Persembahan Dupa Kepada Dorje Shugden (Bahasa Indonesia)
(Oleh Tsem Rinpoche dan Beatrix Ooi)
Dupa memainkan peran penting dalam Buddhisme sejak lama. Tradisi Theravada, Mahayana, Vajrayana Zen, Buddhisme Tibet dan lainnya menganggap dupa sebagai dasar substansi persembahan yang umum bagi para Buddha dan mahluk tercerahkan.
Menurut sejarah Buddhisme, dupa digunakan untuk pertama kalinya pada jaman Buddha Shakyamuni, ketika seorang wanita bernama Magadha Sangmo mempersembahkan dupa dan berdoa untuk memohon sang Buddha mengunjungi desa tempat tinggalnya. Magadha Sangmo adalah putri dari penyandang dana utama sang Buddha, Suddatta. Seperti sang ayah, ia memiliki keyakinan yang kuat terhadap Buddha Shakyamuni dan merupakan pengabdi yang setia.
Setelah menikah dan pindah ke desa dimana Buddhisme belum dipraktikkan, ia berharap untuk bertemu dengan gurunya, sang Buddha, lagi. Jadi pada suatu hari, ia naik ke atap rumah mertuanya, mempersembahkan dupa dan dengan tulus berdoa kepada sang Buddha untuk mengunjunginya. Setelah mendengarkan doa tersebut, Buddha Shakyamuni, bersama dengan rombongannya, turun dari langit untuk memenuhi permohonan Magadha Sangmo. Konon, setelah bertemu dengan sang Buddha dan mendengarkan ajarannya, seluruh desa menjadi penganut Buddhisme. Dengan cara ini, permohonan tulus dari Magadha Sangmo kepada sang Buddha juga memberikan manfaat kepada warga setempat dan generasi selanjutnya.
Magadha Sangmo melafalkan bait berikut ketika berdoa kepada sang Buddha:
MA LU SEM CHEN KUN GYI GON GYUR CHING
DU TE PUNG CHAY MI ZAY JOM DZAY LHA
NGO NAM MA LU YANG DA KYEN GYUR PAY
CHOM DEN KOR CHAY NAY DIR SHEG SU SOLPelindung semua mahluk tanpa kecuali,
Penakhluk ilahi dari berbagai kekuatan negatif,
Dewa, yang maha mengetahui,
Bhagawan dan rombongan, kumohon datanglah kemari.
Praktik sangsol atau persembahan dupa kepada Dorje Shugden memainkan peran penting karena Magadha Sangmo adalah salah satu kehidupan terdahulu Dorje Shugden.
Persembahan Dupa Dalam Tradisi Tibet
Dalam Buddhisme Tibet, seperti halnya tradisi Buddhisme lainnya, dupa digunakan sebagai persembahan kepada Tiga Permata (Buddha, Dharma, dan Sangha) selama berabad-abad. Dalam ritual, dupa digunakan untuk memurnikan substansi persembahan seperti air, makanan dan cahaya.
Dalam ilmu pengobatan tradisional Tibet, dupa digunakan sebagai substansi obat untuk menyembuhkan penyakit tertentu. Karena kualitas menyembuhkan dari bahan-bahannya, dupa dari Tibet digunakan untuk membantu meringankan dan menenangkan pikiran yang terganggu karena depresi, gelisah, khawatir dan stress. Dokter ilmu pengobatan Tibet mendapatkan pengetahuan mereka dari teks medis Tibet yang berasal dari Empat Tantra, dikenal sebagai Gyudzhi dalam bahasa Tibet. Ini adalah Tantra Akar, Tantra Pencerahan, Tantra Instruksi dan Tantra Akhir.
Menurut teori medis dari Tibet, semua hal di alam semesta terbuat dari lima elemen: Sa (tanah), Me (api), Chu (air), Lung (angin) dan Namkha (ruang). Akan tetapi, hanya empat elemen pertama yang memainkan peran dalam klasifikasi penyakit medis. Dupa juga dapat digunakan dalam konteks non-relijius yaitu untuk penyembuhan.
Sangsol: Ritual Persembahan Dupa
Persembahan dupa mengingatkan kita untuk memegang sumpah dengan tulus dan menciptakan sebab bagi kita untuk melakukannya. Sumpah ini termasuk sumpah Perlindungan, Pratimoksha, Bodhisattva dan Tantra. Banyak biksu luhur yang konon tubuhnya mengeluarkan aroma harum karena mereka memegang sumpah mereka dengan baik dan telah mencapai kesempurnaan moralitas. Lama Tsongkhapa yang luhur, pendiri aliran Gelug dalam Buddhisme Tibet dikenal sebagai salah seorang yang memiliki kualitas ini.
Dalam ajaran Buddhisme, moralitas dianggap sebagai salah satu dari Enam Kesempurnaan bagi praktisi Bodhisattva. Karenanya, moralitas adalah salah satu persyaratan untuk mencapai Pencerahan Penuh. Jadi, ketika kita memberikan persembahan dupa kepada sang Buddha, kita mendapatkan pahala untuk menjadi seperti mereka dan memegang sumpah kita dengan sempurna. Pencapaian yang tinggi tergantung pada dipegangnya tiga macam sumpah (Pratimoksha, Bodhisattva dan tantra) yang kita terima dari guru yang berkualifikasi.
Dengan memegang sumpah ini, kita mengarahkan kebiasaan kita menuju sebuah realita yang lebih tinggi. Realita ini terdiri dari tindakan yang tidak mementingkan diri sendiri berdasarkan pandangan yang benar, dan bukannya proyeksi egois yang mendorong pada terciptanya karma dan mengalami akibat dari karma tersebut. Karma dan buahnya mengikat seseorang pada samsara tanpa akhir. Proyeksi yang salah adalah cara kita untuk melihat dunia secara terdistorsi dan akibatnya, tindakan kita juga terdistorsi dan mencelakakan diri dan orang lain. Distorsi dalam hal ini adalah pandangan yang berfokus pada diri sendiri dan menganggap hal tersebut sebagai fenomena yang permanen.
Semua cara pandang yang melihat ‘saya’ sebagai lebih penting dari mahluk lain adalah terdistorsi karena dalam istilah awam, hal ini membawa pada egoisme yang lebih dalam. Dalam tingkatan manapun di masyarakat, egoisme tidaklah bermanfaat. Egoisme adalah mendapatkan hasil dengan ‘tidak menghiraukan’ kebutuhan mahluk lain. Karenanya, mempersembahkan dupa membantu mengumpulkan pahala yang didasarkan pada aspirasi Bodhisattva dan membantu kita menyadari pandangan yang lebih tinggi dan melihat kesalahan dari melayani diri sendiri dan bukannya memenuhi kebutuhan semua mahluk hidup. Melayani diri adalah sebab dari semua celaka dan penderitaan, dan melayani mahluk lain adalah sebab dari semua kebahagiaan di samsara dan Nirvana. Karenanya, memegang samaya, kata-kata kehormatan, janji dan sumpah membawa kita pada pandangan yang lebih tinggi, tindakan yang lebih baik dan memudahkan kita dalam merubah kebiasaan buruk menjadi kebiasaan baik dan pada akhirnya kita akan menciptakan lebih sedikit sebab yang mencelakakan. Lebih sedikit tindakan yang mencelakakan, lebih sedikit juga sebab bagi kita dan orang-orang di sekitar kita untuk menderita. Bila kita tidak berubah, bagaimana kita bisa dengan tulus melayani mahluk lain. Karenanya, mempersembahkan dupa dengan kualitas terbaik dengan motivasi tertinggi mungkin terlihat seperti laku spiritual yang sederhana, tetapi hal ini membawa kita pada pandangan yang lebih tinggi, membantu melaksanakan praktik kita dengan integritas dan konsistensi, menciptakan pahala dan kemampuan untuk memegang sumpah yang membawa pada pencapaian dan cara pandang yang lebih tinggi dalam pikiran kita. Mempersembahkan dupa harus dilakukan setiap hari dan secara konsisten dengan keyakinan penuh pada Dharma tertinggi yang membebaskan pikiran kita dari semua penderitaan seperti sang Buddha yang telah berhasil melintasi samsara. Yang tidak akan kembali ke samsara dalam bentuk mahluk menderita yang membawa penderitaan lebih jauh bagi mahluk lain. Persembahan dupa adalah praktik bermakna yang tidak boleh dianggap remeh.
Teks sangsol yang paling awal berasal dari abad ke 8 pada saat biara pertama di Tibet yaitu Biara Samye didirikan. Biara ini dibangun dengan dukungan Raja Trisong Detsen, Guru Tantra yang luhur, Guru Rinpoche, dan Guru Sutra yang luhur, Santarakshita. Teks aslinya disembunyikan dan baru ditemukan berabad-abad kemudian oleh para pengabdi. Perlu diingat bahwa mempersembahkan sangsol atau dupa adalah mirip. Sang adalah dupa dalam bentuk bubuk atau telah ditumbuk dalam jumlah besar. Dupa sendiri berbentuk batangan.
Dalam aliran Gelugpa, ada beberapa teks sangsol yang ditulis oleh para guru cendikiawan Buddhisme Tibet seperti Dalai Lama ke 5, Lama Ngawang Lobsang Gyatso, Lama Yeshe Wangpo dan Yang Suci Pancen Lama ke 4, Lobsang Chokyi Gyaltsen. Versi singkat dari persembahan sangsol kepada Dorje Shugden (seperti yang tercantum di bawah ini) ditulis oleh seorang guru cendikiawan, Yang Mulia Serkong Dorje Chang.
Kapan Sebaiknya Melakukan Sangsol?
Sangsol biasanya dilakukan di ruang terbuka pada saat perayaan keagamaan dan saat-saat spesial seperti pernikahan, ulang tahun, Losar (Tahun Baru Tibet), pada saat puja dan lainnya. Menurut tradisi Tibet, dupa biasanya dibakar dalam sebuah sangpur, sebuah wadah berbentuk guci untuk membakar dupa. Sangpur biasanya dibangun di tempat yang tinggi, contohnya di pegunungan dan di atas bukit. Sangpur juga biasanya dibangun di daerah dimana dewa setempat dan para naga berdiam. Hal ini dilakukan agar ketika sangsol dilakukan, lingkungan sekitar termasuk para mahluk yang tinggal di sana turut terberkati oleh energi ilahi.
Secara tradisi, sangsol dilakukan untuk memurnikan karma yang dikumpulkan karena melanggar samaya. Walau pada umumnya samaya merujuk pada hubungan dengan pembimbing spiritual kita, dalam hal ini samaya juga bisa berarti hubungan dengan saudara, saudari dan rekan Dharma. Karenanya, menjaga hubungan yang harmonis dengan para individu ini sangatlah dianjurkan.
Saat lain dimana sangsol dilakukan adalah untuk memurnikan lingkungan dalam rumah. Sebelum acara penting dimulai, Yang Mulia Tsem Rinpoche menginstruksikan agar murid-muridnya melakukan sang di ruangan atau di rumah. Tujuannya adalah untuk menghilangkan kesulitan dari hadirin yang akan berpartisipasi dalam acara, contohnya, agar mereka yang ingin bertemu untuk meminta nasihat atau ajaran berpikiran jernih. Melakukan sang setiap hari di rumah, kantor, atau tempat tertentu untuk menghilangkan energi negatif dan meningkatkan energi positif bagi mereka yang tinggal atau bekerja di sana. Bila ada energi atau entitas negatif di lingkungan kita, maka persembahan dupa kepada para Buddha dan menyebarkan asap dupa di seluruh ruang rumah atau kantor dapat membantu menenangkan mereka. Ini adalah cara yang ampuh untuk menyegarkan kembali energi yang hilang atau terpolusi di rumah atau di kantor kita. Hal ini bisa dilakukan bahkan oleh mereka yang tidak relijius.
Selain memurnikan karma dan kesulitan seseorang, sangsol juga dilakukan pada lokasi konstruksi. Ketika sangsol dilakukan, mahluk bijaksana diundang ke lokasi tertentu untuk datang dan membantu kita. Dalam contoh Dorje Shugden, ketika energi ilahi beliau diundang, lingkungan dan mahluk yang tinggal di sana seperti dewa setempat dan naga yang mudah tersinggung ketika konstruksi berlangsung di daerah mereka juga akan terberkati. Ritual sangsol akan memberkati dan mendamaikan mereka dan karenanya, kesulitan yang mungkin timbul dan kecelakaan yang bisa terjadi karena para mahluk ini bisa dicegah.
Bagaimana Cara Memulai?
Sebelum melakukan sangsol, ada beberapa poin penting yang harus diperhatikan:
- Kualitas dupa atau sang yang dipersembahkan harus yang terbaik sesuai dengan kemampuan kita. Dan yang paling penting, substansinya harus bersih dan murni.
- Dupa tidak boleh diinjak oleh hewan atau manusia pada proses persiapannya.
- Menurut kebudayaan dan tradisi Tibet, dupa biasanya terbuat dari jintan saru, konifer, daun dan kayu harum, pakis, cendana merah atau putih, agar, pinus, pohon cedar, minyak mur, amber, kemenyan, teratai salju, kembang sepatu, safron, orpine merah, borneol, rhododendron dan banyak substansi lainnya. Kebanyakan, ramuan obat-obatan dicampur dengan mentega, tsampa (tepung barli yang telah dipanggang) dan gula dibakar bersamaan. Mereka yang tinggal di perkotaan dan kesulitan mendapatkan bahan-bahan alami seperti ini bisa mempersembahkan campuran sederhana jintan saru dan dupa pelindung. (Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut mengenai berbagai jenis dupa.)
- Bahan-bahan ini harus dalam kondisi murni, bebas dari polutan seperti alkohol, bawang bombay dan bawang putih.
Adalah praktik yang umum untuk selalu menetapkan motivasi yang baik sebelum berdoa atau melakukan pekerjaan berpahala. Hal yang sama harus diterapkan dalam ritual sangsol. Bagi mereka yang belum mengenal konsep menetapkan motivasi yang baik, hal ini dilakukan untuk menetapkan maksud yang tulus untuk memberi manfaat bagi semua makhluk dengan mendedikasikan pahala yang dikumpulkan dari melakukan tindakan baik, dalam hal ini mempersembahkan dupa, bagi kesejahteraan mereka.
Setelah menetapkan motivasi yang benar, kita melafalkan bait-bait perlindungan sementara merenungkan Empat Hal Tak Terhingga. Praktisi yang telah menerima inisiasi Tantra dapat memvisualisasikan diri mereka sebagai yidam atau dewa meditasi masing-masing. Kemudian kita lanjutkan dengan doa sangsol, yang dimulai dengan melafalkan “OM AH HUM” tiga kali.
Bila kita memiliki permohonan tertentu kepada Dorje Shugden, permohonan ini bisa diucapkan pada saat pelafalan doa sangsol. Menjelang akhir doa sangsol, kita memohon para dewa setempat untuk kembali ke kediaman masing-masing. Kemudian kita menyelesaikan ritual sangsol dengan melafalkan bait-bait dedikasi.
Catatan: Walaupun ditulis dalam teks doa bahwa kita memurnikan para dewa ketika kita mempersembahkan dupa, makna sebenarnya adalah kita memurnikan karma negatif dan kesulitan kita melalui persembahan ini. Kalian bisa mempersembahkan sangsol setiap hari atau sesering mungkin sesuai keinginan anda. Tidak ada celaka atau pembatasan.
Persembahan Dupa Kepada Dorje Shugden
Berikut ini adalah dua doa persembahan dupa kepada Dorje Shugden. Kalian bisa melafalkan salah satu dari doa ini ketika melakukan ritual sangsol
Doa Sangsol oleh Ganden Serkong
JAM MGON RGYAL BA’I BSTAN SRUNG RDO-RJE SHUG-LDAN RTSAL CHEN PO’I BSANGS MCHOD [DGE LEGS MCHOG STSOL] BZHUGS SO
(Saat hendak memberikan persembahan sang, kumpulkan semua dupa yang ada; ulangi ayat Perlindungan dan Pencipta Pemikiran Bodhi tiga kali.)
HUM!
Menempatkan diri sebagai yidam, dari hati nurani,
Cahaya menyeruak memurnikan semua ketidaksempurnaan dalam dupa,
Harumnya memiliki lima khasiat yang utuh sempurna,
Memberi bahagia murni yang memenuhi jalan kesadaran.
OM AH HUM (ulangi sebanyak mungkin untuk memberkati)
HUM!
Segenap guru, utama dan silsilah, Tiga Permata,
Segenap Daka, Dakini dan Pelindung Dharma,
Yang utama Dorje Shugden dan pengiringnya,
Atas kekuatan tak terbatas, datanglah.
Juga segenap dewata kelahiran, perang dan pelindung,
Dewata sekeliling, roh dan penjaga dalam delapan kelompok,
Sekumpulan tamu yang layak kujamu,
Datanglah.
Semua duduk senang di tahta masing-masing
Untuk memenuhi tindakan yang dipercayakan sang yogi,
Asap dupa luar, dalam, benda-benda ikrar dan persembahan,
Terimalah semua ini dan genapilah tindakan yang kupercayakan.
KYE!
Agar, kayu Cendana, enam rempah obat dan tumbuhan,
Dengan bumbungan asap dari api kebijaksanaan yang memenuhi langit,
Memurnikan para lama utama dan silsilah Yidam dan Tiga Permata.
Memurnikan para Daka, Dakini dan Pelindung Dharma.
Memurnikan terutama Pelindung Dharma Utama Sang Penakluk Manjunatha
Dorje Shugden dan empat emanasi utamanya.
Memurnikan kelahiran, perang dan lima dewa pelindung.
Memurnikan dewata sekeliling, roh, penjaga dan kedelapan kelompok.
Dengan kuasa mempersembahkan dupa pada tamu mulia
Semoga semua rintangan, pertikaian dan samaya dimurnikan.
Semoga umur diperpanjang, pahala dan kuasa meningkat.
Jinakkan semua penyakit pada manusia dan hewan, kelaparan, perang dan pertengkaran.
Semoga panennya bagus dan hujan turun tepat waktu.
Taklukkan segala jenis iblis dari sisi gelap, tingkatkan yang terang,
Dan setelah kita berteman secara spontan dan mengalir,
Capailah semua tujuan seperti yang diharapkan.
KI KI SO SO, LHA GYEL LO!
HUM!
Tersenangkan dan puas, para tamu kembali ke alam mereka,
Kembali saat diminta untuk menggenapi tindakan.
Dengan janji ini ijinkan ku dan semua ibu para mahluk
Untuk menikmati kebahagiaan dan keberuntungan selamanya.
Persembahan Sang untuk kelancaran ditulis oleh sosok pemegang silsilah topi kuning yang memiliki nama reinkarnasi Ganden Serkong.
Persembahan Sang Gyelchen Dorje Shugden dengan judul “Sinar Keberuntungan Menyala”
Hormat pada mereka yang garang dan penuh kuasa
Dengan daya yang lebih dahsyat dari lainnya
Keberanian untuk melindungi intisari Ajaran
Ajaran-ajaran buddha Losang Vajradhara!
(Disini, jika hendak menghaturkan persembahan sang [persembahan asap harum] pada kelima keluarga Dorje Shugden, Dharmapala tidak umum bagi Geden, di sebuah tempat nyaman seperti puncak gunung, setelah mengumpulkan, tanpa pengurangan samaya, bahan-bahan seperti berbagai obat yang harum, kayu-kayuan, pasir berharga dan dupa, kayu cendana dan lidah buaya, untuk mengusir roh pengganggu yang mungkin ada di bahan, lafalkan:)
HUM
Membentuk diri dalam bentuk Vajra Bhairava
Cahaya terang muncul dari HUM di jantungku
menyucikan semua ketidakmurnian substansi Sang.
Sehingga mereka dapat berada dalam bentuk kosong dalam ketiga alam.
(Berkati dengan enam mantra dan mudra dan ekspresikan kuasa kebenaran, “DAG GI SAM PAY… dengan kuasa harapanku …”, dll. Kemudian, untuk menetapkan sosok berkomitmen:)
Dalam ruang luas abadi kebahagiaan dan kekosongan yang tak terpisahkan,
Di puncak atas pohon pengabul keinginan, pada permukaan sebuah tahta singa, teratai, matahari, dan bulan,
Guru Buddha Losang Vajradhara
Dan kumpulan lengkap dewata, tersenyum, bersemayam di sana.
(Untuk memanggil sosok kebijaksanaan:)
Dari istana Ganden, Yiga Chotzin
Maitreya, Manjusri, dan Atisha,
Guru Manjunatha dan para putranya
Dan seluruh kumpulan silsilah yang panjang dan dalam, datanglah!
Dari istana E WAM yang termulia dan tak terhancurkan,
Menembus semua, Guyasamaja, Heruka,
Vajra Yang Ditakuti dan segenap dewata
Dari empat kelompok Tantra, datanglah!
Dari dua puluh empat relung tertinggi Dzambuling,
Segenap pahlawan yang, dengan kasih ibunda,
Berikan bantuan pada jalan terang kebahagiaan tertinggi,
Datanglah melalui kuasamu, secepat pikiran!
Dari delapan kuburan seperti Silwa Tsel (Kayu Sejuk)
Dan setiap istana vajra, dimanapun kau bersemayam,
O penjaga ketiga jenis mahluk sebagai pemimpin
Dan segenap pelindung Dharma datanglah!
Terutama, Kelima Keluarga Dorje Shugden yang Digdaya,
Empunya kuasa, daya dan kemampuan yang lebih besar dan cepat daripada lainnya,
Dan Sembilan bunda, delapan biksu, sepuluh pengawal muda
Dan pendamping Kache Marpo, datanglah!
Selain itu, pelindungku, pelindung pribadi yogi,
Para pelindung penghancur musuh, pelindung tempat, pelindung kelahiran, dll.
Semua dewa dan naga yang melindungi kebajikan,
Tolonglah datang sebagai tamu untuk persembahan sang!
Melalui cahaya dari tiga tempat tiga vajra,
Dari kediaman hakiki mereka, tubuh kebijaksanaan yang benar dan tubuh bentuk
Datanglah bersemayam secara rekat dengan sosok penggenap,
Senang hati, masing-masing pada tahtanya.
(Kemudian, untuk pembacaan mantra dan persembahan Sang itu sendiri:)
Dari BHRUM (བྷྲཱུཾ), sebuah wadah bertahtakan permata yang berapi, di dalamnya,
Di tengah kobaran api, seperti gundukan emas cair,
Keharuman ini dan obat-obatan unggul yang dikandungnya, terberkati oleh samadhi, mantra dan mudra,
Terbentuk sebagai awan-awan persembahan Samantabhadra,
Sang untuk para Guru Utama tiga rupa.
Anugrahkan siddhi pencapaian Yuganaddha dalam hidup ini.
Sang untuk Buddha Losang Vajradhara.
Anugrahkan siddhi kepercayaan sempurna pada Sang Pembimbing Spiritual.
Sang untuk Maitreya dan silsilah tindakan tak terbatas.
Anugrahkan siddhi tahapan dari masa lampau yang luas.
Sang untuk Manjushri dan silsilah pandangan dalam.
Anugrahkan siddhi tahapan dari jalan yang dalam.
Sang untuk para Guru Kadampa yang menyatukan semua silsilah.
Anugrahkan siddhi untuk menguasai tahapan dalam pelatihan pikiran.
Sang untuk Manjunatha Guru (Tsong Khapa) dan para putranya.
Anugrahkan siddhi pandangan murni, meditasi dan tindakan.
Sang untuk segenap Guru silsilah dan kini yang mulia.
Anugrahkan siddhi kemampuan menjalani hidup yang tak tercela.
Sang untuk dewata pengiring Bhagawan Guyasamaja.
Anugrahkan siddhi untuk segera bangkit dalam tubuh halus.
Sang untuk Chakrasamvara yang memberi berkat besar dengan cepat.
Anugrahkan siddhi kemampuan untuk mencapai cahaya kebahagian.
Sang untuk Vajra Bhairava sang empunya lima ciri khas.
Anugrahkan siddhi emanasi magis pemenang atas mara.
Sang untuk Kalachakra, Kemulian Kebahagiaan-Kekosongan yang tidak terbagi.
Anugrahkan siddhi untuk mencapai mudra bentuk kosong.
Sang untuk Yogini digdaya yang menganugrahkan kebahagian murni.
Anugrahkan siddhi untuk mencapai negeri Dakini luar dan dalam.
Sang untuk Tara yang terhormat, pemberi perlindungan cepat dengan tindakan.
Anugrahkan siddhi perlindungan tak terbatas dari delapan mara bahaya.
Sang untuk para Dewata pengayom empat kumpulan tantra.
Anugrahkan siddhi kemampuan khusus atas setiap kelompok tantra.
Sang untuk para Buddha dan Bodhisattva yang tak terhitung di sepuluh arah.
Anugrahkan siddhi untuk mengalahkan dua kekeruhan secara tuntas.
Sang untuk Dharma kitab dan penyadaran sempurna tak terbagi, pintu masuk perdamaian.
Anugrahkan siddhi kesadaran para Arya akan jalan benar dan penyudahan.
Sang untuk Permata Sangha sang empunya delapan kualitas pengetahuan dan kebebasan.
Anugrahkan siddhi jalan-jalan suci yaitu akumulasi, persiapan, penglihatan dan meditasi.
Sang untuk para pahlawan, yang mengasihi bagai bunda.
Anugrahkan siddhi peningkatan pengalaman kebahagiaan sempurna.
Sang untuk para pelindung dan penjaga, sang empunya mata kebijaksanaan.
Anugrahkan siddhi pencapaian keempat tindakan.
Dan terutama bagi Geden Dharmapala, sang penghancur musuh,
Raja, Maharaja, Vajra tinggi, Permata Hati, untuk dirimu,
Dewa Mustika Keberlimpahan, Duldzin, sang Raja Dharma, Sang,
Persembahan Sang diterima, Anugrahkan siddhi empat tindakan.
Tahta kebijaksanaan bagai cermin, tubuh Vairochana,
Tubuh berwarna laksana bulan musim gugur, sangat damai,
Untuk Gyelchen Sang Pendamai, Penangkal Semua Kekeruhan, Sang.
Anugrahkan siddhi pengendalian atas penyakit, roh-roh dan rintangan.
Tahta kebijaksanaan sama rata, tubuh Ratnasambhava,
Tubuh yang berwarna bagai cahaya seratus ribu matahari, penuh peningkatan,
Untuk Gyelchen Pemberi Peningkatan, Kobaran Kemuliaan Tiga Alam, Sang.
Anugrahkan siddhi peningkatan hidup, pahala dan keberlimpahan.
Tahta kebijaksanaan yang mengerti, Tubuh Amitabha,
Tubuh yang berwarna cemerlang bak batu rubi, penakluk tiga alam,
Untuk Gyelchen Sang Penakluk, Pemenang atas semua mahluk dan negeri, Sang.
Anugrahkan siddhi kemampuan menggapai ketiga alam.
Tahta kebijaksanaan yang menggenapi semua, tubuh Amogasiddhi,
Tubuh yang bewarna api merah tua yang sengit, sangat menakutkan,
Untuk Gyelchen Pembangkit Ketakutan, Dorje Shugden, Sang.
Anugrahkan siddhi murka untuk pembunuhan, pengkaitan dan pembingungan.
Sang untuk empat Bunda yang merupakan lima elemen termurnikan.
Anugrahkan siddhi pengkaitan keberuntungan dan keberlimpahan dari dunia hidup dan mati.
Persembahan untuk kelima dewi Vajra.
Anugrahkan siddhi festival obyek sensual yang menghasilkan kebahagiaan serentak.
Sang untuk kedelapan biksu, yang mendekati Bodhisattva dalam sifat.
Anugrahkan siddhi peningkatan tindakan Dharma dalam pengajaran dan praktik.
Sang untuk kesepuluh Pengawal Muda, sepuluh pengetahuan termurnikan.
Anugrahkan siddhi kemampuan membalikkan pisau magis musuh.
Sang untuk Kache Marpo, menteri pendamping.
Anugrahkan siddhi kemampuan untuk melebur musuh Ajaran hingga jadi debu.
Sang for Kache Marpo, the minister attendant.
Please grant the siddhi of reducing enemies of the Teachings to ashes.
Sang untuk segenap pasukan pengiring yang bergulir bak lautan.
Jagalah kami tanpa henti siang dan malam selama enam masa.
Sang untuk dewa tanah dan dewa negara di tempat ini.
Setelah menaklukkan kejengkelan dan rasa cemburu, bantulah kami!
Sang untuk penjaga keluargaku, sang yogi.
Dampingilah kami seperti bayangan pada tubuhnya.
Singkat kata, dengan persembahan sang berupa awan persembahan Samantabhara,
Senang dan puas, segenap tamu agung dan semua tingkatan di bawahnya,
Menaklukkan semua bahaya, perselisihan, kemunduran dan pelanggaran,
Genapilah siddhi tinggi dan biasa secara lancar dan spontan!
(Setelah menghaturkan persembahan seperti di atas dan memohon, di bawah ini adalah metode untuk mengait keberuntungan, keberlimpahan dan kesempurnaan dalam samsara dan nirvana:)
Setelah mempersembahkan dan memohon dengan seksama pada pikiranMu,
Cahaya dan sari dewata mengalir di atas tubuh
Guru Buddha Losang Vajradhara yang senang dan segenap dewata lainnya.
Mohon murnikan rintangan dan berikan keberuntungan dari keempat Tubuh.
Mohon berikan keberuntungan untuk mencapai kecakapan dan kemujuran.
Selain itu untuk para guru, muridnya, penyumbang, tersumbang dan rombongannya,
Kehidupan, pahala, ketenaran, Dharma kitab dan praktik,
Semoga meningkat bak bendungan lautan musim panas.
Dalam semua alam luas yang disimbolkan oleh negeri ini, di sini,
Kendalikan sakit penyakit, kelaparan, hujan es, kerusakan dan paceklik.
Berikan keberuntungan akan hujan yang tepat waktu dan panen yang berlimpah
Akan berkat-berkat mengalir pembawa kebahagiaan.
Para penguasa yang peduli akan negeri mereka sesuai Dharma,
Pengiring dan rakyat jelata, juga, hidup bermoral sesuai kesepuluh sifat baik,
Semua penguasaan oleh mara dan kekuatan gelap dikalahkan,
Anugrahkan keberuntungan berupa kemenangan dalam pertarungan lelawan jahat.
Gunung emas Ajaran Buddhis secara umum
Dan secara khusus, pandangan meditasi dan tindakan benar Je Rinpoche,
Tak tercela oleh pemikiran jahat, Anugrahkan keberuntungan
Agar di atas bumi, tanah dan alam bawah bersinar dengan pencerahan.
Untuk pemanggul Ajaran, semua sosok tertinggi,
Yang berbebankan pembebasan kehidupan dari tradisi murni itu,
Sang Geden, terasuk oleh hiasan mahkota, Buddha Ayah dan kedua Putranya,
Anugrahkan keberuntungan sehingga kehidupan mereka dan tindakan pencerahannya meningkat.
Komunitas Sangha hidup dalam harmoni dan disiplin yang murni,
Ajaran, praktek dan pengalaman mereka akan tiga roda Dharma
Meningkat meninggi bak bulan menanjak,
Anugrahkan keberuntungan sehingga status mereka lebih tinggi dari surga.
Melalui jalan nalar, pernyataan berbukti dan perdebatan,
Dengan pemastian sempurna yang dilakukan ketiga pemikir,
Akan tiga macam obyek pemikiran tanpa pengecualian,
Anugrahkan keberuntungan Pramana, melahirkan para pemikir ulung melalui nalar.
Ketiga pengetahuan, empat persiapan, dan hasil dalam tindakan kebenaran tubuh,
Buah hasil kesadaran melalui delapan topik,
Jalan menuju kesadaran, maksud rahasia Prajnaparamita,
Anugrahkan keberuntungan untuk menyelesaikan semua jalan dan tahapan.
Kebijaksanaan khusus yang menghancurkan tuntas
Ketidaktahuan yang menjadi akar kesalahan tak henti samsara,
Berjalan di tapak yang menyenangkan para Buddha, bebas dari ekstrimitas ketidakberubahan dan ketidakadaan,
Anugrahkan keberuntungan Madhyamika, jalan yang mendalam.
Mendapatkan kepastian dalam cara kebangkitan yang hidup dan mati,
Sumber kasar dan halus darimana semua penyebab derita,
Pengetahuan akan delusi dan tipu muslihatnya, penyebarannya dan cara melepaskannya,
Anugrahkan keberuntungan Abhidharmakosha yang tak tercela.
Bagai dasar darimana semua ini tanpa pengecualian, tercipta,
Mempraktikkan ketiga pelatihan tinggi dengan mengandalkan
Batasan atas dasar perdebatan, pembuktian dan instruksi,
Anugrahkan keberuntungan 100 ribu ayat kitab Vinaya sang Buddha.
Sama bagusnya, sebagai sarana membantu lainnya,
Dengan menyingkirkan semua kebingungan dan ketidaktahuan dalam ketrampilan,
Seperti tata bahasa, astrologi, puisi, leksikografi, melukis, ketrampilan tangan dan ilmu obat,
Anugrahkan keberuntungan penguasaan yang bijak dan menyeluruh.
Khususnya, mohon berikan keberuntungan dalam pandangan, meditasi dan tindakan yang dijalankan bersamaan,
Yang tidak salah pada yang dituju, urutan dan makna dan penafsiran,
Dalam semua tahap dalam praktik pelepasan, Bodhicitta,
Cara pandang yang benar tentang kekosongan, keenam kesempurnaan, keempat cara pengumpulan.
Kemudian, dari seorang mahir dalam vajra, setelah menerima
Pendayaan keempat Tubuh, pintu masuk tantra,
Menjaga sumpah dan prinsip dengan teguh seperti menjaga hidupku sendiri,
Anugrahkan keberuntungan berupa keberhasilan dalam yoga empat sesi.
Kemudian, diperkenalkan pada sumber dasar; kelahiran, kematian dan bardo,
Yang akan dimurnikan, para pemurninya, dan buah pemurnian,
Berkati aku dengan keberuntungan untuk mencapai keseimbangan pada
roda-roda Mandala besar dan kecil yang dalam, dewata yang jelas, tingkat kematangan penciptaan.
Dengan pelafalan vajra, yang menembus pokok-pokok utama,
Membuka semua simpul saluran sehingga semua angin
Masuk, mengitari dan memudar dalam saluran utama; berkati aku dengan keberuntungan
Untuk mewujudkan jalan kebahagiaan-kekosongan, tahap penyelesaian yang membebaskan.
Cahaya jernih murni dan tidak murni berasal darinya
Dan hanya angin dan pikiran yang bangkit langsung bagai
Ilusi dalam bentuk pertanda,
Mohon berikan keberuntungan Yuganaddha, sang empunya tujuh ciri.
Singkat kata, bak melebur semua kebaikan yang terkumpul,
Dan berkat di samsara dan nirvana, keduanya duniawi dan surgawi,
Setelah diajar dengan iman teguh dan samaya murni,
Anugrahkan keberuntungan berupa kemujuran dan kecakapan.
(Membaca mantra demikian adalah cara untuk melebur semua berkat yang terkumpulkan di samsara dan nirvana menurut tradisi oral Geden. Penting untuk memiliki keyakinan yang stabil yang mampu menyatukan semua pencapaian tinggi dan biasa. Kemudian murnikan tambahan dan pengurangan dengan mantra 100 suku kata. Setelah memohon pengampunan atas kesalahan, mohonlah peninggalan tempat:)
HUM
Dewata Buddha Losang Vajradhara dan
Seluruh ladang pahala larut dalam diriku, sang yogi.
Semua kekotoran dan noda ketiga pintu termurnikan,
Ku menerima empat inisiasi dan menjadi bisa mencapai keempat Tubuh.
Para sosok duniawi, senang dengan persembahan sang,
Tanpa pikiran jahat dan saling cemburu,
Tapi dengan pikiran kasih, kembali ke persemayaman masing-masing.
Semoga kebajikan apapun yang telah aku kumpulkan
Membawa manfaat bagi Ajaran dan pengelana,
Dan terutama semoga menyebabkan intisari
Ajaran Guru Losang Dragpa yang tak pernah salah menjadi jelas selamanya!
(Bacalah doa apapun dan ayat-ayat yang membawa keberuntungan.)
Klik di sini untuk mengunduh versi PDF.
Untuk membaca informasi menarik lainnya:
- Pertanyaan Mengenai Rasa Cemburu (Bahasa Indonesia)
- 35 Buddha Pengakuan (Bahasa Indonesia)
- Ritus Berlian: Sadhana Harian Dorje Shugden (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden – Pelindung Masa Kini (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden Gyenze untuk Memperpanjang Umur, Meningkatkan Pahala dan Kekayaan (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden Shize: Sebuah Praktik Untuk Penyembuhan dan Umur Panjang (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden Wangze untuk Anugrah Daya Kuasa dan Pengaruh (Bahasa Indonesia)
- Dorje Shugden Trakze Untuk Menghalau Gangguan Ilmu Hitam & Makhluk Halus (Bahasa Indonesia)
- Proyek Pembangunan Stupa Relik Tsem Rinpoche (Bahasa Indonesia)
- ALBUM: Upacara Parinirwana Yang Mulia Kyabje Tsem Rinpoche (Lengkap) (Bahasa Indonesia)
- Parinirwana dari Yang Mulia Kyabje Tsem Rinpoche (Bahasa Indonesia)
- Dinasti Shailendra: Leluhur Buddhisme Mahayana di Indonesia (Bahasa Indonesia)
- Sebuah Doa Singkat Kepada Dorje Shugden (Bahasa Indonesia)
- Yang Mulia Dharmaraja Tsongkhapa (Bahasa Indonesia)
Please support us so that we can continue to bring you more Dharma:
If you are in the United States, please note that your offerings and contributions are tax deductible. ~ the tsemrinpoche.com blog team
DISCLAIMER IN RELATION TO COMMENTS OR POSTS GIVEN BY THIRD PARTIES BELOW
Kindly note that the comments or posts given by third parties in the comment section below do not represent the views of the owner and/or host of this Blog, save for responses specifically given by the owner and/or host. All other comments or posts or any other opinions, discussions or views given below under the comment section do not represent our views and should not be regarded as such. We reserve the right to remove any comments/views which we may find offensive but due to the volume of such comments, the non removal and/or non detection of any such comments/views does not mean that we condone the same.
We do hope that the participants of any comments, posts, opinions, discussions or views below will act responsibly and do not engage nor make any statements which are defamatory in nature or which may incite and contempt or ridicule of any party, individual or their beliefs or to contravene any laws.
Please enter your details