang jalan spiritual.
Praktik Gyenze
Karena Gyenze adalah emanasi agregat perasaan Dorje Shugden yang telah dipurifikasi, setiap aspek dari tubuhnya menggambarkan berbagai kualitas tercerahkan. Lebih jauh lagi, bentuk fisik Gyenze mengungkapkan kemampuan dan kekuatannya untuk memberikan manfaat bagi makhluk hidup dengan memberikan kekayaan dalam dan luar. Dalam mandala Dorje Shugden, Gyenze berada di sisi kanan dewa utama (Duldzin Dorje Shugden) dalam bentuk pangeran angkasa dengan satu wajah dan dua lengan.
Dengan tangan kanannya, dia memegang vas yang berisi nektar keabadian berwarna emas yang bisa memberikan umur panjang dan dihiasi dengan ranting dari pohon pengabul permintaan. Vas ini menggambarkan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan duniawi dan badani seperti kekayaan, kesehatan, hubungan dengan manusia lain dan semua bentuk sumber daya sehingga kita bebas mempraktikkan Dharma. Di tangan lain, dia memegang mangkuk berisi permata dan di lengannya bertengger luwak yang memuntahkan harta karun. Hal ini menandakan bahwa Gyenze adalah dewa pemberi kekayaan, baik spiritual maupun material.
Lebih jauh lagi, Gyenze mengenakan jubah pangeran berwarna kuning dan mengendarai seekor kuda palomino berwarna kuning. Warna kuning menggambarkan aktivitas meningkat dan berlimpah, yang merupakan cara Gyenze untuk memberkati dan memberikan manfaat bagi praktisi. Di lekukan lengan kirinya, dia mengapit bendera kemenangan dan kait vajra. Bendera kemenangan menggambarkan kejayaan melawan Mara atau delusi, emosi negatif dan karma negatif yang menghalangi kita mendapatkan apa yang kita inginkan. Karena itu, apapun yang diberikan Gyenze akan menetralisir pencemaran dan halangan. Gyenze yang memegang kait vajra menggambarkan kemampuannya untuk melenyapkan semua halangan dan negativitas dan mengait semua kekayaan spiritual dan material yang pada akhirnya akan menghantar kita pada pembebasan. Kuda palomino menggambarkan bahwa Gyenze sangat cepat dalam menghilangkan kesulitan dan datang untuk membantu kita.
Faktanya, tidak ada Buddha atau Pelindung Dharma yang dapat merubah karma kita. Karena itu cara Gyenze dapat datang untuk membantu kita adalah dengan mengandalkan pahala dan pemurnian karma yang terakumulasi melalui praktik kita memujaNya. Dengan kata lain, praktik Gyenze membantu kita menciptakan pahala di mana dengannya kita dapat mengakses kekuatan gaib Gyenze untuk membantu kita. Tanpa pahala, kita tidak akan dapat menerima berkatnya, karena itu, praktik yang berkesinambungan sangat penting. Jelas kita menerima pahala dengan mengandalkan, memberikan persembahan, visualisasi dan mengucap mantranya. Dengan pahala ini, Gyenze dapat mengaktivasi karma positif yang mati suri dalam diri kita, dan dia juga dapat menunda berbuahnya karma negatif. Ketika Gyenze menunda karma negatif, hal ini bukan berarti karma negatif tersebut hilang, tetapi dicegah terjadi sementara sampai kita berhasil memurnikan karma tersebut sampai pada titik hilangnya karma itu atau dimurnikan total sehingga tidak lagi mencelakakan.
‘Kelebihan’ Gyenze yang membuat praktik ini efektif dan cepat mendatangkan hasil adalah fakta bahwa beliau adalah makhluk tercerahkan dalam bentuk duniawi. Hal ini berarti dia lebih cepat dalam membantu kita dibandingkan dengan dewa kekayaan lainnya karena afinitas karmanya yang lebih dekat dengan kita. Hal ini karena Gyenze beremanasi dalam bentuk dewa, sebuah eksistensi yang kuat dalam enam alam samsara. Menurut sang Buddha, alam lain di bawahnya adalah semi-dewa, manusia, hewan, arwah, dan makhluk neraka. Akan tetapi, walaupun eksistensi Gyenze adalah sebagai dewa, pikirannya murni Manjushri. Di samping itu, sebagai pelindung yang relatif ‘baru’ sejak beliau bangkit 300 tahun yang lalu, kedekatan Gyenze dengan kita membuatnya memiliki kekuatan seribu Pelindung Dharma dan hasil praktiknya datang lebih cepat dibanding dewa kekayaan lainnya.
Menyusun Sebuah Altar
Untuk memuja Gyenze, sebaiknya kita memiliki altar Gyenze, lengkap dengan representasi Tubuh, Perkataan dan Pikiran sang Buddha, bersama dengan berbagai persembahan. Tubuh di sini bisa berupa sebuah patung, thangka atau lukisan Gyenze di samping Guru utama atau Guru aliran kita. ‘Perkataan’ digambarkan sebagai teks Dharma dan ‘Pikiran’ digambarkan dengan sebuah stupa.
Di altar Gyenze, kita dapat mempersembahkan dupa, air, bunga dan berbagai jenis makanan, cahaya listrik atau lilin, persembahan sensorik, mandala, Delapan Tanda Keberuntungan, Tujuh Lambang Kerajaan, dan seterusnya. Sebagai bagian praktik kita, kita harus memastikan bahwa altar kita rapi dan bersih, dan persembahan diganti secara berkala. Praktik membersihkan dan memberikan persembahan sebelum melakukan praktik Gyenze adalah bagian dari ritual persiapan yang akan memastikan suksesnya praktik kita.
Susunan Altar:
- Sebuah rupa atau patung Buddha
- Sebuah rupa atau patung Gyenze
- Sebuah teks Dharma
- Sebuah Stupa
- Satu set Persembahan Sensorik (opsional) (Dari kiri ke kanan – air, air, bunga, dupa, cahaya, parfum, makanan, dan sebuah kulit kerang)
- Satu set persembahan air (opsional)
Sebuah altar adalah komponen penting bagi praktik Budhisme, karena hal ini mengingatkan pada tujuan praktik kita – yaitu mengembangkan kualitas dalam diri kita sehingga kita bisa membantu semua makhluk. Ini adalah manfaat spiritual dari memiliki sebuah altar.
Sebuah altar bisa disusun di mana saja kecuali di kamar mandi. Untuk mengembangkan pandangan makhluk tercerahkan hadir di altar di hadapan kita, sangat baik bila kita selalu menunjukan rasa hormat di hadapan altar. Karena itu, bila sebuah altar disusun di kamar tidur, disarankan untuk menutupnya bila melakukan aktivitas yang sifatnya pribadi.
Sebuah altar yang ideal akan selalu terdiri dari semua enam komponen di atas. Akan tetapi, setidaknya, sebuah altar harus memiliki rupa Gyenze dan, dengan berjalannya waktu, kalian bisa menambah barang lainnya bila tersedia. Bagaimana kita melengkapi altar menunjukkan seberapa serius kita melakukan praktik Gyenze guna mendapatkan manfaat dari praktik ini.
“Sentuhan ekstra” dapat ditambahkan ke altar. Satu set persembahan air dengan tujuh atau delapan mangkuk dapat disusun di depan altar dan diisi dengan air yang murni dan bersih sampai tepi. Satu set persembahan murka yang menggambarkan persembahan karma negatif kita, dapat disusun di belakang persembahan air.
Panduan Praktik
Klik di sini untuk mengunduh teks doa
Berlindung
Video mengenai bagaimana melakukan sembah sujud:
- Tsem Tulku Rinpoche Mengajar Mengenai Sembah Sujud Bagian 1
- Tsem Tulku Rinpoche Mengajar Mengenai Sembah Sujud Bagian 2
Praktik ini dimulai dengan melakukan resitasi formula perlindungan sebanyak tiga kali. Dalam hal ini, seseorang berlindung kepada Lama Tsongkhapa – Guru dan Buddha, Dharma dan Sangha.
Ketika meresitasi formula perlindungan, bayangkan Lama Tsongkhapa dikelilingi oleh delapan murid utamanya di depan mata. Bila visualisasi ini terlalu sulit pada awalnya, kalian bisa mulai dengan membayangkan Lama Tsongkhapa dengan dua murid utamanya, Khedrup Je dan Gyaltsab Je Rinpoche. Bayangkan mereka duduk di singgasana masing-masing berhiaskan permata berkilau dalam Surga Gaden. Ketiganya tersenyum, bahagia dan dengan hangat mengirimkan berkat mereka.
Dari singgasana (tempat duduk) Lama Tsongkhapa, bayangkan cahaya kuning yang kuat mengalir keluar. Cahaya ini adalah pikiran Manjushri, turun dari Surga Gaden ke hadapan kalian.
Bayangkan gumpalan awan cemerlang dan di tengah awan tersebut adalah Gyenze, dalam bentuk yang digambarkan di atas. Di hatinya, ada bundaran matahari dengan huruf “Hung”berwarna kuning. Dari huruf “Hung”, cahaya keluar ke sepuluh penjuru untuk mengundang semua Buddha, Bodhisattva dan dewa, dan larut kembali ke huruf “Hung”. Para Buddha, Bodhisattva dan dewa menjadi satu dengan sifat Gyenze di hadapan kalian. Sekarang Gyenze merupakan perwujudan Tiga Permata. Jadi apapun yang kita lakukan pada Gyenze adalah sama dengan perlakuan kita kepada Tiga Permata. Bayangkan Gyenze sebagai makhluk samaya, dan Gyenze sebagai makhluk kebijaksanaan diundang dari dalam singgasana Lama Tsongkhapa. Ketika mereka digabungkan, mereka menjadi satu dan tidak terpisahkan. Jadi kalian harus percaya bahwa makhluk kebijaksanaan Gyenze ada di hadapan kalian sekarang. Sangat penting untuk meyakini hal ini. Kemudian, bayangkan Gyenze, beremanasi dari bawah singgasana Lama Tsongkhapa, dan terus berhubungan dengan Gyenze. Hal ini menandakan sumber berkat dari Lama Tsongkhapa dan kita berhubungan dengan Surga Gaden.
Empat Hal Tak Terhingga
Empat Hal Tak Terhingga dibaca untuk membangun motivasi yang baik bahwa semua praktik dilakukan untuk memberikan manfaat bagi kita juga tidak mencelakakan makhluk lain.
Dasar dari praktik Empat Hal Tak Terhingga adalah ‘semua orang ingin bahagia, tetapi kebahagiaan tidak bisa didapat secara terpisah dari mahluk lain‘. Bahkan kebahagiaan seseorang tergantung pada kebahagiaan semua makhluk, dan hal ini mengungkapkan bahwa semua hidup saling berhubungan. Agar bahagia, seseorang harus mengembangkan tingkah laku yang baik kepada orang lain di masyarakat dan kepada semua makhluk.
Karena itu, cara terbaik untuk mengembangkan tingkah laku yang baik terhadap semua makhluk adalah melalui meditasi merenungkan tentang Empat Hal Tak Terhingga, yang mengembangkan kualitas cinta-kasih, kasih, kegembiraan yang menghargai dan sama-rata terhadap makhluk yang tak terhingga jumlahnya.
Praktik Empat Hal Tak Terhingga adalah penawar yang baik bagi kondisi mental seperti kemarahan dan kesombongan.
Guru Yoga Lama Tsongkhapa
Setelah menyelesaikan Empat Hal Tak Terhingga, lanjutkan dengan membaca Guru Yoga Lama Tsongkhapa. Ketika melafalkan mantra Migtsema (setidaknya 21 kali) menurut visualisasi yang disarankan di atas (digambarkan dalam bagian “Berlindung”), sangat penting bagi praktisi untuk mengembangkan keyakinan kepada Gyenze (dalam 3-Dimensi/ 3D) muncul di hadapan kalian sebagai mahluk yang sangat berkuasa dan manjur bantuannya. Setelah menyelesaikan Guru Yoga Lama Tsongkhapa, lanjutkan dengan resitasi doa Dorje Shugden.
Doa Dorje Shugden – Kangshag
Pengenalan
Kangshag kepada Dorje Shugden adalah praktik yang sangat efektif untuk menghilangkan semua kesulitan dan memurnikan karma negatif yang menyebabkan kita mengalami kemiskinan, kekurangan sumber daya dan kondisi yang sulit.
Doa Kangshag mungkin terdengar seperti penuh kekerasan dan kasar. Akan tetapi hal ini bukan hanya ada dalam praktik Dorje Shugden, tetapi juga umum dalam doa Pelindung Dharma lainnya seperti Kalarupa, Palden Lhamo, Mahakala dan lainnya. Karena itu, bagi mereka yang tidak tahu atau tidak memiliki guru berkualifikasi untuk menjelaskan pentingnya manifestasi murka dalam doa, orang tersebut bisa merasa jijik atau membacanya hanya berdasarkan keyakinan. Walaupun membaca kangshag berdasarkan keyakinan dapat diterima, akan lebih efektif bila kita melakukan praktik kita dengan tingkat kesadaran dan pengertian tertentu. Setelah kita menyadari bahwa manifestasi menyeramkan kangshag ada karena kasih murni Dorje Shugden untuk semua makhluk, kita akan belajar untuk menghargai praktik ini dengan pengabdian besar.
Ketika membayangkan karma seseorang dibersihkan melalui Kangshag, pertama-tama kita harus mengerti bahwa rupa manusia yang digambarkan dalam visualisasi di atas bukanlah manusia yang kita kenal. Rupa seperti manusia ini adalah tanpa perasaan dan merupakan kualitas negatif yang menyebabkan kita untuk terus menciptakan karma negatif, seperti cemburu, marah, kebodohan, keterikatan, dan lainnya. Karena kualitas negatif tidak nyata, kita membayangkan mereka sebagai makhluk dengan wujud manusia agar Gyenze dan rombongannya dapat membunuh kualitas negatif dalam diri kita.
Visualisasi Kangshag
Bayangkan sebuah lingkungan menyeramkan yang merupakan manifestasi dari karma negatif kita. Dalam lingkup ini, sebuah figur mirip manusia yang besar, sebesar gunung, bermanifestasi di hadapan kalian. Figur mirip manusia ini adalah semua karma negatif kita dan kualitas negatif yang menghalangi pertumbuhan spiritual kita.
Bayangkan Gyenze dan rombongannya turun menuju figur mirip manusia ini dan memotong-motongnya, membentuk persembahan murka yang tak terhingga banyaknya.
Persembahan murka terdiri dari:
- ‘Argham’ (teh) – bayangkan semua darah dari makhluk tersebut ditumpahkan ke mangkuk pertama dan dipersembahkan.
- ‘Phupe’ (bunga menyeramkan) – bayangkan tengkorak ditempatkan di jantung. Di atas jantung ada mata, telinga, lidah dan hidung; semuanya diatur secara simetrik di atas jantung.
- ‘Duphe’ (dupa) – bayangkan semua tulang yang ada di tubuh kecuali tulang paha) diambil dan dibakar. Asap yang terbentuk dipersembahkan kepada Gyenze.
- ‘Aloke’ (cahaya) – bayangkan semua lemak tubuh dikeluarkan dan dibuat menjadi lampu mentega dan dipersembahkan kepada Gyenze.
- ‘Gyende’ (parfum) – bayangkan semua cairan dalam tubuh seperti urine, empedu, kotoran dan lainnya, dikosongkan ke sebuah mangkuk dan dipersembahkan.
- ‘Newide’ (makanan) – bayangkan semua daging tubuh dipotong dan dipersembahkan.
- ‘Shapta’ (suara) – bayangkan tulang paha diukir menjadi sebuah instrumen musik angin sebagai persembahan kepada Gyenze.
Setelah menyelesaikan doa Kangshag, bayangkan semua manifestasi negatif ini dihancurkan oleh Gyenze dan rombongannya. Visualisasi purifikasi adalah dalam bentuk murka dan berdarah sebagai latihan bagi kita untuk tidak terikat atau jijik dengan hal yang menyenangkan dan tidak menyenangkan. Ini adalah metode lain di mana pelepasan direnungkan dengan melihat tubuh kita bangkit dari karma negatif dilumatkan, ditumbuk dan dihancurkan seperti dalam ajaran Chod. Praktik ini mungkin sifatnya grafis dan menyeramkan tetapi semuanya dalam konteks semangat pelepasan dalam ajaran Buddha, seperti ketika para biksu Thailand bermeditasi di kuburan atau di hadapan tulang-belulang dan tengkorak untuk mengaktualisasikan rasa tidak terikat dari tubuh kita dimana kita memiliki pandangan yang salah mengenai kekekalannya dan karena itu menginvestasikan waktu, energi dan sumber daya yang tak terhingga banyaknya – walaupun pada akhirnya tubuh ini akan mengecewakan kita dengan kematian. Pelepasan adalah komponen yang kuat dalam meditasi kita untuk mengaktualisasikan agar praktik Dharma kita menjadi tulus. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan pelepasan adalah mendasar dalam semua tiga Yana Budhisme. (Akhir dari visualisasi)
Karena itu, ketika mempersembahkan hal ini sembari meresitasi Kangshag, kita membersihkan karma yang kita akumulasikan selama banyak kehidupan. Kangshag harus diresitasikan sebanyak mungkin, tetapi sebagai pedoman, kangshag bisa diresitasi sebanyak tiga, tujuh atau 21 kali pada setiap sesi doa, tergantung seberapa mendesak situasinya. Resitasi Kangshag digabungkan dengan visualisasi adalah metode yang sangat efektif untuk mempurifikasi karma negatif yang mendesak. Semakin banyak Kangshag yang kalian resitasikan dengan visualisasi Gyenze, semakin cepat hasilnya. 100,000 resitasi Kangshag kadang dilakukan oleh sekelompok biksu secara bersamaan selama beberapa hari karena doa ini sangat efektif. Tidak ada hal negatif yang bisa muncul dari meresitasi Kangshag Gyenze atau Pelindung Dharma lainnya.
Torma
Setelah membaca Kangshag, sangat bermanfaat untuk mempersembahkan torma kepada Pelindung Dharma.
Torma adalah kue ritual yang terbuat dari tepung dan mentega, digunakan untuk persembahan dalam ritual Budhisme Tibet. Torma dapat dibuat dalam berbagai bentuk, sesuai intensi dalam mempersembahkannya tetapi biasanya dibuat dalam bentuk kerucut. Mereka bisa diwarnai macam-macam tergantung dari mana asal praktik torma tersebut. Pada umumnya torma berwarna putih dan merah. Y.M. Kyabje Zong Rinpoche pernah berkata bahwa tidak praktis bagi mereka yang tidak hidup di biara untuk mempersembahkan torma tradisional. Jadi dia berkata bahwa boleh saja mempersembahkan sesuatu yang kita sukai seperti kue dan biskuit. Bila kita melakukan perjalanan atau berada di hotel, pesawat atau kereta, kita masih bisa melakukan praktik Gyenze tanpa persembahan, hanya dengan resitasi dan visualisasi. Kita harus menyesuaikan dengan waktu, tempat dan keadaan dan kemampuan kita. Ketulusan, kepercayaan dan keyakinan dalam praktik Gyenze kita pasti akan membuahkan hasil.
Untuk praktisi awam yang tidak terlatih dalam membuat bentuk torma tradisional, torma dapat diganti dengan sebuah botol kaca yang diisi dengan kue kering. Bila orang tersebut ingin mempersembahkan torma selama praktik, torma berikut dapat disiapkan:
- Satu toples besar yang diisi dengan biskuit (persembahan torma kepada Lama Tsongkhapa)
- Satu toples besar yang diisi dengan biskuit (persembahan torma kepada Gyenze)
- Satu toples lebih kecil diisi dengan biskuit (persembahan torma kepada rombongan Gyenze)
Akan tetapi, bila waktunya terbatas, persembahan torma dapat dihilangkan. Torma (biskuit) ditaruh dalam toples untuk mencegah datangnya serangga. Kalian bisa mempersembahkan torma di piring, mangkuk atau cangkir dan kemudian membuangnya di tempat yang bersih pada akhir puja/doa. Kalian juga bisa memakan torma untuk mendapatkan berkat. Bila kalian tidak ingin memakannya, biskuit ini bisa dibungkus dengan kertas dan kemudian dibuang dalam tempat sampah.
Persembahan Teh Hitam (Serkym)
Praktik ini juga dikenal dengan Persembahan Minuman Emas atau Serkym, yang merupakan ritual utama dari Kangsol Dorje Shugden. Praktik ini bisa dikembangkan sebagai persembahan yang lebih kepada Pelindung Dharma untuk memohon bantuan cepat. Karena itu, persembahan Serkym dianggap populer dan umum dipraktikkan diantara praktisi modern untuk memohon bantuan segera, terutama pada saat sangat dibutuhkan. Secara tradisi, teh digunakan sebagai persembahan. Akan tetapi, minuman lain seperti susu atau bahkan minuman bersoda dapat digunakan sebagai pengganti.
Persembahan serkym secara tradisional dipersembahkan dengan menuangkan minuman dalam wadah bertingkat dua, yang terdiri dari wadah yang lebih tinggi yang diletakkan dalam mangkuk yang lebih rendah. Bila benda ritual bergaya Tibet (yang biasanya terbuat dari kuningan) tidak bisa didapat, kalian dapat menggantikannya dengan sebuah gelas yang tinggi (seperti gelas anggur) yang diletakan dalam sebuah mangkuk kaca.
Pada saat mempersembahkan serkym, minuman dituangkan dalam pot atau kendi ke dalam wadah yang lebih tinggi sampai cairan tumpah ke mangkuk kedua. Dalam Budhisme, cairan yang tumpah melimpah menandakan tanda keberuntungan sebagai simbol pahala, kebaikan, sumber daya materi dan kondisi kondusif yang berlimpah untuk praktik Dharma.
Minuman dapat dituangkan ke wadah sebelum membaca bait doa Serkym, atau minuman dapat dituang sedikit-sedikit pada saat meresitasi baris yang relevan selama liturgi. Bila cara kedua yang dipilih, tuangkan sedikit teh ke wadah yang lebih tinggi sehingga kalian tidak mempersembahkan wadah kosong kepada Buddha. Sebelum dimulai, konsekrasikan Serkym dengan memutarkan dupa batangan yang menyala searah jarum jam ke sekeliling Serkym sembari melantunkan ‘OM AH HUM‘.
Ketika mempersembahkan Serkym, bayangkan minuman tersebut sebagai nektar ilahi yang memperbanyak diri untuk memenuhi seluruh samudera yang menggambarkan hal-hal yang diinginkan di dunia dan menyenangkan kelima indera.
Resitasi Mantra
Setelah kalian menyelesaikan persembahan teh hitam (Serkym), bacalah mantra peningkatan Dorje Shugden untuk memohon aktivitas meningkat. Mantra Gyenze adalah “OM BENZA WIKI BITANA SOHA TSESO PALJOR LONG CHO THAMCHED PUTRIM KURU OM”. Kalian bisa meresitasi mantra ini sebanyak satu, tiga, tujuh atau sebanyak mungkin mala sesuai keinginan kalian. Disarankan untuk meresitasi mantra ini sebanyak mungkin. Juga disarankan untuk melakukan praktik ini secara konsisten setiap hari. Setelah menyelesaikan pembacaan mantra setiap sesi, bacalah mantra purifikasi Vajrasattva 21 kali (kalian bisa meresitasi 100 suku kata mantra Vajrasattva atau mantra pendeknya OM VAJRASATTVA HUNG).
Di bawah ini adalah penjelasan visualisasi (penting untuk dilakukan) saat membaca mantra Gyenze untuk memohon berkatnya, seperti yang diajarkan Kensur Jampa Yeshe Rinpoche:
Catatan tangan saya mengenai meditasi Gyenze. Kensur Jampa Yeshe Rinpoche yang mengajar, dan saya menulis apa yang diajarkannya. (Klik gambar untuk memperbesar)
Ketikan catatan tangan saya ada di sini:
Hidup, pahala, kekayaan dan keberuntungan bisa tertarik pada kita.
Dari HUNG kita sebagai dewa, cahaya kuning keluar dari hati Gyenze dan rombongannya yaitu di atas bundaran matahari dengan HUNG kuning dan mantra di sekelilingnya. Mereka menjadi sangat senang dan bahagia. Setelah memohon. Dari mereka, cahaya keluar, di setiap ujung cahaya, banyak dewi cantik yang keluar (Seperti dalam persembahan mandala) dan memberi persembahan kepada Buddha, Bodhisatva, Daka dan Dakini, dll.
Mereka yang tercerahkan sangat senang dengan persembahan kepada sang pelindung. Kemudian yang tercerahkan mengirimkan cahaya dan mengisi Gyenze dan rombongannya (terutama) Gyenze dengan kemegahan dan kekuatan lebih. Lagi, cahaya kuning dari Gyenze dan rombongan, dari vas (bumpa), permata, golok, panji Gyenze dalam bentuk replika dan mengisi ribuan sistem dunia dan mendatangi makhluk luar biasa, dewa, yaksha, naga, dll, dan menyentuh mereka dan mengait hidup, kebaikan, keberuntungan, kemegahan, kekayaan mereka and kembali sebagai permata pengabul permintaan, Tujuh Lambang Kerajaan, Delapan Tanda Keberuntungan, dll. kembali ke bumpa Gyenze, dalam warna kuning.
Pahala, kemegahan, kebaikan, kekayaan, dll. mengisi vas pelindung dengan kualitas pengabul permintaan, diisi dengan apapun yang kita perlukan. (Kita dapat melanjutkan atau menghentikan meditasi di sini).
Pancaran cahaya dari vas dan artefaknya bergerak menuju donatur, orang tua, dan semua makhluk dan pikiran yang kikir, karma negatif, tetapi khususnya kekikiran dihilangkan.
Dan seseorang menerima berkat tubuh, perkataan dan pikiran Gyenze dan doa dalam bentuk cahaya kuning, seseorang menjadi penuh dengan kebaikan, kekayaan, kebijaksanaan, ajaran Buddha, siddhi didapat dan juga makhluk lainnya.
Kemudian cahaya kuning dari artefaknya dan dia sendiri pergi ke langit dan menciptakan banyak awan berwarna kuning keemasan, terang dan bercahaya. Dari awan ini hujan beras, permata, uang, fasilitas, dll. turun dengan derasnya dan bahkan dari mangkuk permata Gyenze, hujan turun bersama dengan awan dan lainnya, ke negara, daerah, ruangan kita, dan terutama kotak bhumpa kita menjadi terisi dengan semua kebutuhan, kekayaan dan tanda-tanda kekayaan yang kita perlukan. Jadi awan emas mengeluarkan suara raungan naga, suara yang menyenangkan (bukan tidak menyenangkan) ke sepuluh arah dan nama orang tersebut disebarkan dimanapun suara petir terdengar.
OM DHARMAPHALA – 9x
Renungkan ini:
OM BENZA WIKI BITANA SOHA ZE SO PEJOR LONGCHO THAMCHED PUTRIM KURU OM
Dan setelahnya mantra Vajrasattva (yang singkat tidak apa) OM VAJRASATTVA HUNG.
Kemudian lakukan visualisasi pelarutan.
Makhluk berkomitment (dibayangkan) larut ke dalam bhumpa dan makhluk bijaksana dalam diri kita. Kita adalah satu dengan Manjushri.
~ Diajarkan oleh Y.M. Kensur Jampa Yeshe Rinpoche, Gaden
Penjelasan Tambahan mengenai Visualisasi Resitasi Mantra
Pertama-tama, kita membayangkan diri kita sebagai yidam. Yidam adalah dewa meditasi atau Buddha dari empat kelas Tantra dimana kita menerima inisiasi mereka. Bila kita tidak memiliki yidam dimana kita menerima inisiasi, kita memvisualisasikan Lama Tsongkhapa duduk dengan lembut di pucuk kepala kita. Kemudian, cahaya yang berwarna kuning keluar ke jantung Gyenze. Gyenze duduk di atas bundaran matahari dengan suku kata “HUNG” berwarna kuning dan rangkaian mantra di jantungnya. Rangkaian mantra ini pada dasarnya adalah mantra Gyenze yang mengelilingi suku kata ‘HUNG’ searah jarum jam. Hal ini menggambarkan ‘Pikiran’ Gyenze. Cahaya kuning mewakili permintaan kita kepada Gyenze untuk melakukan aktivitas untuk meningkatkan kekayaan luar dan dalam diri.
Selanjutnya, Gyenze menjadi sangat senang dan bahagia. Setelah memohon, dari diri dan rombongannya, cahaya tersebar ke semua arah dan pada ujung setiap cahaya, banyak dewi yang bermanifestasi dan memberikan persembahan sensorik kepada Buddha, Bodhisattva, Daka dan Dakini dan seterusnya. Mereka yang tercerahkan sangat senang dengan persembahan Pelindung. Kemudian, Yang Tercerahkan mengirimkan cahaya dan memenuhi Gyenze dan rombongannya dengan kemegahan dan kekuatan lebih. Bagian visualisasi ini adalah untuk memperkuat komitmen atau visualisasi kita dengan berkat Buddha dan Bodhisattva.
Kemudian, cahaya kuning keluar dari bumpa Gyenze. Dalam cahaya ini, permata, kait vajra dan panji dalam bentuk replika mereka keluar, dan karenanya mengisi ribuan sistem dunia dan pergi menuju makhluk luar biasa, dewa, yaksha, naga. Ia mengait hidup, kebaikan, keberuntungan, kemegahan dan kekayaan yang kembali sebagai permata pengabul permintaan, Tujuh Lambang Kerajaan, Delapan Simbol Keberuntungan, dll. dalam bentuk cahaya kuning dan kembali ke bumpa Gyenze. Pahala, kemegahan, kebaikan, kekayaan, dll. memenuhi vas Pelindung dengan kualitas pemenuh harapan dan karenanya mengisinya dengan apapun yang kita butuhkan.
Pada titik ini, visualisasi dapat dihentikan atau dilanjutkan tergantung keinginan praktisi.
Kemudian, cahaya dari vas dan peralatan keluar menuju donatur, orang tua, (atau seseorang yang kita pikirkan) dan semua makhluk hidup, dan mengusir karma negatif. Kekikiran khususnya dihilangkan. Kemudian, seseorang menerima berkat Tubuh, Perkataan, dan Pikiran Gyenze dan berkatnya dalam bentuk cahaya kuning. Dalam pancaran cahaya kuning, visualisasikan rupa Gyenze kecil yang tak terhingga banyaknya, mantra dan peralatannya larut dalam dirimu melalui pucuk kepalamu, memberkatimu untuk mendapatkan kualitas tubuh, perkataan dan pikiran Gyenze. Karena itu, orang tersebut dipenuhi dengan kebaikan, kekayaan, kebijaksanaan, ajaran Buddha dan siddhi dicapai dalam diri kita dan juga semua makhluk. Bagian visualisasi ini adalah untuk mengarahkan energi kekayaan Gyenze yang telah diperkaya dengan mengaitkan kekuatan makhluk luar biasa dan menarik mereka ke dalam diri kita dan semua makhluk.
Kemudian cahaya kuning dari peralatannya dan dirinya naik ke atas ke langit dan menciptakan banyak awan berwarna kuning emas yang cerah dan bersinar. Kemudian, dari awan turun hujan deras beras, permata, uang, fasilitas, sumber daya dan seterusnya. Bahkan dari mangkuk harta-karun Gyenze, hujan benda yang sama turun ke negara, daerah, ruangan dan khususnya lemari kekayaan kita, yang menjadi penuh dengan semua yang kita butuhkan, kekayaan dan pertanda kekayaan yang kita perlukan. Kemudian, awan emas mengeluarkan raungan naga dan petir yang merupakan pertanda keberuntungan dan enak didengar ke sepuluh arah dan nama orang tersebut tersebar kemanapun suara petir terdengar. Visualisasi ini adalah untuk menarik kekayaan dalam dan luar yang berlimpah dari Gyenze.
Setelah menyelesaikan visualisasi, kita melakukan meditasi Pelarutan. Pada titik ini, makhluk komitmen (visualisasikan Gyenze dan rombongannya) larut dalam vas Gyenze dan kemudian, Gyenze yang merupakan makhluk bijaksana larut dalam diri kita. Kita berpikir bahwa kita telah menjadi satu dengan Manjushri. Penyelesaian visualisasi ini adalah penting dalam mendapatkan kekayaan dalam diri dan pencapaian spiritual.
Doa Manjushri Kekayaan
Bila waktu mengijinkan, bacalah pujian kepada Gyenze yang dikomposisikan oleh Y.M. Kyabje Zemey Rinpoche untuk memperkuat praktikmu. Saya menerima ‘lung‘ (transmisi oral) doa dan mantra ini dari Kyabje Gangchen Rinpoche pada bulan April 2007.
Dothey dan Dedikasi
Sebelum mengakhiri sesi, baik untuk meresitasi doa Dothey, permohonan kepada Dorje Shugden untuk melakukan aktivitas tercerahkan ditulis oleh Y.M. Kyabje Trijang Rinpoche. Dothey juga mengandung bait yang bersifat mengerikan dan saran untuk ‘membunuh musuh‘, tetapi kata-kata mengerikan ini hanyalah simbolisme, bukannya ditujukan kepada makhluk tertentu. Dalam praktik Buddha manapun, tidak ada celaka yang dikenakan kepada makhluk lain dengan ritual, pikiran, meditasi atau tindakan. Kata ‘membunuh‘ dalam Dothey merujuk pada penghancuran musuh dalam diri yaitu ego, egoisme, kekikiran, kemarahan dan kebencian. Jadi “membunuh musuh” dalam Dothey mungkin terdengar penuh kekerasan tetapi hal ini merujuk pada kekerasan yang kita ciptakan secara emosional terhadap orang disekitar kita karena emosi yang menindas. Praktik ini ditujukan pada ‘membunuh‘ emosi negatif dalam diri kita atau setidaknya menyadari bahwa musuh ada dalam diri.
Setelah kalian menyelesaikan Dothey, visualisasikan Gyenze dan Lama Tsongkhapa larut dalam diri kalian dan resitasikan bait-bait pelarutan. Akhiri sesi dengan dedikasi singkat. Hal ini penting untuk membuat dedikasi tulus.
Addendum: Cara Lain untuk Mengumpulkan Kekayaan
CATATAN: Informasi dibawah berhubungan dengan konstruksi kotak kekayaan sebagai metode tambahan untuk mengumpulkan kekayaan. Hal ini hanya bertujuan untuk menambah pengetahuan saja. Kotak kekayaan hanya boleh dikonstruksikan oleh praktisi berpengalaman. Selain itu, memiliki vas kekayaan adalah berkat.
Di samping melakukan ritual dan puja Gyenze, cara lain untuk mengumpulkan kekayaan adalah dengan menciptakan sebuah vas kekayaan dan meletakannya dalam kotak atau lemari kekayaan yang disebut ‘yangkam’. Tradisi menciptakan vas kekayaan berasal dari guru India Jowo Dipamkara Srijana Atisha yang, diantara banyak prestasinya, adalah Kepala Biara Vikramashila di India kuno.
Yidam utama Atisha adalah Tara dan karena pencapaiannya yang tinggi, dia selalu bertemu dan berkonsultasi dengan Tara sebelum membuat keputusan penting. Konon, Buddha Tara menyarankan Atisha untuk menerima permintaan dari Raja Bodhisattva Tibet untuk pergi ke Tibet dan mengajar Dharma. Ketika berada di Tibet, Tara bermanifestasi kepada Atisha dan diminta oleh Guru India ini untuk mengajarkan ritual untuk mewujudkan kemakmuran karena Tibet adalah tempat yang gersang dan masyarakatnya tidak mengenal Dharma, dan hal ini menyebabkan banyak kesulitan bagi misi Atisha untuk berkembang. Karena itu, Tara memberikan instruksi detil untuk menciptakan vas kekayaan yang diikuti oleh Atisha. Setelah Atisha menciptakan vas kekayaan pertama, dia menjadi sukses dalam menarik murid, pendukung, donatur dan sumber daya yang dibutuhkannya untuk melaksanakan pekerjaannya.
Tradisi menciptakan vas kekayaan berasal dari Atisha dan dimasukan dalam praktik Buddha kekayaan seperti Dzambala dan seterusnya. Kyabje Trijang Rinpoche menciptakan dan melembagakan praktik menciptakan vas kekayaan Gyenze guna mengambil bagian dalam berkat luar biasa Gyenze untuk menarik kekayaan dan sumber daya. Untuk membuat vas kekayaan, dibutuhkan vas tradisional dan bahan-bahan seperti dupa, mantra, simbol kekayaan seperti koin, batu permata, tujuh simbol kerajaan dan lainnya seperti biji-bijian (contoh: kacang-kacangan, beras, miju) bersama dengan rupa Gyenze.
Ini adalah bahan dasar vas kekayaan, tetapi bisa juga ditambah dengan bahan-bahan lain agar lebih ekstensif. Selain bahan-bahan yang disebutkan di atas, ada juga bahan khusus dan sakral seperti jubah lama senior, benda suci seperti tanah dan ranting pohon dari tempat sakral seperti Bodhgaya, atau relik para lama senior seperti Y.M. Panchen Lama, Y.M. Trijang Dorje Chang, Y.M. Kyabje Zong Rinpoche dan lainnya. Benda-benda ini ditaruh dalam vas, kemudian dikonsekrasikan dengan mantra dan ritual tradisional yang dilakukan untuk mengundang energi Gyenze ke dalam vas kekayaan tersebut. Kemudian, vasnya disegel dengan kain lima warna dan diikat dengan tali lima warna.
Lemari kekayaan bisa dibuat dalam berbagai ukuran mulai dari ukuran satu kaki sampai dengan ukuran satu ruangan. Baik bila kotak kekayaan ini memiliki banyak lemari untuk menyimpan persembahan. Makin besar lemarinya makin banyak persembahan yang bisa diberikan untuk Gyenze melalui vas kekayaan. Kabinet bisa diletakan di lokasi manapun yang strategis bagi kehadiran Gyenze dan energinya untuk bermanifestasi, contohnya di kantor, ruang tamu atau ruang altar.
Vas kekayaan bisa ditempatkan di tempat tertinggi dan persembahan kita diletakan di rak di bawahnya. Bila ada foto Gyenze atau patung kecil, bisa ditempatkan di sekitar vas kekayaan untuk mengisi ruang. Tidak ada aturan mengenai urutan bagaimana persembahan diletakkan. Lemari kekayaan bisa dikonsekrasikan oleh lama senior, Geshe atau biksu dengan Puja Yangdup dan disegel untuk tahun tersebut. Kabinet hanya dibuka setahun sekali untuk mengganti persembahan. Vas kekayaan dan lemarinya kemudian akan dikonsekrasi lagi dengan puja Yangdup sebelum disegel selama setahun.
Persembahan yang diletakan di dalam lemari kekayaan harus terdiri dari benda-benda yang menyenangkan lima indera penglihatan, suara, penciuman, perasa dan sentuhan. Benda-benda ini mungkin berupa bunga, batu berharga, lonceng, kulit kerang, genderang atau peralatan musik, parfum, saffron, makanan kering seperti makanan kalengan, manisan, minuman, bubuk susu, gula, madu, biji-bijian seperti kacang-kacangan, beras, gandum, bibit sesawi, minyak zaitun, minyak bunga matahari, brokat, sutra atau hal-hal serupa.
Persembahan sensorik diatur dalam lemari kekayaan bersama dengan rupa Delapan Simbol Keberuntungan, Naga, burung phoenix, dan lambang permata.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, ukuran persembahan dan kuantitasnya tergantung pada kapasitas lemari. Akan tetapi makanan yang mudah basi harus dihindari dan praktisi hanya mempersembahkan makanan yang bisa bertahan selama satu tahun. Kita juga bisa mempersembahkan figur hewan, mobil, rumah mainan, kristal berbagai bentuk seperti dalam bentuk bunga dan buah, koin, uang, permata, logam berharga seperti emas, perak, tembaga dan batu-batu permata.
Di samping vas kekayaan, Yang Dzay Rilbu adalah pil-pil kecil yang dikonsekrasikan dengan energi dewa kekayaan oleh para lama senior. Mereka dimaksudkan untuk dikenakan dan berfungsi sama dengan vas kekayaan. Akan tetapi mereka lebih kecil dan mudah dipindahkan dan cocok bagi mereka yang sering berpergian.
Kesimpulan
Gyenze tidak lain adalah Manjushri, beremanasi untuk meningkatkan pencapaian spiritual kita dan juga sumber daya agar kita dapat melakukan aktivitas spiritual. Melakukan praktik Gyenze akan memberkati kita dan lingkungan sekitar untuk membantu meningkatkan aktivitas dan energi Dharma, memfasilitasi pencapaian. Pada umumnya, praktik Gyenze juga bisa memberikan kita kekayaan, sumber daya, memperpanjang usia hidup kita dan bahkan mengembangkan bisnis kita. Tetapi tujuan sebenarnya praktik Gyenze adalah agar kita diberkati dengan lingkungan yang kondusif sehingga kita dapat melakukan praktik spiritual dan mendapatkan pengertian mengenai ajaran Dharma yang lebih mendalam dan memfasilitasi praktik pelatihan pikiran seperti Lojong. Pada akhirnya, Manjushri bisa bermanifestasi dalam berbagai bentuk dan rupa baik hidup atau tidak karena pikiran tercerahkan tidak memiliki batasan. Makhluk tercerahkan bisa bermanifestasi, bermanifestasi kembali dan bermanifestasi menurut waktu, tempat, keadaan dan afinitas karma makhluk hidup yang mereka beri manfaat.
Jadi praktik Dorje Shugden baru berusia 400 tahun dan dianggap relatif baru, karena banyak yang membutuhkan emanasi ini. Afinitas Dorje Shugden dan kemampuannya untuk menolong semua makhluk akan lebih diakui pada waktunya. Kita boleh menjalani praktik Dorje Shugden dalam bentuk beliau yang manapun dan mengakuiNya sebagai Pelindung Dharma utama kita. Sekali lagi, Pelindung Dharma bukanlah praktik utama kita tetapi terkadang diperlukan untuk mengatasi banyak masalah sehari-hari yang kita hadapi. Sekali kita meyakini dan mengandalkan makhluk tercerahkan seperti Dorje Shugden, seiring dengan berjalannya waktu, kita dapat melihat hubungan khusus berkembang dan dia akan menjaga kita seperti seorang ayah menjaga anak tunggalnya.
Kasih, kebijaksanaan dan kemampuan Dorje Shugden tidak terbatas karena dia adalah Buddha yang tercerahkan sepenuhnya, bermanifestasi sebagai Pelindung Dharma. Betapa beruntungnya kita untuk mendengar namanya dan juga untuk melakukan praktiknya. Tidak peduli apakah kalian penganut Budhisme atau bukan penganut Budhisme, penganut Gelug atau berasal dari sekolah Budhisme lain, miskin atau kaya, lelaki atau perempuan. Orang sering menyebut Dorje Shugden sebagai Pelindung Gelugpa tetapi hal ini salah karena dia tidak lain adalah Manjushri, dan Manjushri tidak bisa dibatasi dalam ajaran Gelug saja.
Benar, Dorje Shugden memiliki afinitas khusus dengan Lama Tsongkhapa dan ajarannya karena dalam salah satu hidupnya, dia adalah salah satu dari delapan murid utama Tsongkhapa. Tetapi bahkan sebelum jaman Lama Tsongkhapa, dia telah bereinkarnasi sebagai banyak guru besar di Tibet, Nepal, India, dan Cina. Bahkan dia adalah salah satu Kaisar dari dinasti Qing di Tiongkok yang bernama Kangxi. Kangxi telah membawa jaman Budhisme dan memperkenalkan ajaran Lama Tsongkhapa ke lingkungan istana Cina dan di negara Cina. Para kaisar dinasti Qing dan keturunan mereka dikenal sebagai Manchurian. Menurut catatan sejarah resmi Dinasti Qing, penelitian atas asal nama Manchu; nama etnik ‘Manchu’ berasal dari Manjushri. Kaisar Qian Long juga mendukung pernyataan mengenai asal-muasal nama etnik mereka dan menulis beberapa syair mengenai hal ini.
Garis inkarnasi Dorje Shugden dapat ditelusuri sampai dengan 84 Mahasiddha. Berkat dan perlindungannya akan diberikan bagi siapa saja yang dengan tulus memohon energi tercerahkannya. Sekali lagi, saya menekankan bahwa dia tidak hanya membantu praktisi Gelug dan penganut agama Buddha, tetapi setiap orang yang memerlukan bantuan. Sebagai contoh, praktiknya juga umum diantara para Sakya, dimana dia bermanifestasi mengendarai kuda hitam. Bila kalian tidak mempercayai hal ini, kalian membatasi kekuatan makhluk tercerahkan. Dorje Shugden dalam bentuk apapun akan membantu setiap orang yang dengan tulus memohon bantuannya. Dari rumah kalian, kalian dapat mengunduh praktik harian yang saya lampirkan di sini dan mulai dengan segera. Bacalah penjelasannya dengan seksama untuk menambah pengetahuan dan pengertian kalian. Jangan takut bila kalian tidak dapat melakukan visualisasi atau persembahan dengan ‘sempurna’ karena Dorje Shugden adalah Buddha dan tidak akan ‘tersinggung’ dengan kekurangan. Ketulusan dan konsistensi adalah kuncinya.
Ketika kita mengandalkan Dorje Shugden secara konsisten, seiring dengan berjalannya waktu, kalian akan memiliki sahabat, asisten, pelindung dan sahabat kepercayaan. Percayalah pada Dorje Shugden sepenuhnya. Tidak ada bagian praktiknya yang bisa menyebabkan celaka dalam bentuk apapun. Ratusan lama senior dari sekolah Budhisme Gelug dan Sakya telah mengandalkan Dorje Shugden selama lebih dari 300 tahun. Banyak institusi biara besar dan juga praktisi awam yang berada dalam perlindungan penuh dari pelindung ilahi ini. Bila kalian menemukan praktiknya, hal ini bisa merupakan indikasi bahwa kalian memiliki afinitas yang kuat. Unduh fotonya, cetak dan letakan altar dan mulai praktiknya. Bagi mereka yang terlalu muda, sakit atau tua dan tidak kuat untuk melakukan praktiknya setiap hari, mereka bisa menaruh sebuah foto Dorje Shugden atau Gyenze di dekat mereka dan meresitasi mantranya saja. Sekali lagi, ketulusan dan keyakinan adalah kuncinya. Dengan tulus saya mengharapkan yang terbaik untuk kalian.
Tim saya telah bekerja keras bersama saya untuk membawa kompilasi ini kepada kalian. Saya, dari dalam hati, berterima kasih pada sekelompok orang yang pengasih dan bekerja keras yang hanya bertujuan untuk membantu saya memberi manfaat kepada kalian. Mereka adalah orang-orang yang sangat baik dan luar biasa. Kita memiliki banyak orang seperti itu di Kechara dan saya merasa terhormat karenanya. Terima kasih banyak kepada tim saya! Saya mendedikasikan semua pahala untuk kebahagiaan, kedamaian, pertumbuhan dan kebebasan tim saya.
Saya juga mendedikasikan pahala dari pemegang aliran dari semua tradisi dan semua guru yang berbicara mengenai kedamaian, cinta kasih, dan pengembangan kasih agar mereka berumur panjang dan lebih sukses. Saya dan tim saya merasa terhormat untuk membawa praktik Gyenze yang sangat bermanfaat untuk pertama kalinya di sini. Saya mengharapkan sukses, kesehatan, pertumbuhan dan kebebasan bagi setiap orang. Semoga kalian berada dalam perlindungan Manjushri yang damai, murka, mistis dan banyak manifestasinya dalam kehidupan ini dan seterusnya.
Sarva mangalam,
Tsem Rinpoche
Dedikasi Oleh Tsem Rinpoche
Maksud dari mempersembahkan praktik ini adalah supaya dapat memberi manfaat bagi banyak orang. Semoga mereka yang mempraktikkan Dorje Shugden sebagai Gyenze atau emanasi Dorje Shugden lainnya menerima berkat kekayaan dalam, luar dan rahasia. Semoga sumber daya yang mereka perlukan untuk hidup dengan baik dan melakukan praktik spiritual diberikan oleh Dorje Shugden Gyenze. Semoga mereka mendapatkan kedamaian pikiran, tidur damai, keluarga damai, hidup damai dan bebas dari kecelakaan. Ingatlah bahwa Dorje Shugden adalah Buddha Perdamaian Dunia yang beremanasi sebagai pelindung Dharma dan sifatnya adalah Manjushri yang tercerahkan sepenuhnya. Doa ini khususnya disediakan agar orang bisa dengan nyaman dan bebas mengakses praktik berharga ini, khususnya mereka yang sangat membutuhkannya.
Saya telah bekerja dengan tim saya untuk mengkompilasi semua ini dengan harapan ia akan membawa manfaat besar.
Catatan dari tim blog ini:
- Mengundang sebuah tsa tsa Gyenze yang indah untuk mendukung praktik kalian (sekarang tersedia untuk pre-order): http://www.vajrasecrets.com/gyenze-tsa-tsa-with-bronze-finish
- Mengunduh rupa Gyenze beresolusi tinggi: https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/downloads/buddha-images.html
- Bila kalian membutuhkan benda-benda untuk mendukung praktik kalian, kunjungilah http://www.vajrasecrets.com/
Untuk membaca informasi menarik lainnya:
- Ritus Berlian: Sadhana Harian Dorje Shugden (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden Gyenze untuk Memperpanjang Umur, Meningkatkan Pahala dan Kekayaan (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden Trakze Untuk Menghalau Gangguan Ilmu Hitam & Makhluk Halus (Bahasa Indonesia)
- Proyek Pembangunan Stupa Relik Tsem Rinpoche (Bahasa Indonesia)
- ALBUM: Upacara Parinirwana Yang Mulia Kyabje Tsem Rinpoche (Lengkap) (Bahasa Indonesia)
- Parinirwana dari Yang Mulia Kyabje Tsem Rinpoche (Bahasa Indonesia)
- Dinasti Shailendra: Leluhur Buddhisme Mahayana di Indonesia (Bahasa Indonesia)
- Sebuah Doa Singkat Kepada Dorje Shugden (Bahasa Indonesia)
Please support us so that we can continue to bring you more Dharma:
If you are in the United States, please note that your offerings and contributions are tax deductible. ~ the tsemrinpoche.com blog team
Saat mendaraskan doa Gyenze, saya berencana untuk MENGUBAH visualisasi yang ada di bagian Resitasi Mantra.
Ini adalah bagian yang ingin saya ubah untuk praktik pribadi saya:
“…Lagi, cahaya kuning dari
Gyenze dan rombongan, dari vas (bumpa), permata, golok, panji Gyenze dalam bentuk
replika dan mengisi ribuan sistem dunia dan mendatangi makhluk luar biasa, dewa,
yaksha, naga, dll, dan menyentuh mereka dan mengait hidup, kebaikan, keberuntungan,
kemegahan, kekayaan mereka and kembali sebagai permata pengabul permintaan, Tujuh
Lambang Kerajaan, Delapan Tanda Keberuntungan, dll. kembali ke bumpa Gyenze, dalam
warna kuning…”
Saya akan mengubahnya menjadi ini:
“…Lagi, cahaya kuning dari
Gyenze dan rombongan, dari vas (bumpa), permata, golok, panji Gyenze dalam bentuk
replika dan mengisi ribuan sistem dunia dan mendatangi makhluk luar biasa, dewa,
yaksha, naga, dll, dan menyampaikan permohonan saya kepada mereka untuk berbagi umur panjang, kebaikan, keberuntungan,
kemegahan, kekayaan mereka. Mereka (para dewa) ternyata bersedia membantu saya, maka mereka mengirim umur panjang, kebaikan, keberuntungan,
kemegahan, kekayaan dalam bentuk permata pengabul permintaan, 7
Lambang Kerajaan, 8 Tanda Keberuntungan, dll kembali ke bumpa Gyenze, dalam
warna kuning.…”
Alasan mengapa saya ingin mengubah ayat visualisasi tsb adalah kehidupan masa lalu saya beberapa abad lampau. Di salah satu kehidupan lampau saya, berabad-abad yang lalu, saya adalah seorang ibu yang sering menggunakan sihir ilmu hitam untuk “mengait”/mencuri/mengambil pahala/”tabungan” karma baik orang lain untuk kemudian saya “kirimkan” kepada putra saya. Itu sebabnya putra saya sukses berkarir menjadi penasihat penting bagi raja di zaman itu: karena saya banyak “mengait”/mencuri/mengambil “tabungan” karma baik orang lain dan kemudian mentransfernya kepada putra saya memakai sihir (berabad-abad yang lalu). Agak mirip cara kerja sihir “tumbal” kalau di Jawa.
Orang-orang yang pahala/”tabungan” karma baiknya diambil oleh saya selalu segera mengalami kesulitan dan jalan buntu. Biasanya mereka akan bangkrut karena saya mencuri/mengambil hampir semua pahala/”tabungan” karma baik mereka lewat sihir.
Dalam kehidupan sekarang ini, saya menderita akibat negatifnya. Karma negatif yang harus saya “bayar” menyebabkan sangat banyak masalah dalam hidup saya yang sekarang. Masa kecil saya dalam kemiskinan. Sering kelaparan. Bahkan, sampai sekarang pun saya sering kehilangan barang berharga, karir/pekerjaan dll. Dalam kehidupan sekarang ini saya juga sering jadi korban ilmu hitam. Kali ini saya yang menjadi korban karena saya bukan lagi praktisi ilmu hitam. Ilmu hitam yang dulu saya kuasai sudah terlupakan semuanya sama sekali. Tidak terbawa ke kehidupan sekarang.
Satu-satunya alasan saya masih bisa hidup sampai sekarang adalah karena saya dulu bersedekah meskipun saya mencuri “tabungan” karma baik orang (dengan sihir) di kehidupan lampau tsb (berabad-abad yang lalu).
Di kehidupan saya yang sekarang saya harus “membayar” hutang-hutang karma tsb. Mengerikan. Terlalu mengerikan. Bahkan dalam mimpi pun, saya tidak ingin ada yang menderita karma/hukuman yang sama seperti saya.
Dalam kehidupan yang sekarang ini, saya masuk agama Buddha ketika saya berusia 35 tahun. Pertama kali saya berlindung (visudhi tisarana) pada Triratna di vihara Theravada.
Beberapa tahun setelah saya visudhi tisarana, saya mendapat mimpi tentang kehidupan masa lalu saya. Mungkin dewa atau Bodhisattva yang memberi saya mimpi tsb untuk memberi tahu saya soal kehidupan lampau saya
Biasanya saya lupa isi mimpi saya. Tidak lebih dari bunga tidur.
Namun, anehnya, kali ini saya sama sekali tidak bisa lupa mimpi yang soal kehidupan lampau saya tsb. Saya masih ingat detail mimpi tsb.
Itulah mengapa saya mohon pertimbangkanlah untuk mengubah bagian visualisasi dari doa Gyenze itu.
Untuk bagian visualisasi, JANGAN mengait (hook) jasa/kemegahan/kekayaan milik makhluk lain.
Anda dapat menggantinya dengan visualisasi berupa Gyenze memberi tahu semua dewa bahwa Anda mau minta bantuan dari mereka (dari para dewa).
Dengan demikian, tidak akan ada karma buruk karena kita semata-mata hanya minta bantuan/donasi dari dewa melalui Gyenze. Kita tidak “mengait”/mengambil/mencuri apapun.
Bila memakai cara ini, mungkin “hasilnya” tidak akan terlalu banyak, tapi tidak apa-apa. Setidaknya kita tidak mencuri dari para dewa& naga. Setidaknya, kita tidak melanggar sila Buddhis karena kita hanya minta kepada dewa&naga. Kita tidak “mengait”/mencuri.
Kita tidak bisa berkomunikasi dengan para dewa, tapi Gyenze bisa. Inilah mengapa saya akan memvisualisasikan Gyenze mengirimkan permintaan kepada para dewa atas nama saya.
Shugden telah banyak membantu saya melalui doa Trakze. Shugden baik. Janganlah menjerumuskan Shugden. Saya mohon JANGAN memvisualisasikan Shugden “mengait”/mencuri dari dewa, dari makhluk luar biasa, dari naga dll.
Ibu Dewi yang baik
Sebaiknya visualisasi dari mantra jangan diubah melainkan tetap dijalankan sesuai dengan saran Yang Mulia Tsem Rinpoche. Semua ajaran Buddha haruslah otentik. Artinya ajaran yang kita praktikkan harus memiliki garis aliran. Tsem Rinpoche menerima ajaran ini dari gurunya dan gurunya juga menerima ajaran ini dari gurunya lagi seterusnya. Dengan begitu praktik yang kita jalani mengandung berkah aliran dan ketika kita praktikkan akan membawa hasil. Menjalani nasihat dengan benar sangatlah penting.
Kita memang memiliki kehidupan masa lampau. Dewi lahir di kehidupan ini sebagai manusia karena pada kehidupan yang lalu Dewi telah melakukan disiplin moral. Dan apa yang dewi alami pada kehidupan ini adalah completing karma dari tindakan terdahulu. Jadi tentunya kalau kita bersedekah dan bermurah hati, kita akan mudah mendapatkan rejeki. Itu adalah hukum sebab akibat atau karma vipaka.
Saya rasa perlu dimengerti mengenai bagaimana Dorje Shugden menolong kita. Dorje Shugden adalah pelindung Dharma dan beliau membantu menciptakan situasi yang kondusif bagi kita untuk mempraktikkan Dharma. Apabila kita mengalami masalah berat, sulit bagi kita untuk berkonsentrasi pada praktik Spiritual kita. Maka Dorje Shugden akan membantu. Caranya bagaimana tentunya dengan karma kita sendiri.
Pelindung Dharma dapat membantu praktik spiritual kita melalui karma kita masing-masing. Satu cara yang umum adalah dengan mengaktifkan sejumlah karma baik kita dan pada saat yang bersamaan menekan karma buruk kita. Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan membantu kita memurnikan karma buruk. Jadi meskipun kita pada akhirnya tidak dapat menghindar dari konsekuensi karma buruk kita, Pelindung Dharma mampu menunda konsekuensi karma tersebut dan melalui proses pemurnian, akibat yang akhirnya muncul menjadi lebih ringan.
Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi sejauh mana sosok Pelindung Dharma dapat membantu kita secara efektif.
Faktor pertama adalah kadar karma baik dan buruk kita sendiri. Karena sang Pelindung Dharma tidak bisa secara langsung mengurangi kadar karma kita, mereka hanya bisa mengaktifkan, menahan dan membantu kita untuk memurnikan karma yang menjadi milik kita. Oleh sebab itu, jika kadar karma baik kita rendah, sedangkan karma buruk kita menumpuk, ketika rintangan datang, sang Pelindung Dharma mungkin hanya bisa membantu dengan sebagian dari masalah kita. Sebaliknya, jika kadar karma baik kita tinggi dan karma buruk kita sedikit, sang Pelindung Dharma akan dapat dengan mudahnya mengatasi hampir semua rintangan kita.
Faktor kedua adalah akumulasi pahala yang dilakukan praktisi spiritual itu sendiri. Pahala dapat dianggap sebagai kekuatan positif seperti karma baik. Tetapi perbedaan keduanya adalah bahwa karma baik datang dari tindakan positif, sedangkan pahala datang dari tindakan positif dibarengi dengan dedikasi aksi tersebut untuk mencapai pencerahan dan untuk memberi manfaat bagi mahluk sadar lainnya. Pelindung Dharma dapat menggunakan energi positif tambahan ini untuk membantu kita dalam praktik spiritual kita.
Saya sarankan Dewi membaca artikel berikut:
https://www.tsemrinpoche.com/?p=212681
Sekali lagi Dorje Shugden adalah emanasi Manjushri yang tercerahkan. Beliau tidak bisa ‘dicelakai’ dan memiliki kemampuan melihat (clairvoyance) yang sempurna. Dan apabila permohonan kita baik adanya dan akan membuahkan hasil yang baik beliau akan membantu. Bila permohonan kita tidak baik dan akan mencelakakan atau merugikan orang lain, tentunya beliau tidak akan mengikuti permohonan seperti ini dan sebaliknya beliau akan membantu kita merubah pikiran agar lebih baik.
Terima kasih dan semoga membantu
Sepertinya untuk urusan rejeki, saya akan praktek Ajaran Liao Fan. Kebetulan bukunya dapet gratis di Vihara Buddhayana. Ini cara yang banyak dipakai di kalangan Chinese Buddhist selama ratusan tahun. Agak mirip nasehat orang Theravada soal cara mendapat kekayaan duniawi (materi).
Sedangkan Dorje Shugden akan saya praktek Daily Sadhana sama Trakze Sadhana saja. Ketika sibuk, Daily Sadhana. Ketika ada waktu, Trakze Sadhana.
Setiap kali visualisasi pada doa Trakze, ada makhluk serupa manusia yg “disembelih” Trakze dan entourage. Saya selama ini membayangkan diri saya di masa lalu menjadi yang disembelih oleh Trakze. Diri masa lalu saya menjadi bahan visualisasi saya ketika dalam doa saya harus visualisasi ada makhluk yang disembelih Trakze. Apa boleh? Sebab bagi saya kenyataannya diri saya di masa lalu memang merupakan kumpulan karma negatif. Sebenernya sampe sekarang saya masih berbuat karma negatif. Hanya saja saya tidak berani visualisasi bahwa diri saya di masa kini disembelih Trakze. Baru sampai berani membayangkan bahwa diri masa lalu saya yang disembelih Trakze. Masa lalu ini maksud saya ketika saya masih remaja, atau diri saya setahun yg lalu, diri saya 15 tahun yg lalu dll, tapi bukan diri saya yang sekarang.
Ibu Dewi yang baik
Saya tidak pernah meneliti mengenai Liao Fan jadi saya tidak bisa mengomentari praktiknya.
Apabila Dewi berdoa kepada Buddha pemberi rejeki seperti Gyenze atau Dzambala atau Dorje Shugden, Sebetulnya cara bekerja mereka adalah dengan membangkitkan kemurahan hati dalam diri Dewi sehingga Dewi juga lebih banyak memberi baik itu dalam bentuk waktu, tenaga atau materi. Dengan memberi, kita menciptakan sebab untuk mendapatkan rejeki. Mudah2an hal ini menjelaskan bahwa berdoa kepada sang Buddha untuk mendapatkan sesuatu itu tidak berlawanan dengan hukum karma.
Mengenai visualisasi doa kawang Trakze, ikuti saja panduan yang diberikan. Bayangkan semua karma negatif kita dalam bentuk manusia yang disembelih.
Ya sebaiknya memang Dewi berfokus pada Praktik Trakze dulu sekarang ini. Kalau terlalu banyak dan menyebabkan keletihan, bisa jadi semangat kita menurun.
Semoga Dewi mendapatkan kesuksesan dalam praktik spiritual Dewi
Salam
Lobsang Dekyi
Bu Lobsang, setelah Rinpoche Tsem meninggal, bu Lobsang belajarnya gimana? Guru yang gantiin siapa?
Ibu Dewi
Sekarang ini kami sedang menunggu kembalinya inkarnasi guru kami. Tetapi secara silih berganti ada juga visiting teacher dan Geshe yang datang mengajar atas undangan kami.
Selain itu, Rinpoche juga telah mempersiapkan beberapa dari kami untuk mengajar dan berbagi Dharma.